Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Ichthyofauna distribution in downstream region of Opak River, Yogyakarta [Persebaran iktiofauna di bagian hilir Sungai Opak, Yogyakarta] Djumanto Djumanto; Maria Intan P. Devi; Eko Setyobudi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v13i2.97

Abstract

Opak River, a river upstream on the slopes of Merapi Mount and empties into Indian Ocean, has a diverse aquatic biotic such as fishes. The aim of this study was to determine the species, abundance, and distribution of fishes in the downstream region of Opak River in Yogyakarta. The length of Opak River was approximately 60 km, the length in upper and downstream region around 30 km each. There were five sampling stations, and the station 1 was located in 5 km away from the river mouth, then followed by station 2 until 5, with the distance between stations around of 4-6 km. Fish sampling was conducted every week from May to June 2012 with six replicates, using electrofishing operated by local fishermen. The result showed that there were 2295 individuals of fishes comprising of 7 orders, 23 families, 30 genera, and 35 species. Of them, there were 26 freshwater species, 5 estuarine species, 3 marine species, and 1 catadromous species. Estuarine and marine species could penetrate into freshwater as far as about 10 km and 5 km from the river mouth, respectively. The most abundant family was Cyprinidae, and the highest individual abundance was Barbonymus sp., followed by Puntius binotatus and Rasbora argyrotaenia. The length distribution among fishes ranged between 2.2 and 36.0 cm, with an average of 9.12 cm. The shortest fish was Sicyopterus longifilis, while the longest was Anguilla marmorata. The weight distribution among fishes ranged from 0.07 to 505.0 g, with an average of 14.9 g. Abstrak Sungai Opak yang berhulu di lereng Gunung Merapi dan bermuara di Samudera Hindia, memiliki biota air yang bera-gam jenis, misalnya ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan informasi spesies, kelimpahan, dan distribusi ikan di wilayah hilir Sungai Opak di Yogyakarta. Panjang Sungai Opak sekitar 60 km, panjang di wilayah hulu dan hilir masing-masing sekitar 30 km. Pengambilan contoh ditetapkan sebanyak lima stasiun yang dimulai dari muara, yaitu stasiun 1 terletak 5 km dari muara sungai, kemudian diikuti oleh stasiun 2 sampai 5, dengan jarak antar stasiun sekitar 4-6 km . Pengambilan contoh ikan dilakukan setiap minggu dari Mei hingga Juni 2012 dengan enam ulangan, menggu-nakan alat kejut yang dioperasikan oleh nelayan setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan hasil tangkapan diperoleh sebanyak 2295 individu yang berasal dari 7 ordo, 23 famili, 30 genera, dan 35 spesies. Berdasar-kan habitatnya, ada sebanyak 26 spesies air tawar, 5 spesies air payau, 3 spesies air asin , dan 1 spesies katadromus. Spesies ikan air payau mampu bergerak masuk ke sungai yang tawar sejauh 10 km dari muara, sedangkan spesies ikan air asin bergerak sejauh 5 km dari muara. Famili yang memiliki kelimpahan spesies paling banyak adalah Cyprinidae dan kelimpahan individu tertinggi adalah Barbonymus sp. kemudian diikuti oleh Puntius binotatus dan Rasbora argyrotaenia. Distribusi panjang ikan berkisar antara 2,2 dan 36,0 cm, dengan rata-rata 9,12 cm. Ikan terpendek adalah Sicyopterus longifilis, sedangkan terpanjang adalah Anguilla marmorata. Distribusi bobot individu ikan berkisar 0,7505,0 g , dengan rata-rata 14,9 g.
Fekunditas ikan gelodok, Boleophthalmus boddarti (Pallas 1770) di Pantai Brebes [Fecundity of Boddart's goggle-eyed goby, Boleophthalmus boddarti (Pallas 1770) in Brebes Coast] Djumanto Djumanto; Eko Setyobudi; Rudiansyah Rudiansyah
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 12 No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v12i1.130

Abstract

Boddart's goggle-eyed goby (Boleopthalmus boddarti) is often found in mudflats of estuary and coastal areas, has ability to walk on land and spawn inside the mud pits of hiding hole. The aim of this research was to study the fecundity and reproductive potential of mudskipper. Sampling was conducted in Losari, Tanjung and Bulakamba sub districts of Brebes regency from February to March 2012. Fish were caught using trap nets of 100 units for each station, then was repeated three times every two weeks. All fish samples were collected and preserved in 10% formaldehyde, then transported to the laboratory for measurement of length, weight, gonad weight, and counting the number and diameter of eggs. The results showed that the smallest size of brood stock was 15.0 cm in length and 30 g in weight. The ratio of male and female showed a balance of 1:1. Fish condition factor tended to decrease when the levels of gonadal maturity increase. The gonad maturity index of the spawned brood stock ranged from 0.8 to 7.9%. The fecundity for each female brood stock ranged from 4,874 to 28,028 eggs with a mean of 14,520 eggs. Relative fecundity ranged from 108 to 577 with a mean of 303 eggs/g body weight. Gonad of mature female consisted of one size group, and egg diameter ranged from 0.38 to 0.55 mm with a mean of 0.47 mm. AbstrakIkan gelodok (Boleopthalmus boddarti) merupakan jenis ikan yang banyak dijumpai di daerah muara dan pantai berlumpur, ikan yang mampu berjalan di darat dan memijah di dalam lubang lumpur tempat persembunyian. Tujuan pe-nelitian adalah untuk menentukan fekunditas ikan gelodok dan mengkaji potensi reproduksinya. Penangkapan ikan di-lakukan di Kecamatan Losari, Tanjung dan Bulakamba, Kabupaten Brebes di antara bulan Februari dan Maret 2012. Penangkapan ikan menggunakan jaring perangkap sebanyak 100 unit tiap stasiun, kemudian diulang sebanyak tiga kali dengan jarak antarwaktu sampling dua minggu. Semua ikan yang terperangkap dikumpulkan kemudian diawetkan dalam formalin 10% dan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengukuran panjang total dan bobot tubuh, bobot gonad, penghitungan jumlah serta diameter telur. Hasil pengamatan menunjukkan ukuran ikan gelodok matang gonad ter-kecil adalah 15,0 cm dan bobot 30 g. Nisbah kelamin jantan dan betina menunjukkan jumlah yang seimbang 1:1. Faktor kondisi ikan cenderung menurun seiring meningkatnya tingkat kematangan gonad. Indek kematangan gonad pada induk siap pijah berkisar 0,8-7,9%. Fekunditas telur dalam gonad berkisar 4.874-28.028 dengan rerata 14.520 butir. Fekunditas relatif berkisar 108-577 dengan rerata 303 butir butir/g berat induk. Pada induk matang gonad terdapat satu kelom-pok ukuran, dan diameter telur berkisar 0,38-0,55 mm dengan rerata 0,47 mm.
Biodiversitas sumber daya ikan di hulu Sungai Opak [Biodiversity of fisheries resources in upstream of Opak River] Djumanto Djumanto; N. Probosunu
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.144

Abstract

Biological species diversity in natural habitats is a source of germplasm, which is invaluable. The purpose of this research was to determine the biotic diversity of fishes in upstream of Opak River. Fish sampling was done by using electrofishing. Each sampling was done for one hour along the river as far as about 1 km. All samples were preserved in 5% formaldehyde. Each sample was identified and measured their length and weight. Data were analyzed descriptively in the form of tables and figures. Biotic diversity was analyzed by biology index. The results showed that number of fish found at some 12 species, namely Channa striata, Clarias batrachus, Monopterus albus, Nemacheilus fasciatus, Nemacheilus sp., Oreochromis sp., Poecilia latipinna, Poecilia reticulata, Puntius binotatus, Barbonymus gonionotus, Oreo-chromis niloticus, and Xiphophorus helleri. The most dominant of catching was composed of barred loach (N. fas-ciatus), spotted barb (P. binotatus), and guppy (P. reticulata). Total catch of fish per hour ranged from 111.7 g and 701.7 g. There was inverse relationship between prey and predatory fish population. As the biomass of predatory fish was very low, the biomass of preyfish was very high, which was dominated by small fish of low value, vise verca.The diversity ranged from 1.44 to 1.93, homogeneity ranged from 0.60 to 0.82, the dominance ranged from 0.19 to 0.39. Relatively low diversity index showed the fishing intensity was very high.The fish diversity in environmental was in the category of being depressed. AbstrakKeanekaragaman hayati suatu spesies di habitatnya merupakan sumber plasma nutfah yang sangat berharga. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi keragaman biotik ikan yang habitatnya di hulu Sungai Opak. Pengambilan con-toh ikan dilakukan dengan kejutan (electrofishing). Setiap pengambilan contoh ikan dilakukan selama satu jam menyusuri sungai sejauh sekitar 1 km. Semua contoh ikan diawetkan dalam formalin 5%. Setiap contoh ikan diidentifikasi dan diukur panjang dan ditimbang bobotnya. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar. Keanekaragaman biotik dianalisis dengan indeks biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan yang ditemukan di hulu Sungai Opak sebanyak 12 spesies, yaitu Channa striata, Clarias batrachus, Monopterus albus, Nemacheilus fas-ciatus, Nemacheilus sp., Oreochromis sp., Poecilia latipinna, Poecilia reticulata, Puntius binotatus, Barbonymus go-nionotus, Oreochromis niloticus, dan Xiphophorus helleri. Hasil tangkapan yang paling dominan terdiri atas uceng (N. fasciatus), wader cakul (P. binotatus), dan ikan seribu (P. reticulata). Hasil tangkapan ikan per jam berkisar dari 111,7 g dan 701,7 g. Ada hubungan terbalik antara mangsa dan populasi ikan predator. Ketika biomassa ikan predator sangat rendah, maka biomassa ikan mangsa sangat tinggi, yang didominasi oleh ikan kecil bernilai rendah, demikian sebaliknya. Keanekaragaman berkisar 1,44-1,93; homogenitas berkisar 0,60-0,82; dan dominansi berkisar 0,19-0,39. Indeks keanekaragaman ikan relatif rendah menunjukkan tekanan dan intensitas penangkapan ikan sangat tinggi.
HABITAT PEMIJAHANIKAN WADER PARI (Rasbora lateristriata) DI SUNGAI NGRANCAH, KABUPATEN KULON PROGO [Spawning habitat of Rasbora lateristriata in Ngrancah River, Kulon Progo Regency] Agus Arifin Sentosa; Djumanto Djumanto
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 10 No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v10i1.178

Abstract

Yellow rasbora (Rasbora lateristriata) is a riverine fish that has unique spawning behaviour. Observation on its spawning aspects become interesting to carry out. Purpose of this research was to describe spawning site of the fish in Ngran-cah River, Kulon Progo Regency. The study was conducted by survey methods and direct observation in the field. The result showed that yellow rasbora has spawn in shallow riverside with sand and gravel riverbed. Spawning occurred at challenging from wet to dry monsoon with clean and freshly water, enough of oxygen, low water level and low temperature. The characters had been used by fisherman for increasing fish catch ability by make an artificial spawning site modification.
Food and the growth of introduced milkfish, Chanos chanos (Forsskal, 1775) in Sermo Reservoir, Kulon Progo Djumanto Djumanto; Bayu Eko Pranoto; Vinta Seta Diani; Eko Setyobudi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 1 (2017): February 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i1.306

Abstract

The purpose of the research was to study feeding preferences and the growth of milkfish introduction into Sermo reservoir Kulon Progo regency. Research was carried out by introduction of milkfish juvenile which body length was ranges of 5-7 cm and weight of 0.6-1.0 g at a number of 10,000 individual fish. Fish sampling using gill nets was conducted monthly from May to October 2015. The captured milkfish brought to the laboratory for some measurements i.e length and weight of an individual fish, intestine length, and gut content investigation. The surface water plankton sample collected by a plankton net, then preserved in formaldehyde, identified and counted the number each plankton species. Data were analyzed to determine relative gut length, food type and feeding preferences, growth rate and length weight relationships. The results showed that relative intestinal length was 5.4 to 6.4, so milkfish categorized as herbivores. Phytoplankton was the only food found in the intestine fish size <14 cm, while zooplankton was found in fish size >15 cm. Zooplankton proportion in digestive tract increased as well as the size of milkfish. The dominant species of phytoplankton found in the digestive tract was Nitzschia sp., whereas zooplankton was Cyclop sp. and Diaptomus sp. The juvenile milkfish growth well in Sermo reservoir. The growth rate of daily length was ranged from 0.0084 to 0.2056 cm, while the growth rate of daily weight ranged from 0.0630 to 1.1182 g. The length weight relationship of milkfish formed an equation W = 0.0069 L 3 0186 with the regression index R2 = 0.98, so the growth of milkfish showed an isometric growth pattern. Further research is needed to determine the impact of the introduction of milkfish to the fish communities in the Sermo reservoir area. Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji makanan dan pertumbuhan ikan bandeng tebaran di waduk Sermo Kabupaten Kulon Progo. Penelitian dilakukan dengan menebar yuwana ikan bandeng yang panjang tubuh berkisar 5-7 cm dan bo-bot 0,6-1,0 g ke perairan Waduk Sermo sebanyak 10.000 ekor. Sampling ikan bandeng menggunakan jaring insang dilakukan tiap bulan sekali dari Mei sampai Oktober 2015. Ikan bandeng yang terjerat jaring dibawa ke laboratorium untuk diukur panjang, ditimbang bobot individu, dan dilakukan pembedahan untuk diambil saluran pencernaannya. Sampling plankton dilakukan dengan mengambil air permukaan menggunakan ember dan menyaring dengan plankton net, kemudian diawetkan dalam larutan formalin hingga identifikasi dan penghitungan jenisnya. Data dianalisis untuk me-nentukan jenis makanan dan pemilihan makanan, laju pertumbuhan, panjang usus relatif, dan hubungan panjang bobot. Hasil penelitian menunjukkan panjang usus relatif ikan bandeng sebesar 5,4-6,4 yang dikategorikan sebagai ikan herbi-vora. Jenis makanan yang ditemukan pada ikan berukuran <14 cm hanya fitoplankton, sedangkan zooplankton ditemu-kan pada ikan yang berukuran >15 cm. Proporsi zooplankton pada usus ikan semakin banyak seiring ukuran ikan bandeng. Jenis fitoplankton yang ditemukan dominan pada saluran pencernaan adalah Nitzschia sp., sedangkan zooplankton adalah Cyclop sp. dan Diaptomus sp. Yuwana ikan bandeng dapat tumbuh baik di kawasan Waduk Sermo. Laju pertumbuhan panjang harian berkisar 0,0084 - 0,2056 cm, sedangkan laju pertumbuhan bobot harian berkisar 0,06301,1182 g. Hubungan panjang bobot ikan bandeng membentuk persamaan W=0,0069 L 3,0186 dengan indeks regresi R2=0,98, sehingga ikan bandeng cenderung memiliki pola pertumbuhan isometrik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dampak introduksi ikan bandeng pada komunitas ikan di Waduk Sermo.
Reproductive biology of largehead hairtails, Trichiurus lepturus Linnaeus, 1758 in the coastal area of Bantul Regency Praditha Novianingrum; Djumanto Djumanto; Murwantoko Murwantoko; Eko Setyobudi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 2 (2017): June 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i2.361

Abstract

Largehead hairtail (Trichiurus lepturus) is one commodity fish catches with high production and value in Yogyakarta. The purpose of this research is to analyse reproductive aspects of this fish in coastal area of Bantul Regency. Yogyakar-ta. Those aspects are gonadal maturity level, fecundity, and the length at the first gonadal maturity. Fish samples are taken from the catch of fisherman using gillnet with a mesh sizes of 1.75 and 2 inches in the coastal fishing port of Depok and Samas. The fish collected from January to April 2016 with at least 30 individuals every two weeks. The samples are identified to find their sex and measured to know the length, weight, and gonadal maturity level (TKG). The data analyzed include length distribution, weight, sex ratio, gonadosmoatic index, length at the first gonadal maturity (Lm), fecundity and oocyte diameter. The result shows the fish length varies between 52.8 and 86.2 cm, and weight 115 and 567.2 g. The sex ratio between male and female was 1:0.6. Gonad maturity stage II and III are found every month observation while gonad maturity stage IV found in April. Oocyte diameter in the stage of gonadal ma-turity IV was 0.35-1.02 mm, there were two distribution modus so that the spawning expected partial spawner with fec-undity of 24.601 eggs with range was 12.873-33.534 eggs. Fecundity increased as parent’s body length with equation F= 0,434L2.60. Hairtail expected reaching the length of the first gonadal maturity in 65.55 cm, higher than the average captured, namely 63.4 cm. Abstrak Ikan layur (Trichiurus lepturus) merupakan salah satu komoditas hasil tangkapan ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah produksi dan nilai yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek reproduksi yang meliputi: tingkat kematangan gonad, fekunditas, dan ukuran ikan kali pertama matang gonad layur di perairan pantai Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel ikan dikumpulkan dari hasil tangkapan nelayan yang menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring 1,75 dan 2 inci di Tempat Pelelangan Ikan Depok dan Samas. Pengumpulan sampel ikan dilakukan pada bulan Januari hingga April 2016 setiap dua minggu sekali minimal 30 ekor. Sampel ikan diidentifikasi jenis kelamin, diukur panjang, bobot tubuh, bobot gonad, dan tingkat kematangan gonad (TKG). Data yang dianalisis meliputi sebaran panjang, bobot, nisbah kelamin, indeks kematangan gonad, ukuran ikan kali pertama matang gonad (Lm), fekunditas, dan diameter telur. Hasil pengamatan menunjukkan kisaran panjang ikan 52,8-86,2 cm dan bobot 115-567,2 g, nisbah betina dan jantan sebesar 1 : 0,6. TKG II dan III ditemukan pada setiap bulan pengamat-an sedangkan TKG IV banyak ditemukan pada bulan April. Diameter telur ikan TKG IV berkisar 0,35-1,02 mm, terda-pat dua modus persebaran sehingga pemijahan diduga bertahap dan fekunditas sebanyak 24.601 butir dengan kisaran 12.873-33.534 butir. Fekunditas meningkat seiring panjang tubuh induk dengan persamaan F = 0,434L2,60. Ukuran ikan layur kali pertama matang gonad diperkirakan pada panjang 65,55 cm, lebih panjang daripada ukuran rata-rata tertangkap, yaitu pada 63,4 cm.
Polychromatic, sexual dimorphism and redescription species of red devil Amphilophus Amarillo [Stauffer & McKaye, 2002] in Sermo Reservoir, Yogyakarta Sitty Ainsyah Habibie; Djumanto Djumanto; Murwantoko Murwantoko
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 18 No 1 (2018): February 2018
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v18i1.375

Abstract

Red devil has been extensively researched due to extremely high morphometric and chromatophore variations, including the phenomena of polychromatic and trophic polymorphism. The purpose of this study was to identify and observe the phenomenon of sex dimorphism that occurs in polychromatic red devil species which caught in Sermo Reservoir. Fish sample as much as 240 individual was collected from fishermen catch during November 2016-September 2017 by using gill nets, cest nets, and fishing rods. Subsequently, the fish sample was grouped based on color and sex, the namely group of red devil red, red devil black, and red devil reddish black. The morphometric character data of 21 units were measured in each fish sample, whereas the DNA samples were taken from the gill tissue on each species of two individuals. The morphometric character data was analyzed for discriminant distance, while DNA was analyzed by BLAST (Basic Local Allignment Search Tools) from NCBI. The result of the principal component analysis and discriminant function showed the three group of fish can be distinguished by the characters around the head. The T-test of male and female morphometric characters in each fish group showed the phenomenon of sex dimorphism. Canonical and dendrogram diagrams consistently classify the three group of fish as the same species but are segregated by sex so that significantly dimorphism occurs. The mitochondrial sequencing results of the DNA control region show that among the red devil fish group found in the Sermo Reservoir is a species of A. amarillo. Abstrak Red devil telah banyak diteliti karena variasi morfometrik dan kromatofora yang sangat tinggi, termasuk di dalamnya fenomena polikromatisme dan trofik polimorfisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati polikromatik dan dimor-fisme seksual serta mengidentifikasi spesies red devil di perairan Waduk Sermo Yogyakarta. Contoh ikan sebanyak 240 ekor diambil dari hasil tangkapan nelayan selama bulan November 2016-September 2017 dengan menggunakan jaring insang, jala dan pancing. Selanjutnya contoh ikan dikelompokkan berdasarkan warna dan jenis kelamin, yaitu kelompok red devil merah, red devil hitam, dan red devil merah kehitaman. Data karakter morfometrik sebanyak 21 unit diukur pada setiap contoh ikan, sedangkan contoh DNA diambil dari jaringan insang pada masing-masing kelompok ikan seba-nyak dua ekor. Data karakter morfometrik dianalisis pembedanya, sedangkan DNA dianalisis dengan BLAST (Basic Local Allignment Search Tools) dari NCBI. Hasil analisis komponen utama dan fungsi diskriminan menunjukkan ketiga kelompok ikan dapat dibedakan berdasarkan karakter yang berada di sekitar kepala. Uji t terhadap karakter morfome-trik jantan dan betina pada masing-masing kelompok ikan menunjukkan fenomena dimorfisme seksual. Diagram kanonikal dan dendrogram konsisten mengelompokkan ketiga kelompok ikan tersebut sebagai spesies yang sama, namun terpisah berdasarkan jenis kelamin sehingga sangat nyata terjadi dimorfisme. Hasil sekuensing mitokondria DNA control region menunjukkan seluruh kelompok ikan red devil yang ditemukan di Waduk Sermo merupakan spesies Amphilophus amarillo.
Morphometric and meristic characteristics of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in the rivers of Maros and Walanae Cenranae Watersheds Muhammad Nur; M.Fadjar Rahardjo; Charles P.H. Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.524

Abstract

Pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) is one of endemic fishes in Sulawesi. Morphometric and meristic infor-mation of Pirik population in various habitats are unknown. The present study aimed to determine the morphometric and meristic variations of Pirik in Maros and Walanae Cenranae Watersheds. Sampling collection was carried out monthly from May 2018 to April 2019 in the Maros watershed, namely Pattunuang River (M1), Bantimurung River (M2), Pucak River (M3); and in Walanae Cenranae watershed particularly in Camba River (W1), Sanrego River (W2), and Ompo River (W3). Morphometric measurements consisted of 31 characters and meristic measurements consisted of 10 characters. Morphometric data was standardized by dividing all morphometric characters by standard length (SL). Analysis of vari­ance (ANOVA) and discriminant analysis (Discriminant Function Analysis) were applied for data analysis. The results showed that the Pirik taken from rivers in the Maros and Walanae Cenranae watershed are two different population groups. There are 12 distinguishing morphometric features for Pirik of the Maros and Walanae Cenranae watershed, i.e. TL (total length), SL (standard length), BDdSA (body depth-dorsal fin origin), HL (head length), Jlup (upper-jaw length), PAfL (pre-anal fin length), ABL (Anal fin base length), PelRL (pelvic ray length), AFRL (anal fin ray length), CPL (caudal peduncle length), CLLup (upper caudal lobe length) and CLLmid (mid-caudal length). There is no significant difference of meristic characters of Pirik obtained from the Maros and Walanae. Abstrak Ikan pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) merupakan ikan endemik Sulawesi. Informasi morfometrik dan meristik untuk mengungkap perbedaan antar populasi L. micracanthus pada berbagai habitat belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan morfometrik dan meristik ikan pirik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros dan DAS Wallanae Cenrana. Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar dalam penentuan strategi konservasi dan pengelolaan ikan pirik secara berkelanjutan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2018 hingga April 2019, di DAS Maros yang meliputi Sungai Pattunuang (M1), S.Bantimurung (M2), S.Pucak (M3) dan DAS Wallanae Cenrana, yang meliputi S.Camba (W1), S.Sanrego (W2) dan S.Ompo (W3). Pengukuran morfometrik terdiri atas 31 karakter dan penghitungan meristik terdiri atas 10 karakterData morfometrik dibakukan dengan membagi semua karakter morfometrik dengan panjang standar (SL). Analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dan analisis diskriminan (Discriminant Function Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan pirik yang berasal dari sungai-sungai di DAS Maros dan DAS Wallanae Cenrana merupakan dua kelompok populasi yang berbeda. Terdapat 12 karakter morfometrik yang menjadi penciri ikan pirik sungai-sungai di DAS Maros dan di DAS Wallanae Cenrana yaitu TL (panjang total), SL (panjang baku), BDdSA (tinggi badan dari sirip punggung), HL (panjang kepala), Jlup (panjang rahang atas), PAfL (panjang sebelum sirip anal), ABL (panjang dasar sirip anal), PelRL (panjang sirip perut), AFRL (panjang jari-jari lemah sirip anal), CPL (panjang batang ekor), CLLup (panjang lobus ekor bagian atas), CLLmid (panjang tengah ekor). Karakter meristik antara ikan pirik DAS Maros dan Wallanae Cenrana tidak memiliki perbedaan yang nyata.
Biological parameters of Bonylip barb (Osteochilus vittatus Valenciennes, 1842) in Lake Rawa Pening Semarang Regency Sadza Maulidyasari; Djumanto Djumanto
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 3 (2020): October 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i3.531

Abstract

Bonylip barb (Osteochilus vittatus Valenciennes, 1842) is an indigenous fish which is the main target of fishermen in lake Rawa Pening. This study aims to determine the biological parameters including length-weight relationship, con-dition factor, and sex ratio of bonylip barb in lake Rawa Pening, Semarang Regency. Fish sampling was conducted biweekly from October 2019 to March 2020, caught using bamboo blinds operated by local fishermen. Data collected consisted of total length, individual weight, and sex. Data on the length-weight relationship and condition factors were analyzed descriptively, while the sex ratio was analyzed with the chi-square test (χ2). The results showed that female bonylip barb was obtained as many as 392 individuals with a length-range between 10.0-26.0 cm and a weight range between 14.5-264.1 g. The male counted 255 individuals with a length range of 10.2-22.4 cm and a weight range of 15.0-160.9 g. The growth pattern was allometric negative. The equation of the length-weight relationship of female was W = 0.0186 L 2.9096 (R² = 0.9527), and the male was W = 0.0151 L 2.9689 (R² = 0.9386). The value of the average condition factor of females was 1.05, and the males was 1.02. The condition factor in females was in excellent condition (> 1.05), and males were in good condition (0.95-1.05). The overall sex ratio of male and female was 1:1.54. It means that females population was significantly higher than males. Abstrak Ikan nilem (Osteochilus vittatus Valenciennes, 1842) merupakan ikan asli yang menjadi target utama tangkapan nela-yan di Rawa Pening. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter biologi yang meliputi hubungan panjang-berat, faktor kondisi dan nisbah kelamin ikan nilem di danau Rawa Pening Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel ikan dilakukan dua minggu sekali dari bulan Oktober 2019 sampai Maret 2020, menggunakan kerai bambu yang dioperasikan oleh nelayan setempat. Data yang dikumpulkan terdiri atas panjang total, bobot individu, dan jenis kelamin. Data hubungan panjang-berat dan faktor kondisi dianalisis secara deskriptif, sedangkan nisbah kelamin dianalisis dengan uji chi-square (χ2). Hasil penelitian diperoleh jumlah ikan nilem betina sebanyak 392 ekor dengan kisaran panjang antara 10,0-26,0 cm dan kisaran berat antara 14,5-264,1 g. Ikan nilem jantan sebanyak 255 ekor dengan kisaran panjang antara 10,2-22,4 cm dan kisaran berat antara 15,0-160,9 g. Pola pertumbuhan ikan nilem di danau Rawa Pening bersifat allometri negatif. Persamaan hubungan panjang-berat ikan nilem betina yaitu W = 0.0186L2.9096 (R² = 0.9527), dan jantan yaitu W = 0.0151 L2.9689(R² = 0.9386). Nilai faktor kondisi ikan nilem betina rerata 1,05, sedangkan ikan nilem jantan rerata 1,02. Proporsi faktor kondisi ikan nilem betina terbanyak dalam keadaan sangat baik (>1,05), sedangkan ikan nilem jantan berada dalam kondisi baik (0,95-1,05). Rasio betina dan jantan secara keseluruhan yaitu 1,54 : 1, yang menunjukkan populasi betina secara nyata lebih banyak dari pada jantan.
Length-weight relationship and condition factor of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in Rivers of the Maros Watershed Muhammad Nur; M. Fadjar Rahardjo; Charles P.H Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 3 (2020): October 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i3.532

Abstract

Lagusia micracanthus is one of endemic freshwater fish in Sulawesi. It also has been locally consumed. The purpose of this research was to analyze length-weight relationship and condition factors of L. micracanthus in rivers of the Maros Watershed, South Sulawesi Province . The study was conducted in three rivers, namely Pattunuang River, Bantimurung River and Pucak River. The sampling was conducted monthly from May 2018 to April 2019. Fish samples were collected by an electric shocker (12 V and 9 A). A total of 1850 individual fishes with samples ranging from 31.58-127.79 mm in total length and 0.76-31.07 g in weight. The length-weight relationship was W = 0.00009L2.6241 (r = 0.95) in Pattunuang River, W = 0.0001L2.5237 (r = 0.94) in Bantimurung River, and W = 0.0001L2.4953 (r = 0.92) in Pucak River. The slope (b) values of L. micracanthus obtained a negative allometric growth pattern (b <3). The relative condition factors of L. micracanthus was fluctuated from 0.86 to 1.43 in Pattunuang River, 0.65 to 1.45 in Bantimurung River, and 0.55 to 1.26 in Pucak River. The condition factor increased towards the peak of the spawning season and decreased after the spawning period. The condition factor increased with the increasing of gonad maturity stage up to stage IV and decreased after spawned or stage V. Abstrak Lagusia micracanthus merupakan salah satu ikan endemik air tawar Sulawesi.Ikan ini telah lama dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai ikan konsumsi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi L. micracanthus di sungai-sungai pada Daerah Aliran Sungai Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan di tiga Sungai yaitu Sungai Pattunuang, Sungai Bantimurung dan Sungai Pucak. Pengambilan ikan contoh dilakukan setiap bulan dari Mei 2018 hingga April 2019. Penangkapan ikan contoh menggunakan alat tangkap electric shocker (12 V & 9 A). Total ikan yang tertangkap sebanyak 1850 ekor dengan panjang berkisar 31,58-127,79 mm dan bobot 0,76-31,07 g. Hasil penelitian menunjukkan, hubungan panjang bobot L. micracanthus di Sungai Pattunuang adalah W = 0,00009L2,6241 (r = 0,95), Sungai Bantimurung W= 0,0001L2,5237 (r = 0,94) dan Sungai Pucak W = 0,0001L2,4953 (r = 0,92). Berdasarkan nilai b yang diperoleh L. micracanthus tergolong ke dalam tipe pertumbuhan allometrik negatif (b < 3). Nilai faktor kondisi ikan pirik berfluktuasi. Di Sungai Pattunuang nilai faktor kondisi berkisar antara 0,55-1,26, di Sungai Bantimurung berkisar 0,65-1,45 dan di Sungai Pucak berkisar 0,55-1,26. Faktor kondisi meningkat menjelang puncak musim pemijahan dan menurun setelah masa pemijahan. Faktor kondisi meningkat seiring peningkatan tingkat kematangan gonad sampai pada TKG IV dan menurun setelah ikan berpijah atau pada TKG V.