Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : Bulletin of Scientific Contribution : Geology

KELIMPAHAN FORAMINIFERA BENTONIK KECIL DAERAH CISANGKAL, KECAMATAN LANGKAPLANCAR, KABUPATEN PANGANDARAN, PROVINSI JAWA BARAT Rumsih, .; Jurnaliah, Lia; Winantris, .
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 1 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i1.50205

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada di Kampung Cisangkal, Desa Bangunkarya,  Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Secara geografis terletak pada koordinat 108°30’41,61’’ BT dan 7°36’17,10’’ LS sampai 108°30’40,48’’ BT dan 7°36’19,78’’. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan foraminifera bentonik kecil di Kampung Cisangkal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengambilan data lapangan dengan metode acak pada 2 stasiun, kemudian preparasi foraminifera kecil, dan analisis kuantitatif dengan menghitung setiap individu dan genus dari semua sampel. Sampel yang digunakan sebanyak 9 sampel batuan. Berdasarkan hasil penelitian kelimpahan foraminifera bentonik kecil pada daerah penelitian terdiri dari 1.059 individu foraminifera bentonik kecil dengan 38 genus. Kelimpahan tertinggi berada pada sampel ST2-H1 dengan jumlah 266 individu dan 24 genus. Sedangkan kelimpahan terendah berada pada sampel ST1-H7 dengan jumlah 17 individu dan 5 genus. Adanya perbedaan keragaman genus dan jumlah individu menunjukkan terjadinya perubahan lingkungan. Kata Kunci: Foraminifera bentonik kecil, Cisangkal, Kelimpahan, keragaman.
PRELIMINARY STUDI KELIMPAHAN MIKROFAUNA DAN POLEN DI TELUK CILETUH, KAWASAN GEOPARK CILETUH, SUKABUMI Fauzielly, Lili; Jurnaliah, Lia; Winantris, .; Fitriany, Ria; Rosana, Mega Fatimah
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i2.56710

Abstract

Sebanyak 31 sampel sedimen dari Teluk Ciletuh telah digunakan untuk studi mikrofauna dan polen. Pengambilan sampel permukaan menggunakan metoda shallow coring untuk analisis polen dan grab untuk mikrofosil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial mikrofauna dan polen di daerah konservasi kawasan Geopark Ciletuh.Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada bagian barat dan timur dari muara Sungai Palangpang. Secara umum, kondisi perairan di bagian barat dari muara sungai terlihat lebih jernih daripada perairan sebelah timur. Sedimen pantai di sebelah timur menunjukkan penghalusan ke arah barat, terdiri atas sedimen berupa pasir sangat kasar-sangat halus dengan kandungan pecahan fragmen cangkang bivalvia yang dominan, ke arah pantai berkembang kawasan mangrove yang dikembangkan oleh komunitas masyarakat setempat. di bagian barat dari muara sungai, sedimen berupa pasir sedang hingga lempung, dan ke arah pantai, endapan berupa pasir sedang yang bercampur dengan tanah.Hasil identifikasi dari 25 sampel sedimen yang diambil dari Teluk Ciletuh menunjukkan hanya 19 sampel yang mengandung mikrofauna. Identifikasi mikrofauna dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung jumlah individu per 1 gram sampel sedimen kering. Terdapat 5135 individu mikrofauna, dengan kelimpahan secara berurutan adalah dari kelompok foraminifera bentonik (82,07%), foraminifera planktonik (5,84%), spikula (4,55%) dan kelompok non foraminifera (7,53%).Dari kawasan mangrove yang berada di pantai Cikadal, analisis polen terhadap 6 sampel sedimen permukaan diperoleh polen asal lingkungan mangrove, polen freshwater, terrestrial dan polen dari pegunungan.
Palinomorf Kala Pliosen Pada Singkapan Sungai Cijurai Sumedang Jawa Barat Winantris, .; Jurnaliah, Lia; Fauzielly, Lili; Fitriany, Ria
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 3 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i3.59078

Abstract

Analisis polen dilakukan pada sampel yang diambil dari  singkapan  di Sungai Cijurai, Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian untuk merekonstruksikan palinomof pada masanya, umur relatif dan lingkungan pengendapan. Preparasi menggunakan metode hidrogen peroksida. Diperoleh palinomrorf yang terdiri dari  polen, spora pteridophya, foraminifera test linings, dan dinoflagellate cyst.  Secara garis besar asal palinomorf  dikelompokan menjadi dua yaitu palinomorf  marine dan terestrial. Terestrial  palinomorf terdiri dari polen dan spora kelompok  mangrove, back mangrove, freshwater swamp and mountain.   Palinomorf laut terdiri dari foraminifera test linings dan  dinoflagellate cyst. Komponen dinoflagellate cyst meliputi Peridinium, Protoperidinium  dan Spiniferites.  Ditemukan Polen penanda umur  Florschuetzia meridionalis, Florschuetzia levipoli,  Stenochlaenidites papuanus, Impatiensidites brevicolpus, dan Dacrycarpites australiensis. Sampel CJ-I  dengan umur relatif  Pliosen, sedangkan dua sampel diatasnya CJ2-02 dan CJ-3  adalah Pliosen akhir. Dari sampel bagian bawah ke posisi bagian atas sampel menunjukkan adanya perubahan  kuantitas palinomorf, keragaman maupun perbandingan jumlah palinomorf laut  dan terestrial. Nilai Index PMI berturu-turut dari CJ-1 sebesar 14,28, CJ-2 sebesar 13,63 dan CJ-3 sebesar 24,13. Seluruh nilai PMI kurang dari 51% yang mengindikasikan pengendapan berlangsung pada lingkungan  air payau, pada zona pasang surut air laut
KERAGAMAN FORAMINIFERA BENTONIK KECIL RESEN PADA CORE-01 DI PERAIRAN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH Aswad, Siti Mulia Nurul; Jurnaliah, Lia; -, winantris
Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 1 (2014): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.076 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v12i1.8365

Abstract

Foraminifera live from shallow marine into deep marine. Environment itself has their own characteristic of foraminifera. Indonesia which is an archipelago country has highly foraminifer’s diversity. Research area is located in Jepara Water and is a part of Java Sea. Geographically, core-01 is lied on 05055’18.66” Latitudes and 110042’34.55” Longitudes. This research is done in order to know the diversity of recent small benthic foraminifera , so that, is there an environmental changes of core-01. Quantitative method is used on 12 sample sediment below sea floor with interval depth 50.00 – 50.55 meter. The identified recent small benthonic foraminifera are compound of 43 genera and 73 species. Based on research, there are changes of diversity genera, diversity species, and individual numbers of recent small benthic foraminifera. Those changes can be used as an indicator of vertically core-01 environmental changes.
OSTRACODA MIOSEN DARI FORMASI CIMANDIRI, SUKABUMI, JAWA BARAT FAUZIELLY, LILI; Winantris, .; Jurnaliah, Lia; Solihin, .; Fitriani, Ria
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.201 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i2.22735

Abstract

ABSTRAKLima belas spesies fosil ostracoda berumur Miosen dari Formasi Cimandiri telah dianalisis dari 6 conto sedimen yang berasal dari penampang stratigrafi lintasan S. Cimerang, Sukabumi. Analisis mikrofosil secara kuantitatif , memperlihatkan ostracoda Miosen tersebar pada litologi batulempung. Ostracoda yang melimpah pada lintasan ini adalah Hemicytheridea ornata, Cytherella hemipuncta, Hemicytheridea reticulata, Cytherelloidea excavata, Cyherella javaseanse, and Keijella carrirei.Berdasarkan kumpulan ostracoda, diketahui bahwa lingkungan pengendapan daerah penelitian adalah laut dangkal.Kata kunci: Ostracoda, Miosen, Cimandiri, Lingkungan Pengendapan, Batulempung.ABSTRACTFifteen species of fossil Ostracoda are describe from six sediment samples from Middle Miocene Cimandiri Formation, Sukabumi, West Java define from geological measure section profile Cimerang River. Microfossil Analysis based on quantitatively method, the distribution of Miocene Ostracoda be discovered in claystone lithology. Abundant ostracods are Hemicytheridea ornata, Cytherella hemipuncta, Hemicytheridea reticulata, Cytherelloidea excavata, Cyherella javaseanse, and Keijella carrirei. Based on the distribution of Ostracoda, it is known that the depositional environment of the study area is shallow sea.Keyword: Ostracoda, Miocene, Cimandiri, Depositional Environment, Claystone.
LINGKUNGAN PURBA FORMASI JATILUHUR BERDASARKAN KUMPULAN FOSIL FORAMINIFERA PADA DAERAH DESA JATILUHUR DAN SEKITARNYA, KECAMATAN JATILUHUR, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT Osvaldus, Rodrigo; Jurnaliah, Lia; Muljana, Budi
Bulletin of Scientific Contribution Vol 19, No 1 (2021): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v19i1.33366

Abstract

ABSTRACTThis research was conducted to determine environmental changes in the study area based on the abundance of foraminifera fossils and the lithology of the emerging rocks. The research area is in Jatiluhur District, Purwakarta Regency, West Java Province. Rock samples taken during the Advanced Geological Mapping activity were then used as a composite log, divided into 15 rock samples representing any changes in lithological characteristics. The number of small foraminifera fossils found from the 15 samples was 120,912 individuals with 75,840 individual planktonic foraminifera fossils and 45,072 individual benthonic foraminifera fossils. The abundance of small foraminifera fossils varies in number in each sample and the number is more abundant in the younger layers than in the older layers. The P / B ratio analysis was performed using a comparison calculation between planktonic and benthonic foraminifera. From the P / B ratio analysis, it was found that four bathymetric zones had occurred in the study area. From the results of the P / B ratio analysis and associated with rock lithology, it can be concluded that the environment of the study area is in a shallow sea where there have been several times of local deepening and silting of the water column. The analysis of environmental changes is strengthened by drawing the age which is determined based on the appearance of the fossil index in the layers. Referring to Bolli & Saunders (1985) and Boudagherfadel & Banner (1999), the results of this analysis indicate that the study area was deposited at an age not older than the Middle Miocene.Keywords: Foraminifera, Abundance, Environment, Lithology, Middle MioceneABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan lingkungan pada daerah penelitian berdasarkan kelimpahan fosil foraminifera dan litologi batuan yang muncul. Daerah penelitian berada pada Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Sampel berupa batuan yang diambil ketika kegiatan Pemetaan Geologi Lanjut yang kemudian dijadikan sebuat composite log terbagi menjadi 15 perconto batuan mewakili setiap perubahan karakteristik litologi. Jumlah fosil foraminifera kecil yang ditemukan dari 15 sampel tersebut adalah 120.912 individu dengan fosil foraminifera planktonik 75.840 individu dan foraminifera bentonik 45.072 individu. Kelimpahan fosil foraminifera kecil bervariasi jumlahnya pada masing-masing sampel dan jumlah tersebut lebih melimpah pada lapisan yang lebih muda dibandingkan dengan lapisan yang lebih tua. Analisis P/B ratio dilakukan menggunakan perhitungan perbandingan antara foraminifera planktonik dan bentonik. Dari hasil analisis P/B ratio didapatkan empat zona batimetri pernah terjadi pada daerah penelitian. Dari hasil analisis P/B ratio dan dikaitkan dengan litologi batuan, dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan dari daerah penelitian berada pada laut dangkal dimana terjadi beberapa kali pendalaman serta pendangkalan kolom air secara setempat. Analisis perubahan lingkungan diperkuat dengan penarikan umur yang ditentukan berdasarkan kemunculan indeks fosil pada lapisan. Mengacu pada Bolli & Saunders (1985) dan Boudagherfadel & Banner (1999), hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian diendapkan pada umur tidak lebih tua dari Miosen Tengah.Kata Kunci : Foraminifera, Kelimpahan, Lingkungan, Litologi batuan, Miosen Tengah.
PALEOSALINITAS BERDASARKAN KELIMPAHAN FORAMINIFERA BENTONIK KECIL PADA CORE JPA 07-04 DI PERAIRAN JEPARA, JAWA TENGAH Hanifah, Rani Izdihar; Winantris, .; Jurnaliah, Lia
Bulletin of Scientific Contribution Vol 20, No 3 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v20i3.43178

Abstract

Foraminifera merupakan organisme yang hidup secara akuatik, uniseluler, memiliki satu atau lebih kamar-kamar yang terpisah satu sama lainnya yang dipisahkan oleh sekat-sekat (septa) yang ditembusi oleh lubang-lubang halus (foramen). Penelitian bertujuan untuk menentukan paleosalinitas berdasarkan kelimpahan foraminifera bentonik kecil pada Core JPA 07-04 di Perairan Jepara, Jawa Tengah. Data sampel yang digunakan sebanyak 20 sampel sedimen dari hasil pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif berdasarkan dengan kumpulan kelimpahan foraminifera bentonik kecil dengan menghitung jumlah individu serta genus setiap sampel dan genus dominansi terpilih. Hasil penelitian menyatakan bahwa paleosalinitas daerah penelitian relatif berada pada kondisi salinitas air normal 32-40%. Perubahan paleosalinitas pada daerah perairan Jepara dapat diakibatkan oleh faktor perbedaan kedalaman, perubahan muka air laut, kondisi iklim dan kondisi tektonik Indonesia.  
IKLIM PURBA FORMASI JATILUHUR BERDASARKAN KUMPULAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK PADA DAERAH KECAMATAN JATILUHUR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT Ravandi, Theo Alfredo; Jurnaliah, Lia; Winantris, .
Bulletin of Scientific Contribution Vol 19, No 1 (2021): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v19i1.31606

Abstract

Keadaan iklim dalam periode waktu tertentu dalam skala waktu geologi disebut iklim purba, dapat diketahui melalui pengukuran proksi pada periode waktu tertentu. Distribusi yang terkontrol oleh perubahan temperatur permukaan laut menjadikan foraminifera planktonik sebagai proksi biologi yang cocok dalam menentukan iklim purba. Penelitian ini dilakukan karena belum ada penelitian mengenai iklim purba pada daerah penelitian, serta menurut penelitian terdahulu terdapat perubahan keberagaman kandungan fosil foraminifera planktonik yang kemungkinan terpengaruh oleh iklim saat pengendapan Formasi Jatiluhur pada Miosen Tengah. Sebanyak 18 sampel sedimen berasal dari 7 singkapan pada wilayah Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dilakukan rekonstruksi penampang geologi agar diketahui urutan sampel secara stratigrafi. Berdasarkan hasil preparasi sampel sedimen menggunakan metode mekanik dan kimia serta analisis kuantitatif, ditemukan 61 spesies foraminifera planktonik dengan total individu sebanyak 305.184. Kurva kelimpahan kelompok iklim, kurva kumulatif, dan kurva perubahan iklim dibuat bertujuan untuk menentukan zona iklim berdasarkan data kumpulan dan kelimpahan spesies foraminifera planktonik. Daerah penelitian terbagi menjadi 7 zona iklim, secara keseluruhan menunjukan Formasi Jatiluhur diendapkan pada kondisi iklim hangat dengan nilai kurva berkisar antara 13,02 hingga 50,35.
DISTRIBUSI FORAMINIFERA BENTONIK SEDIMENPALEO TSUNAMI LETUSAN GUNUNG KRAKATAU BERDASARKAN DATA INTI BOR U-6 DI DAERAH UJUNGKULON BANTEN Fauzielly, Lili; Jurnaliah, Lia; Hamdani, A. Helman
Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 2 (2014): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.642 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v12i2.8368

Abstract

The presence of microfossils in sediments on mainland can explain the phenomenon of paleo –tsunami. Foraminifera bentonik as indicators of depositional environment used in this study. The purpose of this study was to determine the distribution of depositional environments of sedimentary origin eruption of Mount Krakatau tsunami . According this study, tsunami sediments can be recognized begin depth 90 -120cm . From Mikropaleontologi quantitative analysis from 12 samples of sediment,was obtained of 2635 individual and 55 species of foraminifera bentonik . The dominant species is Streblus becarii Linnaeus , Planulina wuellerstorfi Schwager , Bulimina marginata d' Orbigny , Bolivina spathulata Williamson , Elphidium lessonii d' Orbigny , Euuvigerina peregrina Cushman. Depositional environment of origin of tsunami sediments is shelf –bathyal and inner –shelf lagoon.
PENENTUAN SPESIES FORAMINIFERA BENTONIK KECIL DOMINAN PADA PERAIRAN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH Nurani, Rina; Jurnaliah, Lia; -, Winantris
Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 1 (2014): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.941 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v12i1.8364

Abstract

Twenty sea surface sediment samples are taken for research. Research area is located at Semarang Water and lied on 109º38’08,53’’ - 109º 43’31,57’’ BT and 05º 30’00’’ - 06º28’46,02’’ LS. Benthic foraminifera is marine unicellular animal that very useful to determine environment. The purpose of this research is to determine the genus of dominant small benthic foraminifera in order to interpret the environment. Based on quantitative method, result of the research shows total of genera is 29 with 145335 individual. Six genera which occur in all over samples are Ammonia, Anomalina, Asterorotalia, Elphidium, Heterolepa and Quinqueloculina. Genus Heterolepa is small benthic foraminifera dominant with total percentage individual is 35.957%. Based on the dominant genus, the environment of research area is marine (neritic).