Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Mitos pada Iklan Thailand “Vizer Cctv: Homeless Blind Truth” Suhila Mahamu; Dian Indira; Ypsi Soeria Soemantri; Riza Lupi Ardiati
MABASAN Vol. 15 No. 2 (2021): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v15i2.468

Abstract

Iklan berbahasa Thailand “Vizer CCTV: Homeless Blind Truth” sarat berisi pesan moral, yang disebut oleh tokoh semiotik Roland Barthes dengan mitos. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna denotasi, konotasi dan mitos yang terkandung dalam iklan“VizerCCTV: Homeless Blind Truth”. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dan  metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Adapun metode penyediaan data yang digunakan peneliti adalah metode simak dengan mengakses data dari Youtub. Berdasarkan teori semiotik Barthes, dikaji makna denotasi, konotasi, kemudian mitos yang terkandung dalam iklan “VizerCCTV: Homeless Blind Truth”. Berdasarkan hasil penelitian,iklan “VizerCCTV: Homeless Blind Truth” terdapat sembilan adegan yang terkandung makna denotasi dan konotasi yang berbentuk tertampil gambar dan audio. Mitos yang terkandung dalam iklan agar kita tidak mudah berprasangka buruk kepada orang lain.
Representasi Budaya Ramadan di Indonesia dalam Iklan Gojek Versi Ramadan 2021: Kajian Semiotika Roland Barthes Rifa Rafkahanun; Dian Indira; Riza Lupi Ardiati; Ypsi Soeria Soemantri
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v15i1.8797

Abstract

Ramadan Culture Representation in Indonesia on Ramadan 2021 Version Of Gojek Advertisement: A Semiotic Study of Roland Barthes ABSTRAKIndonesia sebagai salah satu negara dengan umat Islam terbanyak memiliki budaya tersendiri ketika menjalankan ibadah pada bulan Ramadan. Penelitian ini berjudul “Representasi Budaya Ramadan di Indonesia dalam Iklan Gojek Versi Ramadan 2021: Kajian Semiotika Roland Barthes”. Pembahasannya diorientasikan pada kajian semiotik tanda dengan tujuan mendeskripsikan representasi budaya Ramadan di Indonesia yang terdapat dalam video iklan Gojek versi Ramadan 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan model analisis Roland Barthes yang berfokus pada makna denotasi, makna konotasi dan mitos. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam iklan Gojek versi Ramadan 2021 terdapat beberapa hal yang menjadi representasi budaya orang Indonesia selama bulan Ramadan, di antaranya: berbuka puasa bersama keluarga, kerabat atau teman-teman; berbuka puasa diawali dengan minuman dan penganan yang manis; ibadah salat di masjid; menyajikan makanan khas saat perayaan Idulfitri yaitu kupat tahu dan opor ayam; serta saling mengirimkan bingkisan kepada orang-orang terdekat.Kata kunci: budaya indonesia, ramadan, iklan, semiotika roland barthesABSTRACTIndonesia is as one of the countries with the Muslims majority has its own culture during the month of Ramadan. This study entitled "Ramadan Culture Representation in Indonesia on Ramadan 2021 Version of Gojek Advertisement: A Semiotic Study of Roland Barthes". The discussion is oriented towards the semiotic study of signs with the aim is describing the representation of Ramadan culture in Indonesia which is contained in Ramadan 2021 version of gojek advertisement video. The method used in this research is descriptive qualitative method and using Roland Barthes analysis model which focuses on denotational meaning, connotation meaning and myths. The results of the analysis show that in Ramadan 2021 version of gojek advertisement video, there are several things that represent the culture of the Indonesian during the month of Ramadan, including: iftar with family, relatives or friends; iftar with sweet drinks and confectionery; praying at the mosque; serving special food during the celebration of Eid al-Fitr, such as kupat tahu and opor ayam; as well as sending gifts to close relatives.Keyword: indonesian culture, ramadan, advertisement, Roland Barthes Semiotics
REPRESENTASI WANITA DALAM POSTER IKLAN PENGHARUM PAKAIAN “DOWNY”: KAJIAN SEMIOTIKA PEIRCE Shifa Nur Zakiyah; Dian Indira; Riza Lupi Ardiati; Ypsi Soeria Soemantri
Kajian Linguistik dan Sastra Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1401.649 KB) | DOI: 10.23917/kls.v6i2.15055

Abstract

This research is motivated by the researcher's interest in the "Downy" clothing fragrance advertisement poster which has a variety of different themes so that they want to find out more about the meaning of the depiction on the advertisement poster. The purpose of this study is to describe the representation of women on the "Downy" branded clothing fragrance advertisement poster. This study uses a descriptive qualitative method. The data collection method used in this research is the referential method. The technique used to analyze the data is the matching technique with the informal presentation method. The data is taken from the advertisement poster for the clothing fragrance "Downy" with the theme of women with a different appearance taken from the Facebook "Downy Indonesia". The theory used in this study is the semiotic theory of Charles Sander Peirce to examine icons, indexes,  and symbols or commonly known as trichotomy theory. The results of the analysis show that the advertising poster for "Downy" clothing fragrances represents women as innocent, beautiful and feminine. Women also appear elegant, luxurious and confident with expensive fragrances. In addition, a woman when she becomes a mother will protect her family from everything, including everything that will be used by the family. Through the representation of women on each advertising poster, the product has succeeded in introducing and influencing consumers, especially women, to use “Downy” clothing fragrance.Keywords: semiotics, Peirce, Downy advertising, representation, women.
WACANA KESANTUNAN BAHASA SUNDA PADA MEDIA VISUAL DI WILAYAH PENGEMBANGAN GEOPARK PANGANDARAN:Kajian Sosiopragmatik Riza Lupi Ardiati
Jurnal Sosioteknologi Vol. 18 No. 3 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2019.18.3.12

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan strategi kesantunan berbahasa dalam mengungkapkan tuturan ajakan, imbauan dan permohonan melalui figure ilustrasi gambar yang mengungkapkan masing-masing tuturan tersebut. Tujuan utama penelitian ini adalah mengkaji wacana kesantunan berbahasa Sunda sebagai produk budaya daerah Jawa Barat melalui media visual papan imbauan, sekaligus sebagai sarana menjaga keasrian alam wilayah pengembangan Geopark kabupaten Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan berdaasar pada analisis deskriptif dan observasi di lapangan dengan sumber data lokasi dan kondisi di Pangandaran. Teori yang digunakan adalah sosiopragmatik untuk mengkaji unsur sosial berkaitan dengan masyarakat, dan pragmatik untuk mengkaji implikatur tuturan tersebut.Hasil penelitian sementara mengungkapkan belum adanya media visual yang dilengkapi dengan kesantunan berbahasa Sunda dan Indonesia yang diperlukan sebagai sarana mengajak, menghimbau, dan memohon kepada pengunjung agar mengikuti apa yang telah dituturkan dalam media visual tersebut.
Proses Pelepasan Mora Pada Bahasa Jepang Dalam Novel Narcissu Karya Tomo Kataoka Hadiid Hideo Nusantara; Nandang Rachmat; Riza Lupi Ardiati
KIRYOKU Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Kiryoku
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v5i1.1-7

Abstract

This article discusses the Mora disspation process in Japanese language mainly exposed by looking at the mora in literature point of view. The object that being used is a novel called “Narcissu” by the Japanese Author, Tomo Kataoka. The purpose of writing this article is to describe the disipation in Mora in Japanese language written in the form of literature. The research method used in this research is descriptive method. In analyzing the data, the author use the reference theory based on Morphology byIori Isao. The use of theories help the author to get to the conclusion that in Japan’s daily conversation, the use of proper full mora in term of verb seldom been mention. The result of this studies show that the reason of the Mora dissipation in conversation is because of the implicitory in term of talking. In other words, it can be seen that Japanese language speaker often not using the proper word on their conversation mainly because there’s a mutual understandment in term of implicitory word that keep them talk with less word.
PROSES MORFOFONOLOGIS VERBA IMPERATIF PADA TUTURAN LISAN ANIME ORANGE Fahri Delfariyadi; Riza Lupi Ardiati; Nandang Rachmat
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.41459

Abstract

Ketika bertutur kata, tuturan yang dihasilkan dapat berbeda dengan aturan kebahasaan, baik secara struktur bahasa atau pun pembentukan kata. Akibatnya adalah terbentuknya variasi kata baru. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi proses morfofonologis verba bahasa Jepang, spesifiknya verba imperatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik catat pada tahapan pengumpulan data. Sumber data penelitian ini adalah anime Orange. Adapun temuan dari penelitian ini adalah ditemukannya dua proses morfofonologis pada verba kategori perintah dan larangan. Proses morfofonologis pada kategori perintah adalah penghilangan bunyi vokal [i] dan sebagian dari sufiks nasai. Namun, proses morfofonologis yang terjadi pada kategori larangan adalah nasalisasi. Implikasi lain yang ditemukan adalah adanya fenomena pengurangan bunyi pada kategori perintah dan pengaruh lingkungan fonologis pada kategori larangan dan terjadi pengurangan mora pada verba.
Kesantunan Pragmatik dalam Irai Hyougen Bahasa Jepang pada Acara Berita Asaichi Thamita Islami Indraswari; Riza Lupi Ardiati
Metahumaniora Vol 9, No 1 (2019): METAHUMANIORA, APRIL 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i1.22868

Abstract

Penelitian ini berfokus pada deksripsi bentuk irai hyougen dan bentuk kesantunan dalam irai hyougen yang muncul pada percakapan di acara berita Asaichi. Penelitian dilakukan lewat kajian pragmatik. Identifikasi komponen percakapan yang mengandung irai hyougen dilakukan berdasarkan bentuk irai hyougen maupun implikasi percakapan. Penanda kesantunan diamati lewat kemunculan ungkapan hormat, ungkapan kerendahan hati, ungkapan penimbang rasa, ungkapan beri-terima, serta ungkapan tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada acara Asaichi, irai hyougen dinyatakan dalam bentuk suikoukei irai hyougen, meireikei irai hyougen, youkyuukei irai hyougen, ganbou hyoushutsuteki irai hyougen, dan enkyokuteki irai hyougen. Penanda kesantunan irai hyougen ditemukan dalam bentuk penggunaan kenjougo, penggunaan bentuk formal dari nomina dan pronomina, sebutan hormat, penggunaan irai dalam bentuk tidak langsung, penambahan adverbia maupun partikel akhir kalimat untuk menunjukkan rasa hormat pada petutur, menunjukkan kerendahan hati, empati, kehati-hatian, penghindaran kesan paksaan serta penghalus tuturan. This article examine form of irai hyogen and politeness which reflected in irai hyougen in Japanese television programme called Asaichi. In this study, using pragmatic approach, forms of irai hyougen  are being examined through lexical forms, grammatical forms and conversational implicature. Politeness in irai hyougen are being examined by the emergence of expression of respect, expression of humility, expression of concern for others, expression of giving and receiving favor, indirect expression in irai hyougen. The findings of the study showed that in Asaichi, irai hyogen are expressed through suikoukei irai hyougen, meireikei irai hyougen, youkyuukei irai hyougen, ganbou hyoushutsuteki irai hyougen, and enkyokuteki irai hyougen. Politeness in irai hyougen can be identified by the use of kenjougo, formal forms of noun or pronoun to defer the hearer, terms of respect, indirect request pattern, the use of adverbs and sentence ending particles to show humility, empathy, carefulness, to smooth the request, and avoiding constraint in request are preferable.
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA KONTEN VIDEO KERY ASTINA DI TIKTOK: KAJIAN PRAGMATIK Fadhila Afiya; Riza Lupi Ardiati; Rosaria Mita Amelia; Nani Sunarni
Metahumaniora Vol 12, No 2 (2022): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i2.37670

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kerja sama pada konten video Kery Astina di aplikasi Tiktok sekaligus menginterpretasikan makna implikatur dari tuturan yang melanggar prinsip kerja sama pada konten video Kery Astina di aplikasi Tiktok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berupa sebuah video yang cukup viral. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik kualitatif yang dimulai dengan cara mengumpulkan data, mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi serta penarikan simpulan. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data adalah pendekatan pragmatik berdasarkan teori dari Grice (1989). Hasil penelitian menunjukkan terdapat wujud pelanggaran prinsip kerja sama dengan 3 jenis maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim relevansi. Sementara makna implikatur dari setiap tuturan adalah berbeda sesuai dengan konteks yang ada pada tuturan.
Mode of Speech Revolve of Covid 19 in Bahasa Indonesia and Japanese Language in Social Media Riza Lupi Ardiati; Inu Isnaeni Sidiq; Sigit Sugiarto
IZUMI Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/izumi.11.2.183-188

Abstract

This research aims to examine mode of speech revolve of Covid 19 in bahasa Indonesia and Japanese language in social media. The revolving of the Covid 19 that has been conveyed on social media by both policy-making officials and the general public has its own style of language that allows the power of speech in various illocutions, related to the efforts made to avoid the Covid 19 virus outbreak. The research method was carried out through qualitative descriptive and using photo-tapping and note-taking techniques. The theory used is, pragmatics refers to Leech (2003), taiguu hyougen from Pon (2004). The results of the study found that the speech revolving Covid 19 was carried out in assertive illocutionary, directive (ordering, pleading and demanding), and expressive (criticizing and praising). Violation of the maxims of quality and quantity is carried out through the ironic power of excessive and understated speech. Face threatening acts in negative face are found in speeches revolving Covid 19 in Indonesian and Japanese. Face threatening acts with positive face are only found in Indonesian.
IMPLEMENTASI SETSUZOKUSHI DALAM CERITA ANAK KOMEBUKU TO NUKABUKU: KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA RIZA LUPI ARDIATI; SIGIT SUGIARTO
Journal of Linguistic Phenomena (JLP) Vol 1, No 1 (2022): Journal of Linguistic Phenomena Juli 2022
Publisher : Direktorat Pendidikan dan Internasionalisasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jlp.v1i1.39907

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan setsuzokushi atau konjungsi bahasa Jepang yang terdapat dalam cerita anak Komebuku to Nukabuku. Pendekatan struktur dan makna yang digunakan untuk mencari bentuk dan fungsi serta jenis setsuzokushi, serta maknanya. Metode studi pustaka analisis deskriptif,  teknik sadap rekam  dan catat digunakan untuk mengklasifikasi dan menganalisis data setsuzokushi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari data cerita anak Komebuku to Nukabuku mendapatkan hanya 3 jenis setsuzokushi, yaitu konjungtor junsetsu yang diwakili suruto, konjungtor gyakusetsu : tokoro ga, demo, keredo dan kedo dan konjungtor tenkai, yang diwakili sonnara .