Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pemanfaatan Media Realia dengan Program Pembelajaran Individual dalam Mengenal Konsep Bilangan Bagi Anak Tunagrahita Hasan, Yarmis; Efrina, Elsa; Muspita, Rila
Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus Vol 2 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.851 KB) | DOI: 10.24036/jpkk.v2i2.455

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pemanfaatan media realia dengan penggunaan program pembelajaran individual dalam mengenal konsep bilangan bagi anak tunagrahita. Data didapatkan dengan pengamatan, wawancara, telah, dan komunikasi. Hasil menunjukkan media realia dapat mengenal konsep bilangan dengan guru sebagai teacher center. Guru mengaplikasikan media realia dengan pendekatan bermain seperti menghitung jumlah permen,pensil,atau apel. Sehingga anak lebih mudah mengenal konsep bilangan. Dari satu sampai lima dari pertanyaan anak dapat membilang atau menyebutkan, menunjukkan, membedakan, mencocokkan, menuliskan bilangan. Kemudian anak dapat menuliskan angka bilangan sesuai banyak benda.
Upaya Mengurangi Perilaku Maladaptif di Kelas bagi Anak Tunagrahita Sedang melalui Pengukuhan Negatif Aprianisa, Ikrami Aprianisa; Hasan, Yarmis; Fatmawati, Fatmawati
Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus Vol 1 No 1 (2017): November 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.261 KB)

Abstract

Penulisan ini dilatarbelakangi dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan terhadap anak tunagrahita sedang yang berperilaku maladaptif yakni suka berjalan kelas saat belajar. Penulisan ini bertujuan untuk mengurangi perilaku maladaptif X melalui pengukuhan negatif yakni duduk di kursinya selama 2 menit.Penulisan ini menggunakan metode Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A dan teknik analisis visual grafik. Subjek penulisan adalah seorang anak tunagrahita sedang kelas I/C, variabelya dianalisa menggunakan frekuensi. Pada kondisi baseline A1 untuk mengurangi perilaku maladaptif X dengan mean level 21,14. Pada kondisi intervensi dengan mean level 13,07, dan pada kondisi baseline A2 dengan mean level 7,6. Hasil analisis data dalam kondisi dan antar kondisi memiliki estimasi kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas, jejak data dan perubahan level yang menunjukan pengurangan perilaku maladaptif X secara positif. Overlap data pada analisis antar kondisi pada kondisi baseline (A1) dan intervensi (B) dalam mengurangi perilaku maladaptif X adalah 15%, dan overlap data pada kondisi baseline (A2) dan intervensi (B) adalah 7%. Berdasarkan analisis data tersebut, menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima, artinya perilaku maladaptif berjalan di kelas saat belajar anak tunagrahita sedang X dapat berkurang melalui pengukuhan negatif
Penggunaan Media Slime untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak Cerebral Palsy di SLB 1 Panti, Pasaman Timur, Padang Windasari, Windasari; Hasan, Yarmis
Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education Vol 4 No 1 (2019): Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education (IJIECE)
Publisher : Association of Indonesian Islamic Kindergarten Teachers Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.556 KB)

Abstract

This study revealed about Cerebral Palsy student in Class 1 at SLB N1 Panti, who had difficulty in holding pencils due to immaturity of muscle strength in fine motoric. This study aims to determine whether the use of slime mediawas effective in improving student's fine motoric. The research method used is classroom action research which consists of II cycles. Each cycle consists of four meetings. Technique of collecting data used are observation, documentation, and tests. From the results of the research in the first cycle the ability of student in squeezing slime was obtained from the results of the first student meeting (46.7%), the second meeting (53.3%), the third meeting (60%), and the fourth meeting (66.7%). The second cycle of student ability in squeezing slime obtained the first meeting results (73.3%), second meeting (80%), third meeting (86.7%), fourth meeting (86.7%). From the results obtained above, it can be seen that the value of students has increased, it can be seen from the ability of student to hold a pencil that was getting better.
Improving the Ability to Recognize Primary Color Using Plastisifor Children Tunagrahita Light Class III in SLB Luki Padang Ajismanto Ajismanto; Yarmis Hasan
EDUCATIO : Journal of Education Vol 4 No 2 (2019): November 2019
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/educatio.v4i2.181

Abstract

This research is motivated by the discovery of a problem of a mentally regard development that is a mild category of a nine-year-old boy whose initials AD is in class III at SLB Luki Padang. Where the child has problems in recognizing basic colors. The purpose of this study was to improve the ability to recognize basic colors using plasticine for mentally disabled children in mild class IIprimaryss at SLB Luki Padang. This type of research is single-subject research (SSR) with A-B design. Data collected through direct observation and recorded on the observation sheet. The data analyzed is using graphical visual analysis. The results showed that the ability to recognize primary colors in mentally disabled children in the mild category class III in SLB Luki Padang increased after being given an intervention using plasticine. At baseline conditions, children get the highest score of 10%, and in the intervention conditions, children get a score of 90%. Thus it is proven that using plasticine can improve the ability to recognize basic colors for mentally disabled children in the light class III class at SLB Luki Padang.
Improving Vocational Embroidery Decoration Wall Skills Through Learning By Doing Model for Autistic Children in SLB Autisma YPPA Padang Esti Wahyuningsih; Yarmis Hasan
EDUCATIO : Journal of Education Vol 4 No 2 (2019): November 2019
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/educatio.v4i2.182

Abstract

This study discusses three students who have problems in vocational skills, making wall decoration creations. The observation shows that students have good interest and talent in embroidery. The purpose of this paper is to improve vocational skills to make creations of wall hangings through the learning model of learning by doing. The research method used was classroom action research consisting of two cycles. Each cycle consists of four meetings held in several stages, namely planning, implementing actions, observing, and reflecting. Data collection techniques used were observation, documentation, and tests. The results showed that the vocational learning process of making wall hangings creations for children with Class X autism was carried out through learning by doing learning models. The results of the study in the first cycle have increased. At the first meeting until the fourth meeting TQ scored 42.8%, 54.7%, 54.7%, and 61.9%, UM earned 47.6%, 59.5%, 59.5%, and 66.6%, and NA 52.3%, 61.9%, 61.9% and 69%. In the second cycle, TQ scored 69%, 69%, 73.8%, and 80.9%, UM earned 76.1%, 76.1%, 78.5%, and 80.9%, and NA received 85.7%, 85.7%, 90.4%, and 90.4%. The conclusion is that the implementation of embroidery wall hanging vocational skills can be improved through the learning model of learning by doing
Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Keterampilan Membuat Kerupuk Lele bagi Siswa Tunarungu di SLB Luak Nan Bungsu Payakumbuh Debby Indriani; Yarmis Hasan
Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.498 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi ditemukan di SLB Luak Nan Bungsu Payakumbuh yaitu siswa tunarungu dikelas VIII. siswa belum terampil dalam membuat kerupuk dari ikan lele. Pada saat proses pembelajaran dalam membuat kerupuk dari ikan lele peneliti mencoba menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pelaksanaan yang dilakukan pada saat penelitian terhitung delapan kali pertemuan tatap muka. Untuk melihat setiap tingkat kemampuan siswa maka setiap pertemuan pembelajaran selalu diadakan evaluasi. Tahapan-tahapan setiap kerja dalam siklus , yang pertama ada perencanaan, kedua pelaksanaan tindakan, yang ketiga observasi, dan selanjutnya refleksi. Data dianalisis dengan kuantitatif dan kualitatif, adapun teknik dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes perbuatan. Pada saat membuat kerupuk dari ikan lele siswa selalu mendapatkan peningkatan dalam keterampilan membuat kerupuk lele dilihat dari hasil tes kemampuan yang dimilik siswa disetiap pertemuan. Delapan kali pertemuan yang dilakukan siswa didapatkan hasil setiap pertemuan yaitu BM 32,6%, 45,6%, 56,5%, 65,2%, 71,7%, 78,2%, 86,9%, 91,3% dan DN 21,7%,30,4%, 41,3%, 52,1%, 63,0%, 69,5%, 76,0%, 82,6%. Melalui pendekatan keterampilan proses dapat ditarik kesimpulan dari data di atas bahwa keterampilan dalam membuat kerupuk dari ikan lele mengalami peningkatan yang signifikan.
Efektivitas Bermain Papan Pasak Untuk Meningkatkan ketahanan Duduk Anak Down Syndrome Di kelas VII SLB Wacana Asih Padang Cindri Wulan Alam Sari; Mega Iswari; Yarmis Hasan
Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.634 KB) | DOI: 10.24036/jupe85570.64

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi permasalahan yang terjadi pada anak down syndrome yang berperilaku hiperaktif di kelas VII SLB Wacana Asih Padang yang mengalami hambatan dalam duduk tenang di dalam kelas saat proses belajar. Dari hasil pengamatan anak kurang ketahanan duduknya dan terlihat sulit untuk duduk tenang. Maka dari itu peneliti berupaya membantu untuk meningkatkan ketahanan duduk anak dengan memberikan perlakuan melalui bermain papan pasak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan bermain papan pasak ini dapat meningkatkan ketahanan duduk anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperiment dalam bentuk single subject research (SSR) dengan desain A-B-A dan analisis data penelitian menggunakan teknik analisis visual grafik.Hasil Penelitian menunjukkan pada kondisi baseline (A1) dilakukan sebanyak enam kali, ketahanan duduk anak terletak pada rentang 2-4 menit. Kondisi intervensi (B) dilakukan tujuh kali dengan menggunakan bermain papan pasak, ketahanan duduk anak meningkat, pada rentang 4-7 menit. Kemampuan setelah tidak diberi intervensi(A2) dilakukan 6 kali, ketahanan duduk anak terletak pada rentang 6-8 menit. Persentase overlap pada kondisi baseline (A1) 0% dan kondisi baseline (A2) 71,4%. Dengan demikian bahwa hipotesis diterima, berarti dengan bermain papan pasak dapat meningkatkan ketahanan duduk pada anak down syndrome di kelas VII SLB Wacana Asih Padang. Berdasarkan data hasil penelitian, peneliti memberikan saran bagi guru untuk menggunakan bermain papan pasak dalam meningkatkan ketahanan duduk anak.Kata kunci : papan pasak, ketahanan duduk, anak down syndrome
Meningkatkan Keterampilan Vokasional Menanam Seledri melalui Metode Explicit Instruction pada Anak Tunagrahita Ringan Octa Safera; Yarmis Hasan
Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.796 KB)

Abstract

 Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan di kelas IX tunagrahita ringan di SLB Perwari Padang dalam keterampilan menanam seledri disebabkan masih kurangnya keterampilan mempraktekan kegiatan menanam seledri dengan baik dan benar. Tujuan penelitiannya adalah: 1) mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menanam seledri melalui metode explicit instrcution, dan 2) apakah metode explicit instrcution dapat meningkatkan keterampilan menanam seledri pada anak tunagritaringan kelas IX di SLB Perwari Padang.Jenis penelitiannya digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action Research), dilakukan dalam bentuk kolaborasi dengan guru kelas. Subjek penelitian yaitu lima orang anak tunagrahita ringan kelas IX C dan satu orang guru. Data diperoleh melalui observasi, dan tes. kemudian dianalisisnya secara deskriptif kulitatif.Hasil penelitian menunjukan 1) proses pembelajaran menanam seledri dengan menggunakan metode explicit instrcution dilakukannya dengan dua siklus. Siklus I dengan empat kali pertemuannya. Masing-masing siklus diawali dengan kegiatan perencanaan, pelaksanaan (kegiatan awal, inti dan akhir), observasi, analisis dan refleksi. 2) hasil dari pembelajaran dengan menggunakan metode explicit instrcution dalam menanam seledri terlihat ada peningkatannya. Hal ini dapat dilihat dari data sebelum tindakan kemampuannya anak dalam melakukan 21 langkahnya menanam seledri yaitu: B ialah 48%, V 41%, S 39%, A 36% dan E 34%. Sedangkan pada akhir siklus I kemampuan B meningkat (71%), V (69%), S (68%), A (63%) dan E (61%). Pada siklus II kemampuan B meningkat menjadi (90%), V (87%), S (85%), A (84%) dan E (84%).
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL MELALUI MEDIA PUZZLE HURUF BAGI ANAK SLOW LEARNER Ririn Yustika Sari; Fatmawati Fatmawati; Yarmis Hasan
Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jupe20620.64

Abstract

This research is motivated by problems that researchers in the field discovered that the child is a slow learner X grade 1 who can not read. This study aims to improve the ability to recognize vowels slow learner children grade 1 using the medium of letters puzzle. This research is a Single Subject Research (SSR). The design of this study A-B-A. In the baseline condition could only child so the child knows the letter i scored 20%, in the intervention condition were that increasing a child's ability to recognize five vowels (a, i, u , e, o) so that children receive the highest score is 100%, whereas in the baseline condition (A2) after intervention no longer given where the child is better able to recognize all the vowels and children obtain a score of 100%.
Meningkatkan Keterampilan Menggunakan Program Jaws Melalui Tutor Sebaya Bagi Anak Tunanetra Riska Nadia Utami; Yarmis Hasan; Safaruddin Safaruddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.676 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya siswa tunanetra kelas IX di SLB Wacana Asih Padang yang belum menguasai cara menggunakan program jaws yang baik. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan shortcut yang memudahkan dalam menggunakan program jaws.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi dengan guru kelas, sebagai subjek peneliti yaitu satu orang anak tunanetra kelas IX. Peneliti bertindak sebagai pemberi tindakan, sedangkan guru sebagai pengamat. Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui observasi, maupun tes perbuatan dan kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.Hasil belajar menggunakan program jaws  anak tunanetra kelas IX melalui tutor sebaya mengalami peningkatan, setelah diberikan tindakan hasil belajar FF mengalami peningkatan ada siklus I 65% dan siklus II 90%. Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya dapat meningkatkan keterampilan menggunakan program jaws bagi anak tunanetra kelas IX di SLB Wacana Asih Padang.