Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

SUMPAH SERAPAH SEBAGAI PERWUJUDAN PENGHINAAN DALAM WACANA MONOLOG MEME PILPRES 2019 Odien Rosidin; Asep Muhyidin
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v5i1.8075

Abstract

Fenomena penggunaan tindak tutur penghinaan dalam humor meme Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 merupakan fakta linguistik yang menarik dan penting diselidiki. Kajian penelitian ini terpumpun pada masalah tindak tutur penghinaan berdasarkan tinjauan ekspresi bahasa, jenis sumpah serapah, dan jenis referensi yang digunakan untuk mengungkapkan tindak tutur lokusi penghinaan. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: (1) berdasarkan unit gramatikal yang dipakai sebagai ekspresi bahasa, tindak tutur penghinaan diungkapkan dengan kata, frasa, dan klausa; (2) berdasarkan sumpah serapah yang digunakan, tindakan penghinaan yang dilakukan dikategorikan sebagai makian; dan (3) berdasarkan referensi kata-kata yang digunakan sebagai pengungkap tindak tutur lokusi penghinaan, referensi sumpah serapah terdiri atas (a) keadaan, (b) profesi, dan (c) kekerabatan.
PERILAKU KEKERASAN VERBAL SEBAGAI DAMPAK PAJANAN TAYANGAN KEKERASAN DALAM SINETRON STUDI KASUS TERHADAP SISWA SMPN 3 KOTA SERANG Dase Erwin Juansyah; Odien Rosidin; John Pahamzah
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v5i1.8071

Abstract

Penelitian ini merupakan studi mendalam tentang dampak pajanan sinetron remaja di televisi swasta nasional terhadap perilaku kekerasan verbal oleh siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Serang. Penelitian ini memiliki karakteristik yang relevan dengan penelitian kualitatif. Berdasarkan tujuan dan data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penyediaan data dilakukan dengan menerapkan metode simak. Peneliti menyimak tuturan-tuturan dalam dialog sinetron remaja yang ditayangkan SCTV, RCTI, MNC TV, dan Indosiar. Metode simak dilakukan dengan menerapkan teknik dasar berupa teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Responden penelitian ini sebanyak 30 orang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Serang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kontekstual. Bentuk-bentuk kekerasan verbal yang ditemukan dalam sinetron remaja di televisi swasta nasional yang ditonton oleh para siswa adalah kutukan, menghina, memarahi, menampar, berteriak, memaksa, mengancam, dan menuduh. Sebagian besar responden menyadari bahwa pertunjukan sinetron mengandung konten kekerasan, termasuk kekerasan verbal. Sebagian besar responden mengakui bahwa mereka suka meniru adegan kekerasan verbal, baik ketika di lingkungan sekolah maupun di rumah.
LEKSIKON KULINER TRADISIONAL MASYARAKAT KABUPATEN PANDEGLANG Odien Rosidin; Erwin Salpa Riansi; Asep Muhyidin
LITERA Vol 20, No 1: LITERA MARET 2021
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v20i1.33908

Abstract

Kuliner tradisional bukan sekadar mencerminkan khazanah makanan, bahan yang digunakan, cara pengolahan, dan cita rasa olahan lokal yang unik, tetapi juga merepresentasikan entitas budaya masyarakat secara utuh. Leksikon nama kuliner tradisional menyiratkan makna budaya yang penting untuk digali dan diinterpretasikan dalam kaitannya dengan pengungkapan nilai -nilai simbolik dan budaya yang dikandungnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kuliner tradisional masyarakat Kabupaten Pandeglang berdasarkan tinjauan bentuk leksikon, fungsinya dalam upacara atau ritual adat, dan pandangan masyarakat terhadap simbol dan makna kuliner tradisional sebagai pelengkap dalam upacara atau ritual adat. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai metode etnografis berancangan antropolinguistik. Sumber data penelitian adalah tuturan lisan para informan sebagai narasumber. Pengumpulan data dengan teknik observasi partisipan dan wawancara. Analisis data dengan empat kegiatan, yaitu pengumpulan, reduksi, penyajian, dan verifikasi. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, ditemukan 25 leksikon nama makanan; 14 leksikon nama makanan pelengkap upacara atau ritual adat; 32 leksikon nama alat pembuatan, 35 leksikon nama bahan, dan 38 leksikon nama proses pembuatan. Kedua, kuliner tradisional dalam fungsinya sebagai pelengkap upacara atau ritual adat mencerminkan tiga dimensi nilai, yaitu individual, sosial, dan pengetahuan. Ketiga, kuliner tradisional sebagai pelengkap upacara atau ritual adat merepresentasikan simbol dan makna yang berhubungan erat dengan identitas sosial budaya masyarakat Kabupaten Pandeglang. Temuan penelitian bermanfaat untuk dokumentasi produk budaya kuliner lokal dan upaya revitalisasi dan pemertahanan budaya tradisional menghadapi moderninasi dan globalisasi.Kata kunci: leksikon, kuliner tradisional, sosial budaya, ritual adatLEXICON OF THE COMMUNITY TRADITIONAL CULINARY IN PANDEGLANG REGENCYAbstractTraditional culinary not only reflects the food treasures, ingredients used, processing methods, and unique local processed flavors, but also represents the cultural entity of the community as a whole. The lexicon of traditional culinary names implies cultural meanings that are important to explore and interpret in relation to the expression of the symbolic and cultural values they contain. This study aims to describe the traditional culinary delights of the people of Pandeglang Regency based on a review of the lexicon forms, their function in traditional ceremonies or rituals, and people's views on traditional culinary symbols and meanings as a complement to traditional ceremonies or rituals. This study was designed using a qualitative approach using ethnographic methods with anthropolinguistic design. The data source of this research was the oral speech of the informants as sources. Data collection was done by participant observation and interview techniques. Data were analyses were conducted in four activities, namely collection, reduction, presentation, and verification. The research results are as follows. First, the following are found: 25 lexicons of food names, 14 lexicons of names of complementary foods for traditional ceremonies or rituals, 32 lexicons of manufacturing tool names, 35 lexicons of material names, and 38 lexicons of manufacturing process names. Second, traditional culinary in its function as a complement to traditional ceremonies or rituals reflects three dimensions of value; namely individual, social, and knowledge. Third, traditional culinary as a complement to traditional ceremonies or rituals representing symbols and meanings are closely related to the socio-cultural identity of the people of Pandeglang Regency. The research findings are useful for documenting local culinary culture products and efforts to revitalize and maintain traditional culture in facing modernization and globalization.Keywords: lexicon, traditional culinary, social culture, traditional rituals
PENGEMBANGAN MEDIA BUKU PINTAR TRILINGUAL SEBAGAI SARANA LITERASI BACA TULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR Rita Umyati; Rina Yuliana; Odien Rosidin
Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 10, No 5 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.046 KB) | DOI: 10.33578/jpfkip.v10i5.8294

Abstract

This study aimed to develop trilingual smartbook media, to determine the feasibility of the trilingual smartbook, and to determine students' responses to trilingual smartbook. This research was conducted on 10 students at grade III of elementary school in a limited trial. This research utilized the Borg and Gall model which consisted of six stages, namely problem analysis, data collection, product design, design validation, design revision, and limited product trial. The instruments were a questionnaire sheet for product validation by expert lecturers and a questionnaire sheet for students' responses. Based on the analysis, the quality of the trilingual smartbook was categorized as very feasible with a percentage of 91% by two media experts, very feasible with a percentage of 92% by two material experts, and a feasible category with a percentage of 80% by two linguists. Moreover, the students' response to the trilingual smartbook was 96% with a very good category. Based on this, it can be said that the trilingual smartbook is appropriate to be used as a media of literacy facility for third grade elementary school students.
Faktor Penggunaan Pronomina Persona Kedua Tunggal dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang Zilly Amelia Ifada; Odien Rosidin; Ade Anggraini Kartika Devi
Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/imajeri.v5i1.9340

Abstract

Bahasa memiliki ciri khas yang unik. Hal tersebut terlihat pada bahasa Indonesia dan Jepang terutama pada aspek penggunaan pronomina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor yang memengaruhi penggunaan pronomina persona kedua tunggal dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan sumber data dalam bahasa Indonesia diambil dari kumpulan cerpen Bobo Bingkai yang Kosong, dan cerpen dalam majalah Bobo, sementara itu data bahasa Jepang diambil dari seri anime Gintama, seri anime Bungo Stray Dogs, dan Darwin’s Game. Pengumpulan data menggunakan teknik baca, simak, dan catat. Analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor yang memengaruhi penggunaan pronomina persona kedua tunggal bahasa Indonesia, yaitu faktor umur, faktor status sosial, faktor keakraban, dan faktor situasi, sedangkan pada bahasa Jepang terdapat 5 faktor, yaitu faktor umur, faktor status sosial, faktor keakraban, faktor gender, dan faktor situasi. Adapun faktor yang menjadi pembeda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah faktor gender.
AKUISISI FONOLOGI PADA ANAK AUTISME DALAM KONTEKS PERCAKAPAN SEHARI-HARI (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) Khaeriyah Khaeriyah; Odien Rosidin
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v11i2.6623

Abstract

Bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari sangatlah penting sebagai alat interaksi sosial. Dengan berbahasa manusia bisa mengungkapkan pikiran, gagasan, emosi, dan perasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pemerolehan fonologi yang dilihat dari bentuk fonetik ujaran anak autisme usia 7 tahun. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Data dalam penelitian ini diperoleh dari seorang anak laki-laki yang berinisial ZF sebagai responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan metode cakap. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pemerolehan fonologi pada anak autis usia 7 tahun tergolong lamban karena anak belum mampu mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa dengan jelas terutama mengeluarkan fonem di awal kata bahkan akhir kata. Akan tetapi, makna kata yang di ucapkan dapat dimengerti orang lain. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa responden telah mampu menghasilkan beberapa bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Responden juga telah mampu menghasilkan fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.Kata Kunci : Percakapan, Fonologi, Autisme, Psikolinguistik
PENGARUH GANGGUAN BERBAHASA BERBICARA GAGAP DALAM KOMUNIKASI PADA REMAJA 17 TAHUN Rizki Fahmi; Odien Rosidin
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v11i3.7294

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan menitik beratkan pada bahasa sebagai objek formalnya, titik fokus penelitian ini terdapat pada gangguan berbahasa berbicara gagap dalam komunikasi pada remaja usia 17 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa penyebab gangguan berbahasa bicara gagap dan bagaimana psikologi dari mental kepercayaan dirinya yang memiliki gangguan berbahasa bicara gagap. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dengan memperoleh data melalui metode wawancara kepada remaja yang mengidap gangguan gagap serta mewawancarai keluarga dan teman-teman dari remaja tersebut. Dengan objek penelitian yang berfokus pada komunikasi tuturan oleh seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang mengalami gangguan berbicara gagap. Hasil dari penelitian ini bahwa gangguan berbicara gagap bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantarnya faktor kondisi suasana saat bicara, faktor genetik, faktor yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara jangka panjang, dan faktor pada gangguan syaraf yang terlibat dalam kemampuan berbicara (neurogenik). Pengidap gangguan berbicara gagap akan tetap tampil dengan percaya diri apabila adanya dorongan yang positif serta dukungan dari keluarga dan teman sejawatnya yang dapat menerima kondisi dari pengidap gangguan berbicara gagap, sehingga mentalnya terjaga tetap sehat, dapat terus bersosialisasi, bermasyarakat, bergaul dengan temannya tanpa takut adanya pengucilan. Dengan demikian dimana pun tempat dan kapanpun waktunya remaja yang mengidap gangguan berbicara gagap ini akan tetap tampil apa adanya dengan percaya diri.Kata kunci: Gangguan Berbicara, Bahasa, Gagap.
TEKNIK PENGOLAHAN MAKANAN DALAM LEKSIKON BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS Nurul Karimah; Odien Rosidin; Ade Anggraini Karika Devi
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 6, No 2 (2022): JURNAL LITERASI OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.428 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v6i2.7844

Abstract

Banyak sekali bahasa yang digunakan di dunia ini, tidak hanya setiap Negara yang berbeda bahasanya bahkan disetiap Negara itupun akan memiliki ragam bahasa pula. Seiring perkembangan zaman, penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari akan terus meningkat. Sebagai penutur, tentunya tidak akan selalu mengandalkan bahasa pertamanya baik bahasa daerah maupun bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, banyak sekali pebelajar bahasa untuk memenuhi kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik pengolahan makanan dalam leksikon bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskripsi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara obesrvasi pada individu yang berprofesi sebagai juru masak. Dengan melakukan analisis kontrastif pada bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam tataran leksikal, terdapat beberapa perbedaan dalam leksikon proses memasak diantara kedua bahasa tersebut.
Campur Kode Pemegang Layanan dan Profesional pada Bank Mandiri Cabang Cilegon Fatmawati Yuniar; Odien Rosidin
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11772

Abstract

Ada beberapa koeksistensi harmonis antara bahasa, bahasa Indonesia dan asing. Di sini substansial bahasa dianggap sebagai paspor linguistik ke arena globalisasi dan pasar kerja yang kompetitif, terutama yang bukan pemerintah. Booming perusahaan multinasional perusahaan bersama dengan yang swasta dalam beberapa tahun terakhir telah bertindak sebagai faktor sosial ekonomi yang mendasari peningkatan kesadaran dalam belajar bahasa Indonesia. Faktor terkait pekerjaan ini telah diberikan Bahasa status bahasa berorientasi karir dengan bernuansa kolonial dan memicu gengsi tinggi Orang belajar bahasa bukan untuk saling komunikatif tujuan tetapi untuk bersaing pasar kerja. Bahasa adalah terkait dengan pekerjaan yang lebih baik, yang membuat seseorang bersosialisasi prestise. Di sini, identitas sosioprofesional seseorang bisa lebih baik dipahami dari sifat bahasa lisannya. pemegang layanan serta profesional, di Indonesia, ditemukan berbaur dalam percakapan mereka. Artikel ini terutama berdasarkan definisi tentang campur kode percakapan yang melibatkan pencampuran dua bahasa yang disengaja tanpa perubahan topik terkait.
KEMAMPUAN SINTAKSIS ANAK USIA DUA TAHUN SEPULUH BULAN DITINJAU MELALUI MEAN LENGTH OF UTTERANCE Mayang Santika Dewi; Khaeriyah Khaeriyah; Odien Rosidin
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v12i1.8175

Abstract

Akuisisi atau pemerolehan bahasa pada anak merupakan salah satu kajian yang menarik dalam psikolinguistik. Pemerolehan bahasa termasuk pada kajian ilmu psikolinguistik. MLU merupakan pengukur untuk perkembangan sintaksis anak. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatuif. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak berusia 2,10 tahun. Objeknya penelitian ini ialah MLU anak perempuan berusia 2 tahun 10 bulan (34 bulan). Teknik pengumpulan data menggunakan ajakan mengobrol bersama, kemudian direkam melalui rekaman suara, video, dan catat atau trankrip. Pemerolehan bahasa subjek penelitian dalam produksi kosakata sangat baik, sesuai dengan teori MLU Brown. Subjek penelitian telah mampu bertutur mulai dari satu kata sampai delapan kata. Subjek penelitian mampu menuturkan beberapa jenis kata yaitu nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Subjek penelitian mampu menuturkan pola kalimat dasar seperti FN + FN, FN + FV, dan FN + Adv.Kata Kunci: Sintaksis, Mean Length of Utterance