Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Fungsi dan Peran Api dalam Seni dan Kehidupan Masyarakat Bali I Gusti Ngurah Sudibya; Pande Made Sukerta; Sardono Waluyo Kusumo; Eko Supriyanto
PANGGUNG Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1318.907 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i2.520

Abstract

ABSTRACTFire is made up of three elements, such as heat, combustible materials and oxygen. A fire has heat and light. Fire is used in real life in various human life from cooking, to marriage and to burning dead bodies. Fire is available in space, on earth, and in oneself. Symbolically the fire is employed as a symbol of spirit, a sanctification, a destruction, enlightenment, heating temperatures, fire of romance, and fire of revenge. Overheated is possible when one ignores norms, ethics, and rules. Library studies, interviews, observations, and experiments are the methods used in this compilation. Fire both as symbol and text, functioned according to the capacity/role of each, both in and outside themselves, the use of it must be controlled for the harmony of the macrocosms and microcosms, when is the right time is to use small, medium and large fire, because all of them is important.Keywords: function, fire, symbol, harmonic.ABSTRAKApi terbentuk dari tiga elemen yakni, panas, bahan mudah terbakar dan oksigen. Api memiliki panas dan cahaya. Api digunakan dalam kehidupan manusia dari memasak, penerangan, perkawinan sampai pembakaran jenazah. Api terletak di angkasa, di bumi, dalam diri. Api dijadikan simbol semangat, penyucian, peleburan, pencerahan, api asmara, api dendam. Terjadi over heated/panas berlebih yang tidak lagi mengindahkan norma, etika, aturan. Studi kepustakaan, wawancara, observasi, dan percobaan merupakan metode yang digunakan dalam penyusunan ini. Seyogyanya api baik sebagai simbol maupun teks, difungsikan sesuai kapasitas/perannya masing-masing, baik dalam diri maupun diluar diri, semua itu harus dikendalikan penggunaannya, agar keharmonisan bhuana alit dan bhuana agung dapat terwujud, kapan menggunakan api kecil, sedang maupun besar, karena semuanya penting.Kata kunci: fungsi, api, simbol, harmonis.
Penerapan Konsep Finite State Automata Pada Proses Pengajuan Antivirus Di Lingkungan Provinsi Dki Jakarta Angga Ardiansyah -; Windu Gata; Achmad Bayhaqy; Sri Rahayu; Hamdan; Eko Supriyanto
JURNAL ILMU KOMPUTER Vol 8 No 2 (2022): Edisi September
Publisher : LPPM Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jiik.v8i2.220

Abstract

Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta khususnya Bidang Siber dan Sandi mempunyai tugas menyelenggarakan layanan Bidang Siber dan Sandi serta keamanan informasi, diantaranya layanan pengajuan antivirus bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD/UKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Proses pengajuan layanan secara manual masih membutuhkan waktu yang lama dan seringan kali membuat dokumen/surat permohonan beredar melalui salah satu aplikasi messenger seperti whatsapp dimana hal ini tidak sesuai dengan prinsip keamanan informasi yaitu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity) dan kesediaan (availability). Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi layanan pengajuan antivirus dengan menggunakan konsep Finite State Automata (FSA) pada saat proses validasi data yang diinput pada form pengajuan. Dengan diterapkannya penelitian ini diharapkan dapat membantu Bidang Siber dan Sandi, Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta dalam melayani perangkat daerah untuk mempercepat proses pengajuan antivirus, meminimalisir terjadinya kehilangan dokumen/surat serta menjaga kerahasiaan data sesuai dengan standar keamanan informasi.
IoT Smart Health for Monitoring and Control of Temperature and Humidity of Vaccine and Drug Storage based on Android at Health Center Sindung HW Sasono; Ari Sriyanto Nugroho; Eko Supriyanto; Abu Hasan
JAICT Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jaict.v7i2.3911

Abstract

Abstract—Pharmacy service is one of the activities at the puskesmas (Public Health Center) that supports quality health services. One of the pharmaceutical activities is the storage of drugs and vaccines. The drug and vaccine storage room pays great attention to conditions, temperature sanitation, light, humidity, ventilation, to ensure product quality and staff safety. Most of the drugs in the puskesmas should be stored at room temperature between 18-28°C and air humidity 40% - 60%. The monitoring system built uses DHT22 as a room temperature and humidity detector. The sensor output is connected to the NodeMCU ESP8266 which acts as a microcontroller. While the control system uses a relay module as a liaison for the AC remote control and as an automatic switch. The room temperature and humidity control test is carried out using an existing air conditioner for the power on/off and temperature up/down functions. In addition, testing of room temperature and humidity control uses 2 different AC brands from 2 rooms. The test was carried out in the drug and vaccine storage room at the Pudak Payung Public Health Center. The test results show that the sensor can record data accurately and can be integrated with the transceiver device properly. Sending sensor data to the database has an average delay at each node of 21 seconds and sending sensor data to the database has good data loss quality, namely 9.68% for the vaccine room node, 13.4% for the medicine room, and the average temperature and humidity. Vaccine room is 24°C and 60%, while in Medicine room is 26°C and 50%. And the average temperature and humidity in the Vaccine room were 24°C and 60%, while in the Medicine room it was 26°C and 50%. This difference occurs due to several factors such as the location of the room, the area of the room, and the number of people in the roomAbstract—Pharmacy service is one of the activities at the puskesmas (Public Health Center) that supports quality health services. One of the pharmaceutical activities is the storage of drugs and vaccines. The drug and vaccine storage room pays great attention to conditions, temperature sanitation, light, humidity, ventilation, to ensure product quality and staff safety. Most of the drugs in the puskesmas should be stored at room temperature between 18-28°C and air humidity 40% - 60%. The monitoring system built uses DHT22 as a room temperature and humidity detector. The sensor output is connected to the NodeMCU ESP8266 which acts as a microcontroller. While the control system uses a relay module as a liaison for the AC remote control and as an automatic switch. The room temperature and humidity control test is carried out using an existing air conditioner for the power on/off and temperature up/down functions. In addition, testing of room temperature and humidity control uses 2 different AC brands from 2 rooms. The test was carried out in the drug and vaccine storage room at the Pudak Payung Public Health Center. The test results show that the sensor can record data accurately and can be integrated with the transceiver device properly. Sending sensor data to the database has an average delay at each node of 21 seconds and sending sensor data to the database has good data loss quality, namely 9.68% for the vaccine room node, 13.4% for the medicine room, and the average temperature and humidity. Vaccine room is 24°C and 60%, while in Medicine room is 26°C and 50%. And the average temperature and humidity in the Vaccine room were 24°C and 60%, while in the Medicine room it was 26°C and 50%. This difference occurs due to several factors such as the location of the room, the area of the room, and the number of people in the room.
“Kampung Yang Hilang”: Cara Mencari Daya dan Daya Mencari Cara Alfiyanto Alfiyanto; Sri Rochana Widiastutieningrum; Sarwanto Sarwanto; Eko Supriyanto
PANGGUNG Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2170.338 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2054

Abstract

Karya tari “Kampung yang Hilang” diciptakan dengan pola garap tari kontemporer dengan pendekatan ekokultural dan partisipatori, untuk mengambil objek tentang anak-anak masyarakat Kampung Ciganitri, baik dikaji secara formal maupun material. Persoalan ini ditafsir kembali sehingga menjadi sebuah pengalaman empirik ekspresi kekinian. Pemilihan pola garap tari kontemporer dengan pemilihan sampling penari anak-anak sebagai media edukasi, di samping juga sebagai wadah bagaimana menuangkan emosi menjadi ekspresi untuk menyampaikan isu-isu kekinian. Mewujudkan proses penciptaan karya tari “Kampung yang Hilang” dilakukan sebuah penelitian artistik, practice based research, serta metode pelatihan Literasi Tubuh Wajiwa untuk menggiring anak-anak Kampung Ciganitri ke ranah kreativitas tari kontemporer. Metode penciptaan mengaplikasikan metode Literasi Tubuh Wajiwa dan garap tari kontemporer membentuk sebuah jejaringan yang saling memperkuat, terjadinya konektivitas dalam mewujudkan nilai edukasi baik nilai intrinsik maupun nilai ekstrinsik untuk meningkatkan kecakapan potensi tubuh anak-anak. Hasil penciptaan ini diharapkan menjadi sebuah proses kreatif penciptaan karya tari “Kampung yang Hilang” menjadi sebuah platform metode penciptaan tari kontemporer sebagai media baru dalam inovasi edukasi dan proses kreativitas penciptaan tari yang berbasis ekologi baik anak-anak maupun lingkungan alam sekitar.Kata kunci: kreativitas, literasi tubuh, kontemporer anak, ekologi
Rancang Bangun Modul Low Pass Filter (LPF) Orde 1 dan Orde 2 Sebagai Penunjang Prkatikum Rangkaian Elektronika dan Bengkel Elektronika Komunikasi Eko Supriyanto; Agus Fitriyanto; Yasmin Nurfaizah
Integrated Lab Journal Vol. 11 No. 01 (2023): Integrated Lab
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filter merupakan salah satu rangkaian yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik didalam bidang elektronika maupun telekomunikasi. Bahkan tidak jarang rangkaian filter dibutuhkan juga didunia pendidikan dan kedokteran.Untuk mengetahui dasar dari rangkaian filter dan prinsip kerja rangkaian filter maka seorang mahasiswa dituntut untuk bisa merangkai dan mempergunakan rangkaian filter sesuai dengan tujuannya. Tidak hanya mengetahui secara teori tetapi juga bisa mengaplikasikan dalam sebuah rangkaian elektronika.Pada penelitian ini perancangan rangkaian filter, khususnya Low Pass Filter, dengan orde yang berbeda-beda diharapkan bisa memberikan gambaran dasar rangkaian filter bagi mahasiswa, baik tingkat dasar maupun tingkat lanjut. Apalagi komponen-komponen yang dipergunakan mudah didapatkan di pasaran maupun di laboratorium. Selain itu diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini, bisa dikembangkan sebagai modul praktikum Rangkaian Elektronika dan Bengkel Elektronika Komunikasi dalam hal perencanaan, perakitan dan pengukuran karakteristik dari filter.
Dampak Penerimaan PBB-P2 Buku I, II Dan III Sebelum Dan Sesudah Program Moling Nana Supriatna; Eko Supriyanto; Lia Uzliawati
Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah) Vol 7 No 1 (2024): Article Research Volume 7 Number 1, January 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al-Washliyah Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36778/jesya.v7i1.1478

Abstract

Pemerintah Kabupaten Serang dalam Pelaksanakan Pemungutan Pajak atas tanah dan bangunan di wilayah pedesaan dan perkotaan (PBB P2), menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan membagi menjadi 5 golongan SPPT sebagai berikut : (Buku I : Rp. 0 s/d Rp. 100.000,-, Buku II : > Rp. 100.000,- s/d Rp. 500.000,-, Buku III : > Rp. 500.000,- s/d Rp. 2.000.000,-, Buku IV: > Rp.2.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- dan Buku V : > Rp. 5.000.000,-). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis ketaatan wajib pajak khususnya PBB P2 buku I, II, III sebelum dan sesudah program moling serta menganalisis perkembangan/progress pendapatan (PBB P2 buku I,II,III) sebelum dan sesudah program moling. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan mengamati objek penelitian yang bertujuan dapat Menguraikan objek penelitian sejalan dengan data fakta yang tersedia. Jenis pengambilan data dalam penelitian ini bersumber dari informasi utama (primer) dan informasi pendukung (sekunder). Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Rekapitulasi pendapatan (PBB-P2 Buku I, II, III) tahun berjalan serta piutang PBB-P2, dari tahun 2017 sampai tahun 2021 Mengalami pertumbuhan atau kenaikan. kecuali tahun 2020, disebabkan karena dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan moling yang dilaksanakan oleh (BAPENDA) Kabupaten Serang berdampak secara positif terhadap penerimaan/pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Buku I, II, dan III.
Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah Eko Supriyanto
Dinamika: Jurnal Manajemen Sosial Ekonomi Vol 3 No 2 (2023): DINAMIKA : Jurnal Manajemen Sosial Ekonomi
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi - Studi Ekonomi Modern

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/dinamika.v3i2.384

Abstract

Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat, teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagaian besar kebutuhan manusia. Teknologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah melakukan apapun tugas dan pekerjaan. Peran penting teknologi inilah yang membawa peradaban maunsia memasuki era digital. Hasil Penelitian ini menyatakan bahwa perkembangan Ekonomi Digital mempengaruhi Pendapatan Pelaku Usaha UMKM di Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, cara pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.
Empat Koreografer Tari Kontemporer Indonesia Periode 1990-2008 Eko Supriyanto; Timbul Haryono; R.M. Sudarsono -; Sal Murgiyanto
PANGGUNG Vol 24 No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v24i4.130

Abstract

ABSTRACT This research will elaborate four Indonesian contemporary choreographers, which lead to open the significant of embodiment process on Indonesian dancers. With a focus on four choreographers, Mar- tinus Miroto, Mugiyono Kasido, Hartati, and Jecko Siompo. A case study of body of those four choreo- graphers has reached its “institutional” level, so choosing those four characters, as a representation of Indonesian dancer is the right thing to do. With the complexity discipline and body work training, the four dancers and choreographer strengthening on how procession to achieve and advancing body work is located in some important process: exercise, training, and performance. This is different from the pro- cess of body works quality and the achievement of most dancers and choreographer outside of Indonesia. Usually the dancers outside of Indonesia only stress on two things: Training and performance. The four dancers in the work have had a typical body works each of them, but it is undeniable that there is a role in the respective Sardono as the maestro. Sardono’s strong influence thus again took place in forming a model to the body or body-dance attitude of dancers who then the outcome was, in fact, different from Sardono’s works. Keywords: contemporary, embodied, training, rehearsal, performance  ABSTRAK Penelitian ini membahas empat koreografer, dalam membuka wacana proses ketubuhan penari di Indonesia. Empat koreografer tersebut, Martinus Miroto, Mugiyono Kasido, Hartati, dan Jecko Siompo, memperlihatkan betapa kompleksitas proses ketubuhan mereka berbeda dengan penari dan koreografer pada umumnya, terutama dari luar Indonesia. Mereka mem- berikan pengalaman yang detail tentang pendisiplinan tubuh mereka untuk mencapai sebuah capaian dan keunggulan. Dengan kompleksitas disiplin dan training ketubuhan, keempat penari dan koreografer ini menggukuhkan betapa proses pencapaian dan kemuktahiran tubuh terletak pada beberapa proses penting: Training, Latihan, dan Pementasan. Jika ditilik secara ke- seluruhan, keempat penari ini mempunyai pengalaman belajar, atau setidaknya pernah men- galami proses menari bersama Sardono W. Kusumo. Ketubuhan yang yang dieksplorasi adalah ciri khas dari Sardono yang dikenal dengan laku dalam bahasa Jawa. Walaupun belajar dari Sar- dono, keempat koreografer tersebut mengembangkan tarian yang berbeda dengan Sardono. Kata kunci: kontemporer, ketubuhan, training, latihan, pementasan
Fungsi dan Peran Api dalam Seni dan Kehidupan Masyarakat Bali I Gusti Ngurah Sudibya; Pande Made Sukerta; Sardono Waluyo Kusumo; Eko Supriyanto
PANGGUNG Vol 28 No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v28i2.520

Abstract

ABSTRACTFire is made up of three elements, such as heat, combustible materials and oxygen. A fire has heat and light. Fire is used in real life in various human life from cooking, to marriage and to burning dead bodies. Fire is available in space, on earth, and in oneself. Symbolically the fire is employed as a symbol of spirit, a sanctification, a destruction, enlightenment, heating temperatures, fire of romance, and fire of revenge. Overheated is possible when one ignores norms, ethics, and rules. Library studies, interviews, observations, and experiments are the methods used in this compilation. Fire both as symbol and text, functioned according to the capacity/role of each, both in and outside themselves, the use of it must be controlled for the harmony of the macrocosms and microcosms, when is the right time is to use small, medium and large fire, because all of them is important.Keywords: function, fire, symbol, harmonic.ABSTRAKApi terbentuk dari tiga elemen yakni, panas, bahan mudah terbakar dan oksigen. Api memiliki panas dan cahaya. Api digunakan dalam kehidupan manusia dari memasak, penerangan, perkawinan sampai pembakaran jenazah. Api terletak di angkasa, di bumi, dalam diri. Api dijadikan simbol semangat, penyucian, peleburan, pencerahan, api asmara, api dendam. Terjadi over heated/panas berlebih yang tidak lagi mengindahkan norma, etika, aturan. Studi kepustakaan, wawancara, observasi, dan percobaan merupakan metode yang digunakan dalam penyusunan ini. Seyogyanya api baik sebagai simbol maupun teks, difungsikan sesuai kapasitas/perannya masing-masing, baik dalam diri maupun diluar diri, semua itu harus dikendalikan penggunaannya, agar keharmonisan bhuana alit dan bhuana agung dapat terwujud, kapan menggunakan api kecil, sedang maupun besar, karena semuanya penting.Kata kunci: fungsi, api, simbol, harmonis.
Menjilid Sitaralak: Konsep Garap Penciptaan Tari dari Memori Silek Pak Guru Ali Sukri; Nanik Sri Prihatini; Eko Supriyanto; Silvister Pamardi
PANGGUNG Vol 32 No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2053

Abstract

Aktifitas silat, selain sebagai praktik untuk meningkatkan ketahanan fisik, juga menjadi bekal ketika menghadapi betapa kerasnya dunia terutama ketika berada di rantau. Hal ini bisa dilihat pada masyarakat Minangkabau zaman dahulu yang menganggap bahwa silat ibarat sebuah pakaian atau identitas diri yang wajib dibawa ke manapun pergi. Penciptaan karya ini mengarah pada pendekatan istilah tradisional Minangkabau, yaitu Kiek Kieh. Istilah Kiek Kieh terdiri atas dua kata yaitu kiek dan kieh. Kiek adalah ‘cara’ atau ‘metode’, atau bisa juga disebut ‘kiat’, sedangkan Kieh bisa diartikan ‘kias’ atau ‘umpama’. Pengertian bahasa kias (figure of speech) adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Karya menjilid sitaralak ini lahir dalam rangka melihat perkembangan pembelajaran silat di Minangkabau yang pada saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Untuk itu, perlu ada karya seni yang memperlihatkan bahwa silat masih menjadi wilayah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.Kata kunci: Silek, tari, kiek-kieh, menjilid sitaralak