Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

SELEKSI DURA ANGOLA DIDASARKAN ANALISIS VARIASI FENOTIPE Lesmana, Bayu; Setiawan, Kukuh; Hapsoro, Dwi; Asmono, Dwi; Karyanto, Agus
JURNAL AGROTROPIKA Vol. 24 No. 2 (2025): Jurnal Agrotropika Vol 24 No 2, Oktober 2025
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v24i2.11259

Abstract

Indonesia remains the world’s leading producer of palm oil, contributing substantially to the national economy. Sustaining productivity growth requires the development of superior varieties characterized by high oil yield, reduced trunk height increment, and enhanced oil quality. Dura Angola, a germplasm originating from Africa and introduced by PT Binasawit Makmur in 2010, offers the potential to broaden the narrow genetic base of Dura while providing valuable agronomic traits. This study aimed to identify promising genotypes and select superior Dura Angola populations based on phenotypic variation and genetic parameters. The research was conducted at Mesuji Estate, PT Aek Tarum, South Sumatra, on 1,029 Dura Angola palms planted in 2012. Traits evaluated included yield components (bunch number, fresh fruit bunch weight, average bunch weight), vegetative growth (annual trunk height increment, rachis length, leaf area, frond production), and oil yield components (fruit-to-bunch ratio, mesocarp-to-fruit ratio, oil-to-wet mesocarp ratio, oil-to-bunch ratio, and oil extraction rate). Data were analyzed using an Unbalanced Incomplete Block Design within a General Linear Model framework, followed by estimation of heritability, genetic and phenotypic coefficients of variation, and trait correlations. Significant phenotypic variation was observed for most traits, with high heritability detected in bunch number, fresh fruit bunch weight, rachis length, leaf area, fruit-to-bunch ratio, and oil-to-bunch ratio. Based on the integration of genetic estimates and phenotypic performance, ten elite individuals were identified from accessions A074/20, A040/22, A040/12, A095/05, A041/26, A041/22, and A075/08. These individuals are recommended as potential female parents for introgression with elite Dura lines or to produce commercial D×P hybrids. The utilization of these selected Dura Angola individuals is expected to broaden the genetic base of Dura, improve breeding efficiency, and support the development of superior oil palm varieties for sustainable intensification.
PENGARUH PEMOTONGAN BIJI DAN APLIKASI GA3 TERHADAP PERKECAMBAHAN TANAMAN ALPUKAT (Persea americana Mill.) SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN ROOTSTOCK YANG BERADAPTASI LUAS Pratiwi, Bela Ayu; Yusnita, Yusnita; Hapsoro, Dwi; Karyanto, Agus; Ramadiana, Sri
Jurnal Agrotek Tropika Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 13, FEBRUARI 2025
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v13i1.6802

Abstract

Batang bawah (rootstock) yang digunakan dalam perbanyakan alpukat melalui grafting umumnya berasal dari biji sehingga menghasilkan perakaran yang kuat dan dapat beradaptasi luas. Namun, biasanya beberapa biji mengalami perkecambahan dan pertumbuhan yang terhambat sehingga rootstock yang diperlukan untuk dilakukan penyambungan menjadi tidak seragam dalam pertumbuhannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan cara pemotongan biji bagian bawah dan aplikasi zat pengatur tumbuh (GA3). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemotongan biji bagian bawah, perendaman biji dalam beberapa konsentrasi GA3, dan kombinasi antara pemotongan biji bagian bawah dan perendaman biji dalam beberapa konsentrasi GA3 terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling alpukat yang beradaptasi luas. Percobaan ini dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap dengan perlakuan yang disusun secara faktorial (2x3) dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu pemotongan biji bagian bawah yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa pemotongan dan pemotongan, sedangkan faktor kedua yaitu perendaman dalam beberapa konsentrasi GA3 yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0, 250, dan 500 ppm. Data pengamatan yang diperoleh dilakukan uji F dan uji lanjut menggunakan beda nyata terkecil dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemotongan biji bagian bawah mampu mempercepat tercapainya semua biji berkecambah (100%) dalam 4 minggu setelah tanam (MST) pada semua perlakuan GA3, sedangkan tanpa pemotongan biji belum semuanya berkecambah kecuali pada perlakuan aplikasi GA3 500 ppm. Perendaman biji dalam GA3 250 atau 500 ppm mempercepat perkecambahan biji dan meningkatkan pertumbuhan seedling alpukat.