Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI SURABAYA Hanaz Rona AQN; Dwi Ernawati; Sapto Dwi Anggoro
Hospital Majapahit (JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO) Vol 13 No 1 (2021): HOSPITAL MAJAPAHIT
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.476 KB) | DOI: 10.55316/hm.v13i1.679

Abstract

The elderly often experience psychological problems that arise as a result of the aging process, one of which is feeling anxious. Anxiety is an emotional condition in a person that causes feelings of discomfort. This study aims to analyze the factors that influence the incidence of anxiety in the elderly. The design of this research was observational analytic study used cross-sectional approach. The research sample was taken using the Simple Random Sampling technique obtained as many as 36 elderly in Panti Werdha Hargodedali Surabaya. The independent variables in this study were age, education, and length of stay at the orphanage, history of disease, and family support. The dependent variable is anxiety. The instrument used demographic data questionnaire and Gerriatric Anxiety Scale (GAS) questionnaire. Data were analyzed using the Regression Logistic Ordinal test with a significance level of p <0.05. The results showed that anxiety in the elderly was influenced by age (p = 0.018), education (p = 0.003), history of disease (p = 0.005), family support (0.018), and there was no relationship between length of stay at the home (p = 0.532) regarding incidence of anxiety in Panti Werdha Hargodedali Surabaya. The most dominant factor was age factor with regression coefficient value of 1.909. It is expected that the elderly and caregivers could anticipate factors causing anxiety in the elderly and can overcome anxiety problems.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Cyberbullying Selama Pandemi Covid-19 Erica Mauliana Puteri; Dwi Ernawati
Bima Nursing Journal Vol 4, No 1 (2022): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v4i1.944

Abstract

Pada masa pandemi membuat anak semakin aktif dalam menggunakan gadget dan sosial media untuk pembelajaran daring ataupun mengisi kebosanan sehingga anak dapat memiliki perilaku cyberbullying. Cyberbullying merupakan penyerangan terhadap seseorang secara online berupa hinaan, pengucilan hingga pencemaran nama baik di sosial media. Penyebabnya diawali dengan mencoba-coba hingga terbiasa karena kurangnya pengawasan orang tua. Tujuan:  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola asuh orang tua dengan perilaku cyberbullying pada anak sekolah selama SFH pada masa pandemi covid-19 di SDN Banyuates 1 Kabupaten Sampang. Metode : Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan populasi sebanyak 115 responden. Teknik sampel menggunakan cluster sampling sehingga didapatkan responden sebanyak 92 responden. Pola asuh orang tua diukur dengan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) dan kejadian cyberbullying diukur dengan kuisioner cyberbullying yang diadaptasi dari teori Willard (2007) dengan uji analisa fisher’s exact test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis (39,1%) dan sebagian besar anak memiliki perilaku cybebullying kategori sedang (54,3%). Uji analisis menunjukkan bahwa nilai nilai ρ = 0,000 (ρ<α=0,05) dengan r = 20,772 yaitu adanya hubungan pola asuh orang tua dengan  perilaku cyberbullying pada anak selama SFH pada masa pandemi covid-19 di SDN Banyuates 1 Kabupaten Sampang. Kesimpulan: Implikasi dari hasil penelitian diharapkan orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis agar dapat meminimalisir tingkat perilaku cyberbullying pada anak serta perlunya pemberian jadwal pemakaian gadget dan pengawasan secara langsung saat anak menggunakan gadget dan sosial media agar anak tetap berperilaku baik.
Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas 10 Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA Hang Tuah 1 Surabaya Dwi Ernawati; Diyah Arini; Puji Hastuti; Qoriila Saidah; Astrida Budiarti; Iis Fatimawati; Faridah Faridah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : Perguruan Tinggi Meng
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.798 KB) | DOI: 10.33086/snpm.v1i1.827

Abstract

Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh dan bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. WHO (2019) menyatakan bahwa masalah kesehatan reproduksi wanita yang buruk mencapai 33% dari jumlah total penyakit yang menyerang wanita di dunia. Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang lama menjadi persoalan bagi remaja, utamanya di Indonesia. adalah hubungan sex bebas yang meningkatkan angkakehamilan di luar nikah, aborsi dan penyakit menular seksual pada remaja. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan penguatan informasi melalui program pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Pelaksanaan pendidikan kesehatan telah dilaksanakan secara daring dengan peserta kelas 10 Jurusan IPA dan IPS SMA Hang Tuah 1 pada hari Rabu, 20 Januari 2021 sebanyak 156 siswa. Data menunjukkan bahwa pengetahuan baik meningkat dari 54 % menjadi 64 % dan dan tingkat pengetahuan yang kurang menurun menjadi 10 % dari angka 25 %. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa Hang Tuah 1 Surabaya. Pendidikan kesehatan remaja berikutnya perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dengan metode edukasi yang interaktif dan menarik melibatkan seluruh siswa di SMA Hang Tuah 1 Surabaya.
Edukasi Kesehatan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI pada Bayi dan Balita di Kelurahan Sukolilo Surabaya Iis Fatimawati; Diyah Arini; Puji Hastuti; Dwi Ernawati; Qori’ Ila Saidah; Astrida Budiarti; Faridah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : Perguruan Tinggi Meng
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.634 KB) | DOI: 10.33086/snpm.v1i1.918

Abstract

Kecukupan gizi dalam makanan menentukan status gizi anak. Setiap bayi harus mendapatkan ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kebutuhan bayi akan nutrisi semakin meningkat seiring bertambahnya usia bayi, sedangkan terkadang ASI yang dihasilkan ibunya kurang memenuhi kebutuhan gizi bayi, Sehingga pada usia 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dan diberikan gizi tambahan berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang bertujuan agar gizi bayi bisa terpenuhi. MPASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. Pemberian MP-ASI yang benar akan sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak dan kecerdasannya. Pemberian MP-ASI yang tidak sesuai akan menimbulkan masalah dalam status gizi anak, salah satunya masalah gizi kurang dan gizi buruk. Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk Meningkatkan pengetahuan ibu usia subur tentang MPASI di lingkungan kampung nelayan Kelurahan Sukolilo Surabaya sehingga dapat menurunkan kejadian stunting. Metode : Salah satu upaya untuk mengatasi Kurang Gizi sejak dini pada anak adalah dengan penguatan informasi melalui program edukasi kesehatan pada ibu usia subur terkait pencegahan stunting dan kurang gizi pada bayi dan balita. Pelaksanaan edukasi kesehatan ini dilakukan secara langsung saat kegiatan posyandu Balita masyarakat di Kelurahan Sukolilo Surabaya. Hasil dan Pembahasan : Sebelum dilaksanakan penyuluhan dilakukan pengukuran dan pencatatan antropometri balita yang datang ke posyandu, di dapatkan hasil dari 128 peserta hanya 21,1 % saja yang mempunyai berat badan sesuai standar, sedangkan 78,9% balita memiliki berat badan yang kurang dari standar. Hal ini menunjukkan bahwa Sebagian besar balita di Kelurahan Sukolilo Surabaya dalam kategori kurang dari standar. Dan setelah dilakukan penyuluhan Kesehatan didapatkan data pengetahuan responden sudah baik 82%. Kesimpulan : pengaruh lingkungan, budaya, dan pengetahuan menjadi salah satu sebab terjadinya pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Diperlukan peran aktif orang-orang yang berpengaruh dalam lingkungan tersebut untuk mengajak dan memberikan motivasi serta health education untuk menambah pengetahuan ibu terlebih dalam pemberian MP-ASI yang tepat dan benar sehingga ibu dapat berperilaku lebih tepat.
Analisis Faktor Individu Terhadap Tugas Kesehatan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo Kabupaten Gresik Dwi Ernawati; Nuh Huda; Amelia Kristina Merry Pitaloka
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.919 KB) | DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.19

Abstract

ABSTRACT The family function as a support system for members suffering from Diabetes Melitus demands greater economic, social, and psychological sacrifice from the family. The inability of the family to carry out five family health tasks for people with DM can be caused by several factors, including family knowledge and family social economy. This is can be related to family health duties. The aim of this study is determine the relationship of individual factors to family health tasks that have been carried out on families of people with Diabetes Mellitus at Primary Health Center of Driyorejo Gresik . The design of this study used observational analytic methods. The sampling was done by cluster sampling method and obtained a sample of 67 respondents. Independent variables is individual factors while the dependent variable is family health tasks. Research instruments for individual factors were age, sex, education, occupation, duration of suffering from diabetes mellitus and family’s health tasks measuring by questionnaire. Analysis data with Spearman Rank test. The results of this study indicate that there is a relationship between individual factors consisting of age and education with the health assignments of families with diabetes mellitus patients. Spearman rank test results obtained p-value of 0.003 <0.05 at age, and 0.013 <0.05 in education. Health workers can improve health promotion to the community regarding ideal body weight monitoring, healthy living, routine blood sugar and family checkups to support diabetics to participate in health programs to prevent further complications of diabetes mellitus Keywords : Individual factors, family’s health tasks, Diabetes Mellitus
Mewujudkan Generasi Berencana melalui Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Astrida Budiarti, Budiarti; Diyah Arini; Puji Hastuti; Dwi Ernawati; Qori’ Ila Saidah; Iis Fatimawati; Faridah Zein
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i1.1486

Abstract

Kesehatan reproduksi merupakan keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera serta terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi, proses serta fungsinya. Periode remaja dimana terjadi pubertas yang disebabkan fungsi hormonal. Selain menyebabkan perkembangan fungsi reproduksi, hormon juga mempengaruhi dorongan seks remaja, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain. Remaja perlu paham terkait kesehatan reproduksi agar memiliki pengetahuan yang tepat terkait reproduksinya. Remaja diharapkan bertanggung jawab dengan reproduksinya setelah memiliki pengetahuan yang tepat. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pengabdian kepada masayarakat dengan tema upaya mewujudkan generasi berencana melalui Pendidikan Kesehatan roproduksi remaja di SMAN 1 Taman Sidoarjo. Kegiatan meliputi pretest, pemberian Pendidikan Kesehatan, diskusi dan tanya jawab, serta posttest untuk mengevalusai tingkat pemahaman siswa. Hasil kegiatan menunjukkan 72,4% siswa dengan pengetahuan baik. Tingkat pengetahuan kurang dari 20,0% menurun menjadi 10,1%. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja efektif meningkatkan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksinya.
Tingkat Stres dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dismenore pada Mahasiswi Tingkat Akhir di STIKES Hang Tuah Surabaya Hanina Salsabila; Astrida Budiarti; Nur Chabibah; Dwi Ernawati
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Vol 18, No 1 (2023): March
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30643/jiksht.v18i1.234

Abstract

INFLUENCE OF FAMILY MONITORING AND SEXUAL COMMUNICATION IN ADOLESCENT CYBERSEX BEHAVIOR Astrida Budiarti; Anisa Pujianti; Chabibah Chabibah; Dwi Ernawati
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS) Vol 7 No 1 (2023): VOLUME 7 ISSUE 1 APRIL 2023
Publisher : Departement Research and Community Engagement Bina Sehat PPNI Institute of Health Science, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29082/IJNMS/2023/Vol7/Iss1/428

Abstract

Cybersex is the activity of accessing pornography on the internet, engaging in real-time, like conversations about online sexuality with others. The purpose of this study was to analyze the influence of family monitoring and sexual communication adolescent cybersex behavior in Sidoarjo. The study used cross-sectional analytics. Probability sampling technique with simple random sampling. Samples were 121 adolescent students of SMK Antartika 2 Sidoarjo. The research instrument used sexual communication questionnaires, family monitoring, and ISST questionnaires to assess cybersex behavior. Statistic test using rho sperman test. Results showed adolescent sexual communication with parents was 56.2% in the low, 29.8% moderate and 14% high categories. Family monitoring related to sexual behavior was 39.7% in the low category, 33.1% in the medium category, and 27.2% in the high category. Teen cybersex behavior was 61.9% riskless, 17.4% were low-risk, and 20.7% had high-risk behavior. The results of the spearman rho test between sexual communication and cybersex behavior showed p value = 0.000 which means that there is a relationship between sexual communication and cybersex behavior. In the family monitoring variable with cybersex behavior, it is obtained p value = 0.000, meaning that there is a relationship between family monitoring and adolescent cybersex behavior. It is hoped that families will pay more attention to adolescents in monitoring their sexual behavior. In addition, it also implements open communication with adolescents regarding their sexual behavior, so that adolescents avoid cybersex behavior.
EDUKASI KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PERUBAHAN PENGETAHUAN MASYARAKAT KALIPECABEAN SIDOARJO Astrida Budiarti; Diyah Arini; Puji Hastuti; Dwi Ernawati; Qori’ Ila Saidah; Iis Fatimawati; Faridah Faridah; Dewinta Dewinta
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2: Mei 2021
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v1i2.589

Abstract

Virus Corona (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyebar secara droplet dan menyerang sistem pernapasan secara cepat. Laju penularan di Indonesia juga masih diatas 5% melebihi stardart WHO yaitu kurang dari 5%. Hal ini bisa disebabkan oleh pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pencegahan Covid 19 yang belum sepenuhnya tepat. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan penguatan informasi melalui program edukasi kesehatan pencegahan covid 19. Pelaksanaan edukasi kesehatan ini dilakukan secara langsung saat kegiatan posyandu balita masyarakat di Kalipecabean Sidoarjo dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Setelah dilaksanakan kegiatan edukasi kesehatan didapatkan sebagian besar masyarakat (71,4%) memiliki pengetahuan yang baik. Hasil lain juga menunjukkan tingkat pengetahuan yang kurang menurun menjadi 17,5% dari angka 24,5%. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi kesehatan tentang Covid 19 efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat dalam pencegahan Covid 19. Rekomendasi dari kegiatan ini adalah perlu dimasifkan pemberian edukasi kesehatan dalam upaya pencegahan covid 19 sehingga perilaku masyarakat akan positif sehingga laju penularan Covid 19 bisa dibawah standart yang telah ditetapkan oleh WHO