Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Dakwah di Era Konvergensi Media Dulwahab, Encep
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 5, No 16 (2010): Jurnal Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jid.v5i16.353

Abstract

The problem of dakwah in this era of media convergence lies still in the poor competence of da’i in using advanced communication technology, such as in using online journalism and Internet facilities. This problem can be easily identified in the fact that dakwah tends to involve only limited kinds of media, since media competence among Muslim clerics is severely low. If anything, the involvement of modern media does not give any enlightenment, tends to be merely oriented to entertainment, tends to be forced on, and conveys misleading messages. Hence, there have to be creative efforts that are capable of integrating the quality of dakwah, on the one hand, and the character of media, on the other.
Transformasi Konsep Diri Jamaah Haji (Studi Fenomenologi pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Lembaga Haji Muhammadiyah Jawa Barat) Imron Rosyidi; Encep Dulwahab
INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/infsl3.v13i2.279-304

Abstract

Hajj is one of the most complex worship services. Not only does it requirepsychic and physical strengths, but it also requires comprehensive and consistentunderstanding and experience. Many changes in self occur in the congregationwhen the pilgrimage. This is the purpose of this research, which is to find out thetransformation of the hajj pilgrims’ self-concept before and after the Hajj. Byusing a qualitative method of the phenomenological perspective, the results ofthis research indicate that there are several self-concepts of pilgrims, including:prospective hajj pilgrims are not good at reciting, hajj candidates are less closeto the Khaliq, and hajj candidates have less concern for others. In addition,there is a self-concept of pilgrims after Hajj. There is a transformation of self-image with a “new status” as a hajj mabrur as a way to make oneself deserve tobe called Hajj with frequent prayers in congregation in the mosque and caringfor others
Rebranding Dakwah di Media Encep Dulwahab
Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah) Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/anida.v15i2.1173

Abstract

Televisi merupakan media massa yang paling banyak diminati. Dengan beragam program acara menarik, televisi bisa dijadikan sumber informasi utama dan pertama. Termasuk pemanfaatannya dalam menyalurkan pesan dakwah. Dengan kekuatan dan kelebihan yang dimiliki televisi, televisi bisa menjadi media penyalur pesan dakwah yang efektif. Salah satunya pesan dakwah dalam program Mamah dan Aa di Indosiar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Isi pesan dakwah pada program Mamah dan Aa di Indosiar adalah mengangkat kisah  perjalanan, perjuangan Ummul Mukminin dalam hidup berumah tangga, beribadah, kehidupan sosial, dan mengabdi dirinya hanya untuk Islam. Isi pesan dakwah yang terdapat pada programMamah dan Aa terbagi pada dua kategori, yaitu kategori isi dan kategori bentuk. 
Strategi komunikasi terapeutik dalam pengobatan korban kekerasan seksual Encep Dulwahab; Yeni Huriyani; Asep Saeful Muhtadi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.067 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i1.21878

Abstract

Tindak kekerasan seksual setiap tahunnya mengalami peningkatan, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Berbagai strategi dilakukan dalam mengatasi kekerasan seksual pada korban agar bisa segera pulih. Strategi yang dipakai di antaranya mempraktikkan komunikasi terapeutik para relawan dan pendamping dalam melakukan rehabilitasi para para korban kekerasan seksual. Dengan menggunakan metode studi kasus, teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tentang strategi komunikasi terapeutik yang dilakukan tim relawan dalam pengobatan korban kekerasan seksual. Penelitian ini menghasilkan beberapa catatan penting mengenai strategi komunikasi terapeutik yang dilakukan tim relawan dan pendamping, yaitu melakukan komunikasi terapeutik secara bertahap kepada korban, dan setiap tahapannya memiliki tindakan-tindakan yang berbeda, namun tetap berkesinambungan antara tindakan yang satu dengan tindakan yang lainnya. Tahap pertama disebut sebagai tahap prapendampingan dengan melakukan penggalian informasi sebanyak-banyakya mengenai kondisi korban. Penggaliannya dilakukan kepada keluarga dan pihak-pihak yang bisa memberikan informasi akurat, dan setelah terkumpul datanya dilakukan klasifikasi korban. Tahap kedua, yaitu pendampingan, yaitu melakukan pendekatan kepada para korban agar korban terbuka dan percaya pada tim relawan. Tim relawan melakukan cara yang persuasif dan empati pada korban. Tahap ketiga, yaitu pasca pendampingan. Pada tahap ini tim terus melakukan komunikasi sebagai bentuk pemantauan terhadap perkembangan para korban kekerasan seksual. Agar tidak terjadi lagi kekerasan seksual, sebaiknya dilakukan keterbukaan dan keberanian dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggal, sehingga ada keberanian dari anak yang akan atau menjadi korban kekerasan seksual untuk mengungkapkan apa yang dialaminya.
Manajemen Mutu Input Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Indonesia Aep Kusnawan; Arif Rahman; Dede Lukman; Encep Dulwahab
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies Vol 11, No 2 (2017): Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies (Terakreditasi Sinta 2)
Publisher : Faculty of Da'wah and Communication, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/idajhs.v11i2.2399

Abstract

Hajj guidance group (KBIH) in Indonesia, still limited to quantity and have been not yet met the quality. One indication of the lack of quality of the KBIH is the quality management of inputs, namely the applied inputs and inputs of expectation. With good input and good, it can produce an out put that as expected. This study aims to determine the quality management of pilgrimage inputs by KBIH in Indonesia, represented by three regions, West Java, DKI Jakarta and South Sumatra. The method used in this research is case study with qualitative approach. This study shows that quality management for one dimension of input, especially in KBIH has not met the quality management standard. Implementation and embodiment is still limited to ideas, wishful thinking, and not conceptualized well. The results of this study have an impact on how the quality management of KBIH input in Indonesia should be implemented, so that with good input in KBIH, KBIH can improve the quality of Hajj in Indonesia. Input is a starting point in a quality assurance process, not to be ignored, underestimated, and considered not one of the important parts of quality management of its existence.Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang banyak berdiri di Indonesia, masih sebatas kuantitas belum memenuhi kualitas. Salah satu indikasi melihat kurangnya kualitas KBIH ialah pada manajemen mutu input, yaitu input terapan maupun input harapan. Dengan input yang baik dan bagus, maka bisa menghasilkan out put yang sesuai harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen mutu input penyelenggaraan haji oleh KBIH di Indonesia, yang diwakili tiga wilayah, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memperlihatkan bahwa manajemen mutu untuk satu dimensi input, khususnya di KBIH belum memenuhi standar manajemen mutu. Pelaksanaan dan perwujudannya masih sebatas ide, angan-angan, dan belum terkonsep dengan baik. Hasil penelitian ini berdampak pada bagaimana manajemen mutu input KBIH di Indonesia seharusnya diimplementasikan, sehingga dengan input yang baik dalam KBIH, KBIH bisa meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia. Input merupakan starting point dalam sebuah proses jaminan mutu, jangan sampai diabaikan, disepelekan, dan dianggap bukan salah satu bagian manajemen mutu yang penting keberadaannya.
Dakwah di Era Konvergensi Media Encep Dulwahab
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies Vol 5, No 16 (2010): Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies
Publisher : Faculty of Da'wah and Communication, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/idajhs.v5i16.353

Abstract

The problem of dakwah in this era of media convergence lies still in the poor competence of da’i in using advanced communication technology, such as in using online journalism and Internet facilities. This problem can be easily identified in the fact that dakwah tends to involve only limited kinds of media, since media competence among Muslim clerics is severely low. If anything, the involvement of modern media does not give any enlightenment, tends to be merely oriented to entertainment, tends to be forced on, and conveys misleading messages. Hence, there have to be creative efforts that are capable of integrating the quality of dakwah, on the one hand, and the character of media, on the other.
Komunikasi Nonverbal Jamaah Tabligh Imron Rosyidi; Encep Dulwahab
Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi Vol 1, No 2 (2017): Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/cjik.v1i2.5023

Abstract

One organization that is fast and has a large number of worshipers is the Tabligh worshipers. Tabligh congregation when communicating not only verbally, but also nonverbally is a characteristic and identity, both in the form of clothes, caps, beards and perfumes. It also includes ways to eat and shake hands that have their own characteristics and are different from other worshipers. This study uses a qualitative approach to the phenomenology tradition, and this study aims to find out how the Jama'at Tabligh nonverbal communication. The results of this study indicate that Jamaat Tabligh nonverbal communication has a charge of nonverbal messages that are so attached to each activity and their interactions with fellow worshipers or the community in general. These nonverbal messages are at the same time as a confirmation of a Muslim's identity, which functions as self-control, as a medium to strengthen the brotherhood of fellow Muslims (Ukhuwah Islamiyah), and as a form of glorifying one's fellow Muslims (Ikramul Muslimin). And nonverbal nonverbal communication is a manifestation of his belief as a Muslim who must practice the teachings of Islam and his love for the Prophet.Salah satu organisasi yang cepat dan memiliki jumlah jamaah yang cukup banyak adalah jamaah tabligh. Jamaah Tabligh ketika berkomunikasi tidak hanya verbal, tetapi juga nonverbal yang menjadi ciri khas dan identitasnya, baik dalam bentuk pakaian, peci, jenggot, dan parfum. Termasuk juga cara makan dan cara bersalaman yang memiliki ciri tersendiri dan berbeda dengan jamaah lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tradisi fenomenologi, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi nonverbal Jamaah Tabligh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal Jamaah Tabligh memiliki muatan pesan-pesan nonverbal yang begitu melekat pada setiap aktivitas dan interaksinya dengan sesama jamaah atau masyarakat pada umumnya. Pesan-pesan nonverbal ini sekaligus sebagai penegas identitas seorang muslim, yang berfungsi sebagai kontrol diri, sebagai media untuk mempererat persaudaraan sesama umat muslim (Ukhuwah Islamiyah), dan sebagai bentuk sikap memuliakan kepada sesama muslim (Ikramul Muslimin). Dan komunikasi nonverbal nonverbal tersebut merupakan manifestasi akan keyakinannya sebagai muslim yang harus mengamalkan ajaran agama Islam dan kecintaannya pada Rasulullah saw.
Implementasi Corporate Social Responsibility Melalui Program Bantuan Solar Tree Light Ghina Dwi Novia; Darajat Wibawa; Encep Dulwahab
Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/reputation.v2i2.403

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Bagian Komunikasi Korporasi PT. Len Industri (Persero) dalam mengimplementasikan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Program Bantuan Solar Tree Light mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Konsep yang digunakan adalah konsep implementasi dan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memperhatikan aspek “3P” atau Triple Bottom Line : Profit-Planet-People dari Jon Elkingston. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Program Bantuan Solar Tree Light dimulai dengan perencanaan yakni melaksanakan rapat internal, menetapkan tujuan Corporate Social Responsibility (CSR), menjalankan operasionalisasi proposal/surat, melakukan sosialisasi, dan melakukan survey. tempat. Pelaksanaan dengan cara melakukan pemasangan Solar Tree Light, melakukan serah terima Solar Tree Light, dan melakukan kegiatan sharing knowledge dan terakhir evaluasi dengan tahapan berupa kegiatan monitoring dan evaluasi internal. The purpose of this research is to find out how the Corporate Communication Section of PT. Len Industri (Persero) in implementing Corporate Social Responsibility (CSR) activities through the Surya Tree Light Assistance Program starting from the planning, implementation, and evaluation stages. The method used in this study is descriptive qualitative with data collection techniques through interviews, and documentation studies. The concept used is the implementation concept and concept of Corporate Social Responsibility (CSR) by taking into account the "3P" or Triple Bottom Line aspects: Profit-Planet-People from Jon Elkingston. The results showed that the Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) through the Solar Tree Light Assistance Program began with internal internal planning, setting goals for Corporate Social Responsibility (CSR), carrying out the operation of proposals/ letters, conducting socialization, and conducting site surveys. Implementation by installing Solar Tree Light, making handover of Solar Tree Light, and conducting knowledge sharing activities and lastly evaluating with internal monitoring and evaluation activities.
pengelolaan cyber public realations dalam membentuk corporate branding Eneng Rismawati; yusuf zaenal abidin; Encep Dulwahab
Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat Vol 2 No 3 (2019): Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/reputation.v2i3.420

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai tahap membagikan, mengoptimalkan, mengelola serta mengikutsertakan pada pengelolaan cyber public relations dalam membentuk corporate branding di PT Len Industri (Persero). Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep model melingkar untuk sosial media menurut Regina Luttrell . Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode deksriptif dengan pendekatan kualitiatif. Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, dan observasi. Hasil penelitian dilapangan, dapat disimpulkan bahwa praktisi humas PT Len Industri (Persero) dalam pengelolaan cyber public relations guna membentuk corporate branding memiliki empat tahapan yakni : 1) tahap membagikan konten terdiri dari: a) berpartisipasi menggunakan media sosial , b) saling terhubung dengan publik, c) membangun kepercayaan publik . 2) tahap pengoptimalan pesan yang dilakukan yakni dengan : a) melakukan pengecekan hashtag, b) melakukan postingan lima kali sehari, dan c) melakukan postingan yang memiliki unsur teknologi. 3) mengelola dibagi menjadi tiga, yaitu : a) media monitoring, b) interaksi dalam waktu yang sebenarnya, dan c) memberikan respon cepat. 4) mengikutsertakan publik dengan tiga unsure yaitu : a) menjalin hubungan dengan para influencer, b) mengetahui dimana dan siapa audiens, serta c) meraih target audiens. Kata Kunci: Pengelolaan; Cyber Public Relations; Corporate Branding. ABSTRACT The purpose of to find out and describe the sharingstage,optimize,manage and engage in cyber public relations management in forming a corporate branding in PT Len Industri (Persero). The concept used in this research is the concept of The Circular model of Some to Regina Luttrell. The research method using an adaptive method with a qualitative approach. Data collection used in this study is by interview,and observation. The results of the research in the field can be concluded that PT Len Industri (Persero) public relations practitioners in the management of cyber public relations to form corporate branding has four stages : 1) The share stage consists of: a) participating in social media (participate), b) connect with public (connect), c) build public trust (build trust). 2) optimize phase messages that are carried out by: a) checking hashtag, b) posting five time a day, c) do posts that have technological elements. 3) The manage divided into: a) media monitoring, b) interaction in real time, c) provide quick response. 4) engage the public : a) establish a relationship with influencer, b) where and who is the audience, c) reach the target audience. Keyword : Management; Cyber Public Relations.
Manajemen Krisis dalam Menangani Pipa Gas Meledak Tahun 2015 Fahmi Syanizar; Irfan Sanusi; Encep Dulwahab
Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat Vol 2 No 3 (2019): Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/reputation.v2i3.616

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang proses manajemen krisis dalam menangani pipa gas meledak tahun 2015 yang dilakukan oleh humas PT Star Energy Gheothermal Wayang Windu Bandung. Penelitian ini menggunakan paragdima kontruktivisme, metode kualitatif dan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui proses manajemen krisis dalam menangani pipa gas meledak oleh humas PT.Star Energy Gheothermal Wayang windu Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen krisis dalam menangani pipa gas meledak tahun 2015 oleh humas PT. Star Energy Gheothermal Wayang Windu Bandung tersebut dimulai dengan tahapan koordinasi penentuan masalah, observasi lokasi, ditemukannya masalah, analisis masalah, selanjutnya melakukan perencanaan dan pemprograman dengan tahapan membuat rencana, perencanaan target, koordinasi perencanaan, konfirmasi, lalu pelaksanaan dan pengkomunikasian didalamnya ada koordinasi pelaksanaan, pelaksanaan penanggulangan krisis, laporan kepada kantor pusat perusahaan, selanjutnya tahapan evaluasi yang dilakukan secar berkala terakhir peran humas kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi terkait krisis yang sedang terjadi. ABSTRACT The purpose of this study was to explain the crisis management process in handling gas pipes exploding in 2015 by PT Star Energy Gheothermal Wayang Windu Bandung PR. This study uses the paradigm of constructivism, qualitative methods and a case study approach which aims to find out the process of crisis managementThe results of the study show that crisis management in handling gas pipes exploded in 2015 by public relations company with the coordination of problem determination, location observation, problem finding, problem analysis, then planning and programming with the stages of planning, target planning, coordinating planning, confirmation, then implementing and communicating in there implementation coordination, implementation of crisis response, report to the company's head office, then the evaluation phase is carried out in the last period of the public relations role to the community to convey information related to the crisis that is currently happening.