Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PELESTARIAN HUTAN MANGROVE SOLUSI PENCEGAHAN PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN INDONESIA Erari, Semuel Sander; Mangimbulude, Jubhar; Lewerissa, Karina
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.316 KB)

Abstract

ABSTRAK   Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan masalah limbah yang menyebabkan pencemaran air oleh logam berat. Aktifitas masyarakat perkotaan menyebabkan produksi limbah rumah tangga dan Industri meningkat, dan dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang baik. Beberapa perairan yang tercemar logam berat misalnya, Perairan pesisir Teluk Jakarta, perairan pesisir Pulau Panjang Jepara, perairan muara sungai Babon dan Seringin di Semarang dan perairan Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara. Melihat masalah pencemaran perairan pesisir oleh logam berat maka ulasan ilmiah ini penting untuk ditulis. Beberapa logam berat yang dapat dijumpai di perairan pesisir dan laut, dan berbahaya bagi biota laut adalah merkuri (Hg), timbal (Pb),  kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Sifat logam-logam tersebut sangat berbahaya sehingga perlu untuk dilakukan suatu tindakan yang tepat untuk membersihkan logam-logam berbahaya tersebut. Fitoremediasi lahan mangrove merupakan sebuah strategi yang tepat dalam membersihkan perairan tercemar logam berat karena tumbuhan mangrove jenis Avicennia Marina dan Rhizophora spp., memiliki kemampuan menyerap logam berat pada badan air dan sedimen pada perairan yang tercemar. Hutan mangrove di Indonesia secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun luasannya selalu berkurang. Penebangan oleh masyarakat, pemanfaatan lahan sebagai daerah pertambakan, dan pemukiman serta kepentingan masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove meningkat, membuat kita kehilangan ekosistem mangrove secara perlahan-lahan. Saat ini ekologi kita mengalami masalah pencemaran sehingga upaya-upaya melestarikan ekosisitem-ekosistem yang telah rusak sangat penting. Pelestarian hutan mangrove juga merupakan satu hal yang sangat penting guna memulihkan kawasan perairan pesisir dan laut yang tercemar oleh logam berat. Pemerintah, ilmuan dan kaum akademisi serta masyarakat Indonesia seluruhnya perlu kerjasama yang baik guna melestarikan hutan mangrove di perairan pesisir Indonesia, terutama pada pesisir pantai daerah tercemar logam berat.   Kata kunci : bambu pencemaran perairan, logam berat, pelestarian hutan mangrove,  perairan Indonesia.
Richovy Snack Bar : Pengembangan Produk Snack Bar Berbasis Rengginang di UMKM Varia Surakarta Binardo Adi Seno; Karina Bianca Lewerissa
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 10, No 2 (2021): November
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v10i2.49333

Abstract

Rengginang merupakan jajanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang banyak dijumpai di kota Surakarta. Untuk meningkatkan nilai ekonomis rengginang sekaligus menjangkau pangsa pasar lebih luas terutama generasi muda dibuatlah produk snack bar berbasis rengginang. UMKM Varia Surakarta dipilih karena merupakan salah satu usaha di bidang bakery yang konsisten dalam mengangkat produk-produk tempo dulu. Dalam kegiatan ini, dilakukan pembuatan snack bar berbasis rengginang, pengemasan dan labelling, uji nilai gizi produk serta penghitungan Harga Pokok Penjualan rengginang snack bar. Produk snack bar yang diberi merk “Richovy” ini terdiri dari lapisan crackers, rengginang sebagai “granola” serta toping berupa kacang-kacangan dan teri nasi untuk meningkatkan nilai protein. Hasil uji hedonik terhadap 30 panelis menunjukkan produk ini disukai baik secara tekstur, rasa maupun daya terima keseluruhan berdasarkan uji skoring. Untuk nilai gizi, produk Richovy memiliki nilai protein dan total energi masing-masing sebesar 17, 20% dan 109, 14 kkal. Berdasarkan penghitungan HPP, produk Richovy berada di tengah-tengah range harga produk snack bar komersial. Produk ini diharapkan mampu bersaing dengan produk snack bar yang telah ada di pasaran namun tetap mengangkat kearifan pangan lokal dengan citarasa khas Nusantara
Pemanfaatan Kacang Mete Sisa Sortir Sebagai Mentega Kacang Dengan Perbedaan Metode Pengeringan Dan Konsentrasi Minyak Karina Bianca Lewerissa; Binardo Adiseno Mawarno; Mentari Wahyu Lestari
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA) Vol 11 No 4 (2022): Jurnal ITEPA
Publisher : Department of Food Science and Technology Study Program, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/itepa.2022.v11.i04.p02

Abstract

Cashew nuts are one of the most popular foodstuffs and have a fairly high selling value. However, the high or low selling value of cashews is influenced by the quality of the raw materials. In general, whole form cashew nuts have a high selling value. On the other hand, cashew nuts left over from sorting which are not whole/broken have low selling value. The purpose of this research is to make butter from broken (second grade) cashew nuts. In this study, cashew butter was made by two different treatments, namely: drying methods (roast and oven) and different concentrations of oil, i.e (7,5%, 10%, 12.5%, and 15%). The physicochemical properties of the product were tested by proximate analysis, viscosity test, and organoleptic test. The results showed that the drying method affected the moisture content and color of the product. The oil concentrations affect the fat content, aroma, taste, and texture of the product. The best product is obtained by using roasted method with 7.5% oil. The resulting product has a pale brown color, strong nutty aroma, a savory taste, and a dense texture.
Pengaruh konsentrasi maltodekstrin terhadap kadar antosianin dan aktivitas antioksidan serbuk ekstrak buah duwet (Syzygium cumini) Dwiki Aditya Santana; Lydia Ninan Lestario; Karina Bianca Lewerissa
Journal of Tropical AgriFood Volume 4, Nomor 2, Tahun 2022
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.4.2.2022.9544.122-129

Abstract

Duwet adalah buah tropis berwarna ungu kehitaman saat masak, yang menunjukkan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan maupun sebagai antioksidan alami. Antosianin mempunyai banyak potensi untuk kesehatan manusia, namun stabilitasnya rendah. Penelitian ini mendesain serbuk ekstrak duwet menggunakan maltodekstrin sebagai penyalut dan menentukan konsentrasi maltodekstrin yang tepat dalam mempertahankan stabilitas warna antosianin ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi maltodekstrin, warna serbuk yang dihasilkan menjadi pucat (pink muda), serta kadar antosianin total dan aktivitas antioksidannya menurun. Berdasarkan pertimbangan yield dan aktivitas antioksidannya, penelitian ini merekomendasi menggunakan 10% maltodekstrin untuk memproduksi serbuk antosianin buah duwet. Karakteristik serbuk yang dihasilkan adalah mempunyai kadar antosianin 8,70 mg/100 g, aktivitas antioksidan 72,94%, kadar air 3,75%, tidak menggumpal, berwarna pink muda (L*=81,75, a*=14,74, b*=2,81) dan menghasilkan yield 7,27%. Serbuk yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai serbuk minuman tradisional menurut SNI 01-4320-1996.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kadirejo dalam Meningkatkan Nilai Tambah Porang Sarlina Palimbong; Karina Bianca Lewerissa
Magistrorum et Scholarium: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1199.171 KB)

Abstract

Porang is a tuber plant that is widely planted in Kadirejo Village, Pabelan, Semarang Regency. Its abundant harvest can make porang prices fall and harm farmers. To increase the added value of porang, the Women Farmers Group (KWT) received training and education on how to process porang so it doesn't cause itching and irritation in the mouth, process it into porang flour so that its shelf life is longer, and process it to make some derivative products from porang flour. Products made from porang flour were pancakes, nuggets and meatballs. The KWT were satisfied with this activity. They received additional useful new knowledge.
Pengaruh Penambahan Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus) Terhadap Sifat Fisikokimia Selai Pepaya (Carica papaya L.) Lewerissa, Karina Bianca; Palimbong, Sarlina; Lestari, Desita Natalia
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 7, No 6 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.93 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v7i6.29093

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung porang terhadap karakteristik sensori selai pepaya California, dan fisikokimia yang meliputi viskositas, tekstur, dan kadar air. Penelitian ini menggunakan lima perlakuan yaitu F1 (200g pure buah pepaya), F2 (0,5g tepung porang : 200g pure buah pepaya), F3 (0,75g tepung porang : 200g pure buah pepaya), F4 (1g tepung porang : 200g pure buah pepaya) , F5 (1,25g tepung porang : 200g pure buah pepaya). Hasil penelitian dari semua perlakuan pada uji tekstur, uji viskositas dan uji kadar air menunjukan perbedaan yang signifikan (P > 0,05). Perlakuan terbaik pada uji organoleptik (tekstur dan keseluruhan) terdapat pada perlakuan F3. Pada perlakuan F3 pula diperoleh nilai viskositas 336,67±5,774 Pa.s dan tekstur 69,67±1,87 gf. Berdasarkan uji kadar air pada semua perlakuan belum memenuhi SNI sebesar 35%, dimana pada penelitian ini diperoleh 41,98% - 53,09%, sedangkan hasil dari uji kadar gula pada selai sudah memenuhi standar SNI yaitu dengan minimal 55%, dimana pada penelitian ini diperoleh 55,33% - 55,43%. Hasil dari uji pH pada selai 4,69 – 4,72 dengan pH tertinggi pada perlakuan F3 yaitu 4,72.
Kajian Proporsi Air Kelapa-Sari Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Konjac Powder Terhadap Kualitas Fisikokimia dan Sensoris Jelly Drink Kelor Binardo Adi Seno Mawarno; Karina Bianca Lewerissa
Journal of Food and Culinary Vol. 5 No. 2 [Desember 2022]
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jfc.v5i2.6811

Abstract

Masalah stunting (kerdil) telah menjadi persoalan global termasuk di negara Indonesia. Perlunya pemenuhan zat gizi baik gizi makro maupun mikro di fase awal pertumbuhan akan mengurangi risiko terjadinya stunting pada anak. Daun kelor merupakan salah satu komoditas pangan kaya gizi berupa protein, serat, serta berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, betakaroten, zat besi, dan kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan inovasi pangan tinggi zat gizi untuk anak dalam bentuk jelly drink. Metode penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktorial untuk formulasi jelly drink yaitu rasio air kelapa dan sari daun kelor sebanyak 1:1 dan 1:2 dan konsentrasi konjac powder sebanyak 0,1 %, 0,2% dan 0,3%. Berdasarkan analisis kualitas secara fisik,  jelly drink dengan rasio 1:1 dan konsentrasi konjac powder 0,3% memiliki nilai sineresis yang paling baik. Sedangkan secara sensoris, jelly drink dengan perlakuan rasio 1:2 memiliki tingkat penerimaan yang lebih baik secara warna dan penerimaan secara keseluruhan (overall). Berdasarkan total nilai skor keseluruhan parameter fisik dan sensoris, jelly drink dengan proporsi air kelapa: sari daun kelor 1:1 dan konsentrasi konjac powder 0,2% merupakan perlakuan terbaik. Hasil analisis kimia menunjukkan jelly drink daun kelor terbaik memiliki kandungan protein sebesar 2,06% dan vitamin C sebesar 0,77% 
Pendampingan Perijinan Produk Pangan Beku dan Informasi Nilai Gizi UMKM Salatiga Karina Bianca Lewerissa; Sarlina Palimbong; Binardo Adi Seno Mawarno
Madaniya Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.506

Abstract

Pengolahan pangan beku dan informasi nilai gizi produk pangan merupakan salah satu cara memperluas pangsa pasar produk produk usaha mikro menengah. Makanan beku dengan masa simpan 7 hari atau lebih memerlukan ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sementara itu, informasi nilai gizi pada produk merupakan salah satu prasyarat yang harus tercantum di dalam kemasan untuk menembus pasar supermarket. Kegiatan ini dilakukan untuk memfasilitasi pelaku UMKM Salatiga untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai praktik pengolahan pangan beku yang baik, dan cara pencantuman informasi nilai gizi. Hasil kegiatan menyatakan bahwa 20 pelaku usaha yang hadir dalam kegiatan ini memahami materi yang disampaikan dan merasakan manfaatnya. Pendampingan dilanjutkan dengan komunikasi melalui grup WhatsUp untuk memfasilitasi pertanyaan terkait produk masing-masing pelaku usaha.
Tempe Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sherbet Rendah Lemak dan Gula Imelda Christina Thehella Harryanto; Karina Bianca Lewerissa; Sarlina Palimbong
Science Technology and Management Journal Vol. 2 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v2i2.90

Abstract

Prevalensi obesitas, overweight, dan diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya cukup banyak dan terus meningkat setiap tahunnya. Kondisi kesehatan menyebabkan para penderita obesitas, overweight, dan diabetes mellitus tidak bisa sembarangan mengonsumsi makanan, sehingga diperlukan suatu inovasi pangan yang membantu memenuhi kebutuhan para penderita akan pangan rendah lemak dan gula. Sherbet merupakan makanan pencuci mulut yang terbuat dari sayur dan buah. Bahan yang digunakan untuk pembuatan sherbet rendah lemak dan gula ini diantaranya adalah tempe dan buah. Penggunaan tempe dalam pembuatan produk ini didasari pertimbangan bahwa tempe memiliki kandungan antioksidan, tinggi protein nabati, dan rendah lemak. Pengolahan sari tempe menjadi sherbet didasari karena potensi tingkat pertumbuhan pasar es krim di Indonesia terus meningkat. Sherbet rendah gula dibuat dengan menggunakan artificial sweetener dengan nilai kalori yang jauh lebih rendah ketimbang gula. Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa pengujian seperti uji organoleptik dan uji proksimat untuk menjamin dihasilkannya produk yang rendah lemak dan gula, namun memiliki palatabilitas dan kualitas yang diinginkan konsumen. Kata kunci: gula, lemak, obesitas, sherbet, tempe
Management of Traditional Business into Modern: from Microsoft Excel to Deep Learning for prototyping classification Swiftlet’s nests Arini Parhusip, Hanna; Trihandaru, Suryasatriya; Hartomo, Kristoko Dwi; Bianca Lewerissa, Karina; Ariany Mahastanti, Linda; Hartanto, Djoko
International Journal Of Community Service Vol. 4 No. 2 (2024): May 2024 (Indonesia - Ethiopia )
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijcs.v4i2.268

Abstract

In this article, the transformation of traditional management of Swiftlet’s nests into modern business is proposed. Traditional business means that data management of Swiftlet’s nests is done manually, sorted by recording in Microsoft Excel. This is done by PT Waleta Asia Jaya, a company engaged in processing Swiftlet’s nests. This sorting is done because the number of feathers in the Swiftlet’s nests determines the price and cost of workers in processing feather cleaning. In addition, the shape of the Swiftlet’s nests needs attention. However, because it is complex, sorting is done simpler. Originally, Swiftlet’s nests were sorted into 50 categories. To facilitate sorting, deep learning is used with the SSD Mobile Net V2 algorithm as an algorithm to classify into 7 categories based on feather intensity. The device is still a prototype that shows an 85% accuracy rate but has been quite helpful in the process of purchasing Swiftlet’s nests before processing.