Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kerusakan Perkerasan Lentur Dengan Metode Bina Marga STA 140 + 000 – STA 150 + 000 Batas Sumatera Barat – Riau Prayitno, Eko; Triana, Era
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol 6, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.377 KB) | DOI: 10.33506/rb.v6i2.1147

Abstract

Metode bina marga adalah metode yang dipakai untuk menentukan jenis kerusakan, yang perlu diperhatikan saat melakukan survei visual adalah kekasaran permukaan, lubang, tambalan, retak, alur dan amblas. Retak adalah suatu gejala kerusakan atau pecahnya permukaan perkerasan sehingga akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya. Penentuan nilai kondisi jalan dilakukan dengan menjumlahkan setiap angka dan nilai untuk masing-masing keadaan kerusakan. untuk mengetahui jenis kerusakan jalan dan menganalisa tingkat kerusakan jalan dengan metode bina marga serta bentuk penanganannya, maka harus diadakan pemilihan terhadap jenis dan luas kerusakan yang terjadi. Jenis kerusakan yang dapat ditemukan pada ruas jalan batas Sumatera Barat – Riau STA 140 + 000 – STA 150 + 000 antara lain retak buaya, retak memanjang, tambalan, lubang, amblas dan alur. Tingkat kerusakan jalan dengan metode bina marga serta jenis penanganannya adalah tingkat atau nilai prioritas kerusakan batas Sumatera Barat – Riau STA 140 + 000 – STA 150 + 000 dengan menggunakan metode bina marga adalah 5, menandakan bahwa jalan perlu dimasukkan ke dalam program pemeliharaan berkala.
The attraction of Bung Hatta Grand Forest Park Tourism potential as a green tourism-based ecotourism Era Triana; Nengah Tela; Wenny Widya Wahyudi
invotek Vol 21 No 3 (2021): INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/invotek.v21i3.938

Abstract

In line with the dynamics of its development, tourism has penetrated various terminology such as ecotourism. Ecotourism is an approach to tourism development that seeks to ensure environmental preservation and keep the natural conditions around tourist destinations. Taman Hutan Raya Bung Hatta (The Bung Hatta Grand Forest Park) is a potential area to be developed into more valuable with more quality in ecotourism. However, the problem is that this site lacks attractiveness and regulations regarding environmental conservation and natural resources of flora and fauna as a valuable attraction in Bung Hatta Grand Forest Park. This study aims to assess the potential development of Taman Hutan Raya Bung Hatta in developing its attractiveness as ecotourism based on green tourism. The analysis in this study uses an observational approach and a deductive-descriptive method. The analyzes done in this research are an analysis of the physical condition of the Bung Hatta Grand Forest Park, an analysis of the attractiveness of the Bung Hatta Grand Forest Park, an analysis of the facilities and infrastructure of the Bung Hatta Grand Forest Park, an analysis of the Potential and Problems of the Bung Hatta Grand Forest Park. Those analyses are carried out with the concept of green-based ecotourism. The assessment of Bung Hatta Grand Forest Park attractiveness potential is from the potential for developing a natural museum, developing a natural laboratory as a means of education, providing a trekking area as an effort to integrate with nature and camping in the natural area of ​​the Bung Hatta Grand Forest without destroying nature. All of this is done while maintaining the sustainability and uniqueness of the vegetation in Bung Hatta Grand Forest Park.
ANALISIS LAHAN, ALTERNATIF DAN POLA PERPARKIRAN KENDARAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG Eko Prayitno; Era Triana
Jurnal Pembangunan Nagari Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian and Pengembangan (Balitbang), Padang, West Sumatra, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30559/jpn.v5i2.187

Abstract

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan, rata-rata pemilik kendaraan menginginkan kendaraannya parkir ditempat yang mudah dicapai, sehingga banyak pengguna kendaraan memarkirkan kendaraan disembarang tempat. Tujuan penelitian ini adalah merencanakan penambahan luasan lahan parkir dengan jumlah yang telah direncanakan dan memberikan alternatif bentuk pola parkir yang sesuai dengan jumlah parkir sehingga tidak ada parkir sembarangan. Informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data adalah klasifikasi kebutuhan serta jumlah kendaraan, klasifikasi kendaraan seperti, mobil dan sepeda motor, kondisi tempat parkir, waktu masuk dan keluar parkir serta kebutuhan tempat parkir. Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak perencana bangunannya berupa luas lahan, luas total bangunan, daya tampung parkir dan luas areal parkir. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan survey dan mengamati langsung kondisi yang ada dilapangan. Kedatangan rata-rata terbesar sepeda motor perhari adalah 98 kendaraan dan mobil adalah 4 kendaraan. Akumulasi parkir rata-rata terbesar sepeda motor adalah 162,2 dan mobil adalah 6,8. Angka indeks rata-rata terbesar sepeda motor adalah 61 %, dan mobil adalah 62 %. Pergantian parkir (turn over) sepeda motor pada hari rabu dan kamis yaitu 4,7 dan mobil pada hari jumat yaitu 4. Waktu parkir sepeda motor pada menit ke 180-240 sebanyak 137 kendaraan dan untuk mobil pada menit ke 120-180 sebanyak 5 kendaraan. Durasi parkir rata-rata sepeda motor pada hari senin selama 222 menit dan mobil pada hari jumat selama 188 menit. Penyediaan marka dan rambu-rambu parkir supaya kendaraan yang memarkirkan kendaraannya rapi dan tidak ada lagi kendaraan yang parkir diakses jalan masuk
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL MINANGKABAU, SEBAGAI DESA WISATA BERBASIS BUDAYA DI NAGARI RAO-RAO, KABUPATEN TANAH DATAR Era Triana; Nengah Tela
JURNAL REKAYASA Vol 8 No 2 (2018): Jurnal REKAYASA
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.983 KB) | DOI: 10.37037/jrftsp.v8i2.32

Abstract

Permukiman Tradisional Minangkabau yang berada di Nagari Rao-Rao, kabupaten Tanah Datar, memiliki ciri khas yang sangat unik bagi warisan budaya Minangkabau, Nagari Rao-Raomemiliki potensi untuk dijadikan objek wisata berbasis budaya tradisional Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu konsep pengembangan permukiman tradisional Minangkabau sebagai destinasi wisata baru berbasis budaya Minangkabau. Wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama sesuai ketrampilan dan kemampuan masing-masing dengan memberdayakan potensi secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah memakai analisis kualitatif pembobotan dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Analisis ini untuK pengembangan permukiman tradisional Minangkabau di Nagari Rao-Rao yang melakukan identifikasi terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang terjadi di kawasan pemukiman tradisional Minangkabau. Adapun konsep yang dapat dikembangkan pada Wisata Budaya di Nagari Rao-Rao adalah pengembangan pemanfaatan kawasan permukiman tradisional sebagai objek wisata budaya tradisional Minangkabau dengan melibatkan masyarakat setempat agar mampu meningkatkan perekonomian penduduk lokal. Pengembangkan atraksi budaya dan paket wisata yang dapat ditawarkan berupa jejak nagari (berkeliling sambil menikmati keindahan alam di permukiman tradisonal), penyediakan makanan tradisional Minangkabau (kuliner), kerajinan tangan ciri khas Minangkabau dan penginapan berkonsep homestay serta penyediaan atraksi seni tradisional seperti tari daerah, lagu daerah, rabab dan silek. Dengan konsep ini diharapkan Permukiman Tradisonal Minangkabau di Nagari Rao-Rao mampu terus berkembang dan mampu mempertahankan nilai Budaya yang ada.
PRIORITAS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI KOTA PADANG (Studi Kasus : Pantai Bungus, Pantai Nirwana, Patai Pasir Jambak) Nori Yusri; Bakti Juni Erfando; Era Triana
JURNAL REKAYASA Vol 9 No 1 (2019): Jurnal REKAYASA
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.515 KB) | DOI: 10.37037/jrftsp.v9i1.37

Abstract

Pariwisata di Sumatera Barat khususnya di Kota Padang dari berbagai potensi objek wisata yang ada terutama sekali potensi objek wisata bahari yang potensial untuk dikembangkan. Pada penelitian ini penulis mengangkat 3 objek wisata bahari yang dijadikan kawasan studi, yaitu Pantai Bungus, Pantai Nirwana dan Pantai Pasir Jambak, dari ketiga objek wisata tersebut maka penulis mengangkat penelitian yang berjudul Prioritas Pengembangan Objek Wisata di Kota Padang. Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis studi adalah Metode Analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) yaitu menggunaan variabel ukur Daya Tarik (Attraction), Fasilitas (Amenity), Aksesibilitas (Accessibility), Kelembagaan (Ancilliary) ) yang terkait objek wisata. AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan suatu model yang memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk membangun gagasan, mendefinisikan masalah dengan membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. Perhitungan AHP dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan program Microsoft Excel maupun dengan Software Expert Choice. Namun dalam penelitian ini peneliti mengolah data menggunakan program Microsoft Excel untuk mengetahui prioritas pengembangan objek wisata di Kota Padang. Proses analisis metote AHP ada tiga tahan yaitu : (1) tujuan analisi : menentukan prioritas pengembangan objek wisata, (2) kriteria : daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, kelembagaan, (3) alternatif : pantai bungus, pantai nirwana, pantai pasir jambak. Maka dapat disimpulkan dari hasil nilai keseluruhan masing-masing alternatif objek wisata bahwa di Pantai Bungus (0,8633), Pantai Nirwana (0,0349) dan Pantai Pasir Jambak (0,1017). Maka Pantai yang lebih di prioritaskan pengembangan objek wisata yaitu Pantai Bungus dengan bobot (0,8633).
ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS PRODUK UNGGULAN Wenny Widya Wahyudi; Era Triana; Harne Julianti Tou
JURNAL REKAYASA Vol 10 No 1 (2020): Jurnal REKAYASA
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37037/jrftsp.v10i1.50

Abstract

Pembangunan wilayah melalui pendekatan sektoral lebih menekankan pada pemilihan sektor-sektor ekonomi wilayah yang dapat berperan sebagai penggerak ekonomi wilayah. Pembangunan tersebut harus didasarkan pada prinsip-prinsip, salah satu prinsipnya yaitu pengembangan ekonomi wilayah dilakukan atas dasar karakteristik daerah yang bersangkutan, baik aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik. Produk Unggulan di Kecamatan Muara Tabir yang terdiri dari Industri Teh Gaharu dan Industri Pupuk Organik. Dari semua kecamatan di Kabupaten Tebo Kecamatan Muara Tabir yang paling sedikit mempunyai produk unggulan wilayah. Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kegiatan dari produk unggulan tersebut serta mengetahui potensi dan masalah dari produk unggulan Kecamatan Muara Tabir kemudian merumuskan arahan pengembangan wilayah Kecamatan Muara Tabir. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dengan data primer dan sekunder. Produk Unggulan Kecamatan Muara Tabir secara Keseluruhan memiliki potensi, namun juga masih terdapat beberapa masalah. Dari masalah tersebut maka arahan pegembangan yang harus dilakukan selanjutnya yaitu dengan meningkatkan kegiatan produksi pupuk organik dan kegiatan produksi teh gaharu.meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya, melengkapi kelembagaan penunjang yang belum ada, pengembangan dan penguatan modal usaha dari pemerintah.
SOSIALISASI PENGOLAHAN SAMPAH TINGKAT RUMAH TANGGA PADA IBU PKK KELURAHAN ULAK KARANG UTARA Rini Asmariati; Era Triana; Dwifitra Y; Jumas Jumas; Nori Yusri; Vivi Ariani; Wenny Widya Wahyudi
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 3 No 3 (2020)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v3i3.243

Abstract

In Kelurahan Ulak Karang Utara, Padang City, it produces garbage that comes from households every day. This waste is always thrown into the trash cans and then transported by the Kelurahan cleaners, thrown into the TPS, and finally dumped into the TPA. However, currently, the community has not yet implemented waste processing. Also, PKK mothers do not understand the benefits that can be obtained from sorting the waste in the household. The purpose of this activity is to increase knowledge and understanding as well as public awareness about waste processing to increase family income. This activity was carried out in Ulak Karang Utara Village, Padang City, with the target of PKK women's activities in Ulak Karang Village. The activity method used was counseling and training. The implementation of the activity began with an initial meeting between the presentation team, the village head, and the PKK's head, Ulak Karang Utara village. Furthermore, socialization was carried out on household-level waste processing at routine PKK women's meetings. At the end of the socialization, a question and answer session was conducted to see the participants' level of knowledge and understanding. The socialization of waste processing at the household level is the first step for PKK women of Ulak Karang Utara Village to sort waste from the beginning and ultimately reduce the amount of waste generated in the TPA. Waste sorting and processing training can be processed into compost so that it can increase family income. It is hoped that from this activity, PKK women can change their minds that sorting waste is carried out from the start starting at home.
Kerusakan Perkerasan Lentur Dengan Metode Bina Marga STA 140 + 000 – STA 150 + 000 Batas Sumatera Barat – Riau Eko Prayitno; Era Triana
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 6 No. 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.377 KB) | DOI: 10.33506/rb.v6i2.1147

Abstract

Metode bina marga adalah metode yang dipakai untuk menentukan jenis kerusakan, yang perlu diperhatikan saat melakukan survei visual adalah kekasaran permukaan, lubang, tambalan, retak, alur dan amblas. Retak adalah suatu gejala kerusakan atau pecahnya permukaan perkerasan sehingga akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya. Penentuan nilai kondisi jalan dilakukan dengan menjumlahkan setiap angka dan nilai untuk masing-masing keadaan kerusakan. untuk mengetahui jenis kerusakan jalan dan menganalisa tingkat kerusakan jalan dengan metode bina marga serta bentuk penanganannya, maka harus diadakan pemilihan terhadap jenis dan luas kerusakan yang terjadi. Jenis kerusakan yang dapat ditemukan pada ruas jalan batas Sumatera Barat – Riau STA 140 + 000 – STA 150 + 000 antara lain retak buaya, retak memanjang, tambalan, lubang, amblas dan alur. Tingkat kerusakan jalan dengan metode bina marga serta jenis penanganannya adalah tingkat atau nilai prioritas kerusakan batas Sumatera Barat – Riau STA 140 + 000 – STA 150 + 000 dengan menggunakan metode bina marga adalah 5, menandakan bahwa jalan perlu dimasukkan ke dalam program pemeliharaan berkala.
APLIKASI PENATAAN RUANG BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) Indra Catri; Rini Asmariati; Era Triana
JURNAL REKAYASA Vol 11 No 2 (2021): Jurnal REKAYASA
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37037/jrftsp.v11i2.132

Abstract

Dalam penataan sebuah kota, pemerintah kota membuat dokumen perencanaan yang lazim disebut dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Pemerintah Kota Padang merupakan salah satu pemko yang membuat Dokuman RTRW Kota Padang untuk mengatur/menata perkembangan Kota Padang ke depannya. Evaluasi dokumen ini dilakukan setiap 5 tahun. Salah satu kawasan yang dijadikan pengamatan adalah koridor Khatib Sulaiman yang berada di salah satu ruas Kota Padang. Pengamatan menggunakan yaitu evaluasi kebijakan yang dibuat oleh pemko dalam penataan tata ruang. Evaluasi yang dilakukan menggunakan metode causal dengan outcome, apakah kebijakan menghasilkan outcome yang diharapkan atau tidak diharapkan. Dengan pengumpulan data dan analisis deskriptif yang dilakukan, maka didapat kesimpulan bahwa bangunan yang ada di Khatib Sulaiman 75% dibangun sebelum tahun 2010 dan fungsi dari bangunan yang ada tidak berubah. Dokumen yang di buat oleh pemko Kota Padang untuk Koridor Khatib Sulaiman peruntukan ruang selalu berubah dengan berbagai pertimbangan. Dokumen perencanaan yang terakhir, menyatakan bahwa fungsi bangunan yang ada di koridor Khatib Sulaiman 100 % sesuai dengan peruntukan ruang yang ada di RTRW Kota Padang.
Perkembangan Struktur dan Elemen-Elemen Pembentuk Ruang Tanah Pilih Pusako Batuah Pusat Kota Jambi Permana, Aria; Wongso, Jonny; Triana, Era
Arsir Vol 6, No 2 (2022): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v6i2.4743

Abstract

Kota tumbuh dan berkembang dalam rentang waktu yang lama, perkembangan kota berkaitan dengan dimensi waktu yaitu aspek kesejarahan yang berperanan penting dalam membentuk morfologi kota. Kota bukan hanya produk tetapi juga merupakan akumulasi proses manifestasi fisik dari kehidupan non fisik, yang dipengaruhi oleh sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat pada masa pembentukannya (Danisworo 1989). Pusat Kota Jambi, Tanah Pilih Pusako Batuah, terletak di cekungan sungai Batanghari yang merupakan urat nadi perekonomian pada masa itu. Pusat kota ini telah ada sejak masa Kesultanan Jambi abad ke-16 dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan bandar perdagangan yang ramai dengan pelabuhan dagangnya (Pradjoko & Utomo, 2013). Pusat kota Tanah Pilih ini merupakan awal dari kota Jambi pada saat ini telah berkembang setidaknya melalui tiga periode: periode Kesultanan Jambi, Periode Kolonial Hindia Belanda dan Periode Kemerdekaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan struktur dan elemen-elemen pembentuk ruang pusat kota Jambi selama tiga periode tersebut. Elemen-elemen tersebut terdiri dari jalan dan jaringan jalan, tata guna lahan dan bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan morfologi diakronik-sinkronik, dimana penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena kondisi faktual di pusat kota, pendekatan morfologi diakronik mencoba menelusuri asal usul kawasan berdasarkan kesejarahannya dan mencoba untuk me-spasialkan kedalam bentuk ruang kota, sehingga dapat diketahui faktor serta pengaruh adanya perubahan fungsi sekarang dengan masa lalu. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh perkembangan struktur dan elemen-elemen pembentuk ruang pusat kota dengan kondisi geografis pusat kota, struktur sosial masyarakat dan sistem tatanan ekonomi.