Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

DINAMIKA POPULASI IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus malabaricus) di PERAIRAN PINRANG Rapi, Nuraeni L; Djumanto, Djumanto; Murwantoko, Murwantoko
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.28.4.2022.177-185

Abstract

Ikan kakap merah merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai tinggi sebagai ikan konsumsi. Pengetahuan sebaran panjang, umur, pertumbuhan, dan mortalitas digunakan untuk mengetahui kondisi stok ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan, mortalitas, laju eksploitasi dan pola rekrutmen ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus). Sampling dilakukan tiap bulan sekali dari April 2019 sampai Maret 2020 di perairan Kabupaten Pinrang. Contoh ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan gill net,rawai dasar dan bubu. Tiap contoh ikan dilakukan pengukuran panjang menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 mm. Data frekuensi panjang dianalisis menggunakan paket program FiSAT II untuk mengetahui sebaran panjang, laju pertumbuhan, mortalitas,tingkat eksploitasi dan pola rekrutmen. Total sampel ikan yang dikumpulkan selama penelitian sebanyak 916 ekor. Nilai L∞ sebesar 72,95 cm, nilai K sebesar 0,41/tahun dan nilai t0 sebesar-0,28. Laju mortalitas total sebesar 1,21, mortalitas alami (M) sebesar 0,5, mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,71, dan Tingkat eksploitasi (E) sebesar0,59. Rekrutmen berlangsung tiap bulan dengan persentase tertinggi pada akhir musim hujan, puncak musim kemarau dan awal musim hujan. Perlu pengaturan penangkapan tentang ukuran mata pancing dan mata jaring agar tingkat eksploitasi sumberdaya ikan kakap merah berkesinambungan Red snapper is a fisheries commodity with high value as a potential export. Knowledge of the distribution of length, age, growth, and mortality is used to determine fish stocks' condition. This study analyzes the growth, mortality, exploitation rate, and recruitment pattern of red snapper (Lutjanus malabaricus). Sampling has been carried out every month from April 2019 to March 2020 in Pinrang Regency waters. Fish samples were obtained from the catch of gill net fishermen, bottom longlines, and traps. Each fish sample is measured using a ruler to a length of 0.1 mm. Long frequency data were analyzed using the FiSAT II program package to determine the length distribution, growth rate, mortality, exploitation rate, and recruitment patterns. The total fish samples collected during the study were 916 individuals. The L∞ value is 72.95 cm, the K value is 0.41 / year, and the t0 value is -0.28. The total mortality rate is 1.21, natural mortality (M) is 0.5, fishing mortality (F) is 0.71, and the exploitation rate (E) is 0.59. Recruitment occurs every month with the highest percentage at the end of the rainy season, the dry season's peak, and the beginning of the rainy season. Fishing arrangements are needed about size hook and mesh size  so that the level of exploitation of red snapper resources is sustainable.
Persebaran spasial dan temporal ikan endemik pirik (Lagusia micracanthus) Di Das Maros Dan Das Wallanae Cenrana, Sulawesi Selatan Nur, Muhammad; Fadjar Rahardjo, M.; P.H Simanjuntak, Charles; Djumanto, Djumanto; Krismono, Krismono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.28.4.2022.187-198

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan persebaran ikan pirik secara spasial dan temporal serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi persebarannya pada sungai-sungai di DAS Maros dan di DAS Walanae Cenranae. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Mei 2018 hingga April 2019. Penelitian dilakukan di 19 stasiun pengambilan sampel, terdiri atas 6 stasiun di DAS Maros dan 13 Stasiun di DAS Walanae Cenranae, Provinsi Sulawesi Selatan. Penangkapan ikan pirik menggunakan electric shocker (12 V, 9 A) dan jaring lempar. Ikan contoh diawetkan dalam larutan formalin 10% dan alkohol 70 %.  Pengukuran parameter fisik kimiawi perairan meliputi kedalaman, arus, suhu, pH, oksigen terlarut, padatan tersuspensi total (TSS), padatan terlarut total (TDS) dan konduktivitas. Hasil penelitian menujukkan persebaran spasial ikan pirik pada sungai-sungai di DAS Maros terdiri atas empat stasiun yaitu M1 (S. Pattunuang), M2 (S. Bantimurung), M3 (S. Pucak), M4 (S. Batu Bassi) dan pada sungai-sungai di DAS Walanae Cenranae terdiri atas  delapan stasiun yaitu W1 (S. Camba), W2 (S. Sanrego), W4 (S. Batu-Batu), W5 (S. Sawae), W6 (S. Pising), W7 (S. Mutiara), W8 (S. Assanae) dan W10 (S. Ompo). Persebaran temporal ikan pirik terdiri atas tiga kategori persebaran yaitu ikan pirik yang ditemukan pada semua musim, ikan pirik hanya ditemukan ketika musim tertentu, dan ikan pirik yang tidak ditemukan pada semua musim. Jumlah ikan pirik ditemukan terbanyak pada musim penghujan, diikuti awal musim penghujan, kemudian awal musim kemarau dan terendah pada musim kemarau.  Jumlah ikan pirik yang tertangkap dipengaruhi oleh karakteristik fisik kimiawi perairan yaitu kecerahan, oksigen terlarut dan arus.
Pertumbuhan Karang Pocillopora verucossa dan Stylophora pistillata Menggunakan Substrat Semen: Analisis Morfologi dan Data Lingkungan Wijayanti, Lady; Unbekna, Sara; Djumanto, Djumanto; Y Setiawan, Riza; Khoerunnisa, Nurani; I C Utama, Mochhamad; A Nugraha, Tito; Djalil, Mukhlisnah; R Firdaus, Mochamad
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 7 No 2 (2024): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v7i2.4187

Abstract

Arsitek kecil berupa terumbu karang yang memberikan warna-warni di bawah laut ternyata dapat mendukung 25% kehidupan di laut. Namun, para ilmuan memprediksi bahwa 60% terumbu karang dunia akan mati sepenuhnya pada tahun 2050 jika kerusakan terus berlanjut. Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan transplantasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dan laju pertumbuhan dari karang Pocillopora verrucosa dan Stylophora pistillata yang ditransplantasi menggunakan media semen. Pengambilan data dilakukan setiap minggu selama 3 bulan (Oktober 2016 – Januari 2017) di Pantai Serangan, Bali. Penelitian dilakukan dengan mengukur lebar, tinggi, jumlah cabang, dan parameter lingkungan. Pertumbuhan diukur dengan jangka sorong (ketelitian 0,05 mm). Parameter lingkungan perairan yang diukur adalah suhu air, pH air, dan salinitas. Hasil peneltian menunjukkan pertumbuhan lebar, tinggi, cabang meningkat hingga mencapai masing-masing 5,89 mm; 10,28 mm; 8 cabang/fragmen (P.verucossa), dan 8,84 mm; 13,01 mm; 16 cabang/fragmen (S. pistillata). Pertumbuhan dan laju pertubuhan menunjukkan bahwa S. pistillata lebih cepat dari pada P.verucossa, dan pertumbuhan lebar lebih cepat dari pada tinggi untuk kedua jenis karang. Laju pertumbuhan lebar dan tinggi kedua jenis karang pada awal pengamatan mengalami penurunan yang signifikan, hal ini berbanding lurus dengan suhu (32,33°C) dan salinitas (35,33 ppt) sebagai nilai tertinggi yang didapatkan pada minggu awal penelitian. Pemilihan jenis karang yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan akan memberikan keberhasilan transplantasi karang.
Changes in the ecological system of coastal areas of Bantul and Kulon Progo Regencies Wahyudi, Muhammad; Poedjirahajoe, Erny; Hermawan, Much. Taufik Tri; Djumanto, Djumanto
Indonesian Journal of Geography Vol 57, No 1 (2025): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.100952

Abstract

Coastal areas are classified as highly vulnerable because they are always tied to changes in the global aquatic environment. The ecosystem dynamics are increasingly complicated and complex as a result of interactions with other systems on land. This phenomenon is very visible in the coastal areas of Bantul Regency and Kulon Progo Regency. We use Sentinel-2 satellite image interpretation in the period 2013-2022 as a historical record of land use change, and then explore it with Niklas Luhmann's social system theory to understand how communities and government mean the ecological system represented by activities in coastal areas. The results showed that the community and the Government massively changed the original ecosystem of pes-caprae with the dominant afforestation of shrimp cypress. For the community, afforestation is assumed to support production agriculture, from subsistence agriculture. For the government, afforestation is a misconception about reforestation and protecting vital infrastructure such as Yogyakarta International Airport. The main capital for change is technology and its knowledge, and economic capital obtained from production. The economic capital obtained is used for social transformation, including eliminating the stigma of poor, uninformed, and inferior coastal communities. The results achieved change the meaning of land from previously only to support daily livelihoods to production factors that have very high economic and social value. Any attempt to change the establishment of the social and economic system will be met with strong resistance from the community. Under these conditions, the sustainability discourse that we are developing is to build an institutionalized knowledge system, which is carried out repeatedly and continuously, which is important for the community to understand because its dynamics will continue to develop in the future.Received: 2024-10-23 Revised: 2025-02-07 Accepted: 22025-04-16 Published: 2025-04-30