Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Analisis Dinamik pada Gedung LAB UPTB BPPPL DLHK Aceh dengan Metode Respon Spectrum Permatasari, Nina; Herian Syaputra, Novriza; Bunyamin, Bunyamin; Hady, Munirul; Idroes, Imransyah
Prosiding Seminar Nasional USM Vol 4, No 1 (2023): SEMNAS MULTIDISIPLIN ILMU
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi merupakan kejadian alam yang tidak diketahui kapan akan terjadi dan seberapa besarnya. Korban jiwa akibat gempa biasanya tidak diakibatkan oleh gempa itu secara langsung, melainkan diakibatkan oleh bangunan yang runtuh ketika gempa. Oleh karena itu bangunan gedung memerlukan ketahanan terhadap gempa bumi untuk memberikan waktu agar penghuni gedung dapat melakukan evakuasi diri dari gedung tersebut. Objek penelitian ini adalah Bangunan Gedung Lab UPTD BPPPL DLHK Aceh yang merupakan gedung dinas lingkugan hidup dan kehutanan aceh. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keamanan struktur bangunan gedung dengan analisis response spectrum yang ditinjau berdasarkan displacement, simpangan antar lantai, dan Gaya geser dasar dalam merespon gaya gempa, berdasarkan data rekaman gempa Pidie Jaya. Penelitian ini menggunakan metode response spectrum dengan menggunakan software ETABS Versi Student. Pengolahan data akan di analisis dengan menggunakan standar SNI 1726-2019. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa waktu getar alami fundamental struktur gedung memenuhi batas kontrol waktu getar alami yaitu sebesar 0,6380 detik. Nilai base shear yang didapat dari perhitungan yaitu untuk arah X sebesar 886,60 kN dan arah Y sebesar 856,80 kN. Nilai displacement arah x dan y menunjukkan displacement terbesar terjadi pada atap (elevasi 12,6 m) dengan jarak 12,313 mm untuk arah x sedangkan arah y terjadi pada atap (elevasi 12.6 m) dengan jarak 9,101 mm. Nilai batasan simpangan antar lantai pada elevasi 12,6 m sebesar 16,545 mm arah X dan 9,747 mm arah Y, sedangkan drift limit adalah 84 mm. Sehingga dapat disimpulkan hasil simpangan antar lantai arah X dan arah Y memenuhi peraturan SNI 1726-2019.Kata kunci: Analisis Dinamik; Displacement; Gempa Bumi; Response Spectrum; SNI;
Tinjauan Kuat Tekan Beton Berupa Serat Ban Bekas dan Pozolan Di Dalam Agregat Halus Harry, Aulia; Bunyamin, Bunyamin; Idroes, Imransyah; Hady, Munirul; Pramanda, Heru; Munirwan, Reza Pahlevi
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 9, No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jts-utu.v9i2.8386

Abstract

Pemanfaatan limbah sebagai bahan pengganti atau bahan tambahan pada campuran beton dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan. Salah satu limbah yang telah banyak dimanfaatkan oleh peneliti dalam beton adalah ban bekas. Serat yang ada dalam ban bekas digunakan sebagai bahan tambah terhadap semen maupun agregat. Namun, beberapa penelitian menunjukkan kekuatan beton menurun. Pada penelitian ini, serat ban bekas dikombinasikan dengan bahan lain yang mengandung silika yaitu pozzolan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas kuat tekan beton yang menggunakan pozzolan sebagai pengganti sebahagian agregat halus sebesar 10% dan serat ban bekas sebagai bahan aditif sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%. Bahan Pozolan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, sedangkan serat ban bekas kendaraan berasal dari Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium, dengan kuat tekan betn rencana sebesar 17,00 MPa, dengan benda uji berjumlah 20 buah, di mana setiap variasi terdiri dari 5 benda uji. Pengujian berupa kuat tekan beton terhadap perendaman benda uji selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton dengan variasi 0%, 5%, 10%, dan 15% berturut-turut didapatkan sebesar 18,29 MPa, 12,23 MPa, 11,82 MPa, dan 10,84 MPa. Kuat tekan beton menurun, hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah serat ban bekas yang ditambahkan ke dalam beton, sehingga daya ikat antar serat dan semen menjadi tidak baik.
Evaluasi Kinerja Persimpangan Akibat Adanya Fly Over Simpang Surabaya Terhadap Arus Lalu Lintas Mahendra, Akhiar; Heru Pramanda; Munirul Hady
Jurnal Perencanaan dan Penelitian Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Iskandar Muda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/prince.v3i1.718

Abstract

Salah satu titik kemacetan persimpangan kota Banda Aceh terletak pada ruas Jalan Tgk. Chik Ditiro sebelah Barat Menuju Masjid Raya Baiturrahman, Jalan Tgk. Imuem Luengbata sebelah Timur Menuju Luengbata, jalan T. Hasan Dek sebelah Utara Menuju Jambo tape dan jalan Dr.Mr. Mohd Hasan sebelah Selatan menuju Batoh yang di kenal dengan Simpang Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahuiperanan dari fly over Simpang Surabaya serta dampak adanya fly over terhadap kinerja persimpangan pada saat ini. Dalam hal ini ruang lingkup permasalahan dibatasi pada Volume Lalu Lintas, Kapasitas Simpang dan Tundaan/Delay. Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survei di lapangan untuk mendapat data primer dan data sekunder. Kinerja Simpang Bersinyal diolah dengan menggukan acuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Menghitung nilai parameter kinerja simpang Surabaya berdasarkan jam sibuk selama 3 Hari yaitu Senin, Kamis dan Sabtu, dengan periode waktu 2 jam saat pagi, siang dan sore hari, sehingga menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian– penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kinerja persimpangan akibat adanya Fly Over. setelah dilakukan survey maka simpang surabaya banda aceh di peroleh hasil volume tertinggi hari senin yaitu 2.472,6 kend/jam dengan rincian Volume lalulintas yang sudah di Ekivalensikan pada lengan Utara 1.180,1,Selatan 754,4, Barat 289,4, Timur 248,7. Kapasitas pada lengan Utara 1.929,52, Selatan 1.555,26, Barat 958,08, Timur 555,3. Lalu Derajat Kejenuhan (DS) Utara 0,61, Selatan 0,48, Barat 0,30, Timur 0,44. Dan Tundaan Utara 5,01, Selatan 5,01, Barat 5,01, Timur 5,01. Dengan mengkalikan total Volume lalu lintas dengan Tundaan maka di peroleh hasil tingkat kinerja Simpang atau Level Of Service (LOS)dengan nilai 20,04 dan termasuk dalam katagori (C) yang berarti Pergerakan yang kurang baik atau waktu siklus yang lebih Panjang.
Analisa Bangunan Gedung Perkuliahan Pascasarjana IAIN Lhokseumawe Yang Diperkuat Dengan Pengaku (Bracing) Tipe X Rezeki, Feryadi; Hady, Munirul; Alhadi, Alhadi
Journal of The Civil Engineering Student Vol 6, No 4 (2024): Volume 6 Nonor 4 Desember 2024
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v6i4.32334

Abstract

Aceh salah satu daerah yang sangat rentan terhadap gempa bumi, salah satunya pada tahun 2004 pernah dilanda gempa sehingga menyebabkan kerusakan infrastruktur. Sehingga perlunya mempertimbangkan faktor kegempaan. Objek penelitian berupa Gedung Perkuliahan Pascasarjana IAIN Lhokseumawe, yang terdiri dari 3 lantai dengan ketinggian 12 m. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kekakuan dan kestabilan serta membandingkan kinerja struktur sebelum dan setelah penerapan pengaku bracing tipe X menggunakan metode respon spektrum. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait berupa as-built drawing, mutu baja dan beton. Berdasarkan hasil analisis diketahui gaya aksial tanpa bracing pada struktur sebesar 20.714,64 kN, sedangkan penerapan bracing tipe X sebesar 20.616,33 kN dan untuk gaya geser maksimum akibat beban gempa dinamik pada arah X menunjukkan nilai base shear tertinggi sebesar 4.043,86 kN dengan menggunakan bracing pada elevasi +4.00, sementara tanpa bracing nilai gaya geser adalah 1.816,12 kN. Displacement maksimum pada arah X sebesar 12,688 mm tanpa bracing pada elevasi +12.00, sedangkan dengan bracing nilai displacement menurun menjadi 5,215 mm. Simpangan antar lantai (story drift) berada dalam batas izin 2%, dengan nilai maksimum story drift sebesar 0,0052 m tanpa bracing pada elevasi +12.00 dan 0,0049 m pada arah Y pada elevasi +12.00 tanpa bracing.
Analisa Gedung Pendidikan Terintegrasi STAIN Meulaboh Menggunakan Variasi Kolom Bulat Dan Kolom Persegi Panjang SYUKRI, SYUKRI; Hady, Munirul; Bunyamin, Bunyamin
Journal of The Civil Engineering Student Vol 6, No 3 (2024): Volume 6 Nomor 3 September 2024
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v6i3.32331

Abstract

Dalam perencanaan struktur perlunya memastikan kekuatan dan keamanan bangunan, terutama pada kolom sebagai elemen utama struktur yang memegang peran penting dalam menopang beban aksial vertikal. Sehingga dalam penelitian ini perlunya mengevaluasi kinerja kolom bulat dan kolom persegi panjang dalam struktur gedung pendidikan STAIN Meulaboh terhadap beban gempa. Serta bertujuan untuk membandingkan respons struktural, momen inersia, dan dimensi kolom pada dua jenis desain kolom, yaitu kolom bulat dan kolom persegi panjang. Metode yang digunakan adalah analisis gempa dinamis dengan respons spektrum sesuai standar SNI-1726-2019, SNI-1727-2020, dan SNI-2847-2019. Hasil analisis menggunakan aplikasi ETABS menunjukkan bahwa kolom persegi panjang menghasilkan berat total struktur terendah (1.437.304,84 kg) dibandingkan kolom bulat (1.927.449,56 kg) dan kombinasi (2.048.470,73 kg). Momen maksimum untuk kolom bulat (88,3026 kN-m) lebih tinggi dibandingkan kolom persegi panjang (76,1998 kN-m), sedangkan displacement lateral maksimum terkecil ditemukan pada kolom persegi panjang (0 mm hingga 0,055 mm). Untuk gaya aksial, kolom bulat juga menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan kolom persegi panjang dan kombinasi. Kesimpulannya, kolom persegi panjang menawarkan kinerja struktural yang lebih baik dalam hal kekuatan, stabilitas, dan efisiensi dibandingkan dengan kolom bulat dan kombinasi.
Tinjauan Ulang Struktur Pondasi Gedung Imigrasi Kelas I Banda Aceh-Aceh Dari Pondasi KSLL Ke Pondasi Tiang Pancang Hady, Munirul; Bunyamin, Bunyamin; Samsul Bahri
Jurnal Perencanaan dan Penelitian Teknik Sipil Vol 4 No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Iskandar Muda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/prince.v4i1.941

Abstract

Pemilihan bentuk dan jenis pondasi pada bangunan sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah. Kesalahan dalam pemilihan pondasi dapat menyebabkan kerusakan bangunan. Oleh karena itu, penelitian yang mendalam diperlukan untuk menentukan struktur pondasi yang tepat guna memastikan keamanan dan kekokohan bangunan. Dalam konteks pembangunan Gedung Imigrasi Kelas I di Banda Aceh, permasalahan muncul terkait dengan pemilihan struktur pondasi yang optimal. Apakah penggunaan pondasi tiang pancang dapat menjadi alternatif yang memadai untuk menggantikan pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) yang telah direncanakan sebelumnya. Objek penelitian adalah Gedung Imigrasi Kelas I di Banda Aceh. Data primer diperoleh dari survei lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari as built drawing dan peta wilayah. Pemodelan bangunan dilakukan menggunakan program ETABS sesuai standar pembebanan SNI 2847-2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah penggunaan pondasi tiang pancang memenuhi persyaratan sebagai alternatif desain pengganti pondasi KSLL pada Gedung Imigrasi Kelas I di Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tiang pancang dapat menjadi alternatif yang memadai untuk menggantikan pondasi KSLL. Struktur gedung baja mungkin menawarkan efisiensi dalam penggunaan material, ditunjukkan oleh penggunaan tiang pancang dengan diameter yang lebih kecil dan panjang yang lebih pendek. Pada bangunan dengan struktur beton, digunakan tiang pancang berdiameter 30 cm dengan panjang 5 m, sementara pada bangunan dengan struktur baja, digunakan tiang pancang berdiameter 20 cm dengan panjang 4 m. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan tiang pancang sebagai alternatif pondasi dapat menjadi solusi yang memadai. Perbandingan antara struktur baja dan beton memberikan wawasan tentang berbagai opsi konstruksi yang tersedia, mempertimbangkan kekuatan, stabilitas, dan faktor-faktor teknis lainnya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam peningkatan pemahaman tentang pemilihan struktur pondasi yang tepat untuk bangunan gedung, khususnya Gedung Imigrasi Kelas I di Banda Aceh.
PENGARUH BENTUK KOLOM TERHADAP GAYA LATERAL GEMPA PADA GEDUNG LANDMARK BSI ACEH Hady, Munirul; Maulana, Satria; Idroes, Imransyah
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 11, No 1 (2025): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jts-utu.v11i1.10304

Abstract

Posisi geografis Indonesia yang terletak antara lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Indonesia terletak di jalur gunung api (ring of fire) bagian dari cincin api Pasifik. Ruang lingkup penelitian ini adalah Penelitian ini mengacu pada SNI-1726-2019, SNI-1727-2020 dan SNI-2847-2019, dengan menggunakan metode gempa dinamis (respons spektrum) tetap mempertahankan mutu beton, mutu baja. Hasil berat total bangunan: gedung landmark BSI Aceh dengan kolom spiral 16.443,05 ton lebih kecil saat bangunan tersebut didesain menggunakan kolom terikat sebesar 17.222,20 ton. Diagram Moment: desain dengan kolom terikat sebesar = 1103.04 kN-m dan kolom spiral memiliki nilai moment M3 = 1579,61 kN-m. Gaya aksial: gedung dengan kolom spiral sebesar nilai = -2284,69 , dan pada gedung kolom terikat memiliki nilai = -2767,47 . Displacement Lateral Maksimum Setiap Lantai: Gedung dengan kolom terikat memiliki displacement sebesar 0.018mm dan desain kolom spiral sebesar 0.023mm. gaya geser: pada gedung dengan kolom spiral yaitu sebesar = -8,54 kN/m dan kolom terikat sebesar = -154,53 kN/m dapat disimpulkan bahwa desain gedung dengan kolom spiral menawarkan kekuatan, stabilitas, dan keandalan struktural yang lebih baik daripada desain gedung dengan kolom terikat.