Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Hubungan Peer Conformity dengan Perilaku Kenakalan pada Santri Pondok Pesantren “X” Ciamis Mutiara Salma Syifa; Lilim Halimah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.9488

Abstract

Abstract. Delinquent behavior is a component of maladaptive behavior that can occur in adolescents. Delinquent behavior can occur in various settings, including educational settings, such as the case of delinquent behavior among teenage students at "X" Boarding School in Ciamis. One of the contributing factors to students becoming delinquent is their interaction with their peers, and the nature of this interaction can be reflected in their conformity to peer behavior. The purpose of this research is to explore the relationship between peer conformity and delinquent behavior among teenage students at "X" Boarding School in Ciamis Regency. This research adopts a quantitative approach with a non-experimental-causal research method. The subjects of this study are 100 teenage students at "X" Boarding School in Ciamis Regency. The analysis technique used is Pearson correlation analysis. The measurement tool used to assess delinquent behavior in adolescents is a tool developed by Rachma & Halimah (2017) based on Santrock's (2002) theory of adolescent delinquency. Peer conformity is measured using The Conformity Scale (Mehrabian & Stefl, 1995) adapted by Ganta & Seotjana (2002). The findings of this research indicate a positive correlation, albeit a low one, between peer conformity and delinquent behavior among adolescent students at the "X" Islamic boarding school in Kab. Ciamis. The correlation coefficient obtained for peer conformity is 0.324.. Abstrak. Perilaku kenakalan merupakan salah satu bagian bagian dari perkembangan perilaku maladaptive yang dapat terjadi pada remaja. Perilaku kenakalan, dapat terjadi di berbagai setting dan salah satunya dalam setting pendidikan. Seperti perilaku kenakalan yang terjadi pada santri remaja pondok "X" Ciamis. Salah satu faktor penyebab santri menjadi nakal yaitu karena interaksi santri dengan santri yang lainnya, bentuk interaksi santri dengan santri lainnya dapat dicerminkan dalam perilaku konform dengan teman sebaya. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan yang terjadi pada peer conformity dengan perilaku kenakalan pada santri remaja di pondok pesantren "X" Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian non eksperimen– kausalitas. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 santri remaja pondok pesantren "X" Kab. Ciamis. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis korelasi Pearson. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku kenakalan pada remaja dengan menggunakan alat ukur yang disusun oleh Rachma & Halimah (2017) yang berlandaskan teori kenakalan remaja Santrock (2002). Untuk mengukur peer conformity dengan menggunakan The Conformity Scale (Mehrabian, & Stefl, 1995) yang telah diadaptasi oleh Ganta & Seotjana (2002). Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan positif yang cenderung rendah antara peer conformity dengan perilaku kenakalan pada santri remaja pondok pesantren "X" Kab. Ciamis. Nilai korelasi yang diperoleh pada peer conformity menunjukan nilai hasil 0.324
Hubungan antara Perilaku Cybersex dengan Sleep Quality pada Pengguna Twitter Diah Puspitasari; Lilim Halimah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.9492

Abstract

Abstract. The global era has made the internet a primary necessity for its users, including the need for social media usage. Inappropriate use of Twitter social media can have negative effects such as cybersex behavior. For those who continuously engage in cybersex and constantly think about pornographic content, it impacts sleep quality. This study aims to determine the relationship between cybersex behavior and sleep quality among Twitter users. The study utilizes a correlational method with 97 respondents. Sleep quality is measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) developed by Buysee et al. (1989). Internet Sex Screening is used to measure cybersex behavior. Data analysis technique employs the Spearman rank correlation. The research findings show a correlation coefficient of r = -0.648 with a p-value of 0.000 < 0.05. This means that there is a significant negative relationship between cybersex behavior and sleep quality among Twitter users. Abstrak. Era global menjadikan internet sebagai kebutuhan utama bagi para penggunanya, termasuk pada kebutuhan akan penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial twitter yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif seperti perilaku cybersex. Bagi mereka yang Mengakses cybersex secara terus menerus dan selalu memikirkan konten – konten pornografi berdampak pada kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku cybersex dan sleep quality pada pengguna Twitter. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan responden sebanyak 97 orang. Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang disusun oleh Buysee et al. (1989). Internet Sex Screening digunakan untuk mengukur perilaku cybersex. Teknik analisis data menggunakan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan nilai r= -0.648 dengan nilai p = 0.000 <0.05. Artinya Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perilaku cybersex dengan sleep quality pada pengguna Twitter.
Hubungan Academic Stress dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa Pengguna Social Media di Universitas Islam Bandung Amelia Nisa Aqila; Lilim Halimah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.9521

Abstract

Abstract. The improper utilization of the internet can lead to the occurrence of Problematic Internet Use among students. As students rely on the internet for their learning process, they are also susceptible to the risks of Problematic Internet Use. Excessive usage can disrupt study time, diminish productivity levels, and disturb the balance between academic and social life, resulting in Academic Stress. This research aims to examine the correlation between Academic Stress and Problematic Internet Use among students who utilize social media at the Islamic University of Bandung. The study was conducted on 429 students, aged between 18-24 years, who access the internet for more than 5 hours daily, outside of academic or professional purposes, consequently experiencing physical and psychological issues due to internet usage. The data was collected using an adapted questionnaire from the Student-Life Stress Inventory and the Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS-2). Data analysis was performed using the Pearson Product Moment correlation test with the assistance of IBM SPSS 26 software for Windows. The results of the data analysis indicate a correlation coefficient value of r=0.795 with a significance level of P=0.000<0.05, its mean there is significantly a strong positive relationship between Academic Stress and Problematic Internet Use among students who utilize social media at the Islamic University of Bandung. Abstrak. Penggunaan internet yang tidak tepat dapat mengakibatkan Problematic Internet Use Mahasiswa. Mahasiswa sebagai pengguna internet untuk proses pembelajaran pun berisiko terhadap Problematic Internet Use. Penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu waktu belajar, mengurangi tingkat produktivitas, dan mengubah keseimbangan antara kehidupan akademik dan sosial yang berdampak pada Academic Stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Academic Stress dengan Problematic Internet Use pada mahasiswa pengguna social media di Universitas Islam Bandung. Penelitian dilakukan kepada 429 mahasiswa di Universitas Islam Bandung dengan rentang usia 18-24 tahun dan mengakses internet lebih dari 5 jam per hari diluar kepentingan akademik atau professional sehingga mengalami masalah fisik maupun psikologis akibat penggunaan internet. Alat pengumpul data berupa kuesioner adaptasi Student-Life Stress Inventory dan Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2). Analisis data menggunakan uji teknik korelasi Pearson Product Moment dengan alat bantu software IBM SPSS 26 for windows. Hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar r=0.795 dengan nilai P=0.000<0.05 artinya secara signifikan terdapat hubungan positif dengan kategori yang kuat antara Academic Stress dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa pengguna social media di Universitas Islam Bandung.
The Effect of Group-Based Patience Therapy on Reducing Anxiety Levels Deasy Ratnasari Dewi; Umar Yusuf; Lilim Halimah
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 4 No. 5 (2024): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v4i5.1300

Abstract

The earthquake at the end of 2022 which occurred in Cugenang Cianjur, West Java, left quite a deep psychological impact on some of the people, especially marked by the emergence of symptoms of anxiety. If intervention is given too late, it will result in more severe psychological disorders. The aim of this research is to examine how much influence patience therapy has on reducing anxiety levels in earthquake victims. The patience therapy used is an approach that integrates targets into aspects biopsikososiospiritual. The research design used is experimental design in the shape of pre test-post test control group design. The population in this study were all students at the Girls' Islamic Boarding School in Cugenang Cianjur. Sampling in this research used Purposive sampling technique. The sample used in this research consisted of 12 subjects who were earthquake survivors in Cugenang Cianjur.A measuring tape used HRS-A Scale from Hamilton which consists of 14 statements which have a validity value of 0.81 and a reliability of 0.91, which includes four aspects, including physiological aspects, cognitive aspects, affective aspects and behavioral aspects. Measurement results on pre test-post test showed a reduction in anxiety levels of 53.4%. Meanwhile, statistical analysis using the independent mann whitney showed a score of 0.00 (p<0.05), which means that patience therapy was significantly effective in reducing anxiety levels in survivors of the earthquake natural disaster in Cugenang Cianjur.
Pengaruh Impulsivity terhadap Perilaku Cybersex pada Akun Alter di Aplikasi X Yulia Rahmasari; Lilim Halimah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10003

Abstract

Abstract. The behavior of engaging in cybersex on Application X is often uncontrolled, leading to distress and negative impacts on other users. The difficulty in controlling this behavior is attributed to impulsive tendencies. This study aimed to determine the influence of impulsivity on cybersex behavior in alter accounts on Application X. The research employed a non-experimental causality method with simple linear regression analysis. The Short Version UPPS-P Impulsive Behavior Scale (SUPPS-P) adapted by Alamsyah (2018) and the Internet Sex Screening Test (ISST) adapted by Putri (2023) were utilized as measurement tools. - The research sample comprised 253 individuals accessing cybersex on Application X. The study revealed a significant influence of impulsivity on cybersex behavior with a significance value of 0.006 < 0.05, indicating an R2 value of 0.064. This suggests that impulsivity contributes approximately 6.4% to cybersex behavior. These findings underscore the impact of impulsivity on cybersex behavior in alter accounts on Application X, emphasizing the need for further understanding and potential interventions to address this issue. Abstrak. Internet menjadi media yang menarik untuk melakukan cybersex karena adanya accessibility, affordability, anonymity, isolation, dan fantasy. Adanya akun alter dalam aplikasi X sebagai cerminan identitas anonymity yang menciptakan kebebasan dalam mengeksplorasi seksualitas individu tanpa perlu khawatir ataupun takut dalam mengungkapkan dirinya. Perilaku cybersex di aplikasi X ini sering kali tidak terkontrol sehingga menyebabkan keresahan dan dampak negatif pada pengguna lain. Kesulitan dalam mengontrol perilaku tersebut karena kecenderungan impulsif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh impulsivity terhadap perilaku cybersex pada akun alter di aplikasi X. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas non-eksperimental dengan analisis data regresi linear sederhana. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Short Version UPPS-P Impulsive Behavior Scale (SUPPS-P) yang diadaptasi oleh Alamsyah (2018) dan juga Internet Sex Screening Test (ISST) yang telah diadaptasi oleh Putri (2023). Sampel penelitian ini berjumlah 253 orang yang mengakses cybersex pada aplikasi X. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.006 < 0.05 artinya terdapat pengaruh impulsivity terhadap perilaku cybersex dengan nilai R2 = 0.064 yang artinya impulsivity memiliki kontribusi sebesar 6.4% terhadap perilaku cybersex.
Pengaruh Resiliensi terhadap Stress Pengasuhan pada Orang Tua dengan Anak ASD Muhammad Fadllan Habibullah; Lilim Halimah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10023

Abstract

Abstract. Parents of children with autism are at risk of experiencing parenting stress due to the presence of repetitive behavioral tantrums in their children, creating tense situations for the parents. Some parents experience low parenting stress and are able to overcome the challenges of raising autistic children. The aim of this research is to determine the influence of resilience on parenting stress in the Special School (SLB) Negeri Cileunyi, Bandung Regency. This study utilizes a quantitative causal approach. The Conor and Davidson Resilience Scale developed by Conor and Davidson is used to measure resilience, while the Parental Stress Scale developed by Berry and Jones is used to measure the level of parenting stress. The population for this research consists of 35 parents with autistic children in SLB Negeri Cileunyi, Bandung Regency. The research results indicate an R2 value of 0.358 with a significance value (sig) of 0.00 < 0.05, meaning that the resilience variable has an influence which is contributing 35.8% on the parenting stress of parents with Autism Spectrum Disorder (ASD) children at SLB Negeri Cileunyi in Bandung. Since this study involves a limited population, it is recommended for future research to consider using a larger study population Abstrak. Orang tua yang memiliki anak autis beresiko mengalami stress pengasuhan. Resiko tersebut muncul akibat adanya repetitive behavior tantrum dari anak yang membuat orang tua berada pada situasi yang menegangkan. Terdapat orang tua yang mengalami stress pengasuhan yang rendah, dan mampu bangkit dari situasi yang menegangkan dalam membesarkan anak autis. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh resiliensi terhadap stress pengasuhan di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif kausalitas. Conor and Davidson Resiliensi Scale yang dikembangkan oleh Conor dan Davidson digunakan untuk mengukur resiliensi, dan Parental Stress Scale yang dikembangkan oleh Berry dan Jones digunakan untuk mengukur tingkat stress pengasuhan. Populasi penelitian ini sebanyak 35 orang tua yang memiliki anak autis di SLB Negeri Cileunyi Kab. Bandung. Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 = 0.358 dengan nilai sig = 0.00< 0.05 artinya variabel resiliensi memiliki pengaruh terhadap variabel stress pengasuhan, dan berkontribusi sebesar 35.8%. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh variabel resiliensi terhadap variabel stress pengasuhan pada orang tua yang memilki anak dengan ASD di SLB Negeri Cileunyi Kab. Bandung. Penelitian ini melibatkan jumlah populasi yang terbatas, sehingga bagi penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan populasi penelitian yang lebih besar.
Pengaruh Self Control dan Konformitas terhadap Perilaku Judi Online Salsabila Syifa Ruswandi; Lilim Halimah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10074

Abstract

Abstract. The practice of online gambling in Indonesia is increasingly prevalent, with the Ministry of Communication blocking access to 499.645 gambling-related contents across various digital platforms. This includes a diverse range of people, including students, who are influenced by peer pressure and find it difficult to control themselves, leading to their involvement in online gambling. A study aimed to assess the influence of self-control and conformity on online gambling behavior among Muslim students. The research involved 124 Muslim students at the Islamic University of Bandung, selected through purposive sampling. The study utilized the Self Control Scale by Tangney, Baumeister, and Boone (2004), the conformity measurement by Putri (2018), and the Problem Gambling Severity Index (PGSI) developed by Ferris & Wyne (2001). The research employed a quantitative approach using multiple regression analysis to determine the partial and simultaneous effects of self-control and conformity on online gambling. The study found a significant partial influence of self-control on online gambling behavior with an R2 value of 0.138 and a sig value of 0.00, indicating 13.8% contribution of self-control to online gambling behavior. Additionally, there was a significant partial influence of conformity on online gambling behavior with an R2 value of 0.260 and a sig value of 0.00, signifying 26% contribution of conformity to online gambling behavior. The research revealed a simultaneous influence of self-control and conformity on online gambling behavior with an R2 value of 0.398 and a sig value of 0.00, demonstrating a combined contribution of 39.8% from both variables to online gambling behavior. These findings emphasize the importance of self-control and conformity in understanding and addressing online gambling behavior among Muslim students. Abstrak. Praktik judi online di Indonesia semakin marak beredar. Kementerian Komunikasi telah memutus akses 499.645 konten perjudian di berbagai platform digital. Terdapat berbagai kalangan masyarakat yang mengakses platform judi online, termasuk mahasiswa. Motif mahasiswa bermain judi online yaitu karena pengaruh teman sebaya di lingkungan sosialnya. Sulitnya mereka dalam mengontrol diri membuat mereka terlibat pada permainan judi online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self control dan konformitas terhadap perilaku judi online pada mahasiswa muslim. Sampel penelitian sebanyak 124 mahasiswa muslim di Universitas Islam Bandung, yang didapat melalui teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Self Control Scale yang dikonstruksi oleh Tangney, Baumeister dan Boone (2004), alat ukur konformitas yang dikonstruksikan oleh Putri (2018), dan alat ukur Problem Gambling Severity Index (PGSI) yang dikembangkan oleh Ferris & Wyne (2001). Metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh self control dan konformitas secara parsial dan simultan terhadap judi online. Hasil yang diperoleh secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan self control terhadap perilaku judi online dengan nilai R2 = 0.138 nilai sig = 0.00 yang berarti self control berkontribusi derhadap perilaku judi online sebesar 13,8%. Terdapat pengaruh yang signifikan konformitas terhadap perilaku judi online dengan nilai R2 = 0.260. dan nilai sig = 0.00 artinya konformitas berkontribusi sebesar 26% terhadap perilaku judi online. Secara simultan, terdapat pengaruh self control dan konformitas terhadap perilaku judi online dengan nilai R2 = 0.398 dengan nilai sig = 0.00 artinya kedua variabel berkontribusi pada judi online sebesar 39,8%.
Studi Deskriptif Persepsi Guru, Orang Tua, dan Siswa Mengenai Perilaku Bullying di Sekolah Dasar Haqoni Jannati Adnin; Halimah, Lilim
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.12476

Abstract

Abstract. The current behavior of bullying remains a major problem for education in Indonesia. There are many factors that contribute to the occurrence of bullying behavior. Teachers and parents have varying ways of responding to and handling bullying behavior. As an observer, the way teachers and parents respond to and handle bullying behavior begins with their perception of bullying behavior. This study aims to find out the perceptions of teachers, parents, and students about bullying behavior. This research uses a qualitative approach with data collection using interview methods on 14 respondents, namely 5 teachers, 4 parents, and 5 students. The results showed that the perceptions of teachers and parents have similarities regarding the meaning of bullying behavior, the causes of bullying behavior, and the impact of bullying behavior, but they both do not yet understand the types of bullying behavior and how to handle bullying behavior effectively. On the other hand, students do not understand the meaning of bullying behavior and the types of bullying behavior. However, they are brave enough to report the perpetrator to the school. According to teachers and parents, the handling given is effective in reducing bullying behavior, while according to students, the handling is not enough to stop bullying behavior in schools. Differences in the perceptions of teachers, parents, and students can be influenced by individual differences and cultural influences. Abstrak. Perilaku bullying saat ini masih menjadi permasalahan besar bagi pendidikan di Indonesia. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying. Guru dan orang tua memiliki cara yang beragam dalam menanggapi dan menangani perilaku bullying. Sebagai pengamat, cara guru dan orang tua menanggapi dan menangani perilaku bullying diawali dari persepsi mereka mengenai perilaku bullying. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu persepsi guru, orang tua, dan siswa mengenai perilaku bullying. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara terhadap 14 orang responden yaitu 5 orang guru, 4 orang tua, dan 5 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru dan orang tua memiliki kesamaan mengenai pemaknaan perilaku bullying, penyebab terjadinya perilaku bullying, dan dampak perilaku bullying, tetapi keduanya belum memahami tipe-tipe perilaku bullying dan cara menangani perilaku bullying secara efektif. Disisi lain siswa tidak memahami makna dari perilaku bullying dan tipe-tipe perilaku bullying. Tetapi untuk penanganan siswa berani melaporkan pelaku pada pihak sekolah. Menurut guru dan orang tua bahwa penanganan yang diberikan cukup efektif mengurangi perilaku bullying, sedangkan menurut siswa bahwa penanganan yang dilakukan tidak menghentikan perilaku bullying di sekolah. Perbedaan persepsi guru, orang tua, dan siswa dapat dipengaruhi oleh perbedaan individu dan pengaruh budaya.
Hubungan Kebersyukuran dengan Body Image pada Emerging Adulthood Pengguna Tiktok Haniyah Salsabila; Halimah, Lilim
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12998

Abstract

Abstract. Thoughts about skinny and ideal body on social media TikTok raise the impact of body image negative and social comparison on most emerging adulthood users. There are various factors that cause the individual to feel dissatisfied with their body image, including a low degree of gratitude that leads to a negative body image. The aim of this study is to investigate the relationship between gratitude and body image in the emerging adulthood of TikTok users in Bandung. The method used is quantitative correlation. The sample consisted of 371 emerging adulthood TikTok users in Bandung City who were selected using accidental sampling techniques. Measures used are The Islamic Gratitude Scale (IGS-10) constructed by Rusdi A et al. (2021) to measure gratitude and the Multidimensional Body Self Relations Questionnaire-Appereance Scales (MBSRQ-AS) of Cash (2000) which have been adapted by Khairani and al. (2019) for measuring body image. Data analysis was done using Spearman's correlation test. The research results indicate a significant relationship between gratitude and body image (r = 0.363, p = 0.001), although the correlation is low. This means that the higher the gratitude of emerging adults who use TikTok in Bandung, the more positive their body image. This study concludes that gratitude plays an important role in improving body image in emerging adulthood TikTok users in Bandung City so it is important to develop awareness and practice gratitude to help individuals deal with body image problems. Abstrak. Penggambaran mengenai tubuh ramping dan ideal di media sosial TikTok menimbulkan dampak ketidakpuasan tubuh dan perbandingan sosial pada sebagian besar pengguna emerging adulthood. Berbagai faktor yang melatarbelakangi individu merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya, diantaranya karena rendahnya rasa syukur yang selanjutnya menimbulkan body image negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara kebersyukuran dengan body image pada emerging adulthood pengguna TikTok di Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Sampel penelitian terdiri dari 371 emerging adulthood pengguna TikTok di Kota Bandung yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah The Islamic Gratitude Scale (IGS-10) yang dikonstruksikan oleh Rusdi A et al. (2021) untuk mengukur kebersyukuran dan Multidimesional Body Self Relations Questionnaire-Appereance Scales (MBSRQ-AS) dari Cash (2000) yang telah diadaptasi oleh Khairani et al. (2019) untuk mengukur body image. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman’s. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara rasa syukur dan body image (r = 0.363, p = 0.001<0.05), meskipun hubungan tersebut rendah. Artinya, semakin tinggi rasa syukur emerging adulthood pengguna TikTok di Kota Bandung, maka semakin positif body image mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rasa syukur berperan penting dalam memperbaiki body image pada emerging adulthood pengguna TikTok di Kota Bandung sehingga penting untuk mengembangkan kesadaran dan praktik rasa syukur agar dapat membantu individu mengatasi masalah body image.
Hubungan antara Self-Esteem dengan Kecenderungan Smartphone Addiction pada Remaja Akhir Putri Haz; Halimah, Lilim
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.13015

Abstract

Abstract. Self-esteem is an important factor that influences how adolescents interact with their environment and how they make social adjustments based on their self-assessment. Individuals -with low self-esteem often experience loneliness, anxiety, and a sense of rejection from their environment, which can impact smartphone use. This study aimed to explore the relationship between self-esteem and smartphone addiction in late adolescents. Quantitative methods were implemented in this study with a correlational approach, this study involved 198 late adolescents who live in Bandung, who were selected by purposive sampling. The measurement tools used include the Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) developed by Kwon, Kim, Cho, and Yang (2013) and adapted by Cindy Chias, Elmeida Effendy, and Mustafa Mahmud (2019), and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE) adapted by Nelan Maroqi in 2018. Data analysis was conducted using Pearson Correlation. The results showed a correlation coefficient (r) of 0.986 with a P value <0.001, which indicates a very strong relationship between self-esteem and smartphone addiction. The results of this study suggest that adolescents with high self-esteem are more likely to experience smartphone addiction. Therefore, it is important for adolescent smartphone users with high self-esteem to understand this risk and implement strategies to use their smartphones more wisely. Abstrak. Self-esteem merupakan faktor penting yang memengaruhi bagaimana remaja berinteraksi dengan lingkungannya dan bagaimana mereka melakukan penyesuaian sosial berlandaskan penilaian pada dirinya sendiri. Individu dengan self-esteem yang rendah sering mengalami kesepian, kecemasan, dan rasa penolakan dari lingkungannya, yang bisa berimbas pada penggunaan smartphone. Penelitian ini bermaksud untuk mengeksplorasi hubungan antara self-esteem dan smartphone addiction pada remaja akhir. Metode kuantitatif diimplementasikan dalam studi ini dengan pendekatan korelasional, penelitian ini melibatkan 198 remaja akhir yang berdomisili di Bandung, yang dipilih secara purposive sampling. Alat ukur yang dipakai antara lain Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) yang dikembangkan oleh Kwon, Kim, Cho, dan Yang (2013) dan diadaptasi oleh Cindy Chias, Elmeida Effendy, dan Mustafa Mahmud (2019), serta Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE) yang diadaptasi oleh Nelan Maroqi pada tahun 2018. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Hasil penelitian memperlihatkan nilai r = 0,986 dengan nilai P <0.001, memperlihatkan hubungan yang sangat kuat antara self-esteem dan smartphone addiction. Temuan ini mengindikasikan bahwa remaja dengan self-esteem yang tinggi lebih besar kecenderungan untuk mengalami smartphone addiction. Bagi remaja pengguna smartphone yang memiliki self-esteem yang tinggi perlu memamhami dan perlu strategi untuk memanfaatkan smartphone dengan lebih bijak.