Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

UPAYA PELESTARIAN KESENIAN KHAS DESA MEKARSARI DAN DESA SIMPANG, KECAMATAN CIKAJANG, KABUPATEN GARUT -, Soemantri, S. Ypsi; Indira, dian; -, Indrayani, L.M.
Dharmakarya Vol 4, No 1 (2015): DHARMAKARYA
Publisher : DRPM Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.439 KB)

Abstract

Kesenian khas daerah Sunda merupakan salah satukekayaan budaya yang ada di Jawa Barat. Denganadanya globalisasi, kebudayaan dan kesenian Sundasedikit demi sedikit mengalami pergeseran, Kepunahansuatu kesenian lokal sebagai aset budaya daerahdapat terjadi apabila dalam masyarakatnya terutamagenerasi muda kurang peduli dan tidak memilikikeinginan untuk meneruskan dan mengembangkanserta melestarikan keberadaan seni tradisional tersebut.Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan upayaupayasupaya kesenian khas dapat dipertahankaneksistensi dan kelestariannya sebagai aset budayalokal setempat. Oleh karena itu, melalui kegiatanPengabdian Kepada Masyarakat Integratif ini, kamimelakukan inventarisasi kesenian khas apa saja yangada di Desa Mekarsari dan Desa Simpang KecamatanCikajang, Kabupaten Garut dan upaya-upaya apa sajayang sudah dan perlu dilakukan agar seni dan budayayang ada tidak punah atau tergeser oleh budaya barat.Dengan dilaksanakannya PKM-Integratif “UpayaPelestarian Kesenian Khas Di Desa Mekarsari dan DesaSimpang Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut”diharapkan dapat memotivasi generasi muda setempatuntuk dapat lebih menghargai dan mencintai keseniankhas daerahnya sebagai warisan budaya Sunda yangharus dijaga dan dilestarikan.Kata kunci: kesenian khas, aset budaya, Sunda,pelestarian
Makna di Balik Legenda “Gunung Tangkuban Parahu”: Suatu Kajian Semiotik Munandar, Ilham; Indira, Dian
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 16, No 1: Februari 2021
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.16.1.1-10

Abstract

In this research,  the meaning of the legend  of “Gunung Tangkuban Parahu” is analyzed. The problem in this research is to investigate how denotation, connotation, as well as myth in the legend of “Gunung Tangkuban Parahu”. The objective of this research is to know denotation meaning as signifier, connotation meaning as signifier, as well as myth in the legend of “Gunung Tangkuban Parahu”. Roland Barthes’s semiotics theory is used in this research which identified two orders of signification,  the first order signification is the language aspect, and the second one is the mythical aspect. The method  used in this research is qualitative research method. Based on the result, it is found the denotation of Gunung Tangkuban Parahu” as a signifier, the connotation of Gunung Tangkuban Parahu as a signifier of forbidden love between mom and son, and the myth of Gunung Tangkuban Parahu which is formed from an upside down boat.
Semiotic Analysis of Beauty According to Roland's Barthes Theory in Relation to Indonesian and German Culture Indira, Dian; Susilo, Catharina Dian Ikawati; Purnomowulan, N. R.
Nusantara Science and Technology Proceedings Internationale Konferenz des Indonesischen Germanistenverbandes (iKoniG)
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2022.1902

Abstract

A beauty has long been an interesting and important topic for women around the world. The concept of beauty cannot be generalized to all women in all parts of the world. Beauty for one community group is different from beauty for the other community groups because beauty is closely related to culture. In the era of globalization, which is characterized by the ease of obtaining various information, the opportunity to learn about the beauty concepts of different countries is as wide open as possible. For this purpose, cosmetic advertisements in the mass media play an important role. However, there are signs in the advertisement that reflect cultural elements, which can be studied semiotically. This study uses a descriptive qualitative method. This paper is a semiotic study that aims to present the meaning of beauty myths for Indonesian and German women, which are first examined through denotative and connotative meanings. The theory used is the semiotic theory of Roland Barthes. To see the difference in beautiful concepts from two different cultures, the data of Nivea skin care ads with Indonesian and German version are taken. In the results, there are differences of Indonesian and German beauty concept closely related to culture. The message of the beautiful Indonesian version shows that the woman is attractive and has a white skin, while the German version shows that the attractive level and skin color are not a priority, but women with the healthy skin.
PENGARUH TINDAK BAHASA LAKI-LAKI TERHADAP PENGAKTUALISASIAN DIRI PEREMPUAN–ANALISIS GROUNDED THEORIES DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIKFOCUS GROUP DISCUSSION PADA MAHASISWA SUNDA ASAL GARUT UNIVERSITAS PADJADJARAN Dian Indira; Thersiah L. Lubis; Dien Fakhri Iqbal; Dian Ekawati
Sosiohumaniora Vol 5, No 1 (2003): SOSIOHUMANIORA, MARET 2003
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v5i1.5274

Abstract

Tindak berbahasa individu mencerminkan status sosial maupun besar pengaruh individu tersebut dalam konteks interaksinya. Sebaliknya, konstelasi posisi gender dalam suatu kelompok masyarakat dapat juga dipahami melalui tindak bahasa gender, terutama dalam konteks interaksi pula. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang tindak bahasa laki-laki dan perempuan dalam suatu diskusi di mana kedua gender berpartisipasi. Menggunakan metode penelitian kualitatif, dan media interaksi berbentuk Focus Group Discussion, dilakukan pengamatan terhadap variabel penelitian pola komunikasi antargender. Dengan teknik purposisive sampling, diperoleh sampel penelitian mahasiswa/i Program Diploma III Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran yang berasal dari Garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak kesamaan dalam tindak berbahasa pada laki-laki maupun perempuan selama diskusi berlangsung. Dengan demikian, stereotip tentang tindak berbahasa laki-laki dan perempuan yang sebelumnya telah ada, patut diragukan. Kata kunci: tindak berbahasa, gender, focus group discussion
PENCITRAAN BANDUNG SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA: MODEL MENEMUKENALI IKON BANDUNG MASA KINI Dian Indira; Slamet Usman Ismanto; Meilanny Budiarti Santoso
Sosiohumaniora Vol 15, No 1 (2013): SOSIOHUMANIORA, MARET 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.779 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v15i1.5238

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi ketidakjelasan pencitraan ‟brand image kota Bandung karena masyarakatnya yang dinamis dan perkembangan wilayah yang cenderung tidak terkendali. Akibatnya pencitraan lama bergeser, sementara pembentukan pencitraan baru terhambat oleh banyak kepentingan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kondisi dan potensi obyek wisata dan daya tarik yang dimiliki Bandung; kebijakan pemerintah terkait dengan upaya menjadikan Bandung sebagai tujuan wisata; dan proses pembentukan pencitraan „brand image‟ kota Bandung sebagai daerah tujuan wisata, terutama dalam pandangan para tokoh masyarakat, akademisi, budayawan, dan seniman. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa pariwisata di Bandung masih belum mempunyai visi dan konsep pengembangan yang jelas serta belum didukung oleh pengaturan dan pengelolaan kota yang terencana dan konsisten, strategi yang jelas, dan implementasi nyata di lapangan yang berdampak pada pembentukan pencitraan Bandung sebagai daerah tujuan wisata.
UPAYA PELESTARIAN KESENIAN KHAS DESA MEKARSARI DAN DESA SIMPANG, KECAMATAN CIKAJANG, KABUPATEN GARUT Soemantri, S. Ypsi -; dian Indira; Indrayani, L.M. -
Dharmakarya Vol 4, No 1 (2015): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.439 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v4i1.9038

Abstract

Kesenian khas daerah Sunda merupakan salah satukekayaan budaya yang ada di Jawa Barat. Denganadanya globalisasi, kebudayaan dan kesenian Sundasedikit demi sedikit mengalami pergeseran, Kepunahansuatu kesenian lokal sebagai aset budaya daerahdapat terjadi apabila dalam masyarakatnya terutamagenerasi muda kurang peduli dan tidak memilikikeinginan untuk meneruskan dan mengembangkanserta melestarikan keberadaan seni tradisional tersebut.Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan upayaupayasupaya kesenian khas dapat dipertahankaneksistensi dan kelestariannya sebagai aset budayalokal setempat. Oleh karena itu, melalui kegiatanPengabdian Kepada Masyarakat Integratif ini, kamimelakukan inventarisasi kesenian khas apa saja yangada di Desa Mekarsari dan Desa Simpang KecamatanCikajang, Kabupaten Garut dan upaya-upaya apa sajayang sudah dan perlu dilakukan agar seni dan budayayang ada tidak punah atau tergeser oleh budaya barat.Dengan dilaksanakannya PKM-Integratif “UpayaPelestarian Kesenian Khas Di Desa Mekarsari dan DesaSimpang Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut”diharapkan dapat memotivasi generasi muda setempatuntuk dapat lebih menghargai dan mencintai keseniankhas daerahnya sebagai warisan budaya Sunda yangharus dijaga dan dilestarikan.Kata kunci: kesenian khas, aset budaya, Sunda,pelestarian
SERAPAN DALAM PERISTILAHAN BIDANG OTOMOTIF Bari Pratama Putra; NFN Wahya; Dian Indira
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 12, No 1 (2014): METALINGUA, EDISI JUNI 2014
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.632 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v12i1.37

Abstract

PENELITIAN tentang serapan dalam peristilahan bidang otomotif perlu dilakukan sebagailiteratur otomotif berbahasa Indonesia sehingga berbagai informasi terkait peristilahanotomotif dapat terjelaskan secara tepat, proporsional, dan reperesentatif dalam mediainformasi yang diperlukan pembaca. Masalah dalam tulisan ini adalah bagaimanaserapan dalam peristilahan bidang otomotif dalam bahasa Indonesia. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Analisis serapandalam peristilahan bidang otomotif dengan metode deskriptif kualitatif dilakukanberdasarkan data-data kebahasaan alami yang terdapat dalam media cetak bidangotomotif di Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah Auto Bild Edisi 31 Juli–13Agustus 2013 dan Motor Trend Edisi Januari 2014. Auto Bild dan Motor Trend adalahmedia cetak yang berisi literatur informasi otomotif bagi pembaca di Indonesia. Serapandalam peristilahan bidang otomotif dapat diklasifikasikan atas serapan tanpa penyesuaianejaan dan lafal (penyerapan utuh) dan serapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal;yang diklasifikasikan atas penyesuaian, penambahan, dan/atau penghilangan fonem.Tulisan ini dapat dijadikan informasi tambahan dalam pembentukan istilah daribahasa asing ke dalam bahasa Indonesia di samping pedoman yang ada dan menjadiliteratur otomotif yang diperlukan bagi pengguna media informasi otomotif di Indonesia.
CITRA TOYOTA AVANZA MELALUI TANDA VERBAL DAN VISUAL IKLAN PRODUK TOYOTA TAHUN 2018: KAJIAN SEMIOTIK Mohammad Fahmi Heryanda; Dian Indira; Nani Darmayanti
Jurnal SORA Vol 3 No 1 (2018): Jurnal SORA
Publisher : Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.272 KB)

Abstract

Toyota Avanza is one of the most enthused car brands in Indonesian society. Advertisement is one of available tools used by producer companies in promoting their products, either by verbal means or nonverbal means, just like Toyota Avanza advertisements in 2018. The present research is a semiotic study that analyzes the relation between signifier and signified in constructing meaning. The present research uses qualitative research method by describing, interpreting, and explaining both signifier and signified of verbal as well as visual signs based on Barthes’ (1957) semiotic theory. The particular method is applied to construe the denotative and connotative meaning of Toyota Avanza advertisements in 2018 and eventually to identify the image of the advertised product. The technique of data collecting used in the present research is observation technique. The aims of the research are to unfold the meaning behind the verbal and visual signs present in the advertisements and to reveal the image and the identity of the advertisements products. The results show that the advertisements contain more informative verbal signs and thus the connotative meanings of such signs determine how the product image is perceived by the consumers.
Pergeseran Leksikal sebagai Dampak Kontak Budaya pada Masyarakat Sunda di Desa Parigi Kabupaten Pangandaran Dian Indira
Metahumaniora Vol 8, No 1 (2018): METAHUMANIORA, APRIL 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v8i1.18876

Abstract

AbstrakBudaya dan bahasa merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, tergerusnyabahasa berbanding lurus dengan tergerusnya budaya, begitu pula sebaliknya.Terjadinya kontak budaya luar dengan budaya lokal tidak dapat dihindarkan yangterlihat dari sikap berbahasa masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukanterhadap siswa sekolah dasar di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, yangsehari-hari berbahasa Sunda, terlihat bahwa pengaruh budaya luar telah memengaruhibahasa Sunda mereka. Dengan menggunakan angket dan daftar tanya sebagai bahanuntuk memperoleh data dari para pembahan, beberapa siswa tidak bisa menyebutkanbeberapa nama benda, binatang, dan tumbuhan di dalam bahasa Sundanya.Kata kunci: budaya luar, pergeseran bahasa Sunda, PangandaranAbstractCulture and language are an inseparable unity, the erosion of language is directlyproportional to the erosion of culture, and vice versa. The occurrence of outside cultural contactwith local culture can not be avoided which is evident from the attitude of community speakers.Based on research conducted on elementary school students in Parigi - Pangandaran District, whospeak Sundanese daily, it appears that the influence of outside culture has influenced their Sumdalanguage. Students can not name some objects, animals, and plants in Sundanese language, thehighest percentage is the use of the word greetings in the nuclear family environment.Keywords: outside culture, Sundanese, Pangandaran
Dualisme Pelestarian dan Pengembangan Musik Keroncong pada Tahun 1970-an Raden Muhammad Mulyadi; Dian Indira
Metahumaniora Vol 9, No 1 (2019): METAHUMANIORA, APRIL 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i1.22874

Abstract

Keroncong merupakan suatu genre musik yang khas Indonesia, keberadaanya selalu dikaitkan dengan statusnya sebagai salah satu warisan seni budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan. Selain perlu dilestarikan, para penggiat keroncong dan pemerintah pun menganggap perlu mengembangkan keroncong dalam segi musik maupun perluasan peminatnya, khususnya di kalangan generasi muda. Penelitian ini memperlihatkan popularitas keroncong yang sudah menurun sejak akhir tahun 1960-an bahkan pada tahun 1970-an keroncong sudah dinyatakan harus diselamatkan atau dilestarikan. Perkembangan keroncong terhambat oleh semangat pelestarian musik tersebut. Pelestarian keroncong terhambat oleh pakem-pakem yang ditentukan oleh para tokoh senior musik tersebut. Pakem-pakem keroncong merupakan suatu bentuk hegemoni para tokoh senior keroncong untuk memberi batasan keroncong yang baik dan benar menurut versi mereka. Pada satu sisi, pakem-pakem dalam keroncong telah dapat menjaga kelestarian keroncong, sementara pada sisi lainnya tidak berhasil mengembangkan keroncong kepada peminat yang lebih luas.  Keroncong is a music genre that is typical of Indonesia, its existence is always associated with its status as one of the Indonesian cultural arts heritage that needs to be preserved. Besides needing to be preserved, keroncong activists and the government also consider it necessary to develop keroncong in terms of music and the expansion of their interests, especially among the younger generation. This study examine that the popularity of keroncong which has declined since the late 1960s even in the 1970s that keroncong has been declared to be saved or preserved. Keroncong development is hampered by the spirit of preservation of the music. Keroncong conservation is hampered by the standards determined by the senior figures of the music. Pakem-pakem (standards) keroncong is a form of hegemony of senior keroncong figures to limit the keroncong to good and correct according to their version. On the one hand, the features in keroncong have been able to preserve keroncong, while on the other hand they have not succeeded in developing keroncong for wider interested ones.