Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STRAIN IMPROVEMENT Acetobacter xylinum MENGGUNAKAN ETHYL METHANE SULFONATE (EMS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SELULOSA BAKTERI [IN PRESS JANUARI 2016] Ifadah, Raida Amelia; Kusnadi, Joni; Wijayanti, Sudarma Dita
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.289 KB)

Abstract

Acetobacter xylinum adalah bakteri yang digunakan pada produksi selulosa bakteri, namun produktivitasnya masih rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya adalah dengan melakukan strain improvement menggunakan Ethyl Methane Sulfonate (EMS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu kontak EMS optimum yang mampu menghasilkan Acetobacter xylinum mutan dan mengetahui peningkatan selulosa yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif dengan perlakuan EMS 5µl/ml dan lama waktu kontak 1, 2, 3, 4, 5 jam. Isolat mutan yang didapat  diuji kemampuan produksi selulosanya dan dibandingkan dengan wildtype. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mutagenesis EMS 5µl/ml pada Acetobacter xylinum selama 5 jam menghasilkan rasio kematian sebesar 91.75% dan menghasilkan 8 isolat mutan. Isolat  mutan M6 menghasilkan rendemen selulosa 67.19%, nilai ini 36.54% lebih tinggi dibandingkan wildtype. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan mutagenesis dengan EMS dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan produksi selulosa dari Acetobacter xylinum.   Kata Kunci: Acetobacter xylinum, Ethyl Methane Sulfonate (EMS), Mutagenesis, Selulosa bakteri
PERAN SERTA DALAM MELAKSANAKAN PROTOKOL PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) PADA MASYARAKAT Sutrisno Adi Prayitno; Heri Purnama Pribadi; Raida Amelia Ifadah
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 2 No 3 (2020): DedikasiMU (Journal of Community Service), September 2020, ISSN: 2716-5140, E-ISS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v2i3.1657

Abstract

Pada tahun 2019 di Indonesia telah terjadi penyebaran wabah virus Corona Virus diseases -19 (Covid-19) yang menimbulkan banyak gejala seperti flu yang berkepanjangan, demam, tenggorokan sakit atau radang yang hebat, lemah-letih dan sebagaianya. Munculnya wabah tersebut mendorong pentingnya menjalankan protokol kesehatan dalam mencegah virus tersebut. Banyaknya masyarakat yang belum melaksanakan protokol dalam pencegahan dengan baik menjadi alasan untuk melakukan peningkatan pengetahuan warga atas protokol tersebut. Tujuan pengabdian adalah untuk memberikan informasi dan peningkatan pengetahuan warga tentang pentingnya protokol dalam pencegahan penyebarluasan Covid-19. Kegiatan dilakukan dengan membagikan masker pelindung mulut dan hidung di perempatan jalan lalu lintas di daerah perempatan Kebomas. Tahapan dalam kegiatan adalah dimulai dari pembuatan masker dari bahan kain yang dijahit. Tahap kedua adalah dengan membagikan pada sasaran warga yang berlalu lintas. Sasaran masyarakat adalah tukang becak, pengendara sepeda motor yang berlalu lalang di jalan sekitar perempatan Kebomas yang prioritasnya adalah mereka yang tidak menggunakan masker. Mereka diberi edukasi pengetahuan melalui pemakaian masker dan memberikan informasi pentingnya pemakaian masker kain tersebut. Hasil pengabdian menyatakan bahwa warga yang tidak memakai masker ada beberapa alasan karena tidak mau membeli, tidak nyaman memakai masker dan bahkan ada yang mengatakan belum mengerti. Sehingga dengan adanya informasi yang diberikan, mereka lebih bisa memahami dan meningkat pengetahuannya.
Ulasan Ilmiah : Antosianin dan Manfaatnya untuk Kesehatan Raida Amelia Ifadah; Pinasthika Rizkia Warapsari Wiratara; Chairul Anam Afgani
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antosianin merupakan senyawa turunan polifenol yang keberadaannya sangat melimpah di alam dengan keanekaragaman dalam berbagai jenis tumbuhan. Antosianin merupakan kelompok pigmen larut air pada tanaman yang paling banyak ditemukan disamping klorofil. Senyawa ini adalah komponen alami yang terakumulasi pada vakuola dan  bertanggungjawab untuk warna merah, biru dan ungu pada buah, sayur, bunga dan tumbuhan lainnya. Antosianin disusun dari sebuah aglikon (antosianidin) yang teresterifikasi dengan satu atau lebih gugus gula (glikon). Terdapat sekitar 700 jenis antosianin yang telah diekstrak dari tanaman. Perbedaan utama dari berbagai jenis antosianin adala pada jumlah gugus hidroksil dan gugus gula yang terikat pada struktur molekul ataupun posisi dari ikatannya. Antosianin memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah sebagai antioksidan, pencegah penyakit kardiovaskular, meningkatkan daya penglihatan, anti diabetes, anti inflamasi dan anti kanker. Dalam proses pengolahannya, untuk mempertahankan kestabilan dan kandungan antosianin perlu memperhatikan beberapa karakteristiknya yakni antosianin rentan terhadap suhu tinggi, cahaya, lebih stabil pada pH rendah dan dapat dipertahankan kestabilannya dengan cara ko-pigmentasi.
Karakteristik Teh Herbal Daun Kalistemon (Melaleuca viminalis) Berdasarkan Variasi Suhu dan Waktu Pengeringan Pinasthika Rizkia Warapsari Wiratara; Raida Amelia Ifadah
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 14, No 1 (2022): Vol. (14) No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.689 KB) | DOI: 10.17969/jtipi.v14i1.21196

Abstract

Tea is one of the beverages that widely recognized by people in the world. The use of callistemon or commonly known as weeping bottlebrush leaves (Melaleuca viminalis) as herbal tea is a new innovation. Callistemon leaves have functional properties as antioxidants, antibacterial, antifungal and anti-platelet aggregation. The availability of callistemon leaves is quite abundant. The process of callistemon leaves herbal tea using the drying method can affect the quality characteristics. This study has purpose to determine the effect of drying temperature and drying time variation on the quality characteristics of callistemon leaves herbal tea in the form of yield, moisture content, ash content, total phenolic, and antioxidant activity. The research method used was a completely randomized design (CRD) with two factors, namely the drying temperature (50 and 60⁰C) at three levels of drying time, namely 5, 6, and 7 hours. The results showed that the interaction between drying temperature and drying time had a significant effect (P0,01) on the quality characteristics of yield, water content, total phenolic and antioxidant activity of callistemon leaves herbal tea. Meanwhile, the ash content had no significant difference. The best result was obtained from drying treatment at 60 ° C for 7 hours with the characteristics of yield 46.26 ± 1.00%, the water content quality of 6.96 ± 0.62%, ash content of 7.00 ± 0.43%, total phenolic 6.20 ± 0.44 mg AGE/g berat kering matter and antioxidant activity 94.00 ± 0.11%.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PENGANEKARAGAMAN PRODUK OLAHAN IKAN BANDENG DI DESA DUDUKLOR GLAGAH LAMONGAN JAWA TIMUR Eko Sutrisno; Raida Amelia Ifadah; Lovi Sandra; Anita; Soffa Zahara; Yanuarini Nur Sukmaningtyas; Atika Isnaining Dyah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Panrita Abdi - April 2024
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v8i2.23254

Abstract

One potential possessed by Duduklor Village, Glagah Lamongan District, is the results of pond fisheries in the form of milkfish. So far, the traditional way of processing milkfish is still because of the lack of knowledge about the procedures for processing milkfish meat. The purpose of this service activity is to provide knowledge and transfer of technology and innovation in processing milkfish into various processed food products, namely noodles and shredded milkfish. The implementation of activities uses socialization methods and practices directly and involves participants actively. The results of the service showed that the participants of the activity were very enthusiastic because they gained new knowledge about the procedures for processing milkfish into various processed products to make children like to eat milkfish, hopefully, it can prevent stunting in toddlers in Duduklor Village. ---  Satu potensi yang dimiliki Desa Duduklor Kecamatan Glagah Lamongan yaitu hasil perikanan tambak berupa ikan bandeng. Selama ini cara pengolahan ikan bandeng maih secara tradisional karena minimnya pengetahuan tentang tata cara mengolah daging ikan bandeng. Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu memberikan pengetahuan dan transfer teknologi dan inovasi mengolah ikan bandeng menjadi berbagai produk olahan pangan yaitu mie dan abon ikan bandeng. Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode sosialisasi dan praktek secara langsung dan melibatkan peserta secara aktif. Hasil pengabdian menunjukkan peserta kegiatan sangat antusias karena mendapatkan pengetahuan baru tentang tata cara mengolah ikan bandeng menjadi produk olahan yang beraneka ragam sehingga membuat anak-anak suka makan ikan bandeng, harapannya bisa mencegah terjadinya stunting pada balita di Desa Duduklor.
PELATIHAN PEMBUATAN KERUPUK “DEBOG PISANG” DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KONANG KECAMATAN GLAGAH LAMONGAN JAWA TIMUR Anita Anita; Eko Sutrisno; Pinasthika R W Wiratara; Raida Amelia Ifadah
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2: Mei 2021
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v1i2.587

Abstract

Tanaman pisang merupakan tanaman yang mudah ditemukan di daerah-daerah di Indonesia. Sampai saat ini bagian tanaman pisang yang dimanfaatkan oleh masyrakat adalah buah, kulit dan daunnya. Sementara debog pisang / batang pisang belum banyak dimanfaatkan kecuali untuk pakan bebek. Seiring dengan ilmu pengetahuan yang berkembang, ternyata debog pisang mengandung gizi seperti serat, karbohidrat dan Vitamin yang masih bisa dimanfaatkan dalam bentuk oalahan pangan. Hal ini memungkinkan debog pisang diolah menjadi olahan makanan ringan yang disukai semua kalangan dan semua umur seperti olahan kerupuk. Desa konang Kecamatan Glagah Lamongan merupakan desa yang hampir setiap sudut rumah pekarangan mempunyai tanaman pisang, tentunya sangat memungkinkan untuk dilakukan pelatihan kepada warga setempat membuat olahan kerupuk debog pisang. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan kepada anggota Ibu-ibu PKK desa Konang Kecamatan Glagah Lamongan melalui praktek atau demo langsung serta memberikan pelatihan teknik pengemasan agar terjamin mutu cita rasa produk.Program pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu pembuatan kerupuk debog pisang, pengemasan menggunakan standing pouch dan membuat label pengemasan. Dampak positif dari kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain mengurangi limbah debog pisang, memberikan pengetahuan pembuatan kerupuk debog pisang dan meningkatkan ketrampilan dalam menentukan pengemasan suatau produk pangan dan membantu meningkatkan pendapatan secara ekonomi masyarakat Desa Konang Kecamatan Glagah Lamongan
Analisis kandungan gizi tepung lokal (ubi ungu) termodifikasi sebagai bahan dasar pembuatan snack balita untuk pencegahan stunting Anita, Anita; Ifadah, Raida Amelia; Yaqin, Ainul
AGRICOLA Vol 13 No 2 (2023): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v13i2.5495

Abstract

The aims of this research is to increase the nutritional value of purple sweet potato flour by fermentation method using Rhizopus oryzae mold. The research method used a factorial Randomized Group Design with factors of fermentation time (48 hours, 72 hours and 96 hours) and the amount of Rhizopus oryzae mold (20gram, 30gram and 40gram). The number of treatments was 9 treatments, namely T1N1 (48 hours: 20 grams of yeast), T1N2 (48 hours: 30 grams of yeast), T1N3 (48 hours: 40 grams of yeast), T2N1 (72 hours: 20 grams yeast), T2N2 (72 hours: 30 grams yeast), T2N3 (72 hours with 40 grams yeast), T3N1 (96 hours: 20 grams yeast), T3N2 (96 hours: 30 grams yeast) and T3N3 (96 hours: 40 grams yeast). Parameters observed were carbohydrate, protein, fat and fiber content. Data were tested with ANOVA and BNJ further test at the 5% level. The results showed that fermentation time and the amount of yeast given had an influence in each treatment. The best carbohydrate content was found in the T1N2 treatment 86.73%, the best protein content was found in the T3N3 treatment 18.835%, the best fat content was found in the T1N1 treatment 0.25% and the best fiber content was found in the T1N1 treatment 24.71%. Fermentation time and the amount of yeast had a significant effect on protein and fiber content but no significant effect on carbohydrate and fat content. The best treatment of 9 treatments for carbohydrate, protein, fat and fiber content was found in the T1N1 treatment with a treatment value of 0.727. The best fermentation treatment on fermented purple sweet potato flour can be used as an ingredient for making toddler snacks as a prevention of stunting and adjusted to the MP-ASI biscuit standard SNI 01-7111.2-2005.