Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Orang Mentawai: Peladang Tradisional dan Ekonomi Pasar Febrianto, Adri; Fitriani, Erda
Humanus Vol 11, No 2 (2012)
Publisher : Pusat Kajian Humaniora FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.852 KB) | DOI: 10.24036/jh.v11i2.2897

Abstract

This article describes the pattern of cultivation, production and distribution of farm fields of the Mentawai society which are based on the results of a research conducted using the perspective of economic anthropology. The study was conducted in eight hamlets. Four separate hamlets in the north and south of Siberut Island, four other separate hamlets in Sipora Island and North Pagai Island. The farming habit of planting various types of plants in the field (mone) to meet the needs of food and cash crops to be sold (commodities for exports) is not focused and can only adapt to the market price and the small quantity of harvest, individually cost them, in contrast to traders who have strategies to anticipate losses due to the fluctuation of price.Key words: traditional cultivation, market
Orang Minangkabau dan Batak Mandailing di Nagari Buayan Febrianto, Adri; Hardi, Etmi; ., Bustamam
Humanus Vol 10, No 1 (2011)
Publisher : Pusat Kajian Humaniora FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.41 KB) | DOI: 10.24036/jh.v10i1.296

Abstract

The author described, integration between two ethnics Minangkabau and Batak Mandailing was running at Buayan, a small village in West Sumatera. It caused by the Batak Mandailing adaptation ability and tolerance nature Minangkabau people. The sameness of religion (Islam) is the push factor to their integration. In addition, the long process of socialization that occurs in people Mandailing of Minangkabau cultural trait, as well as the amalgamation and the dominance of Minangkabau culture. It described by consider of some daily activities and special event, like badoncek at marital ceremony. Although the description was not neglect conflict, but conflicts at Buayan were not expanding in society before, and they have the musyawarah as the resolution conflict mechanism. All processes that occur precisely shows the acculturation from Minangkabau cultural trait to the Mandailing. Key words:  ethnical working culture, civil servants, civil society, democracy
Masyarakat Air Manis Sadar Wisata Adri Febrianto; Erda Fitriani
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 1 No 1 (2019): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v1i1.6

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan kesaradan wisata masyarakat yang berada di kawasan Pantai Air Manis, Sumatera Barat. Khalayak sasaran yang strategis dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah anggota masyarakat Air Manis khususnya anggota masyarakat yang terlibat langsung dengan aktivitas kepariwisataan, seperti pedagang, tukang parkir, penyedia aktivitas hiburan wisata dan tokoh masyarakat Air Manis. Jumlah peserta yaitu 65 orang dan penyuluhan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2015 dengan menghadirkan narasumber, Sekretaris Dinas Pariwisata, dan peneliti bidang pariwisata dari Unand dan UNP. Secara keseluruhan tim mengamati dan menilai bahwa manfaat dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pariwisata dan menumbuhkan sikap yang sadar wisata serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pariwisata. Kegiatan pengabdian berjalan dengan lancar. Salah satu faktornya yaitu tingginya partisipasi masyarakat untuk menghadiri kegiatan ini dan peran aktif dalam kegiatan kepariwisataan.
Harmonisasi antara Orang Minangkabau dan Orang Batak Rahmat Idris; Adri Febrianto
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 5 No 2 (2023): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (December 2023)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v5i2.151

Abstract

Artikel ini menjelaskan orang Minangkabau dan orang Batak bisa meredam konflik pribadi sehingga tidak meluas menjadi konflik kelompok, faktor-faktor harmonisasi di Nagari Pauah. Penelitian ini dianalisis dengan teori pluralisme budaya dari Horrace Kallen. Pemilihan informan dalam penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, informan dalam penelitian ini berjumlah 15 orang di antaranya, Wali Nagari, orang Minangkabau, serta orang Batak. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data Miles dan Huberman. Lokasi penelitian yaitu Nagari Pauah Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa orang Minangkabau dan orang Batak dapat meredam konflik pribadi sehingga tidak meluas menjadi konflik kelompok, karena adanya kesadaran orang Minangkabau dan orang Batak bahwa berkonflik itu tidak baik. Orang Minangkabau dan orang Batak memiliki rasa malu jika bertengkar dan selalu mengutamakan kekeluargaan untuk menyelesaikan masalah. Harmonisasi yang terjadi antar orang Minangkabau dan orang Batak karena interaksi sosial yang dibangun berjalan dengan baik, adanya sikap saling menghargai antar orang Minangkabau dan orang Batak, dan solidaritas sosial antar orang Minangkabau dan orang Batak.
Sungai Nyalo: Nagari Wisata Edukasi Berbasis Sejarah, Budaya, dan Kearifan Lokal Siti Fatimah; Adri Febrianto; Haldi Patra; Evelynd Evelynd
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v6i2.662

Abstract

Potensi wisata memerlukan penanganan agar dapat memiliki daya tarik bagi wisatawan. Selama ini Nagari Sungai Nyalo yang berada di Kawasan Mandeh terkenal dengan keindahan alamnya. Dibalik itu, kawasan ini juga memiliki potensi sejarah, budaya dan kearifan lokal. Namun, kebanyakan masyarakat Mandeh tidak lagi mengenal sejarah, budaya dan kearifan lokalnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan kembali potensi-potensi itu untuk kemudian dapat dikemas sebagai daya tarik bagi nagari wisata berbasis edukasi dengan kelompok sasaran para siswa-siswi dan guru. Untuk itu, kegiatan ini menggunakan metode wawancara, partisipatif dan intervensi sosial. Dengan begitu, dapat mengubah pemahaman, sikap dan keterampilan dari generasi muda untuk merumuskan potensi sejarah, budaya dan kearifan lokal yang mereka miliki.
Sinoman: Solidaritas Sosial Transmigran Jawa Soelistyo, Dwiki; Febrianto, Adri
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 6 No 2 (2024): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (December 2024)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v6i2.150

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti solidaritas sosial masyarakat Jawa. Sistem tukar menukar pemberian yang masih eksis pada masyarakat berpendapatan rendah dan pelaksanaan pesta yang meriah berbiaya tinggi menjadi menarik perhatian. Penelitian kualitatif tipe studi kasus ini dianalisis dengan teori The Gift oleh Marcel Mauss. Informan sebanyak 20 orang, pemilihan melalui purposive sampling yang terdiri dari pegawai pemerintahan desa, ketua tradisi sinoman pihak penyelenggara pesta perkawinan, dan masyarakat yang mengikuti tradisi sinoman. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan triangulasi data. Analisis data melalui model analisis interaktif oleh Miles dan Huberman. Penelitian ini mengungkap tradisi sinoman sebagai wujud solidaritas sosial pada masyarakat Jawa di Desa Rimbo Mulyo. Wujud dari solidaritas sosial tersebut berupa tolong menolong sesama anggota masyarakat ketika anggota masyarakat melaksanakan pesta perkawinan, pada saat itulah anggota masyarakat lainnya memberikan bantuan berupa barang keperluan konsumsi. Pihak penerima barang memiliki kewajiban untuk mengembalikan barang pemberian tersebut dan melebihkan nilainya atau setara apa yang diberikan. Pengembalian barang dengan melebihkan nilai menghasilkan kegiatan yang tidak ada putusnya. Aktivitas tradisi sinoman ini sebagai wujud dari kesadaran kolektif saling memerlukan bantuan orang lain untuk melaksanakan pesta perkawinan yang meriah.
Studi Etnosains Makam Keramat Datuak Parpatiah Nan Sabatang Rani, Mustika; Febrianto, Adri; Fitriani, Erda
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 6 No 2 (2024): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (December 2024)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v6i2.177

Abstract

Datuak Parpatiah Nan Sabatang dikenal oleh masyarakat Minangkabau sebagai salah seorang pelopor adat istiadat Minangkabau selain Datuak Ketamanggungan. Dalam tambo adat Minangkabau disebutkan bahwa Datuak Parpatiah Nan Sabatang sebagai pendiri kelompok Bodi Caniago (Moiety) yang disebut lareh Bodi Caniago. Makam Datuak Parpatiah Nan Sabatang berlokasi di Jl. Munggu Tanah Jorong Batu Palano, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Makam ini bagi masyarakat dianggap keramat. Warga masyarakat melakukan ziarah ke makam serta melakukan aktivitas religius di makam, selain itu masyarakat memiliki pengetahuan mengenai makam ini. Studi ini menjelaskan tentang pengetahuan masyarakat mengenai makam keramat Datuak Parpatih Nan Sabatang dengan pendekatan etnosain. Penelitian lapangan (fieldwork) dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan tipe etnografi. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan mengenai kekeramatan makan Datuak Perpatih Nan Sabatang. Pengetahuan masyarakat seperti bunyi atau dentuman di makam, terjadi apabila adanya anggota masyarakat setempat yang melakukan perbuatan yang tidak baik atau maksiat, tanda-tanda musibah yang berkaitan dengan makam, serta pohon beringin yang ada dekat makam dipercayai sebagai obat dan asal pohon beringin diyakini oleh masyarakat merupakan tongkat dari Datuak Parpatiah Nan Sabatang.
Pemetaan dan inventarisasi potensi sejarah, budaya dan kearifan lokal di nagari binaan Sungai Nyalo Fatimah, Siti; Febrianto, Adri; Evelynd, Evelynd; Patra, Haldi
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 24, No 2 (2024): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sb.05780

Abstract

Pengabdian ini merupakan hilirisasi dari penelitian yang dilakukan tim. Ternyata banyak permasalahan yang terjadi dalam masyarakat Sungai Nyalo untuk menuju nagari wisata yang berkelanjutan. Pengabdian ini menggunakan metode parsitipatif dan pendampingan tehadap kelompok sasaran, pemuda, siswa, termasuk guru, dan perangkat nagari. Setelah dilakukan pendampingan hampir dua tahun, telah banyak terjadi perubahan di kalangan kelompok sasaran, yaitu bertambahnya pengetahuan mereka terhadap kearifan lokal mereka, mulai berubahnya perilaku mereka, terutama yang berhubungan dengan konsep sadar wisata yang berorientasi pada budaya dan edukasi.
Adaptation and achievement of Southern Patani students of Thailand in West Sumatera Duereh, Habalee; Fitrisia, Azmi; Febrianto, Adri
SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling Vol 10, No 1 (2025): SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling
Publisher : Indonesian Counselor Association (IKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23916/085644011

Abstract

This study explores the adaptation and academic achievement of Southern Patani Thai students in West Sumatra. These students face various challenges, including language barriers, differences in teaching methods, and limited access to academic facilities. Using qualitative methods—observation, in-depth interviews, and documentation—the study found that students often struggle with understanding lectures and adjusting to academic expectations. However, strong motivation, support from lecturers and peers, and active involvement in student communities significantly help them adapt. Academic performance among students varies based on how effectively they overcome these challenges and the level of support received. Some achieve well due to effective strategies and support, while others face ongoing difficulties. The findings highlight the need for structured support programs to assist international students in navigating academic and social environments, helping them reach their full potential during their studies in West Sumatra
Death Kongsi and the Survival of Chinese Death Processions in Padang City Erniwati, Erniwati; Syafrina, Yelda; Febrianto, Adri; Susanti, Retnaningtyas
Diakronika Vol 24 No 1 (2024): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/diakronika/vol24-iss1/391

Abstract

This article explains how the ethnic Chinese of Padang maintain the continuity of the death procession in Chinese culture. This article uses a historical approach by utilizing sources in the form of Dutch period documents, organizational documents of Himpunan Tjinta Teman (HTT) and Himpunan Bersatu Teguh (HBT), newspaper news and literature studies on the death processions of ethnic Chinese in Indonesia and outside Indonesia, as well as observations and interviews with HBT and HTT funeral administrators. These sources are used to find facts related to the death processions carried out by ethnic Chinese and the existence of HBT and HTT as institutions organizing Padang Chinese funeral processions. Furthermore, the existing facts are analyzed using historical and ethnographic approaches. The findings of the article show that the ethnic Chinese of Padang still carry out and preserve the implementation of the Chinese cultural death procession in an organizational forum. In this case, the organization's function as the organizer of the death procession for Padang Chinese is the key to the survival and existence of the organization itself. Various Chinese cultures preserved and inherited in the HTT and HBT organizations, including the culture of death, are essential in forming self- and collective identity and solidarity of Chinese community groups in the city of Padang.