Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELESTARIAN HUTAN MANGROVE SOLUSI PENCEGAHAN PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN INDONESIA Erari, Semuel Sander; Mangimbulude, Jubhar; Lewerissa, Karina
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.316 KB)

Abstract

ABSTRAK   Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan masalah limbah yang menyebabkan pencemaran air oleh logam berat. Aktifitas masyarakat perkotaan menyebabkan produksi limbah rumah tangga dan Industri meningkat, dan dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang baik. Beberapa perairan yang tercemar logam berat misalnya, Perairan pesisir Teluk Jakarta, perairan pesisir Pulau Panjang Jepara, perairan muara sungai Babon dan Seringin di Semarang dan perairan Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara. Melihat masalah pencemaran perairan pesisir oleh logam berat maka ulasan ilmiah ini penting untuk ditulis. Beberapa logam berat yang dapat dijumpai di perairan pesisir dan laut, dan berbahaya bagi biota laut adalah merkuri (Hg), timbal (Pb),  kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Sifat logam-logam tersebut sangat berbahaya sehingga perlu untuk dilakukan suatu tindakan yang tepat untuk membersihkan logam-logam berbahaya tersebut. Fitoremediasi lahan mangrove merupakan sebuah strategi yang tepat dalam membersihkan perairan tercemar logam berat karena tumbuhan mangrove jenis Avicennia Marina dan Rhizophora spp., memiliki kemampuan menyerap logam berat pada badan air dan sedimen pada perairan yang tercemar. Hutan mangrove di Indonesia secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun luasannya selalu berkurang. Penebangan oleh masyarakat, pemanfaatan lahan sebagai daerah pertambakan, dan pemukiman serta kepentingan masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove meningkat, membuat kita kehilangan ekosistem mangrove secara perlahan-lahan. Saat ini ekologi kita mengalami masalah pencemaran sehingga upaya-upaya melestarikan ekosisitem-ekosistem yang telah rusak sangat penting. Pelestarian hutan mangrove juga merupakan satu hal yang sangat penting guna memulihkan kawasan perairan pesisir dan laut yang tercemar oleh logam berat. Pemerintah, ilmuan dan kaum akademisi serta masyarakat Indonesia seluruhnya perlu kerjasama yang baik guna melestarikan hutan mangrove di perairan pesisir Indonesia, terutama pada pesisir pantai daerah tercemar logam berat.   Kata kunci : bambu pencemaran perairan, logam berat, pelestarian hutan mangrove,  perairan Indonesia.
PELESTARIAN HUTAN MANGROVE SOLUSI PENCEGAHAN PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN INDONESIA Semuel Sander Erari; Jubhar Mangimbulude; Karina Lewerissa
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan masalah limbah yang menyebabkan pencemaran air oleh logam berat. Aktifitas masyarakat perkotaan menyebabkan produksi limbah rumah tangga dan Industri meningkat, dan dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang baik. Beberapa perairan yang tercemar logam berat misalnya, Perairan pesisir Teluk Jakarta, perairan pesisir Pulau Panjang Jepara, perairan muara sungai Babon dan Seringin di Semarang dan perairan Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara. Melihat masalah pencemaran perairan pesisir oleh logam berat maka ulasan ilmiah ini penting untuk ditulis. Beberapa logam berat yang dapat dijumpai di perairan pesisir dan laut, dan berbahaya bagi biota laut adalah merkuri (Hg), timbal (Pb),  kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Sifat logam-logam tersebut sangat berbahaya sehingga perlu untuk dilakukan suatu tindakan yang tepat untuk membersihkan logam-logam berbahaya tersebut. Fitoremediasi lahan mangrove merupakan sebuah strategi yang tepat dalam membersihkan perairan tercemar logam berat karena tumbuhan mangrove jenis Avicennia Marina dan Rhizophora spp., memiliki kemampuan menyerap logam berat pada badan air dan sedimen pada perairan yang tercemar. Hutan mangrove di Indonesia secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun luasannya selalu berkurang. Penebangan oleh masyarakat, pemanfaatan lahan sebagai daerah pertambakan, dan pemukiman serta kepentingan masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove meningkat, membuat kita kehilangan ekosistem mangrove secara perlahan-lahan. Saat ini ekologi kita mengalami masalah pencemaran sehingga upaya-upaya melestarikan ekosisitem-ekosistem yang telah rusak sangat penting. Pelestarian hutan mangrove juga merupakan satu hal yang sangat penting guna memulihkan kawasan perairan pesisir dan laut yang tercemar oleh logam berat. Pemerintah, ilmuan dan kaum akademisi serta masyarakat Indonesia seluruhnya perlu kerjasama yang baik guna melestarikan hutan mangrove di perairan pesisir Indonesia, terutama pada pesisir pantai daerah tercemar logam berat.   Kata kunci : bambu pencemaran perairan, logam berat, pelestarian hutan mangrove,  perairan Indonesia.
Satwa Liar di Hutan Ndaer, Kampung Ayapokiar, Miyah Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Fatem, Sepus Marten; Erari, Semuel Sander; Tuririday, Helena Trivona; Worabay, Meliza Sartje; Belja, Matheus; Wanma, Alfredo Ottow; Runtuboi, Yubelince; Ungirwalu, Antoni; Nebor, Idola Dian
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 3 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i3.6503

Abstract

Hutan Ndaer yang terletak di Kabupaten Tambrauw memiliki potensi berbagai spesies satwa liar yang unik dan menjadi daya tarik wisata tetapi juga pendidikan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi satwa liar yang berada di Hutan Ndaer dan analisis status konservasi berdasarkan P.106.Tahun 2018, IUCN dan CITES 2022, untuk menunjang upaya pelestarian dan larangan perdagangan satwa liar illegal, juga sebagai media edukasi bagi masyarakat lokal dan berbagai pihak untuk kepentingan pelestarian satwa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, eksplorasi, dan studi pustaka yang relevan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan satwa liar yang terdiri dari avifauna (29 spesies), mamal (6 spesies), amfibi (4 spesies) dan reptil (1 spesies). Status perlindungan berdasarkan PERMENLHK.No. 106/2018 terdapat 22% satwa liar dilindungi (D) dan 21% tidak dilindungi (TD). Merujuk pada daftar merah redlist IUCN 2022 terdapat 37% satwa liar dengan resiko terancam rendah (LC), 3% satwa liar sedang menghadapi resiko tinggi kepunahan (VU), 1% beresiko tinggi menuju kepunahan (CR). Seseuai dengan CITES 2022 terdapat 15% satwa liar yang terancam punah apabila perdagangan dibiarkan berlanjut dan 1% dilarang diperdagangkan di Tingkat Internasional.
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBANTUAN FLIPBOOK KEANEKARAGAMAN MANGROVE BERBASIS RISET DI TELAGA WASTI PADA MATA KULIAH KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN Nebore, Idola Dian Yoku; Anita, Agustina; Erari, Semuel Sander; Iwan, Iwan; Rumalolas, Nuryanti; Tuririday, Helena Trivona
EduNaturalia: Jurnal Biologi dan Kependidikan Biologi Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : FKIP Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/edunaturalia.v6i1.92826

Abstract

Students often face challenges in understanding botanical terms, which hinders their comprehension of plant diversity topics. Additionally, the lack of available e-modules has led students to rely heavily on internet sources, making the learning process less effective. This study aims to develop contextual e-modules focused on mangrove plants in Telaga Wasti as supplementary teaching materials for plant diversity courses. The research follows a Research and Development (R & D) approach, employing the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) to guide the creation of the e-modules. The research instruments consist of media and material expert validation sheets, student response questionnaire sheets, lecturer interview sheets, and pretest and posttest questions. The study evaluates the e-modules in terms of validity, practicality, and effectiveness. Validation by expert reviewers resulted in a score of 90,32%, categorized as "very valid." A student response questionnaire indicated a 91,1% positive response, classifying the modules as "very practical and effective." Post-test results showed an average score of 71,87, The average N-Gain value is 0,56 (0,30 ≤ N-Gain < 0,70) with the criteria of being moderate or quite effective in improving learning outcomes. In conclusion, the contextual e-modules on mangrove diversity in Telaga Wasti are considered suitable for use in plant diversity courses, the criteria of being valid, practical, and moderate effective for higher education learning environments. Keywords: Development, E-Modul, Mangrove, Diversity
Learning The Human Digestive System Through The Use of Problem-Based Learning: Efforts to Improve Student Activities and Outcomes Aristaningsih, Arfi; Erari, Semuel Sander; Rumalolas, Nuryanti; Rahman, Sari Rahayu; Nasir, Nur Indah Ririn Fitriani; Nunaki, Jan Hendriek; Damopolii, Insar
Jurnal Report of Biological Education Vol 6 No 1 (2025): Report of Biological Education
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37150/nppkxm41

Abstract

Background: Student activity and their achievement in science teaching in junior high school are still declining, which causes them to fail in learning. Methods: . This study employs problem-based learning (PBL) to enhance student engagement and learning outcomes, particularly regarding the material on the digestive system. A total of 30 grade VIII students from one of the Islamic junior high schools in the Manokwari city area participated in the teaching. The study began with planning learning, actions, and observations, and ended with reflection in each cycle. We conducted the study in two cycles. Results: The findings of the study indicated that student activity increased by 5%, where in cycle I it was 95% and in cycle II it reached 100%. From cycle I to II, the percentage of student learning outcomes increased by 43.34%. Conclusion: Based on the results of the study, it can be concluded that the implementation of PBL can enhance the learning outcomes and activities of students in class VIIIA of junior high school regarding the human digestive system.