Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Sosioteknologi

SMS TAUHIID SEBAGAI TECHNO-RELIGION: PERSPEKTIF TECHNO-CULTURE ATAS PENYEBARAN TAUSIAH AGAMA MELALUI SMS Moch Fakhruroji
Jurnal Sosioteknologi Vol. 14 No. 3 (2015)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2015.14.3.4

Abstract

Memasuki era teknologi informasi, penyebaran pesan agama (tausiah) seolah menemukan pola baru, salah satunya dengan memanfaatkan layanan text messaging berbasis telepon seluler atau smart-phone. Dengan mengambil kasus layanan SMS Tauhiid yang menggunakan jargon "dakwah berbasis teknologi", tulisan ini menggunakan perspektif techno-culture sehingga menggambarkan SMS Tauhiid sebagai salah satu fenomena techno-religion. Dalam perspektif ini, fenomena techno-religion tidak hanya dilihat sebagai fenomena teknologi sebagai solusi praktis bagi agama untuk tetap mendapat tempat bagi masyarakat modern, tetapi juga mengungkap peran teknologi dalam membantu mewujudkan salah satu doktrin mendasar Islam sebagai missionary religion, terutama dalam konteks budaya masyarakat yang semakin sarat dengan teknologi baru yang semakin konvergen dan interaktif. SMS Tauhiid memperlihatkan fenomena techno-religion paling tidak dalam dua hal. Pertama, SMS Tauhiid berpotensi memperluas peran teknologi media dalam menstrukturkan perilaku agama masyarakat modern, khususnya dalam memperoleh pesan-pesan agama. Kedua, SMS Tauhiid menggambarkan fenomena "pendelegasian" wewenang pihak otoritas agama atas teknologi sehingga menggambarkan relasi yang bersifat negosiatif antara agen manusia dan agen teknologi.
SIKAP AKADEMISI DAKWAH TERHADAP INTERNET SEBAGAI MEDIA DAKWAH Moch Fakhruroji; Enjang Muhaemin
Jurnal Sosioteknologi Vol. 16 No. 1 (2017)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2017.16.1.7

Abstract

Popularitas Internet sebagai media telah membuka babak baru dalam aktivitas komunikasi, tidak terkecuali dalam aktivitas komunikasi keagamaan seperti dakwah dan sejenisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian umat Islam masih memandang negatif Internet, namun sebagian yang lainnya justru melihat Internet sebagai peluang baru bagi aktivitas dakwah. Dengan menggunakan studi kasus, tulisan ini mengungkap pandangan dan sikap akademisi ilmu dakwah di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung terhadap Internet sebagai media dakwah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan dan sikap mereka dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori; pertama, optimistik-progresif, yakni memandang internet sebagai media mutakhir yang sangat strategis untuk dimanfaatkan sebagai media dakwah di era global; kedua, optimistik-suportif yakni memandang positif tentang pentingnya internet sebagai media dakwah dan dalam batas kemampuannya berupaya memanfaatkan internet sebagai media penting untuk dakwah; dan ketiga, optimistik-pasif, yakni memiliki optimisme terhadap internet sebagai media dakwah namun masih belum tergerak untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan internet sebagai media dakwah.
TEXTING CULTURE DAN PERILAKU EMPATI DI ERA MEDIA BARU: MEMAHAMI EKSPRESI BELASUNGKAWA DI WHATSAPP Moch Fakhruroji
Jurnal Sosioteknologi Vol. 18 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2019.18.2.10

Abstract

WhatsApp telah melahirkan budaya spesifik untuk mengekspresikan belasungkawa berbasis teks, grafis, dan semacamnya sehingga perilaku empati mengalami transformasi akibat pengaruh teknologi, khususnya dalam konteks masyarakat Indonesia kontemporer. Dengan menggunakan metode studi kasus, data diperoleh dengan cara survei dan wawancara pada 130 orang informan. Hasil penelitian menyatakan belasungkawa di WhatsApp sebagai bagian dari texting culture telah berakibat pada transformasi perilaku empati karena tidak merepresentasikan aspek psikomotik sebagai salah satu aspek perilaku empati. Namun demikian, ekspresi ini tetap memperlihatkan signifikansinya sebagai bentuk ikatan sosial, terlebih dalam konteks budaya media.  WhatsApp has emerged a specific culture to express condolences based on text, graphics, etc. so that empathy behavior undergoes a transformation due to technology, particularly in contemporary Indonesian society. Utilizing case study, data were obtained by survey and interview with 130 informants. Based on the data, it can be seen that the expression of condolence on WhatsApp as a part of texting culture has transformed the empathy behavior since it does not represent the psychomotoric aspect of empathy behavior. However, this expression still shows its significance as a form of social cohesion, especially in the context of media culture.