Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Model Pembelajaran Terintegrasi (Integrated Learning) Untuk Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Ketahanan Pangan Di SD Luthfiyah Nurlaela,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menyajikan sebuah alternatif model pembelajaran terpadu dalam rangka membentuk pemahaman siswa mengenai ketahanan pangan yang diterapkan di kelas 5. Analisis GBPP IPA kelas 5 SD pada Semester I: “Makanan, Alat Pencernaan, dan Kesehatan”. Tampak bahwa pengetahuan tentang makanan belum berorientasi pada ketahanan pangan. Pendidikan ketahanan pangan tersebut sangat penting untuk dipahami oleh siswa sejak dini, maka pendidikan ketahanan pangan ini perlu diintegrasikan dalam kurikulum SD. Dalam kajian ini, model yang ditawarkan adalah model yang menggunakan tema dalam merencanakan pembelajaran (model tematik/webbed model). Model tematik ini cukup memberi peluang untuk pelibatan berbagai pengalaman siswa, karena tema-tema yang diangkat bisa dipilih dari hal-hal yang dikemukakan siswa (felt need). Guru mengembangkan aktivitas belajar yang mengacu pada kecerdasan multiple karena memberikan pilihan-pilihan (choices), mengorganisasi siswa dalam kelompokkelompok kecil (collaboration), dan menyediakan kesempatan pada siswa untuk menghasilkan produk nyata untuk sasaran yang nyata (mastery/application level).The article presents an alternative of integrated model to form students’ understanding of food security applied in grade 5 of elementary schools. Based on the analysis of GBPP IPA of semester 1 of grade 5 knowledge about food which includes “Foods, Digestion Organ and Health” has not been oriented to food security yet. Since it is necessary that food security be introduced quite early, it should be integrated in the curriculum. The model offered is thematic/webbed model. This model provides opportunities for involving various students’ experiences, because the theme chosen may come from anything expressed by students based on their experiences and felt need. In the classroom applying this model the teacher can develop learning activities referring to multiple intelligence, because she may give choices, organize group work and provide opportunities to produce a real product.
Effectiveness of Students Independence Instruments Learning Cake Products and Indonesian Cake Rahmah, Latifahtur; Nurlaela, Luthfiyah; Santosa, Agus Budi
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 1, No 6 (2019): October 2019
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v1i6.1635

Abstract

Independence is a needed skill in the 21st century. Learning independence will form a habit that will improve work skills. The focus of this research is to see the effectiveness of student independence instruments in learning cake products and Indonesian cake. The approach of this study is a qualitative approach with the trial subjects in this study involving 32 students of class XI Culinary 1 who were teaching cake products and Indonesian cake lessons at SMKN 8 Surabaya. The method used in this study is development research with a 4D model. The results of the validation of the instruments of the students' independence in the decoration material were on average material aspects of 4.36. The construction was 4.51, language or culture as well as 4.44. The assessment of the three validators of the students' independence instruments obtained the results of an average validation of 4.44 in the valid category. The result shows that the instrument was developed accordingly and can use as an instrument of student independence in Indonesian cake and cake product lessons. The reliability of the kappa coefficient for the three observers is 0.548 > 0.349. Based on the analysis carried out, it can conclude that the instrument tests the independence of independence and can use as an independent instrument for Indonesian cake and cake product lessons.
IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADAPENATAAN SANGGULUP STYLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI Hippj, Vony F.S Hartini; Nurlaela, Luthfiyah .; Muslim, Supari .
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 1, No 01 (2013): Pengembangan Media Pembelajaran untuk Pendidikan Vokasi
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu mengembangkan ilmu pengatahuan dan menguasai teknologi melalui kegiatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor yang secara otomatis membutuhkan peranan perangkat dan model pembelajaran. Salah satu jenis model pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan untuk sumber daya manusia yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah model pembelajaran berdasarkan masalah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan dengan pola one group pretest and posttes design. Dalam penelitian pengembangan ini diperoleh hasil uji hipotesis statistik menggunakan uji tanda berupa nilai h hitung ? h tabel. Hasil ketuntasan belajar siswa pada masing-masing sekolah dengan model pembelajaran berdasarkan masalah diperoleh ketuntasan sebesar 79,98% pada SMK Negeri 1 Batu dan 76,69% pada SMK Negeri 6 Surabaya dengan nilai KKM sebesar 70%. Dari hasil ketuntasan yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil implementasi pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah pada kompetensi sanggul up style mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik. Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Model pembelajaran, Hasil Belajar     Abstract Developments in science and technology requires qualified human resources, able to develop and master the science technology through learning activities that can improve student learning outcomes in the cognitive, affective and psychomotor domains which automatically takes the role of tools and learning models. One type of learning model that can meet the needs for human resources capable of developing science and technology is a learning model based on the problem. Research design used in this research is the development of research design pattern and post-test one group pretest design. In this study the development of statistical hypothesis test results obtained using a sign test grades count ? h h table. Mastery learning outcomes of students in each school with a learning model based on the problem gained mastery of 79.98% at SMK 1 Stone and 76.69% at SMK 6 Surabaya with KKM value by 70%. Completeness of the results obtained it can be concluded from the results of the implementation of the development of a learning device based on the competency issue bun up styles to improve student learning outcomes well. Keywords: Learning tool, Problem based instruction, Mastery learning
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA POKOK BAHASAN MEMBUAT HIDANGAN PENUTUP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Romadhoni, Ita Fatkhur; Nurlaela, Luthfiyah; Nur, Mohamad
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 1, No 01 (2013): Pengembangan Media Pembelajaran untuk Pendidikan Vokasi
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT This study aims to improve student learning outcomes through the implementation learning package of inquiry based learning for topic dessert in second semester of class XI at Vocational High School of Tegallalang, Gianyar, Bali. The study was conducted in two stages, namely the level of preparation that aims to develop tools pursue the 4-D model from Thiagarajan, et al., (1974), followed by the implementation of classroom learning. Data obtained as a result of the following assessment: learning tool qualification approval ratings with highly qualified category to apply to students (94.3%). Achievement learning with the implementation of inquiry learning model (90.3%) in both categories. Mastery of student learning outcomes included formulating the problem, formulating hypotheses, identifying variables and operational definitions of variables, conduct experiments and draw conclusions can be said to improve learning outcomes of students (35%) on the pretest to (85%) at the end of the field trials. The response of students to the aspects: (1) An interest component (86%) with the category very interested, (2) currency of the component (79%) with a fairly new category, and (3) ease in understanding the components (35%) with the category is not easy. Constraints in learning activities especially students not accustomed to the process skills, so there need more time to practice skills. Based on the analysis of data, it can be concluded that the development of a model of learning by using the material inquiry make dessert can improve student learning outcomes in Vocational High School. Keywords: Inquiry Learning Model, Dessert, Learning Outcomes
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (E-LEARNING MOODLE, LKS) DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENGOPERASIAN PERANGKAT LUNAK LEMBAR SEBAR DI SMKN 1 MOJOKERTO Fadillah, Anjar Isna; Munoto, Munoto; Nurlaela, Luthfiyah
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 2, No 01 (2014): Volume 2 No 01
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji perbedaan hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan e-learning moodle dan yang dibelajarkan menggunakan LKS; 2) menguji perbedaan hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, dan motivasi belajar tinggi; dan 3) menguji pengaruh interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar.Metode penelitian menggunakan eksperimen semu dengan desain faktorial 2 X 2 yaitu membandingkan dua kelompok, terdiri dari pembelajaran menggunakan media e-learning moodle dan media LKS dengan membedakan motivasi belajar siswa tinggi atau rendah. Kedua kelompok diberi pretes dan postest. Data diperoleh dari angket dan tes. Untuk pengolahan data menggunakan Anava dua jalur dengan SPSS. Dari hasil uji hipotesis dengan teknik Anava pada uji hipotesis pertama diperoleh Fhitung = 7,923 dengan signifikansi 0,007. Pada uji hipotesis kedua diperoleh Fhitung untuk motivasi adalah 108,142 dengan signifikansi 0,000. dan pada uji hipotesis ke tiga diperoleh Fhitung = 8,369 dengan signifikansi 0,005. Dan dapat disimpulkan: 1) Penggunaan media e-learning moodle terbukti menyebabkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media LKS; 2) Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi hasil belajarnya lebih baik dari pada siswa yang bermotivasi belajar rendah; dan 3) Interaksi penggunaan media e-learning moodle pada siswa bermotivasi tinggi memberikan hasil belajar yang terbaik dibandingkan dengan interaksi antara media pembelajaran dengan faktor motivasi lainnya.Kata Kunci: E-learning Moodle, LKS, Motivasi, Hasil Belajar
TINGKAT KESESUAIAN KURIKULUM SMK TATA KECANTIKAN RAMBUT DITINJAU DARI KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN DUNIA USAHA/ DUNIA INDUSTRI Megasari, Dindy Sinta; Nurlaela, Luthfiyah; Munoto, Munoto
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 2, No 01 (2014): Volume 2 No 01
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Curriculum used and developed by Vocational High School should already be relevant to the need of business or industry world (DU/DI). The purposes of this research are 1) To know the conformity level of curriculum according to the need of DU/DI at the productive training education technique of hair beauty; 2) To describe the demand of DU/DI to students of hair beauty; 3) To describe curriculum implementation of productive training education technique of hair beauty; 4) To describe the demand of the students of hair beauty to technology development in hair beauty business. The research was performed at SMKN 3 Malang, SMKN 6 Surabaya and SMKN 8 Surabaya. This research uses research design with mixed method descriptive quantitative and qualitative to answer the above questions. Quantitative data analysis uses percentage, while qualitative data analysis uses triangulation data resources. The result of this research shows that (1) Curriculum conformity level according to the need of DU/DI in hair aspect at productive training education subject at SMK in Malang and Surabaya are : curriculum of SMKN 3 Malang with code A = 47,84%, curriculum of SMKN 6 Surabaya with code B = 49,84% and curriculum of SMKN 8 Surabaya with code C = 52,17%; (2) The demand of DU/DI for skill competence of hair beauty subject amount 14 competences; (3) The implementation of curriculum of productive training education lesson of hair beauty subject at each vocational high school in Malang and Surabaya involving the same curriculum document among the three vocational schools come from SKNI, for there devolepment are not the same because they are conformed with each school?s needs, KTSP of each schools are mostly added by local materials, SKL are the same, Silabus are different, conformed with local condition, from RPP have all been done, just only the division of learning hours should be more compacted at grade 1 and 2; (4) For technology developments, the student are demanded to study more, to practice more related with unfit competence that DU/DI demands, that is haircut and hair curling. Keywords: Curriculum, Business World/Industry World.
PENGEMBANGAN MODUL MENYIAPKAN STOCK, SOUP DAN SAUCE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN TATA BOGA hudayah, Tri Erni; Nurlaela, Luthfiyah; Wahini, Meda
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 2, No 01 (2014): Volume 2 No 01
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kelayakan modul, keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul, respon siswa, dan ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan modul menyiapkan stock, soup dan sauce dengan model pembelajaran langsung yang dikembangkan dengan rancangan Four D model dari Thiagarajan (1974). Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan dengan subyek penelitian siswa kelas XI tata boga SMK Negeri 2 Tuban.Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan observasi. Teknik analisa data dengan menggunakan indeks kesepakatan untuk menguji kelayakan/kevalidan modul. Reliabilitas data dianalisis menggunakan Intraclass Correlation Coeffision intra reter dan antar reter. Analisis butir soal menggunakan alpha Crounbach, dengan program SPSS 17.0 dan invire 4.00 windows 7. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Modul menyiapkan stock, soup dan sauce dengan model pembelajaran langsung layak digunakan untuk pembelajaran karena semua indikator modul, yaitu RPP dengan skor 4.73 berarti sangat valid, LKS dengan skor 4,8 sangat valid, format modul memperoleh skor 4.55 sangat valid, bahasa dengan skor 4.34, materi dengan skor 4.9 sangat valid, daya tarik memperoleh skor 4.33 dan konsistensi modul memperoleh skor 4.45 dengan kriteria sangat valid. Tingkat reliabilitas menujukan skor 0.98 untuk RPP, LKS dan format modul yang berarti memiliki reliabitas sangat tinggi. Materi modul memperlihatkan skor 0.84, daya tarik 0.97 dan bahasa 0.75 yang kesemuanya dalam kategori reliabiltas sangat tinggi. 2) Pembelajaran dengan modul menyiapkan stock, soup dan sauce dapat terlaksana dengan baik karena siswa menunjukan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran, aktif berdiskusi dan mempresentasikan, aktif mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas sesuai petunjuk, merangkum, dan perhatian yang sangat baik.3) Respon siswa sangat baik, terbukti tanggapan yang diberikan siswa pada saat menggunakan modul dengan model pembelajaran langsung serta perangkat lainnya menunjukan sikap sangat senang. Siswa mampu memberikan umpan balik dan menunjukan antusias yang tinggi. 4) Pembelajaran dengan menggunakan modul menyiapkan stock, soup dan sauce menunjukan ketuntasan belajar yang baik karena siswa secara keseluruhan dapat mencapai ketuntasan dengan taraf ketuntasan klasikal sebesar 95 %. Kata kunci: Modul, Menyiapkan stock, soup dan sauce, Model pembelajaran langsung
PENGEMBANGAN MODUL SUB KOMPETENSI PERAWATAN TANGAN DAN RIAS KUKU UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK Pradani, Rizky Yulianingrum; Nurlaela, Luthfiyah
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 2, No 01 (2014): Volume 2 No 01
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe purposes of this study was to determine: 1) the feasibility of modules developed for supporting problem-based learning , 2 ) the activities of teachers and students in teaching and learning activities using hand care and nail make up (manicure) module which is a problem-based learning , 3 ) the differences in creativity between students who use the module in a problem-based learning module and students who do not , 4 ) the differences in learning outcomes between student between students who use the module in a problem-based learning module and students who do not , 5 ) students' response to the application of the learning modules in the hands care and manicures material.The type of this research is the development followed by experimental research. The instruments will be used : 1) validation sheet , 2) activity questionnaire of students and teachers, 3) students questionnaire responses, 4) learning management observation sheet, 5) student?s creativity test, 6) final test. This research is the development research of R&D models developed by Sugiyono, and the goal is the modules development for 10th grader vocational students in the 1st Semester, and target trials were students of skin care in SMKN 1 Batu and SMKN 2 Boyolangu, Tulungagung.Based on the analysis and research it can be concluded that: 1) learning management using module obtain the average 3 observers rating of 3.96 with the percentage in SMK Negeri 1 Batu is 93.33% and in SMK Negeri 2 Boyolangu is 92.5% so it can be categorized as good, 2) the activity that students often do is making creation reached 35.0 % to 50.0% while the activity that is rarely done by students is an activity that is not relevant as much as 0%, 3) in the experimental class completeness of individual experiments reached 81.68 % with a 21.280-t-test and class control reached 72.57% with a 9.469-t-test, 4) creativity student test data , there are 2 students from 60 students who get the highest score that is 16 and the lowest 1 students get 9, and 5) it can be concluded that the modules used in teaching students gives highly positive responses (98%). Keywords: Learning Module, Creativity, learning results, Hand Care and Makeup Nail (Manicure) Sub Competence.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA PERAWATAN KULIT WAJAH BERKASUS Kusstianti, Nia; Nurlaela, Luthfiyah; Ekohariadi, Ekohariadi
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 2, No 01 (2014): Volume 2 No 01
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Guru dianggap menjadi orang yang berperan penting dalam mewujudkan manusia yang mandiri. Oleh karena itu guru banyak mendapat sorotan bahkan kritikan tentang bagaimana caranya mengajar yang mungkin hanya terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi atau konsep saja. Informasi atau konsep yang diterima oleh siswa dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali jika hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru melalui satu arah. Informasi atau konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh siswa. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah sehingga terjadi belajar yang bermakna.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR MIND MAPPING PADA MODEL PENGAJARAN LANGSUNG STANDAR KOMPETENSI PENATAAN RAMBUT (STYLING) DI SMK Nurlaela, Luthfiyah
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 2, No 2 (2014): Volume 2 No.02
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran strategi belajar mind mapping pada model pengajaran langsung standar kompetensi penataan rambut (styling) di SMK adalah mendeskripsikan, (1) kualitas perangkat pembelajaran pada standar kompetensi penataan rambut, (2) kemampuan siswa mind mapping, (3) hasil belajar pengetahuan, (4) hasil belajar keterampilan penataan rambut. Penelitian ini mengacu pada R&D model, melalui 4 tahap, yaitu (1) tahap studi pendahuluan, (2) tahap desain produk, (3) tahap validasi dan revisi, (4) tahap uji empiris hingga didapatkan produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran strategi belajar mind mapping pada model pengajaran langsung standar kompetensi penataan rambut yang berkualitas. Teknik pengumpulan data pada tahap studi pendahuluan: (1) front end analysis: observasi, (2) learner analysis: wawancara, (3) specifying instructional objectives: kerja mandiri, tahap desain produk: (1) desain instrumen: kerja mandiri, (2) desain perangkat: kerja mandiri, tahap validasi dan revisi: (1) validasi instrumen: penilaian ahli, (2) revisi instrumen: kerja mandiri, (3) validasi perangkat: penilaian ahli, (4) revisi perangkat: kerja mandiri, tahap uji empiris: (1) uji empiris: pretest-posttest design, (2) analisis hasil uji empiris: analisis statistik. Teknik analisis data pada tahap studi pendahuluan: analisis deskriptif, (2) tahap desain produk: analisis deskriptif, (3) tahap validasi dan revisi: analisis deskriptif, tahap uji empiris: analisis statistika one sample t-test. Tahap uji empiris perangkat pembelajaran dilakukan pada 27 siswa kelas XIKR I SMK Negeri 2 Boyolangu Tulungagung. Rancangan dalam uji empiris perangkat pembelajaran menggunakan one-group pretest-posttest design. Temuan hasil penelitian yaitu (1) kualitas perangkat pembelajaran berkategori baik dengan nilai rata-rata dari kedua penilai 3.09, keterlaksanaan perangkat berkategori baik dengan nilai rata-rata dari kedua observer 3.93, (2) hasil analisis data statistika non parametrik (uji binomial) kemampuan siswa membuat mind mapping diperoleh kesimpulan rata-rata nilai kemampuan siswa membuat mind mapping lebih tinggi daripada nilai KKM (3) hasil analisis data statistika uji binomial hasil belajar pengetahuan diperoleh kesimpulan rata-rata nilai pengetahuan siswa lebih tinggi daripada nilai KKM, (4) hasil analisis data statistika non parametrik (uji binomial) keterampilan penataan rambut diperoleh kesimpulan rata-rata nilai keterampilan penataan rambut siswa lebih tinggi daripada nilai KKM.   Kata kunci: strategi belajar mind mapping, hasil belajar pengetahuan, hasil belajar keterampilan penataan