Nasrun Nasrun
Department Of Mathematics Education, Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Role of Students’ Quantitative Reasoning in Solving Mathematical Problems Based on Cognitive Style Muhammad Muzaini; Muhammad Hasbi; Nasrun Nasrun
Vygotsky : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Vol 3, No 2 (2021): Vygotsky: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.783 KB) | DOI: 10.30736/voj.v3i2.380

Abstract

The emphasis of this research was how quantitative reasoning played an active role based on the cognitive style in addressing mathematical problem issues in middle school students. Participants in this study were students of a public middle-school, South Sulawesi, Indonesia. The findings revealed that Field-Independent students may define a problem or circumstance that solves the problem at hand, pick the relation between the quantities, and make quantity and relation-centered calculations. Second, Field-Dependent students use quantitative reasoning to consider the problem context, concentrate on the problem context quantity, deduce the relationship between quantities in the plans produced. The findings of this study are important for developing effective quantitative reasoning as input material for teachers
CREATIVITY IN SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS LEARNING DURING THE COVID-19 PANDEMIC: A CASE STUDY Muhammad Muzaini; Sri Rahayuningsih; Nasrun Nasrun; Muhammad Hasbi
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2757.302 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.3897

Abstract

AbstractThe corona virus outbreak has forced all universities to conduct learning online using the internet. We have considered to develop students’ creativity through online learning. We therefore applied synchronous learning and asynchronous learning methods in the classroom and observed how these methods influenced students’ creativity. Purposive sampling technique was used to select one out of 40 students from the Department of Mathematics Education at STKIP YPUP to participate in this study. The subject was chosen because he had fulfilled the criteria of creativity. Data analysis was performed in several stages as follows: 1) analyzing the interview data and the learning videos; 2) performing data reduction by making abstractions; 3) organizing the data in units that were then categorized by coding; 4) checking the data validity by doing time triangulation; 5) analyzing interesting phenomena that are associated with the participant’s creativity. The results of the analysis showed that the subject’s creativity was demonstrated through cognitive flexibility and cognitive fluency, indicated by repeated or cyclic cognitive processes before the participant discovered the solution to the problem. It can be concluded that both synchronous and asynchronous learning methods can support the development of college students’ creativity during the covid-19 pandemic. Keywords: Covid-19 pandemic; creativity; synchronous and asynchronous learning. AbstrakWabah virus corona memaksa semua perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran secara online menggunakan internet. Kami telah mempertimbangkan untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui pembelajaran online. Oleh karena itu, kami menerapkan pembelajaran synchronous dan metode pembelajaran asynchronous di kelas dan mengamati bagaimana metode ini mempengaruhi kreativitas siswa. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih satu dari 40 mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika STKIP YPUP untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Subjek dipilih karena telah memenuhi kriteria kreativitas. Analisis data dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1) menganalisis data wawancara dan video pembelajaran; 2) melakukan reduksi data dengan membuat abstraksi; 3) mengorganisasikan data dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan dengan pengkodean; 4) pengecekan keabsahan data dengan melakukan triangulasi waktu; 5) menganalisis fenomena menarik yang terkait dengan kreativitas peserta. Hasil analisis menunjukkan bahwa kreativitas subjek ditunjukkan melalui keluwesan kognitif dan kelancaran kognitif, yang ditunjukkan dengan proses kognitif berulang atau siklik sebelum partisipan menemukan solusi dari masalah. Disimpulkan bahwa metode pembelajaran synchronous dan asynchronous dapat mendukung pengembangan kreativitas mahasiswa selama masa pandemi covid-19. Kata Kunci: Pandemi Covid-19, Kreativitas, Pembelajaran Synchronous dan Asynchronous
Cognitive flexibility: exploring students’ problem-solving in elementary school mathematics learning Sri Rahayuningsih; Sirajuddin Sirajuddin; Nasrun Nasrun
JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education) Volume 6 Issue 1 January 2021
Publisher : Department of Mathematics Education, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jramathedu.v6i1.11630

Abstract

In classroom learning, students need mathematical cognitive flexibility to be able to solve mathematical problems with the various ideas they express. To solve the problems, they must be able to grasp the problem, see it from various points of view, and should not be rigid thinking with one solving method.  In fact, the students still lack the ability to think flexibly in solving math problems. This exploration is necessary to determine how to encourage the students’ creative problem-solving. The purposive sampling technique is used to select two out of 150 of 4th Grade students who have taken an initial test to measure their creative abilities. Problem-solving worksheet, think-aloud records, and interviews are used as data collection instruments. Then, the data were analyzed using a qualitative descriptive approach. The research instrument is validated by two professors of mathematics. Through a series of revisions based on expert advice, the validity results are said to be feasible for use. To check for reliability, field tests are tested on 10 students who meet the criteria as research subjects. Analysis results indicate that cognitive abilities involve cognitive processes in the form of the ability to assess process by looking for patterns of numbers, mentally compute, estimate, and assess the rationality or reasonableness of calculation results. Other findings on students' cognitive processes in solving math problems include looking for number patterns, carrying out trial-and-error (also called guess-and-check), and drawing diagrams. Students with cognitive flexibility tend to use trial-and-error when solving mathematical problems.
Perbandingan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Dua Konsep Antara Penerapan Tipe Jigsaw dengan Pembelajaran Kontekstual pada Kelas V SD Negeri 91 Panrang Kabupaten Jeneponto Widyastuti Widyastuti; Hasaruddin Hafid; Nasrun Nasrun
JKPD (Jurnal Kajian Pendidikan Dasar) Vol 2, No 1 (2017): (Januari 2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univers

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jkpd.v2i1.1082

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Tipe Jigsaw  dan Pembelajaran Kontekstual Pada murid Kelas V SD Negeri 91 Panrang Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 30 murid pada kelas V SD Negeri 91 Panrang Kabupaten Jeneponto. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan tehnik random sampling. Pengolahan data hasil penelitian untuk hasil tes belajar yang digunakan yaitu statistic deskriptif dan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbandingan hasil belajar murid antara model pembelajaran Tipe Jigsaw dan Kontekstual. Variabel yang paling dominan mempengaruhi terhadap hasil belajar adalah Tipe Jigsaw dengan nilai koefisien sebesar 85,3 sedangkan pada model pembelajaran Kontekstual nilai rata-rata kelas yaitu 62.6 artinya apabila murid Kelas V SD Negeri 91 Panrang Kabupaten Jeneponto meningkatkan model pembelajaran Tipe Jigsaw dengan baik dan tepat, maka murid akan semakin menyimpan hasil belajar dalam memory mereka karena diferensiasi tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika murid kelas V SD Negeri 91 Panrang Kabupaten Jeneponto dengan menggunakan model pembelajaran Tipe Jigsaw dan Kontekstual, sehingga hipotesis H0 dinyatakan ditolak dan hipotesis H1 diterima. 
Pelatihan Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat bagi Calon Guru Sekolah Dasar Sitti Fithriani Saleh; Nasrun Nasrun; Sulfasyah Sulfasyah; Adelina Damayanti; Nurwahida Nurwahida; Andi Nur Isnayanti
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Juli - Desember 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v2i2.196

Abstract

Calon guru sekolah dasar perlu menguasai penggunaan berbagai media pembelajaran untuk dapat mengajarkan matematika dengan baik. Pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan penggunaan media pembelajaran operasi hitung bilangan bulat ini dilakukan untuk menambah keterampilan calon guru sekolah dasar dalam penggunaan media pembelajaran. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar bersama dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Calon guru sekolah dasar yang menjadi sasaran pengabdian kepada masyarakat adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Prosedur kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan pelaporan kegiatan.  Media pembelajaran yang dipraktekkan dalam pelatihan dibatasi pada tali bilangan, kartu warna, dan permainan gunung-lembah. Media tersebut dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan operasi pengurangan bilangan bulat. Peserta sangat aktif mengikuti pelatihan dan memberi respon positif terhadap kegiatan. Peserta diharapkan dapat menyebarkan pengetahuan yang diperoleh dalam pelatihan kepada calon guru lain. Respon positif peserta pelatihan menjadi bahan pertimbangan bagi tim pelaksana untuk melaksanakan kembali kegiatan serupa.
Evaluasi Program Implementasi Mbkm-Pertukaran Pelajar Nasrun Syahrir; Andi Mulawakkan Firdaus; Nasir Nasir; Akram Akram; Amri Amal; Muafiah Nur
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11454

Abstract

Evaluasi program ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program dan memberikan masukan kepada pemangku kepentingan, dalam hal ini adalah program studi dan fakultas pelaksana program Implementasi MBKM-Pertukaran Pelajar. Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah Prodi Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Teknologi Pendidikan, Dosen dari ketiga program studi FKIP, Mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar dan Mitra MBKM. Model evaluasi pelaksanaan program Pertukaran Pelajar menggunakan 3 unsur bahan evaluasi, yaitu: kekuatan, hambatan, dan pengalaman baik. Adapun tahapan pelaksanaan evaluasi program Pertukaran Pelajar, yaitu: 1) Mengenal karakteristik program, 2) Identifikasi audiens, 3) Merumuskan tujuan evaluasi, 4) Penyiapan pengumpulan dan analisis data, 5) Pengumpulan data, dan 6) Analisis data dan pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Kekuatan) dengan adanya program ini mahasiswa bisa kuliah (belajar) pada program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda dan program studi yang berbeda pada perguruan tinggi yang sama. Kelebihan program ini adalah mahasiswa bisa merasakan dan membandingkan iklim akademik di program studi atau di perguruan tinggi lain. Mahasiswa bisa mengenal lebih dekat adat, tradisi, budaya dari masyarakat luar dan berbagai keunikan yang lain. Begitulah wujud dari program pertukaran mahasiswa yang dilakukan oleh Ketiga Program Studi melalui program MBKM. (Hambatan) Mahasiswa yang mengikuti program pertukaran yaitu dalam hal jadwal perkuliahan atau kalender akademik yang berbeda dengan mitra, serta adanya kesulitan proses registrasi di sistem informasi akademik bagi mahasiswa program pertukaran pelajar. (Pengalaman Baik) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dalam Peningkatan Sistem Manajemen Pengelolaan Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar akan rutin dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya dan sarana pendidikan yang diperoleh serta Program Studi dapat menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi.
Manajemen Tata Kelola Keuangan dan Manajemen Resiko pada Mitra Peternakan Ayam Broiler UD. Turiolo di Desa Bontosunggu, Kec. Bajeng Kab. Gowa Muh Nur Abdi; Chairul Ikhsan; Muhaimin Muhaimin; Aulia Aulia; Nasrun Nasrun; Amran Amran; Nasrullah Nasrullah; A. Mappatompo; Syamsuddin Syamsuddin
Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Vol 5, No 2 (2023): JPDL (Jurnal Pengabdian Dharma Laksana)
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/j.pdl.v5i2.28099

Abstract

Pemberdayaan ini dilakukan sebagai program kegiatan pengabdian masyarakat oleh Tim Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar pada mitra peternakan ayam broiler UD Turiolo di Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sering terjadi khususnya dalam mengantisipasi maupun meminimalisir dampak resiko dari aktivitas usaha yang dilakukan oleh UD Turiolo kedepannya sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan proses produksi secara lebih maju dan profesional. Pemberdayaan ini dilakukan melalui pelatihan dengan memaparkan materi terkait dampak suatu resiko usaha peternakan ayam sekaligus memberikan pemahaman tentang pentingnya penerapan manajemen resiko terhadap suatu bisnis yang dibangun guna mengetahui, menganalisis serta mengendalikan resiko dalam setiap aktivitas usaha dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Penelitian dilakukan pada usaha peternakan UD Turiolo di Desa Bontosunggu.  Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data primer  dan  sekunder.  Data  primer diperoleh  melalui  observasi  dan wawancara  dengan  pemilik  peternakan,  kepala  kandang,  anak  kandang (Mitra),  dan field controller yang bergerak menjalankan usaha inti.  Data  primer  tersebut  berupa  keadaan  umum  lokasi penelitian  dan  manajemen  risiko  yang  diterapkan  usaha  peternakan  UD Turiolo di Desa Bontosunggu.  Data sekunder  diperoleh  melalui  studi  literatur  dari  instansiya ng  terkait   dengan penelitian. Data sekunder tersebut diantaranya berupa data harga input dan output, laporan biaya, penerimaan, dan pendapatan perusahaan. Data yang telah diperoleh akan   dianalisis   dengan   menggunakan   analisis   risiko   dan   analisis   deskriptif. Analisis  risiko  digunakan  untuk  menganalisis  tingkat  risiko  yang  dihadapi  usaha peternakan UD Turiolo di Desa Bontosunggu. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan UD Turiolo di Desa Bontosunggu
Investigating Elementary School Teacher Gestures in Mathematics Teaching and Learning Nasrun Nasrun; M. Syawahid; Irwan Akib
JTAM (Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gestures was an important in mathematics teaching and learning because it can increase student’s cognitive load. however, many teachers pay little attention to gestures in carrying out learning in class. This study aims to describe and compare the gesture of primary school teacher in mathematics teaching and learning. Qualitative of case study used in this study. Two teachers in “Islam Athirah” of elementary schools consist of one senior teacher and one prospective teacher as research subjects. Data was collected through audiovisual material and interview. The teachers were observed and recorded when performing mathematics teaching and learning. Interview were conducted with ten selected students to find out feedback from learning activity. The finding showed that pointing gesture was frequently used in mathematics teaching and learning. Furthermore, senior teacher better in performing gesture than pre-service teacher. Senior teacher has an excellence in pointing and writing gesture, while pre-service teacher has an excellence in performing representing gesture. 
ANALISIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA MAKASSAR Riskayani Riskayani; Nasrun Nasrun; Ernawati Ernawati
Guru Membangun Vol 41, No 2 (2022): Volume 41 Number 2, Desember 2022
Publisher : Ikatan Keluarga Alumni FKIP Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/gm.v41i2.58991

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi bangun datar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di kelas V SD Negeri Rappokalling 67/1 Kota Makassar. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 3 orang siswa, cara pengambilan subjek yaitu dengan memberikan soal kepada semua siswa kelas V sebanyak 14 orang, kemudian diambil berdasarkan hasil kerja siswa dan diskusi dengan guru kelas yang memiliki kesulitan dalam belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes tertulis kepada siswa kemudian dilanjutkan dengan wawancara kepada siswa secara individu. Selama tes dan wawancara berlangsung diambil dokumentasi seperti foto, catatan, dan rekaman untuk memperoleh data yang lebih valid. Data yang diperoleh dianalisis dengan Data Collection, Kondensasi Data, Data Display, dan Conclusion Drawing, di mana setiap data yang diperoleh dianalisis dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kesulitan subjek 1 yaitu:  a) kesulitan dalam menggunakan atau menentukan rumus sesuai yang diinginkan soal dikarenakan kesulitan dalam mengingat; b) lemahnya keterampilan berhitung membuat siswa kesulitan dalam mengoperasikan perkalian dengan tepat. (2) kesulitan subjek 2 yaitu: a) kesulitan dalam mengubah permasalahan kedalam bentuk kalimat matematika dan kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan; b) kesulitan dalam menentukan prosedur penyelesaian dan menetukan rumus sesuai yang diinginkan soal; c) lemahnya keterampilan berhitung membuat siswa tidak mampu melakukan perhitungan dengan tepat. (3) kesulitan subjek 3 yaitu: a) kesulitan dalam memahami soal dan mengubah permasalahan kedalam bentuk kalimat matematika serta kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan; b) kesulitan dalam menentukan prosedur penyelesaian soal serta kesulitan dalam menentukan atau menggunakan rumus dengan tepat; c) lemahnya keterampilan dalam berhitung membuat siswa kesulitan dalam melakukan perhitungan dengan tepat
INVESTIGATION OF STUDENT QUANTITATIVE REASONING IN GENERALIZING (CASE STUDY ON FEMALE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS) Nasrun Nasrun; Muhammad Muzaini; Rahmat Kamaruddin
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 2 (2023): histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/histogram.v7i2.3276

Abstract

Quantitative reasoning holds a significant place in the realm of mathematical education. A primary objective shared by many mathematics educators worldwide is to facilitate the connection between students' mental faculties and their capacity to address real-life problems through mathematical means. A fundamental aspect of this endeavor involves nurturing students' comprehension of quantity, particularly in relation to the characteristics of objects. The central aim is to empower students to harness their quantitative reasoning capabilities. In the context of this study, quantitative reasoning denotes the cognitive process employed by individuals when they identify, interconnect, and formulate novel quantities. Algebra, as a discipline, is now widely recognized as one that investigates the structures, relationships, and quantities within mathematics. To enhance students' grasp of algebra and their ability to generalize, a specific instructional approach is employed. The study targets female students enrolled in a Junior High School in Makassar and seeks to scrutinize their quantitative reasoning proficiency in the context of generalization while considering potential gender disparities. To attain this objective, a qualitative methodology is adopted, providing insights into students' quantitative reasoning abilities as reflected in their actions when completing assigned tasks. Ultimately, the study's findings will provide a comprehensive portrayal of how students engage in quantitative reasoning during the process of generalization, which encompasses stages such as connecting quantities, identifying quantities, and formulating new quantities.