Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Hidrografi Indonesia

Studi Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Pesisir Teluk Jakarta pada Mei 2024: Study of Macrozoobentos as A Bioindicator of Water Quality on The Coast of Jakarta Bay in May 2024 Suweni, Imanuel; Widya, Kartika; Yuswantari, Truly; Harsono, Gentio
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 7 No 1 (2025): Jurnal hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v7i1.148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas perairan di pesisir Teluk Jakarta dengan menggunakan makrozoobentos sebagai bioindikator. Makrozoobentos adalah organisme bentik yang hidup di dasar perairan, dipilih karena sensitivitasnya terhadap perubahan kondisi lingkungan dan kemampuannya mencerminkan kualitas air suatu daerah. Studi dilakukan pada Mei 2024, dengan pengambilan sampel di tiga stasiun yang tersebar di sepanjang pesisir Teluk Jakarta. Setiap stasiun dipilih secara sistematis untuk mewakili variasi kondisi lingkungan di area penelitian. Sampel makrobentos diidentifikasi hingga tingkat taksonomi yang sesuai dan dianalisis untuk mengevaluasi kualitas perairan berdasarkan indeks biotik. Hasil studi menunjukkan variasi yang signifikan dalam komposisi makrobentos di berbagai lokasi, serta hubungan yang erat antara komposisi makrobentos dan parameter kualitas perairan seperti kandungan bahan organik. Implikasi dari temuan ini mencakup pentingnya menggunakan makrobentos sebagai indikator sensitif untuk memantau kualitas pesisir dan lingkungan perairan. Studi ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan strategi manajemen pesisir Teluk Jakarta yang berkelanjutan di kawasan Jakarta Utara.
Studi Pendahuluan Pengaruh Arus Laut Musiman terhadap Waktu Tempuh Kapal Melalui Perairan Selat Lombok: Preliminary Study of The Influence of Seasonal Ocean Currents on Vessel Travel Time Through The Waters of The Lombok Strait Akbar, Harun I.; Harsono, Gentio; Sutejo, Bayu; Pianto, Teguh A.; Rudiastuti, Aninda W.; Ambarwulan, Wiwin; Sumargana, Lena; Priyadi, Hari; Hudayat, Nurul; Sugama, Agus Y.
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v5i2.25

Abstract

Pemantauan karakteristik air laut di Selat Lombok sangat penting karena merupakan jalur pelayaran yang sibuk. Sejak 1 Juli 2020, Indonesia berwenang mengatur alur pelayaran menggunakan Traffic Separation Scheme (TSS). Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi iklim di Selat Lombok, diantaranya adalah angin muson yang menyebabkan kecepatan dan arah arus berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik arus di Selat Lombok, menganalisis data Automatic Identification System (AIS) di kawasan tersebut, dan menganalisis pengaruh arus laut terhadap kecepatan dan arah kapal. Data arus laut yang bersumber dari Marine Copernicus dengan periode satu tahun (Oktober 2020 – September 2021) digunakan untuk menganalisis pola dan karakteristik arus. Data kecepatan dan jenis kapal diperoleh dengan menggunakan data AIS yang bersumber dari vessel finder. Dilakukan analisis overlay data arus dan lalu lintas laut, kemudian geovisualisasi data diimplementasikan dengan menggunakan software ODV. Sedangkan simulasi data kapal dan arus menggunakan Statfit dan Promodel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan arus sangat dipengaruhi oleh periode monsun, dimana kecepatan arus yang kuat terjadi pada musim barat dengan periode yang lebih singkat dibandingkan musim lainnya. Kecepatan dan arah arus mempunyai peranan dalam mengubah kecepatan kapal, yang kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan jadwal dan rute kapal demi alasan keamanan dan keselamatan transportasi.
Pemetaan Kriteria Upwelling di Wilayah Kepulauan Karimata Menggunakan Parameter Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-A pada Bulan Mei 2023: Mapping of Upwelling Criteria in The Karimata Islands Region using Sea Surface Temperature and Chlorophyl-A Parameters in May 2023 Utama, Alifka F.; Maulana, Arif; Alfany, Dini; Dharma, Candrasa Surya; Harsono, Gentio
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v5i2.26

Abstract

Perairan Karimata merupakan perairan tropis yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga dengan adanya sinar matahari sepanjang tahun, produktivitas penghasil organisme di perairan tersebut dapat terus berlanjut. Produktivitas yang berkelanjutan dengan memproduksi organisme di perairan menyediakan sumber makanan bagi ikan dan organisme lainnya. Perairan Karimata mempunyai potensi sebagai daerah upwelling. Dengan memetakan sebaran wilayah upwelling tentunya memberikan jalan bagi para pelaku sektor perikanan responsif laut untuk mengidentifikasi wilayah yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kriteria upwelling di Wilayah Kepulauan Karimata pada bulan Mei 2023 dengan menggunakan parameter suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a untuk mengidentifikasi dan memetakan wilayah upwelling beserta kriterianya. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan menggunakan variabel suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a yang diolah melalui metode overlay pada perangkat lunak. Sebaran wilayah upwelling diperoleh dengan kriteria upwelling sangat kuat, upwelling kuat, upwelling sedang, dan upwelling lemah. Berdasarkan hasil pemetaan, wilayah yang dekat dengan daratan mempunyai kriteria upwelling yang sangat kuat sehingga menunjukkan tingkat produktivitas air yang sangat tinggi dibandingkan wilayah lain dalam pemetaan.
Variasi Waktu Iklim Perairan Utara Papua Menggunakan Analisis Empirical Orthogonal Function (EOF): Time Variation of Papua's Northern Water Climate using Empirical Orthogonal Function (EOF) Analysis Patrick W., Fressan; Purwanto, Budi; Harsono, Gentio; Kunarso, Kunarso; Malik, Kurnia
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i1.29

Abstract

Perairan khatulistiwa Pasifik Barat diketahui memiliki karakter oseanografi yang sangat dinamis. Perairan kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya massa air yang berasal dari belahan bumi selatan dan belahan bumi utara Samudera Pasifik. Hal ini dipengaruhi langsung oleh beberapa fenomena iklim yang terjadi seperti ENSO, MJO, pola angin muson, dan lain sebagainya. Analisis EOF merupakan metode untuk menentukan pola dominan yang ditentukan oleh data dan berkembang dalam ruang dan waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena yang terjadi di Perairan Utara Papua selama 10 tahun terakhir. Data angin diunduh dari situs web https://www.ecmwf.int/en/forecasts/datasets menggunakan citra satelit Sentinel 5. Data terkini diunduh dari situs web https://resources.marine.copernicus.eu/ dengan resolusi spasial 0,25° x 0,25°. Data klorofil diunduh melalui website https://resources.marine.copernicus.eu/ dengan resolusi 0,25° x 0,25°. Analisis EOF dilakukan terhadap parameter kondisi perairan Papua Utara dengan menggunakan bahasa pemrograman FERRET yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu analisis EOF Space, EOF Stat, dan EOF Tfunc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan utara Papua jika dilihat dari kondisi parameter perairan seperti angin, arus permukaan, dan klorofil, fenomena iklim yang terjadi adalah peristiwa ENSO, angin muson, dan fenomena MJO. Fenomena tersebut dapat mempengaruhi arus permukaan, angin, dan kadar klorofil di perairan utara Papua. Dengan adanya fenomena iklim tersebut, maka kondisi cuaca dan iklim di perairan utara Papua akan berbeda dengan cuaca di perairan lainnya.
Karakteristik Massa Air Lapisan Tercampur dan Lapisan Termoklin di Selat Lombok Pada Bulan November 2015: Water Mass Characteristics of The Mixed Layer and Thermocline Layer in The Lombok Strait in November 2015 Firdaus, Randi; Purwanto, Budi; Harsono, Gentio; Setiyono, Heryoso
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i1.30

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik massa air pada lapisan campuran dan lapisan termoklin. Karakteristik massa air pada penelitian ini adalah suhu, salinitas, kepadatan, stabilitas statis dan jenis air. Penelitian ini menggunakan data suhu, salinitas, kepadatan dan kedalaman yang berasal dari CTD. Data suhu dan Salinitas digunakan untuk menentukan jenis air menggunakan diagram T-S (Temperature-Salinity) menurut klasifikasi Wyrtki sedangkan data kepadatan dan kedalaman digunakan untuk menentukan stabilitas statis. Stratifikasi massa air diklasifikasikan berdasarkan nilai ambang batas >0,125 kg/m3 dari nilai kepadatan permukaan untuk lapisan piknoklin dan >0,5°C dari nilai suhu permukaan untuk lapisan termoklin. Hasil penelitian menunjukkan lapisan massa air terstratifikasi vertikal dan kedalaman lapisan campuran bervariasi antara 0-43 m untuk klasifikasi suhu dan 0-45 m untuk klasifikasi kepadatan, lapisan termoklin terdapat pada kedalaman 3-412 m. Stabilitas statis massa air bervariasi antara -15 sampai 30 siklus/jam dan nilai yang tinggi terdapat pada lapisan termoklin. Diagram T-S menunjukkan empat jenis air yang teridentifikasi: North Pacific Intermediate Water (NPIW) yang bercirikan salinitas minimum, North Pacific Subtropical Water (NPSW), North Indian Subrtopical Water (NISW) yang bercirikan salinitas maksimum, dan Australasian Mediterranean Water (AAMW) yang bercirikan salinitas maksimum. ditandai dengan salinitas maksimum.
Penghitungan Gelombang Signifikan Berdasarkan Data Angin di Waingapu Sumba Timur: Calculating Significant Waves Based on Wind Data in Waingapu, East Sumba Nugroho, Giant; Harsono, Gentio; Trismadi, Trismadi; Sutisna, Sobar; Gultom, Rudy A.G.
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i1.31

Abstract

Pelabuhan Waingapu, mempunyai posisi strategis sebagai pintu gerbang keluar masuk barang kebutuhan pokok dan perdagangan lainnya, menghubungkan pulau-pulau di sekitarnya seperti Pulau Flores, Pulau Timor, dan Pulau Sumbawa. Kelancaran distribusi logistik nasional akan berdampak jika aktivitas transportasi laut di perairan tersebut terganggu saat terjadi gelombang besar. Kapal-kapal pengangkut barang kebutuhan pokok umumnya menunda pelayarannya menunggu gelombang laut mereda. Salah satu kekhawatirannya adalah perkiraan tinggi gelombang yang dapat terjadi di perairan yang dilalui kapal-kapal yang keluar masuk Pelabuhan Waingapu. Salah satu perhitungan perkiraan tinggi gelombang signifikan adalah model Shore Protection Manual (SPM) yang digunakan Korps Insinyur Angkatan Darat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung tinggi gelombang signifikan selama satu dekade. Data arah dan kecepatan angin periode tahun 2004 hingga 2013 diperoleh dari Stasiun Meteorologi BMKG di Mau Hau Waingapu. Untuk keperluan analisis, data tersebut diubah menjadi data angin permukaan laut. Hasil penelitian menunjukkan tinggi gelombang signifikan adalah 2,5 meter dengan periode gelombang 7 detik dan durasi gelombang minimal 8 jam.
Pengaruh IOD (Indian Ocean Dipole) Terhadap Variabilitas Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-A Pada Tahun 2019 di Perairan Meulaboh, Kepulauan Sinabang, Provinsi Aceh: The Effect of IOD (Indian Ocean Dipole) On The Variability of The Distribution of Sea Surface Temperature and Chlorophyl-A in 2019 in The Waters of Meulaboh, Sinabang Islands, Aceh Province Susilo, Ahmad Fa’iq Indra; Harsono, Gentio; Wirasatya, Anindya
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i2.32

Abstract

Perairan Meulaboh merupakan perairan yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera dengan karakteristik perairan yang cukup signifikan dipengaruhi oleh massa air Samudera Hindia. Perairan Meulaboh mempunyai sumber daya perikanan yang cukup tinggi karena adanya fenomena upwelling yang mempengaruhi suhu permukaan dan klorofil-a sehingga meningkatkan produktivitas perairan. Fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) merupakan fenomena interaksi antara atmosfer dan lautan yang terjadi di wilayah ekuator Samudera Hindia, yang dapat berdampak pada peningkatan atau peningkatan intensitas curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh IOD terhadap nilai variabilitas dan sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Meulaboh. Penelitian ini menggunakan data citra MODIS level 3 berupa data SPL dan klorofil-a bulanan, data arus laut, dan data DMI (Dipole Mode Index) tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif yang bersifat eksploratif. Pengolahan data menggunakan software SeaDAS, Ocean Data View (ODV), Ms.Excel, dan ArcGIS 10.0. Berdasarkan hasil analisis variabilitas nilai SPL dan klorofil-a mempunyai hubungan yang berbanding terbalik. Nilai rata-rata SPL tertinggi terjadi pada bulan April dengan nilai 31,141°C dan terendah pada bulan Oktober dengan nilai 28,793oC. Nilai rata-rata klorofil-a terendah terjadi pada bulan April dengan nilai 0,136 mg/m3 dan terendah pada bulan Oktober dengan nilai 0,361 mg/m3. Variabilitas ini erat kaitannya dengan fenomena IOD yang terjadi. Faktor lainnya adalah transpor massa air yang dapat meningkatkan upwelling yang mengakibatkan peningkatan klorofil-a. Arus laut mempengaruhi SST dan klorofil-a, arah arus dipengaruhi oleh musim, pada musim barat arus yang dominan adalah barat laut dan musim timur dominan arah tenggara.
Studi Eddy di Laut Arafuru Menggunakan Data Altimetri Tahun 2018: Eddy Study in The Arafuru Sea Using 2018 Altimetry Data Mahardhika, Theodorus Karel Elang; Harsono, Gentio
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i2.34

Abstract

Laut Arafura , laut dangkal di Samudera Pasifik bagian barat, menempati area seluas 250.000 mil persegi (650.000 km persegi) antara pantai utara Australia (Teluk Carpentaria) dan pantai selatan New Guinea. Menyatu dengan Laut Timor di sebelah barat serta laut Banda dan Seram di sebelah barat laut. Selat Torres menghubungkannya dengan Laut Koral di sebelah timur. Sebagian besar Laut Arafura dilatarbelakangi oleh Paparan Arafura, bagian dari Paparan Sahul yang lebih luas. Umumnya dangkal, dengan kedalaman 165 hingga 260 kaki (50 hingga 80 meter), semakin dalam di tepi baratnya, tempat terumbu karang tumbuh pada kedalaman hampir 2.000 kaki (610 meter). Landasan Arafura tampaknya merupakan permukaan tanah dengan relief rendah yang memiliki iklim kering sebelum dibanjiri oleh kenaikan air laut pasca-glasial. Kepulauan Aru di utara, dibentuk oleh pengangkatan lokal, berbatasan dengan Palung Aru, sebuah parit melengkung yang mencapai kedalaman maksimum 12.000 kaki (3.660 meter). Palung tersebut merupakan bagian dari rangkaian cekungan yang mendasari laut Seram, Arafura, dan Timor, memanjang ke barat hingga Palung Jawa di Samudera Hindia. Arus eddy pada perairan arafuru ditemukan sebanyak 9 buah, dengan 7 buah arus eddy siklon, dan 2 buah arus eddy antisiklonik. Sebaran klorofil-a pada penelitian ini ditemukan paling tinggi pada daerah yang dekat dengan daratan dimana kandungan tersebut dipengaruhi oleh daerah limpasan itu sendiri dan keadaan perairan yang tertutup sehingga terjadi pertemuan arus dengan arah berlawanan yang kemudian menghasilkan percampuran sehingga mengakibatkan peningkatan kandungan klorofil-a pada daerah tersebut.
Hubungan Kondisi South Equatorial Current (SEC) Dengan Indeks Nino 3.4 di Samudra Pasifik Tahun 2010 – 2014: The Relationship of South Equatorial Current (SEC) Conditions with The Nino Index 3.4 In The Pacific Ocean, 2010 – 2014 Puspitasari, Dyah C.; Amron, Amron; Harsono, Gentio
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i1.38

Abstract

Samudera Pasifik merupakan tempat berkumpulnya massa air yang datang dari belahan bumi selatan melalui South Equatorial Current (SEC), sebelah utara Samudera Pasifik melalui North Equatorial Current (NEC), dan North Equatorial Counter Current (NECC). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi SEC saat ini di Samudera Pasifik dan menganalisis hubungan antara kondisi SEC saat ini dengan Nino3.4. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode laboratorium. Data yang diambil adalah data TRITON bouy 4 di garis khatulistiwa 156°BT. Hasil analisis harmonik dan analisis korelasi silang dalam suatu gambar grafik data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus SEC Samudera Pasifik pada bouy TRITON 4 menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2010 – Februari 2011 mempunyai kecepatan tertinggi sebesar 2,1 cm/s dengan arah arus dominan ke arah timur laut dan timur. Pada bulan Maret 2011 – Februari 2012 kecepatan arus tertinggi sebesar 1,5 cm/s dengan arah arus dominan ke arah timur dan berubah arah ke tenggara. Pada bulan Maret 2012 – Oktober 2013 kecepatan arus mulai menurun yaitu 1,5 cm/s dan arah arus menuju ke selatan kemudian membelok ke barat. Pada bulan November 2013 – Desember 2014 kecepatan tertinggi 3,8 cm/s dan arah arus berubah dari barat ke utara. Hasil korelasi silang SEC dengan NINO 3.4 menunjukkan level positif 0,62 dengan jeda waktu 2 bulan. Hal ini dapat diartikan bahwa NINO 3.4 mempengaruhi aliran SEC.
Pemetaan Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-A untuk Menentukan Fishing Ground Potensial di Laut Maluku: Mapping The Distribution of Sea Surface Temperature And Chlorophyll-A to Determine Potential Fishing Grounds in The Maluku Sea Namira F.N., Riva; Harsono, Gentio; Wirasatya, Anindya; Sugianto, Deni N.; Kamija2, Kamija
Jurnal Hidrografi Indonesia Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Hidrografi Indonesia
Publisher : Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62703/jhi.v4i1.39

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Indonesia mempunyai wilayah perairan yang luas, dimana tiga perempat wilayahnya merupakan perairan sehingga keanekaragaman lautan sangat bervariasi. Suhu permukaan laut dan klorofil-a berperan besar di perairan. Suhu permukaan laut penting untuk diketahui karena merupakan indikator penting dalam memantau kondisi dan fenomena oseanografi serta pemanasan global. Pengetahuan mengenai variabilitas suhu permukaan laut dapat digunakan untuk mengetahui letak front, upwelling, potensi sebaran ikan, dan perubahan suhu yang terjadi di lautan. Tujuan kerja praktek ini adalah memetakan dan menganalisis sebaran klorofil-a dan suhu permukaan laut dengan menggunakan data Laut Maluku tahun 2002. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Data gambar SPL dan Klorofil-a dalam format Level 3 dan *.nc, kemudian dianalisis menggunakan software Ferret v6.85 dan kemudian diterjemahkan ke dalam fenomena yang terjadi. Data yang digunakan adalah data klorofil-a dan data suhu permukaan laut bulan Juli 2002. Diunduh dari laman http://oceanwatch.pfeg.noaa.gov/15022011 yaitu data Aqua Modis pada Level 3. Sebaran klorofil-a pada bulan Juli Tahun 2002 di Laut Maluku tertinggi sekitar 0,15-0,3 mg/m3 akibat adanya pasokan unsur hara dari daratan melalui limpasan sungai. Sedangkan untuk sebaran suhu permukaan laut bulan Juli 2002 di Laut Maluku nilai tertingginya berkisar 27°C, hal ini disebabkan oleh pengaruh angin muson timur dan kontak langsung antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. , sehingga terjadi upwelling. Potensi wilayah penangkapan ikan di Laut Maluku terbagi menjadi dua, yaitu sangat potensial yang letaknya dekat daratan dan potensi sedang yang letaknya di laut lepas.