Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Diagnostic test of predicted height model in Indonesian elderly: a study in an urban area Fatmah, Fatmah
Medical Journal of Indonesia Vol 19, No 3 (2010): August
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.262 KB) | DOI: 10.13181/mji.v19i3.405

Abstract

Aim In an anthropometric assessment, elderly are frequently unable to measure their height due to mobility and skeletal deformities. An alternative is to use a surrogate value of stature from arm span, knee height, and sitting height. The equations developed for predicting height in Indonesian elderly using these three predictors. The equations put in the nutritional assessment card (NSA) of older people. Before the card which is the first new technology in Indonesia will be applied in the community, it should be tested. The study aimed was to conduct diagnostic test of predicted height model in the card compared to actual height.Methods Model validation towards 400 healthy elderly conducted in Jakarta City with cross-sectional design. The study was the second validation test of the model besides Depok City representing semi urban area which was undertaken as the first study.Result Male elderly had higher mean age, height, weight, arm span, knee height, and sitting height as compared to female elderly. The highest correlation between knee height and standing height was similar in women (r = 0.80; P < 0.001) and men (r = 0.78; P < 0.001), and followed by arm span and sitting height. Knee height had the lowest difference with standing height in men (3.13 cm) and women (2.79 cm). Knee height had the biggest sensitivity (92.2%), and the highest specificity on sitting height (91.2%).Conclusion Stature prediction equation based on knee-height, arm span, and sitting height are applicable for nutritional status assessment in Indonesian elderly. (Med J Indones 2010;19:199-204)Key words: diagnostic test, elderly, predicted height model
Light physical activity increased body fat percentage in elderly Javanese Fatmah, Fatmah; Nasution, Yusran
Universa Medicina Vol 30, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2011.v30.45-53

Abstract

The prevalence of obesity in Indonesia is rapidly increasing, particularly in older people. Obesity is characterized by increased percentage of body fat in the form of visceral fat and non-visceral or subcutaneous fat. The aim of this study was to analyze body fat percentage (BFP) and associated risk factors, i.e. type of residence (rural or urban), physical activity, gender, age, intakes of energy and fat, and socio-economic background (educational level and occupational status). This cross-sectional study was conducted on 812 older persons (517 females and 295 males) from December 2007- February 2008 in the cities of Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Wonogiri, Gunung Kidul, and Magetan subdistricts. BFP was assessed using an Omron Fat Analyzer. Nutritional intakes were collected through interviews using semi-quantitative food frequency questionnaire (FFQ). To obtain overall total energy expenditure for physical activity (PA), the energy expenditures for exercise (sports) PA, daily activities, and leisure time PA were added together. The study results indicated that urban residence and light PA at age 55 years constituted risk factors for high BFP. Light PA at 55 years of age was the most influential risk factor, since it was 4.3 times greater than vigorous PA at the same age (OR=4.3; 95% Confidence interval 2.6-7.1) It is recommended to implement nutritional counseling about adequate intakes for increased PA in all age groups (adolescents, adults, older persons), particularly in urban areas with their greater risk of high BFP.
Osteoporosis dan Faktor Risikonya pada Lansia Etnis Jawa Fatmah Fatmah
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2008:MMI Volume 43 Issue 2 Year 2008
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.392 KB)

Abstract

ABSTRACTOsteoporosis and its risk factors among Javanese elderly.Background: Osteoporosis is marked by the reduction of Bone Mass Density caused by multifactor. Osteoporosis is often found among elderly people, and at present still a problem in public health. At present data on prevalence of osteoporosis among Javanese elderly is not available. The objective of the study was to analyze the prevalence of osteoporosis among the elderly Javanese with its risk factors.Method: The risk of osteoporosis was measured by using Sahara Clinical Bone Sonometer, and T<-2.5 score was the criteria of osteoporosis.Result: The study showed that osteoporosis in the rural was lower than in the urban. Osteoporosis proportion among females was twice bigger than males. There was osteoporosis proportion development based on age group. Level of education, physical activity and occupational activity were related to osteoporosis. Respondents with low level of education had the mean and osteoporosis proportion higher than those with high/middle level of education. Percentage of osteoporosis among elderly with low level of physical and occupational activity was also higher than those who had high level. Calcium and protein intakes had no relevance withosteoporosis occurrence.Conclusions: Rural and urban areas, sex, age, level of education, work status, and weight are osteoporosis risk factors. Sex was the main osteoporosis determinant in this study. Keywords: Osteoporosis, sex, age, education, physical activity, occupational activity level ABSTRAKLatar belakang: Osteoporosis ditandai menurunnya densitas massa tulang yang disebabkan oleh multifaktor. Osteoporosis sering ditemukan pada lansia dan saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Saat ini informasi data epidemiologi tentang osteoporosis pada lansia etnis Jawa belum diketahui. Tujuan studi adalah untuk menganalisis proporsi dan faktor-faktor risiko osteoporosis lansia Suku Jawa.Metode: Studi cross sectional dilakukan masing-masing di 3 wilayah pedesaan dan perkotaan. Lokasi diperoleh melalui two stages stratified random sampling, sedangkan subyek melalui acak sederhana. Risiko osteoporosis dinilai dengan menggunakan alat Sahara Clinical Bone Sonometer dengan kriteria osteoporosis memiliki nilai skor T<-2,5.Hasil: Diperoleh 812 subyek penelitian. Proporsi osteoporosis di desa sedikit lebih rendah daripada kota. Perempuan memiliki proporsi osteoporosis dua kali lebih besar daripada laki-laki. Terdapat peningkatan osteoporosis berdasarkan umur. Tingkat pendidikan, beban pekerjaan harian, dan aktivitas fisik berhubungan dengan osteoporosis. Responden dengan tingkat pendidikan akhir yang rendah memiliki mean dan proporsi osteoporosis lebih tinggi daripada tingkat pendidikan tinggi/menengah. Persentase osteoporosis responden pada aktivitas fisik rendah dan beban pekerjaan harian rendah lebih tinggi dibandingkan tingkat berat. Asupan kalsium dan protein tidak berhubungan dengan kejadian osteoporosis.Simpulan: Wilayah tinggal, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan akhir, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat beban pekerjaan harian merupakan faktor-faktor risiko osteoporosis lansia Etnis Jawa. Jenis kelamin adalah determinan utama osteoporosis dalam studi ini.
Association of central obesity and smoking with HDL level among Indonesian peoples (18 – 59 years) Mukhlidah Hanun Siregar; Fatmah Fatmah; Ratu Ayu Dewi Sartika
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 3, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(3).101-108

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : High-Density Lipoprotein (HDL) adalah bagian dari profil lipid yang dianjurkan berada pada level diatas 40 mg/dl. HDL rendah menjadi salah satu kriteria sindrom metabolik. Rendahnya HDL dalam darah akan menyebabkan terjadinya aterosklerosis dan berdampak pada peningkatan risikopenyakit cardiovaskular. Beberapa penelitian menemukan bahwa obesitas sentral, merokok, aktivitas fisik, dan asupan makanan memiliki peran dalam menurunkan kadar HDL.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor utama yang berhubungan dengan kadar HDL pada masyarakat Indonesia dengan range usia 18-59 tahun.Metode : Desain penelitian menggunakan desain cross sectional. Data penelitian diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Total responden setelah dilakukan manajemen data sebanyak 21.055 orang. Faktor yang dianalisis adalah usia, jenis kelamin, status menikah, aktivitas fisik, merokok, obesitas sentral, konsumsi buah dan sayur, konsumsi kopi dan konsumsi makanan berlemak. Data dianalisis dengan uji hipotesis multiple regression logistic for the prediction model.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 26,2% penduduk Indonesia berusia 18-59 tahun memiliki kadar HDL ≤40 mg/dl. Setelah dianalisis melalui 4 model, ditemukan bahwa obesitas sentral, merokok, konsumsi makanan berlemak, status menikah, dan jenis kelamin memiliki hubungan secara signifikan dengan kadar HDL (berurutan berdasarkan nilai OR).Kesimpulan : Obesitas sentral dan merokok menjadi faktor utama terhadap kadar HDL abnormal setelah dikontrol dengan faktor lain yang berhubungan, dengan nilai OR 1.948 (1.740-2.182; p-value<0.0001) dan 1.284 (1.127-1.462; p-value<0.0001). Obesitas sentral merupakan faktor utama yang berhubungan dengan penurunan kadar HDL. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan untuk menjaga lingkar pinggang selalu berada pada batas <80 cm untuk perempuan dan <90 untuk laki-laki dengan melaksanakan pedoman gizi seimbang (terutama menurunkan konsumsi makanan berlemak dan meningkatkan aktivitas fisik), menjauhi merokok, khususnya pada perempuan menikah.KATA KUNCI: gizi seimbang; kadar HDL; merokok; obesitas sentral ABSTRACTBackground: High-Density Lipoprotein (HDL) is a part of the lipid profile and it is recommended to be above 40 mg/dl. Low HDL is one of the criteria of metabolic syndrome. Low HDL in the blood will cause atherosclerosis and affect the increased risk of cardiovascular disease. Some research found that centralobesity, smoking, physical activity, and dietary intake have a role in lowering HDL levels.Objectives: The purpose of this research is to know the main factors associate to HDL levels in Indonesian society with range age 18-59 years.Methods: Design research was using cross sectional design. Research data obtained from Basic Health Research in 2013. Total respondents after doing data management were 21.055 people. The analyzed factors are age, gender, married status, physical activity, smoking, central obesity, dietary of fruit and vegetable, coffee consumption and dietary of fatty foods. The data was analyzed by multiple regression logistic for the prediction model.Result: The results showed that 26.2% of the Indonesian population aged 18-59 years had HDL levels ≤ 40 mg/dl. After being analyzed through 4 models, it was found that central obesity, smoking, dietary of fatty foods, married status, and sex associated significantly with HDL levels (sequentially based on OR value). Central obesity and smoking are becoming a major factor related with abnormal HDL levels after adjustment with other significant associated factors, with OR 1.948 (1.740-2.182; p-value < 0.0001) and 1.284 (1.127-1.462; p-value < 0.0001).Conclusions: Central obesity was a major factor associated with decreasing levels of HDL. Therefore, this research suggested to keep the waist circumference always under 80 cm for women and 90 for men, by applied the balanced nutritional guidelines (decreasing of fatty foods and increasing physical activity), avoiding smoking, especially for married women.KEYWORDS: balance nutrition; central obesity; HDL levels; smoking
Intervensi biskuit tempe kurma bagi peningkatan status gizi balita penderita tuberkulosis Fatmah Fatmah
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 9, No 4 (2013): April
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.634 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.18361

Abstract

Background: Weight gain as an indicator of nutritional status during tuberculosis drugs management has a significant relationship with the rapid conversion of sputum smear, low incidence of relapse and duration of anti tuberculosis drugs in patients with tuberculosis. Low intake of food in patient suffering from an infectious disease is caused by the emergence of anorexia, nausea, vomiting, and increased body temperature. Inadequate nutrient intake affects the immune system, lower resistance to infection and slow healing resulting progressive tuberculosis (TB).Objective: To assess the effect of tempeh dates biscuit consumption on the change of nutritional status of tuberculosis preschoolers patients.Method: A quasi-experimental design towards 52 under five children with TB status and who were underweight was done in all sub-districts at Depok City. There were three groups participated in the study i.e tempeh dates biscuits as intervention group, and two groups of control (tempeh and placebo biscuits). The nutritional status of subjects was assessed each biweekly by giving daily 50 grams of biscuits within four weeks. Data analysis was using paired t-test and Anova.Results: There was greatest weight gain in a subject who received tempeh dates biscuit by 0.5 kg and largest height improvement in the tempeh biscuits group by 1.8 cm. Weight, height and z-score weight/age had significant differences in the three groups at the end of the study. There were significant differences in carbohydrate intake in the intervention group at pre and post-intervention. The tempeh biscuits group had different levels of mothers’ knowledge on nutrition and TB at the end of the study.Conclusion: Tempeh dates biscuit can be recommended as an alternative supplementation feeding program for TB and non-TB under five children with underweight status.
Gerakan sarapan sehat anak sekolah (sarasehan) untuk peningkatan pengetahuan ibu tentang sarapan sehat anak sekolah Fatmah Fatmah
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 12, No 1 (2015): Juli
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijcn.22832

Abstract

Background:  Breakfast can meet energy requirement of school children to conduct their daily activity all day. But, in reality, there are many school children who do not behave in a healthy breakfast that can meet the needs of 30% of energy. One of reason is a lack of knowledge and practice of the mother in preparing a healthy breakfast for their children.Objective: To assess the influence of media outreach breakfast (booklets, flipchart, and short films) on the mothers' knowledge of healthy breakfast schoolchildren.Method: Design of quasi-experimental one group pre-post test used in the study towards 186 mothers from ten the selected elementary school at Depok City. Mother's knowledge was measured through a questionnaire pre-post test.Results: There was increased in knowledge of mothers at the end of the study with correct answers given by the mother on the question of the type of food that should be avoided at breakfast. Increased knowledge of the mother before and after the study was differed significantly according to age groups (p <0.05). Older age of mother has better knowledge than younger.Conclusion: Knowledge of mothers on healthy breakfast can be improved through counseling using flipcharts, booklets, and short film.
ANALISIS FAKTOR UTAMA KADAR TRIGLISERIDA ABNORMAL PADA PENDUDUK DEWASA DI INDONESIA Mukhlidah Hanun Siregar; Fatmah Fatmah; Ratu Sartika
Jurnal Delima Harapan Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31935/delima.v7i2.104

Abstract

Triglycerides is a compound consisting of three molecule fatty acid, synthesized from carbohydrates and deposited as animal fats in the body. Finding suggests that elevated levels of triglyceride were one of the risks of cardiovascular disease. Hypertriglyceridemia can lead to increased LDL cholesterol and lower HDL cholesterol, which became an indicator of cardiovascular disease. Previous finding found that age, sex, obesity, fatty food, coffee, and smoking associated with triglycerides. The aims of this study to identify the main factor associated with the levels of triglyceride in Indonesian adult (26-45 years). Data taken from secondary data Basic Health Reseach (RISKESDAS) with the specific criteria. The total respondents were 11421. Data analyzed with logistics multiple regression prediction model. The results showed 23.2% of respondents have abnormal levels of triglyceride (150 mg/dl). The main factors associated with the abnormal levels of triglyceride were sex [OR = 3,215 (2,745-3,765)], central obesity [OR= 2,664 (2,393-2,967)], and smoking [OR = 1,222 (1,048-1,426)]. Finding suggested keeping healthy lifestyle so not to be central obesity, especially men. In addition, leave cigarettes by reducing the number of cigarettes every day gradually, can decrease the abnormal levels of triglyceride. Keywords: Triglycerides, Sex, Central Obesity, Smoking, Adult Abstrak Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak, disintesis dari karbohidrat dan disimpan sebagai lemak hewani dalam tubuh. Temuan menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida dalam darah merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskular. Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan peningkatan LDL Kolesterol dan penurunan HDL Kolesterol yang menjadi indikator penyakit kardiovaskular. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa usia, jenis kelamin, kegemukan, makanan berlemak, kopi, dan merokok berhubungan dengan trigliserida. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor utama yang berhubungan dengan kadar trigliserida pada penduduk dewasa (26-45 tahun) di Indonesia. Data diambil dari data sekunder yang berasal dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dengan kriteria khusus. Total responden sebanyak 11421. Data dianalisis menggunakan uji Regresi Logistik Berganda model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan 23,2% responden memiliki kadar trigliserida tidak normal (>150 mg/dl). Faktor utama yang berhubungan dengan kadar trigliserida tidak normal tersebut adalah jenis kelamin [OR = 3,215 (2,745-3,765)], obesitas sentral [OR= 2,664 (2,393-2,967)], dan merokok [OR = 1,222 (1,048-1,426)]. Hasil temuan ini menyarankan kepada penduduk dewasa untuk menjaga gaya hidup sehat agar tidak mengalami obesitas sentral, utamanya kelompok laki-laki. Selain itu, meninggalkan rokok dengan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya secara bertahap sehingga terjadi penurunan kadar trigliserida yang tidak normal.
Ketahanan Air Indonesia dalam Perspektif Ilmu Lingkungan dan Paradigma Nexus Pangan-Energi-Air Berkelanjutan M. Bayu Rizky Prayoga; Fatmah Fatmah; Budi Harsoyo
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 2 (2023): April 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.2.279-288

Abstract

Sumberdaya air merupakan salah satu elemen vital dalam menunjang kelangsungan hidup di bumi ini. Semakin tingginya kebutuhan terhadap sumberdaya air menjadikan kajian seputar ketersediaan air dan ketahanan air di suatu wilayah menjadi penting. Hal itu menjadikan ketahanan air memegang peranan vital dalam konsep keberlanjutan. Ketahanan air penting untuk dapat dicapai karena memiliki implikasi terhadap pencapaian ketahanan sektor-sektor lainnya, seperti energi dan pangan, secara nasional. Saat ini, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan yang mesti segera diselesaikan melalui kebijakan dan program yang berorientasi pada tercapainya ketahanan air. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian dan analisis terhadap ketahanan air di Indonesia dalam perspektif Ilmu Lingkungan dan Nexus Pangan-Energi-Air Berkelanjutan. Melalui studi literatur yang dilakukan terhadap berbagai sumber yang relevan, tulisan ini juga berupaya memberikan pandangan terhadap arah kebijakan pengelolaan sumberdaya air di Indonesia. Hasil penelitian ini menjelaskan beberapa tantangan utama dalam ketahanan air di Indonesia merupakan persoalan yang belakangan semakin terasa dampaknya bagi keberlanjutan hidup penduduk Indonesia. Dari hasil identifikasi tantangan dalam ketahanan air di Indonesia, penelitian ini memberikan rekomendasi bagi arah kebijakan pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
TINJAUAN EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT SUKU KUBU: STUDI KASUS DI DESA BUKIT LINTANG TAHUN 1991-2020 Rahmawati, Mita Nur; Fatmah, Fatmah; Yuliarni, Yuliarni
Danadyaksa Historica Vol 1, No 2 (2021): Danadyaksa Historica
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jdh.v1i2.4248

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat bagaimana perkembangan yang terjadi di kehidupan ekonomi dan budaya dalam komunitas adat atau Suku Kubu yang ada di Desa Bukit Lintang Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 1991-2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan pendekatan penelitian meliputi pendekatan geografi, historis, sosiologi, budaya, agama, ekonomi dan politik. Sejarah masyarakat Suku Kubu di Desa Bukit Lintang berawal dari kedatangan oleh Suku Belida yang berasal dari Muara Enim dan Suku Palembang. Kehidupan awal masyarakat Suku Kubu ini hidup dengan tertutup dari kehidupan dunia luar. Tetapi dengan adanya program dari pemerintah untuk membebaskan dari keterasingan, kehidupan masyarakat Suku Kubu secara perlahan mulai berubah. Masyarakat Suku Kubu di Desa Bukit Lintang ini merupakan suku yang mudah berkembang, ini terlihat dari perilaku mereka yang mudah untuk menerima pengajaran baru untuk aktivitas kehidupan yaitu hal yang berkaitan dengan pola kebersihan dan Kesehatan serta cara mengolah lahan.
PEMANFAATAN MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MASA PRA-AKSARA DAN HINDU BUDHA TAHUN 2022-2023 Putra, Juan Fahirza; Fatmah, Fatmah; Yuliarni, Yuliarni
Danadyaksa Historica Vol 3, No 2 (2023): Danadyaksa Historica
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jdh.v3i2.7286

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti terhadap Pemanfaatan Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan sebagai Sumber Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Sejarah Indonesia Masa Pra-Aksara dan Hindu Budha Tahun 2022-2023. Metode Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode sejarah/historis dengan Jenis Penelitian Campuran Paralel Konvergen (Convergent Parallel Mixed Methods). Peneliti menggunakan pendekatan geografi, pendekatan historis, pendekatan sosiologis, pendekatan antropologi budaya, pendekatan pendidikan dan pendekatan psikologis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah, dari museum dapat memberikan imajinasi posisif kepada peserta didik, mahasiswa dan masyarakat mengenai koleksi-koleksi yang ada dimuseum. Imajinasi yang timbul nantinya akan memberikan kesadaran baru kepada peserta didik dan mahasiswa bahkan dengan datang berkunjung ke museum akan memberikan sumber belajar baru khususnya untuk sejarah.