Articles
Studi Pengetahuan Remaja terhadap Perilaku Keikutsertaan Vaksinasi Covid-19
Puji Astuti, Ana;
Musta'in, Mukhamad;
Wulansari;
Sugiarto, Heri
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 1 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/jkbs.v1i2.2398
Coronavirus Disease 19 (Covid-19) sudah lebih dari dua tahun berjalan dan masih menjadi pandemi di beberapa negara, tidak terkecuali di negara Indonesia. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan pemberian vaksinasi dirasakan cukup efektif dalam menurunkan angka Covid-19. Vaksinasi Covid-19 diberikan kepada lanjut usia, dewasa, anak dan tidak terkecuali remaja yang juga rentan mengalami infeksi Covid-19. Tingkat pengetahuan dan tingginya keikutsertaan remaja diharapkan mampu memutus rantai penularan dan menurunkan angka kejadian Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang vaksinasi Covid-19 dengan perilaku remaja dalam keikutsertaan vaksinasi Covid-19. Jenis penelitian adalah non-eksperimen dengan rancangan korelasional dan desain cross sectional. Responden penelitian ini dengan jumlah sampel 47 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan umur terbanyak adalah remaja dengan kategori remaja lanjut (57,4%), jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki (53,2%), tingkat pengetahuan vaksinasi Covid-19 berkategori baik (55,3%), perilaku dengan kategori ikut vaksinasi (89,4%). Nilai korelasi Chi Square hubungan pengetahuan dengan perilaku menunjukkan nilai p value = 0,045 (p<0,05). Kesimpulan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku remaja dalam keikutsertaan vaksinasi Covid-19. Pemberian informasi yang baik dan benar akan mendorong keikutsertaan remaja dalam vaksinasi Covid-19
Edukasi Kesehatan Sebagai Intervensi Masalah Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan Lansia Dengan Riwayat Penyakit Kronis Menuju Kualitas Hidup Lansia Yang Optimal
Wulansari;
Mukhamad Musta’in;
Fiktina Vifri Ismiriyam
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56799/joongki.v1i2.350
Readiness to improve health management is one of the nursing problems in the behavioral category and a subcategory of counseling and learning regarding the pattern of regulation and integration of health programs into daily life that is sufficient to meet health goals. Health achievement in the elderly with chronic diseases can be improved by health education. Readiness of health management in the elderly group with chronic or degenerative diseases can occur, provided that the elderly are willing to take part in the treatment program and are curious about their own care. The purpose of providing health education has an influence on the readiness of better health management towards optimal health. The implementation method is carried out by health education including health counseling, providing alternative sources of information, as well as teaching a healthy lifestyle, and nursing therapy therapy according to problems and fulfillment of psychological health. The results of the activity show that most of the elderly have nursing problems in the prosperous category as evidenced by the level of good knowledge about their illness as much as 83% and where the elderly have understood their own care for chronic diseases. Health education is given to support the achievement of optimal health and the provision of comprehensive care. the conclusion of the activity is that all groups, both groups of nursing problems in the categories of disorders, risks and prosperity, still require health education to support health. Health workers who are around the community always provide health education
PENGARUH EUCALYPTUS PATCH TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PENDERITA ISPA PADA KARYAWAN GARMENT
Mukhamad Mustain;
Maksum Maksum;
Wulansari Wulansari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 19, No 1 (2023): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26753/jikk.v19i1.1086
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah dengan gejala umum yaitu batuk, terasa tidak nyaman pada saluran hidung, demam ringan, lendir berlebih, hidung tersumbat, pilek, bersin dan menimbulkan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Pemberian minyak kayu putih berupa eucalyptus patch/ tempel merupakan terobosan baru yang praktis dan diharapkan mampu mengatasi masalah bersihan jalan nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh eucalyptus patch terhadap bersihan jalan nafas penderita ISPA. Jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan one group pretest posttest design. Populasi adalah karyawan PT Morich yang terdiagnosa ISPA dengan jumlah sampel 15 orang yang dipilih dengan consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan nilai sig (2-tailed) dengan hasil 0.001 yang berarti eucalyptus patch berpengaruh terhadap bersihan jalan nafas pada penderita ISPA
Penerapan Relaksasi BENSON Dalam Mengatasi Kecemasan Lansia Hipertensi
Liyanovitasari;
Umi Setyoningrum;
Wulansari Wulansari
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2023): November: Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/jpikes.v3i3.2775
ABSTRAK Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Penyakit hipertensi ini menyebabkan dampak pada perubahan psikologis lansia seperti kecemasan yang dikarenakan penyakit fisik yang tidak kunjung sembuh. Salah satu penatalaksanaan kecemasan yaitu dengan terapi relaksasi benson. Terapi Relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi dengan melibatkan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata keyakinan yang dianut oleh pasien. Pada masa lansia ini cenderung untuk lebih meningkatkan spiritualnya dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sasaran program pengabdian kepada masyarakat ini yaitu lansia sejumlah 35 orang di Desa Gogik Ungaran Barat. Pengabdian ini dilakukan melalui tiga tahap, tahap pertama adalah pengukuran tekanan darah dan kecemasan menggunakan alat ukur HARS (Hamilton anxiety rating scale), tahap kedua penyampaian materi berupa pemberian edukasi konsep hipertensi lansia, konsep kecemasan, dan mengajarkan terapi relaksasi benson. Setelah pengabdian ini, lansia diminta untuk mempraktikkan secara mandiri di rumah dengan cara melakukan terapi benson dua kali dalam sehari selama sepuluh hari. Tahap ketiga adalah evaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai terapi relaksasi benson yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan lansia mengenai terapi ini. Hasil skrining kecemasan didapatkan 25 dari 35 lansia (71,4%) mengalami kecemasan. Hasil pengabdian ini terdapat peningkatan pengetahuan lansia setelah diberikan relaksasi benson,yaitu dari rata-rata 6,00 meningkat menjadi 9,56. Lansia disarankan untuk dapat mengelola kecemasan dengan cara melakukan relaksasi benson. Selain dapat membuat tekanan darah menjadi normal, juga dapat meningkatkan kesehatan mental lansia. Kata kunci : Lansia, kecemasan, relaksasi benson
Edukasi Kesehatan PHBS pada Keluarga Riwayat Hipertensi sebagai Upaya Meningkatkan Pemelihara Kesehatan Tidak Efektif
Alfian, JeanagilDwi;
Wulansari
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/ijnr.v6i2.2580
Ineffective health care is one of the nursing problems. This nursing problem can arise due to the inability to make an appropriate assessment of their health condition. The right assessment makes individuals able to carry out self-care. In adult individuals who experience hypertension if they are unable to assess the condition, the treatment will be inappropriate and can lead to complications. Individuals with ineffective health maintenance require management. The purpose of this writing is to provide an overview of management. The writing method used is descriptive with a nursing process approach through management. In the management of ineffective health maintenance, health education is carried out as the main intervention to overcome nursing problems. The results of the management obtained family health maintenance have improved by showing adaptive behavior in care and showing an increased understanding of healthy behavior. Abstrak Perawatan kesehatan yang tidak efektif adalah salah satu masalah keperawatan. Masalah keperawatan ini dapat muncul karena ketidakmampuan untuk melakukan pengkajian yang tepat terhadap kondisi kesehatannya. Pengkajian yang tepat membuat individu mampu melakukan perawatan diri. Pada individu dewasa yang mengalami hipertensi jika tidak mampu melakukan pengkajian kondisi, maka penanganan yang dilakukan akan tidak tepat dan dapat menimbulkan komplikasi. Individu dengan pemeliharaan kesehatan yang tidak efektif memerlukan penatalaksanaan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan. Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan melalui penatalaksanaan. Pada penatalaksanaan pemeliharaan kesehatan tidak efektif dilakukan pendidikan kesehatan sebagai intervensi utama untuk mengatasi masalah keperawatan. Hasil penatalaksanaan yang didapatkan pemeliharaan kesehatan keluarga mengalami peningkatan dengan menunjukkan perilaku adaptif dalam perawatan dan menunjukkan peningkatan pemahaman tentang perilaku sehat
Gambaran Pendekatan Keluarga Dalam Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Penyakit Kronis
Fiktina Vifri Ismiriyam;
Wulansari
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/ijnr.v7i1.3179
The family approach is one form that can be taken by health workers to empower the potential of a family in increasing involvement in overcoming health problems. Family involvement in overcoming health problems is very necessary to increase the potential that exists within a family. Family potential will be optimal if the level of knowledge about care increases, and one way of increasing knowledge about health is obtained by providing health education. Family health problems will occur in families with a history of chronic disease in their family members. The aim of this research is to determine the level of knowledge of caring for a family with chronic disease health problems through health education using a family approach method. The method used is a pre-experimental research method, one group pretest-posttest. At the beginning of the activity, an assessment of family knowledge regarding caring for family members was carried out. Next, health education is carried out for the family and ends with a posttest assessment. The family approach chosen involves the involvement of some or all family members in health education activities. The results obtained from this activity were an increase in family knowledge about caring for family members with chronic illnesses. The conclusion is that health education with a family approach has an influence on increasing family knowledge. The suggestion is that the family approach be implemented sustainably and can use indirect face-to-face as well Abstrak Pendekatan keluarga merupakan salah satu bentuk yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk dapat memberdayakan potensi dari sebuah keluarga dalam meningkatkan keterlibatan dalam mengatasi masalah kesehatan. Keterlibatan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan potensi yang ada di dalam sebuah keluarga. Potensi keluarga akan optimal jika Tingkat pengetahuan tentang perawatan meningkat, dan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan salah satunya didapatkan dengan cara pemberian Pendidikan kesehatan. Masalah kesehatan keluarga akan terjadi pada keluarga dengan Riwayat penyakit kronis pada anggota keluarganya. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat pengetahuan perawatan sebuah keluarga dengan masalah kesehatan penyakit kronis melalui pendidikan kesehatan dengan metode pendekatan keluarga. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian pra eksperimen one group pretest-posttest. Pada awal kegiatan dilakukan penilaian pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga. Selanjutnya dilakukan edukasi kesehatan pada keluarga dan diakhiri dengan penilaian posttest. Pendekatan keluarga yang dipilih melalui keterlibatan Sebagian atau seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan Pendidikan kesehatan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang sakit penyakit kronis. Kesimpulannya bahwa pendidikan kesehatan dengan pendekatan keluarga memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan keluarga. Sarannya adalah pendekatan keluarga dilaksanakan keberlanjutan dan dapat menggunakan tatap muka tidak langsung juga.
Gambaran Self Acceptance pada Klien Lansia yang Terdiagnosis Diabetes Mellitus
Wulansari, Wulansari;
Fiktina Vifri Ismiriyam, Fiktina
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 1 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/jkbs.v1i1.2164
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang cukup ditakuti oleh masyarakat umum, dikarenakan dianggap sebagai penyakit yang bisa menimbulkan penyakit lain khususnya penyakit pembusukan luka hingga pemotongan atau penghilangan bagian tubuh yang mengalami pembusukan. Penyakit DM merupakan penyakit kronis yang memerlukan perubahan gaya hidup dan perawatan yang teratur untuk perawatan dan pengobatannya. Aspek emosional yang nantinya akan mempengaruhi perawatan adalah penerimaan diri terhadap penyakit. Klien yang mendapatkan diagnose sakit DM dan tidak menunjukkan penerimaan diri akan melakukan penyangkalan dan mengabaian kondisi. Penerimaan diri yang tidak optimal akan masalah kesehatan akan berpengaruh pada efektivitas perawatan diri dan kontrol dari glukosa darah yang kurang. Lansia merupakan tahapan kehidupan yang secara alami akan mengalami proses degeneratif dan juga perburukan kondisi kesehatan dan DM salah satu penyakit yang menyertai atau muncul pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk lebih mengetahui gambaran secara langsung tentang penerimaan diri akan diagnosa DM oleh khususnya lansia. Penelitian ini bersifat diskriptif. Penelitian ini menggunakan kuesioner penerimaan diri sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang terdiagnosa DM menunjukkan penyangkalan akan diagnosa dan pengabaian perawatan karena diagnose yang disampaikan dirasa tidak benar karena lansia merasa tidak sakit atau badan biasa saja. Bentuk pengabaian yang dilakukan adalah pola hidup yang tidak berubah dari sebelumnya. Kesimpulannya adalah perlu edukasi lebih lanjut tentang diagnose DM pada lansia sebagai upaya pencegahan perburukan kondisi hingga berakibat pada munculnya komplikasi DM.
Penerapan Strategi Pelaksanaan Pemahaman Obat pada Pasien Halusinasi Pendengaran dengan Kekambuhan Berulang (Studi Kasus)
Dika Lestari, Putri;
Wulansari
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 2 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/jkbs.v2i2.3281
Halusinasi merupakan bentuk gangguan jiwa dimana seseorang kesulitan membedakan antara nyata dan tidak nyata. Halusinasi banyak terjadi kekambuhan karena manajemen obat yang kurang baik dan memiliki resiko untuk melakukan bunuh diri. Penelitian adalah deskriptif crossectional studi kasus dengan pendekatan proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Pengelolaan dilakukan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan kekambuhan berulang karena putus obat. Hasil pengelolaan dimana halusinasi berulang muncul karena adanya masalah perasaan pasien yang merasa sudah sembuh dan belum mematuhi tentang minum obat. Implementasi yang dilakukan yaitu pemahaman pasien tentang obat meliputi manfaat, akibat tidak minum, efek samping obat, syarat berhenti minum obat, dan pemahaman obat sebagai syarat pulang telah tercapai. Hasil pengelolaan didapatkan pasien memahami tentang obat yang ditunjukan dengan pasien terlihat tenang, mampu mengontrol halusinasi dan mandiri dalam mengkonsumsi obat. Perlu peran perawat dan dukungan keluarga untuk memotivasi pasien dalam kepatuhan minum obat.
Pengenalan Pencegahan dan Penanganan Psikososial Bullying Pada Remaja
Wulansari, Wulansari;
Liyanovitasari, Liyanovitasari;
Rosalina, Rosalina;
Susilo, Eko;
Galih, Yunita
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (264.121 KB)
|
DOI: 10.35473/ijce.v3i1.872
The phenomenon of bullying often occurs in adolescents and can cause teens to end their lives by committing suicide. Therefore, it is necessary to provide health education about the concept of bullying and psychosocial treatment to overcome mental problems such as anxiety, low self-esteem, decreased academic achievement, difficulty concentrating and even suicidal thoughts. The purpose of this activity is to provide education on prevention and psychosocial treatment for adolescents who experience bullying so that adolescent mental health can be improved. Community service activities have been carried out starting on January 12 & 13, 2021 for 50 students through the stages of measuring knowledge data before and after health education provision, material delivery and anxiety management practices such as taking deep breaths and thinking positively to overcome adolescent anxiety on bullying. Increased knowledge is also accompanied by video playback. The measurement results showed that the average knowledge of adolescents before being given health education was moderate knowledge, and the average knowledge of adolescents after being given health education was high knowledge. This shows that there are differences in student knowledge before and after the provision of health education for prevention and psychosocial treatment of adolescents. Keywords: Bullying, Adolescents, Psychosocial TreatmentAbstrak Fenomena bullying merupakan sebuah masalah lama yang masih berlanjut hingga saat ini, sering kali sikap orang tua dan sekolah mengangap bahwa perilaku bullying yang terjadi pada remaja merupakan hal yang alamiah terjadi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi konsep diri remaja dan dampak lain yang muncul dapat menyebabkan remaja mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri.Oleh karena itu perlu pemberian pendidikan kesehatan tentang konsep bullying dan penanganan psikososial untuk mengatasi masalah mental seperti kecemasan, harga diri rendah, penurunan prestasi akademik, sulit berkonsentrasi bahkan sampai berkeinginan untuk bunuh diri.Tujuan kegiatan ini dalam rangka memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan psikososial pada remaja yang mengalami bullying sehingga kesehatan jiwa remaja dapat ditingkatkan. Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan mulai tanggal 12 & 13 Januari 2021 pada 50 siswa sekolah menengah tingkat atas, melalui tahapan pengukuran data pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan, penyampaian materi dan praktik penanganan kecemasan seperti tarik napas dalam dan berpikir positif untuk mengatasi kecemasan remaja pada kejadian bullying. Peningkatan pengetahuan juga disertai dengan pemutaran video.Hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa rata-rata pengetahuan remaja sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan sedang, dan rata-rata pengetahuan remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pencegahan dan penanganan psikososial remaja.
Edukasi Cuci Tangan “Tepung Selaci Put-Put” Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Pada Santri TPQ di Kabupaten Temanggung
Mustain, Mukhamad;
Wulansari, Wulansari;
Dian Afriyani, Luvi
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment November
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (257.57 KB)
|
DOI: 10.35473/ijce.v3i2.1159
Clean and Healthy Behavior (PHBS) is a reflection of a family's lifestyle that always pays attention to and maintains the health of all family members. Washing hands using soap and running water is one indicator of clean and healthy living behavior. Hand washing from WHO needs to be encouraged, which consists of washing hands in 6 steps by rubbing the palms, back of the hands, between the sidelines, locking movements, turning both thumbs and rotating fingertips that are easy to memorize with tepung selaci Put Put. Hand washing steps that are easy to memorize need to be taught at the age of children, including the TPQ Miftakhul Jannah students who are mostly followed by children aged students. The purpose of this activity is to increase the knowledge of the students about the importance of maintaining cleanliness and instilling a good handwashing culture from an early age. The method used is through lectures, games and hand washing demonstrations. The results of community service activities are the attitude/behavior of washing hands before education with a poor category as much as 57%, knowledge about hand washing before education which is in the sufficient category as much as 43% and the level of knowledge after education in the very good category as much as 48%. The conclusion is that education on hand washing with tepung selaci put put is able to increase knowledge about hand washing and suggestions are needed to monitor hand washing behavior regularly.ABSTRAKPerilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Cuci tangan dari WHO perlu untuk digalakkan yaitu terdiri dari cuci tangan 6 langkah dengan langkah menggosok telapak tangan, punggung tangan, sela- sela, gerakan mengunci, putar kedua jempol dan putar ujung jari yang mudah dihafal dengan Tepung Selaci put put. Langkah cuci tangan yang mudah dihafal perlu diajarkan pada usia anak, tak terkecuali santri TPQ Miftakhul Jannah yang banyak diikuti oleh santri usia anak- anak. Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan para santri tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menanamkan budaya cuci tangan yang baik sejak dini. Metode yang digunakan melalui ceramah, permainan dan demonstrasi cuci tangan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yaitu sikap/perilaku cuci tangan sebelum edukasi dengan kategori kurang baik sebanyak 57%, pengetahuan tentang cuci tangan sebelum edukasi yaitu kategori cukup sebanyak 43% dan tingkat pengetahuan setelah edukasi dengan kategori sangat baik sebanyak 48%. Kesimpulan yaitu edukasi cuci tangan tepung selaci put- put mampu meningkatan pengetahuan tentang cuci tangan dan saran diperlukan monitoring perilaku cuci tangan secara berkala.