Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricate Linn) TERHADAP PERUBAHAN KADAR FRAKSI LIPID PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG MENGALAMI DISLIPIDEMIA Prema Hapsari Hidayati; Gina Isni Djanuaresty Iskandar; Mufia Muin; Nurul Faiqah; Agung Sukriadi; Rahmawati Mamille
Alami Journal (Alauddin Islamic Medical) Journal Vol 7 No 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/alami.v7i1.35608

Abstract

Introduction: Dyslipidemia is associated with mortality from cardiovascular disease. Soursop leaves are a traditional medicine that can lower blood cholesterol levels. Studies on the effectiveness of soursop leaves on cholesterol levels are lacking. Objectives: To determine the effect of soursop leaf extract (Annona muricata Linn) on changes in lipid fraction levels in white male rats with dyslipidemia. Methods: This study used one group pre-test post-test on 15 male white rats which were divided into 3 groups. The first group was given soursop leaf extract, the second group was given simvastatin and the third group was given a placebo. Results: At the start of the study, the mean total cholesterol levels in the group of rats that received Annona muricata extract were 188.4 mg/dL, triglycerides 107.4 mg/dl, LDL 94 mg/dl, and HDL 24.8 mg/dl. After treatment, the mean total cholesterol level was 136.2 mg/dL (p=0.023), triglycerides 90.4 mg/dL (p=0.018), LDL 81 mg/dL (p=0.000), HDL 28.8 mg/dL (p=0.02). Conclusion: Annona muricata L leaf extract can significantly reduce total cholesterol, LDL cholesterol, and triglyceride levels, and can also increase HDL cholesterol levels in the diet-induced hypercholesteromial rat group.
Karakteristik Pasien Sirosis Hepatis Mutiara Amalia; Prema Hapsari Hidayati; Andi Kartini Eka Yanti; Sri Vitayani; Sri Wahyuni Gayatri
UMI Medical Journal Vol 8 No 1 (2023): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v8i1.244

Abstract

Latar belakang:. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 sekitar 51,1% laki laki dan 27,1% perempuan dari 100.000 populasi meninggal akibat sirosis hepatis. Di Indonesia data mengenai sirosis hepatis masih kurang oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai karakteristik sirosis hepatis. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien sirosis hepatis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2018-2021. Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu deksriptif observasional. dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien sirosis hepatis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar tahun 2018-2021. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan usia terbanyak pada kelompok 51-60 tahun (45,5%) dan sebanyak 36 pasien (65,5%) berjenis kelamin laki laki. Dengan tingkat Pendidikan terakhir setara SMP/Sederajat (36,4%), dan berstatus tidak bekerja (41,8%). Penyebab sirosis terbanyak adalah hepatitis B (54,5%), dengan komplikasi terbanyak adalah asites (38,2%). Sekitar 29 pasien (52,7%) memiliki klasifikasi child pugh B dan sebagian besar sirosis hepatis dekompensata (46%). Kesimpulan:. Pasien sirosis hepatis di RS. Ibnu Sina Makassar paling banyak ditemukan pada kelompok usia 51-60 tahun, laki laki, pendidikan terakhir SMP/Sederajat, dan tidak bekerja. Penyebab tersering hepatitis B dengan komplikasi asites, klasifikasi child pugh B, dan merupakan sirosis hepatis dekompensata.
KARAKTERISTIK PASIEN TIROTOKSIKOSIS DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2018-2020 Prema Hapsari Hidayati; Rahmatul Atika Jamal; I Irmayanti; Indah Lestari Daeng Kanang; R Rahmawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 14 No. 2, Juli 2023
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v14i2.1009

Abstract

Tirotoksikosis terjadi akibat berlebihnya hormon tiroid yang beredar dalam darah. Gejala tirotoksikosis meliputi jantung berdebar, adanya pembesaran kelenjar tiroid, nafsu makan meningkat namun berat badan menurun, dan lain-lain. Pengetahuan mengenai karakteristik pasien tirotoksikosis diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama di Indonesia. Tujuan penelitian ini Mengetahui karakteristik pasien tirotoksikosis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2018-2020. Menggunakan Metode Desain penelitian ini adalah descriptive retrospective study dengan pendekatan crosssectional. Hasil: Pasien tirotoksikosis terbanyak didapatkan pada kelompok usia 36-45 sebanyak 37,9%, berjenis kelamin perempuan 81,0%, daerah asal Sulawesi Selatan 82,8%, pekerjaan sebagai IRT 62,1%, dan berpendidikan terakhir SMA/SMK 34,5%. Gejala klinis tirotoksikosis terbanyak adalah jantung berdebar 32 orang (26,9%), tekanan darah prehipertensi 28 orang (48,3%), denyut nadi normal 48 orang (82,8%), dan 27 orang (46,6%) didapatkan pembesaran kelenjar tiroid. Pada 50 orang (86,2%) didapatkan TSH dan FT4 tidak terkontrol, sedangkan hasil laboratorium yang lain dalam batas normal. Ada 9 orang (15,5%) memiliki hasil USG tiroid struma nodusa, sedangkan multinodusa dan diffusa masing-masing 3 orang (5,2%). Kesimpulan pada penelitian ini Pada pasien tirotoksikosis di RS Ibnu Sina Makassar didominasi jenis kelamin perempuan berusia 36-45 tahun dengan gejala klinis adalah jantung berdebar, tekanan darah meningkat, teraba pembesaran kelenjar tiroid dan tidak terkontrolnya kadar hormon tiroid. Background: Thyrotoxicosis results from an excess of thyroid hormones circulating in the blood. Symptoms of thyrotoxicosis include palpitations, enlargement of the thyroid gland, increased appetite but decreased weight, and others. Knowledge of the characteristics of thyrotoxicosis patients is needed to improve the quality of health services, especially in Indonesia. Objective: Knowing the characteristics of thyrotoxicosis patients at Ibnu Sina Hospital Makassar in 2018-2020. Methods: This research design is a descriptive retrospective study with a crosssectional approach. Results: The most thyrotoxicosis patients were found in the age group 36-45 as much as 37.9%, female gender 81.0%, South Sulawesi origin 82.8%, work as housewives 62.1%, and the last education SMA / SMK 34.5%. The most common clinical symptoms of thyrotoxicosis were palpitations 32 people (26.9%), prehypertension blood pressure 28 people (48.3%), normal pulse 48 people (82.8%), and 27 people (46.6%) obtained enlarged thyroid gland. In 50 people (86.2%) obtained uncontrolled TSH and FT4, while other laboratory results were within normal limits. There were 9 people (15.5%) who had struma nodusa thyroid ultrasound results, while multinodusa and diffusa were 3 people (5.2%) each. Conclusion: Thyrotoxicosis patients at Ibnu Sina Hospital Makassar are predominantly female aged 36-45 years with clinical symptoms of palpitations, increased blood pressure, palpable enlargement of the thyroid gland and uncontrolled thyroid hormone levels.
Analisis Faktor-faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2021 Dahliah Dahliah; Prema Hapsari Hidayati; Wisudawan Wisudawan; M. Iswan Wahab; Afifah Ridha Humairah
Syntax Idea 1715-1723
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i4.3047

Abstract

In Indonesia, Coronary Heart Disease (CHD) is the main cause of all deaths. Risk factors that contribute to the occurrence of coronary heart disease are divited into risk factors that cannot be changed, namely age, sex, and heredity, and risk factors that can be changed, namely dyslipidemia, hypertension, obesity, and diabetes mellitus. To describe the risk factors for coronary heart disease at the Ibnu Sina Hospital in Makassar in 2021. The type of research used is a descriptive retrospective study using a cross-sectional design based on secondary data from medical records at Ibnu Sina Hospital Makassar in 2021. The highest CHD incidence based on the types was Stable Angina Pectoris (SAP) with 45 people (53.3%) and the most risk factors were in the late elderly group (56-65 years) with 26 people (31.0%), male sex with 57 people (67.9%), hypertension stage 1 with 37 people (44.0%), not accompanied by diabetes mellitus with 68 people (81.0%), and accompanied by dyslipidemia with 46 people (54.8%). CHD patient are most commonly found with a diagnosis of SAP, the late elderly group (56-65 years), male, stage 1 hypertension, not accompanied by diabetes mellitus, and accompanied by dyslipidemia.
Hubungan Body Mass Index (BMI) terhadap Kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Prema Hapsari Hidayati; Andi Ambar Yusufputra; Asrini Safitri; Nurfachanti; Rachmat Faisal Syamsu
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol 5 No 2 (April 2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woh.v5i02.15

Abstract

Prevalensi GERD di dunia cukup tinggi, di Amerika Utara angka kejadian GERD 18.1%-27.8%, Amerika Selatan 23.0%, Eropa 2.5%-7.8%, Australia 11.6%, Timur Tengah 8.7%-33.1%, dan Asia tahun 2014 2.5%-7.8%, termasuk Indonesia data terakhir menunjukkan bahwa prevalensinya semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perubahan gaya hidup yang meningkatkan seseorang terkena GERD, seperti merokok dan obesitas. Penyakit refluks gastroesofagus Gastroesofageal Reflux Disease (GERD)adalah suatu keadaan patologis akibat refluks isi lambung ke dalam esophagus. Pada orang obesitas, terjadi peningkatan tekanan intraabdomen. Hal ini terjadi karena akumulasi lemak di jaringan adiposa perut. Peningkatan tekanan intraabdomen ini meregangkan LES sehingga memungkinkan terjadinya refluks esofagus yang menyebabkan mukosa esofagus terekspos oleh isi lambung. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control berdasarkan fakta yang telah terjadi dan tercatat pada data di bagian rekam medis Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar 2018 - 2020. Populasi penelitian ini190 orang dimana orang-orang dengan diagnosis GERDatau NONGERD dengan Body Mass Index yang lengkap. Sampel didapatkan pada pasien GERD 95 orang dan NONGERD sebanyak 95 orang sebagai sampel kontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian ini berjenis kelamin perempuan (68.4%), berusia 18-35 tahun (47.4%). Data distribusi Body Mass Index terlihat bahwa dengan kategori underweight sebanyak 10 responden (10.5 %) ,normal sebanyak 45 responden (47.4%), overweight sebanyak 17 responden (17.9%), Obesitas 1 sebanyak 17 responden (17.9%), dan Obesitas 2 sebanyak 6 responden (6.3%). Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menambahkan penunjang endoskopi untuk diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Hubungan Kadar Asam Urat dengan Kejadian Proteinuria pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Andi Siti Nur Pranana Ummah Feqqi; Prema Hapsari hidayati h; Dwi Anggita; Sri Wahyu; Santriani Hadi; Ali Aspar Mappahya
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i3.61

Abstract

Diabetes melitus adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Peningkatan insiden diabetes melitus akan meningkatkan komplikasi. komplikasi ginjal yang tinggi akan menyebabkan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular. Adanya proteinuria yang resisten pada pasien diabetes melitus menandakan mulai terjadi kerusakan fungsi ginjal. Sebagian penderita diabetes melitus tipe 2 juga mengalami hiperurisemia. Hiperurisemia ini juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuria, kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih berat sehingga dapat menyebabkan rusaknya sel pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar asam urat dengan kejadian proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 32 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada bulan Mei-Juni 2019 di RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar menunjukkan bahwa kategori kadar asar urat dengan proteinuria (-) sebanyak 24 orang (75%); (+) 4 orang (12,5 %); (++) 1 orang (3,1%); (+++) 2 orang (6,3%); (++++) 1 orang (3,1%). Hasil análisis dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai signifikan 0,685 (p<0,05) yang secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat dengan kejadian proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 karena nilai p > 0,05. Pada penelitian ini tidak didapatkan hasil yang bermakna antara hubungan kadar asam urat dengan kejadian proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Namun didapatkan ada kecenderungan semakin tinggi derajat kadar asam urat, maka semakin tinggi juga derajat proteinuria yang terjadi.
Perbedaan Uji Efektivitas Ekstrak Buah Pepaya dan Mentimun terhadap Bakteri Salmonella Thypi Hermiaty; Marzelina Karim; Shofiyah Latief; Prema Hapsari Hidayati; Suci Ramadhani; Hasliyawati Hasan; Sarinah Mandella Rumlawan; Abbas Zavey Nurdin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 1 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i1.74

Abstract

Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid. Penyakit ini menyerang hampir di semua negara, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit demam tifoid ini dapat tertular lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang terinfeksi. Di Indonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam tifoid. Namun banyak dilaporkan adanya resistensi S. typhi terhadap antibiotik kloramfenikol. Oleh karena itu, mulai dikembangkan penelitian untuk meminimalisir efek samping dari penggunaan antibiotik. Salah satunya adalah dengan pengembangan antimikroba yang berasal dari bahan alam. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman pepaya (Carica papaya L memiliki nilai medis yang tinggi dan efek antibakteri. Adapun tanaman lain yang dapat di jadikan obat adalah mentimun (Cucumis sativus) dimana memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antifungi dan antibakteri. Mengetahui perbedaan daya antibakteri antara Carica papaya L dan Cucumis sativus L terhadap bakteri Salmonella thypi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental labatorium dengan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode disc diffution. Zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah pepaya pada dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 7 mm dan zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah mentimun untuk dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 16,7 mm. Ekstrak buah mentimun dengan konsentrasi 100% lebih efektif karena memiliki daerah hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak buah pepaya dengan konsentrasi 100%.
Hubungan antara Dislipidemia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar M.Abrar Naufal Hidayatullah ZA; Sri Wahyuni Gayatri; Sigit Dwi Pramono; Prema Hapsari Hidayati; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 9 (2022): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i9.122

Abstract

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pancreas. Dislipidemia adalah terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan berupa peningkatan kadar kolesterol total, Trigliserida (TG), low-density lipoprotein (LDL), & penurunan Kadar high-density lipoprotein (HDL). Menurut data Riskesdas, hingga saat ini angka prevalensi dari penderita Dislipidemia masih terus meningkat. Secara patofisiologi hubungan kedua penyakit metabolik ini bersifat timbal balik, dimana jika seseorang yang memiliki Dislipidemia, dapat memberikan efek resistensi insulin yang juga dikemudian hari akan mengalami gangguan metabolisme glukosa sehingga terdiagnosis Diabetes Melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menilai bagaimana hubungan antara Dislipidemia dengan angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2. Rancangan penelitian Analitik Korelasional, Desain Penelitian retrospektif kohort study, dan Teknik Penelitian total sampling. Secara demografi hasil penelitian; Jenis kelamin secara dominan yaitu Perempuan sebanyak 22 sampel (73,3%), Kelompok Usia Dominan yaitu Kelompok Umur 61-80 Tahun sebanyak 14 sampel (46,6%), Profil Lipid secara dominan masing-masing yaitu terdapat 22 sampel (73,3%) memiliki kadar kolesterol tinggi/abnormal, terdapat 17 sampel (56,7%) memiliki kadar HDL rendah/abnormal, terdapat 11 sampel (36,7%) memiliki kadar LDL tinggi/abnormal, dan terdapat 15 sampel (50%) memiliki kadar Trigliserida tinggi/abnormal. Hasil Penelitian ini terdapat 24 sampel (80%) menderita Dislipidemia. Uji chi-square kedua variabel tersebut menunjukkan nilai p 0,018 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara Dislipidemia dengan Diabetes Melitus tipe 2, nilai p 0,018 (p<0,05).
Hubungan antara Diabetes Melitus dengan Sindrom Mata Kering pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Ni’ma Haifa Amin; Sitti Rukiyah Syawal; Ratih Natasha Maharani; Prema Hapsari Hidayati; Sri Irmandha Kusumardhani
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i1.180

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang menyebabkan berbagai komplikasi diberbagai organ tubuh terutama mata, salah satu kelainan mata yang disebabkan oleh Diabetes Melitus ialah sindrom mata kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diabetes melitus dengan sindrom mata kering yang dinilai berdasarkan kadar HbA1c, lama menderita diabetes melitus yang dihubungkan dengan derajat sindrom mata kering. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan desain cross sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Analisis selanjutnya menggunakan uji chi-square diperoleh nilai, yakni (p-value = 0,000) terdapat pengaruh yang bermakna antara kadar HbA1c dengan sindrom mata kering. Sedangkan, diperoleh nilai (p-value 0,2) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan derajat sindrom mata kering. Bahwa ada hubungan antara kadar HbA1c dengan derajat sindrom mata kering, sedangkan pada lama menderita Diabetes Melitus tidak memiliki hubungan dengan derajat sindrom mata kering.
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Jayapura terhadap Pencegahan Penularan Covid-19 Edward Pandu Wiriansya; Herlambang Andre; Prema Hapsari Hidayati; Dahliah; Fendy Dwimartono
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i2.190

Abstract

Adanya peningkatan kasus covid-19 di Indonesia, Berbagai upaya tindakan prefentif telah di lakukan oleh pemerintah. Salah satu kota yang letaknya jauh dari ibu kota yaitu jayapura berada di peringkat 14 kasus covid 19 terbanyak di indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat jayapura tentang covid 19. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat jayapura terkait pencegahan penularan covid- 19 berdasarkan umur, pekerjaan dan pendidikan. Penelitian ini merulakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik, yang bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat jayapura terkait pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini menunjukan level pengetahuan pada kategori baik dengan presentasi 77.6%, diikuti level pengetahuan pada kategori sedang yaitu dengan presentasi 21.2%, dan level pengetahuan pada kategori cukup yaitu dengan presentasi 0.8%. Berdasarkan karakteristiknya di dapatkan faktor usia 17-25 tahun dengan kategori baik dengan presentasi 77.6%, kemudian faktor pendidikan S1/S2/S3 dengan kategori baik 44.4%, dan pada faktor pekerjaan Pelajar/Mahasiswa dengan kategori baik 62.4%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan tingkat pengetahuan masyarakat jayapura terkait pencegahan penularan Covid-19 di kategorikan memiliki pengetahuan baik.
Co-Authors Abbas Zavey Nurdin Achmad Haruns Muchsin Afifah Ridha Humairah Agung Sukriadi Ali Aspar Mappahya Amrizal Muchtar Andi Adam Indra Andi Ambar Yusufputra Andi Dhedie Prasatia Sam Andi Kartini Eka Yanti Andi Kartini Eka Yanti Andi Kartini Eka Yanti Andi Muhammad Luthfi Parewangi Andi Siti Nur Pranana Ummah Feqqi Anggita, Dwi Asrini Safitri Asrini Safitri Astri Wahyuni Ayu Lestari Dahliah Dahliah Dahliah Dahliah, Dahliah Darariani Iskandar Dwi Anggita Edward Pandu Wiriansya Edward Pandu Wiriansya Fadhillah, Fadhillah Fadil Mula Putra Febie Irsandy Fendy Dwimartono Firiansyah, Alief Rezeky Gina Isni Djanuaresty Iskandar Hasliyawati Hasan Hendrian Chaniago Herlambang Andre Hermiaty I Irmayanti Imran Safei Imran Safei Indah Lestari Daeng Kanang Iswan Wahab, M. M. Iswan Wahab M.Abrar Naufal Hidayatullah ZA Marzelina Karim Mochammad Erwin Rachman Mufia Muin Muh Anugrah Ramadhan Muh. Fadil Asrar Muhammad Jabal Nur, Muhammad Jabal Muhammad Yasin Arsal Muhammad Yatsrib Semme Mutiara Amalia Muzammilia Nadraini Nirwana Laddo Ni’ma Haifa Amin Nurfachanti Nurmadilla, Nesyana Nurul Faiqah P.Amir, Suliati R Rahmawati Rachmat Faisal Syamsu Rachmat Faisal Syamsu Rachmat Faisal Syamsu Rahmatul Atika Jamal Rahmawati Mamille Rahmawati, Rahmawati Rasfayanah Ratih Natasha Maharani Reza Farelim Wardana Rezky Putri Indarwati Abdullah Ridha Humairah, Afifah Rizal Basry Santriani Hadi Sarinah Mandella Rumlawan Shofiyah Latief Shulhana Mokhtar Sigit Dwi Pramono Sitti Rukiyah Syawal Sri Irmandha Kusumardhani Sri Vitayani Sri Wahyu Sri Wahyuni Gayatri St. Nur Ashilah Nafi’ah St. Nur Ashilah Nafi’ah Suci Ramadhani Sultan Buraena Sultan Buraena Syarif Hidayatullah Wiriansya, Edward Pandu Wisudawan Wisudawan Wisudawan, Wisudawan Zulfiyah Surdam