Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Kajian Terhadap Penerapan dan Pengembangan IPv6 Dalam Jaringan Komunikasi WIMAX dan CDMA Hartanto, Sri
Jurnal Informatika dan Komputasi STMIK Indonesia Jakarta Vol 4, No 2 (2010): Jurnal Informatika dan Komputasi STMIK Indonesia Jakarta
Publisher : Jurnal Informatika dan Komputasi STMIK Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IP Address dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai sistem pengalamatan yang diberikan pada semua perangkat yang terhubung ke internet. Ketika internet mulai digunakan secara luas ke seluruh dunia, mulailah disadari bahwa alamat IPv4 yang sebesar 32 bit ini semakin terbatas dan sulit didapatkan. IETF kemudian mengeluarkan Request For Comment (RFC) Nomor 2460 tentang IP versi 6 atau IPv6. Untuk melaksanakan perpindahan IPv6 dari IPv4 dapat menggunakan mekanisme translation, tunneling dan dual stack, di mana dalam penerapannya, terdapat dua lapisan OSI yang harus dikonfigurasi ulang, yaitu lapisan aplikasi dan lapisan jaringan. Dalam makalah ini, pembahasan tentang penerapan dan pengembangan teknologi IPv6 difoluskan pada jaringan komunikasi nirkabel dan bergerak. Adapun jaringan komunikasi nirkabel dan bergerak yang akan dianalisis dalam makalah ini adalah jaringan WIMAX dan CDMA. Dengan penerapan dan pengembangan teknologi IPv6 pada jaringan WIMAX dan CDMA, diharapkan adanya pengembangan penggunaan telepon bergerak untuk aplikasi internet, disertai metode pengalamatan yang baru. Kata Kunci: IPv6, jaringan komunikasi, WIMAX, Mobile IPv6
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS BLUETOOTH DAN LABVIEW Alam, Syah; Hartanto, Sri; Pratama, Ikbal
Jurnal Teknologi Terapan Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.581 KB) | DOI: 10.31884/jtt.v5i2.215

Abstract

Elektrokardiograf  (EKG) adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung pada manusia yang biasa digunakan di rumah sakit khususnya pada ruang ICU. Pada umumnya alat EKG dikendalikan secara manual menggunakan medium kabel sehingga memiliki keterbatasan jarak dan akses untuk melakukan monitoring. Penelitian ini mengusulkan rancang bangun prototype alat monitoring detak jantung pada manusia dengan berbasis arduino dan labview yang dikomunikasikan menggunakan Bluetooth agar dapat diakases secara efektif menggunakan wireless. Perancangan dilakukan menggunakan sensor elektroda yang dihubungkan dengan penguat awal, band pass filter, penguat akhir, rangkaian clamper dan arduino uno yang dihubungkan dengan modul bluetooth serial HC-05 dan dapat dimonitor menggunakan labview menggunakan Personal Computer (PC). Dari hasil pengujian dan pengukuran,  diperoleh jarak maksimal monitoring adalah 5 meter dengan tanpa halangan serta tingkat keakuratan detak jantung  96.1 % jika dibandingkan dengan detak jantung yang di deteksi dari nadi manusia. Hasil ini menunjukkan bahwa prototype yang diusulkan dapat bekerja dengan baik dan memenuhi syarat untuk dapat diaplikasikan pada sistem pendeketsi detak jantung manusia menggunakan elektrokardiograf.
INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO STREAMING DAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI PERGURUAN TINGGI Hartanto, Sri; Purba, Minda Mora
JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma Vol 7, No 2 (2020): JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/jsi.v7i2.453

Abstract

ABSTRACTIn certain study programs, especially electrical engineering, informatic engineering, information system and the like there are courses in computer program design. In this case, lecturer provides the learning how to design a computer program with a specific programming language systematically and sequentially, step by step. To increase the role of lecturer of the computer program design in a college, requires the implementation of a multimedia technology that can guarantee the systematic and sequential learning, step by step, especially when in a certain condition, the student is unable to attend the computer program design course given lecturer in the class. Although it may be found the equivalent tutorial on the internet, but the student still need the learning from lecturer. On the other hand, the lecturer of the computer program design is hard to repeat the explanation of the course given at the previous meeting to the absent student in the class, as it can spend the time already allocated for the next course explanation. In this paper provided a solution to overcome these problems by creating a streaming video provider server of computer program design courses that have been given lecturers at previous meeting in class. Access to streaming video is limited, accessible only to students who follow the course of computer program design through WLAN network on the college where the student is in college and when the end of the semester, the database server containing that streaming video is deleted by the system automatically so it can be filled with video streaming of next semester lectures, so as to save bandwidth and server memory. The explanation in this paper is limited to how to access streaming video in Wireless Local Area Network (WLAN). The methodology used is to simulate WLAN network with one computer as Learning Server and two laptops as client terminal. Keywords: Learning Server, Wireless LAN (WLAN), program
PERBAIKAN DETEKSI ALAT KLASIFIKASI KENDARAAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR INFRAMERAH TAMBAHAN Sri Hartanto
EPIC (Journal of Electrical Power Instrumentation and Control) Vol 3, No 2 (2020): EPIC
Publisher : Universitas Pamulang, Prodi teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/epic.v3i2.7737

Abstract

Setelah penggunaan Gardu Tol Otomatis (GTO) pada jalan tol, pekerjaan petugas untuk memasukkan data jenis kendaraan secara manual pada mesin transaksi untuk mengeluarkan tarif tol sesuai dengan jenis kendaraan digantikan dengan alat klasifikasi kendaraan otomatis/Automatic Vehicle Classification (AVC). Alat AVC mengklasifikasikan jenis kendaraan secara otomatis untuk mengeluarkan tarif tol sesuai dengan jenis kendaraan. Meskipun demikian, masih ditemukan kesalahan dalam klasifikasi kendaraan dengan AVC ini ketika kendaraan bergerak mundur setelah masuk ke daerah pendeteksian klasifikasi kendaraan, yang berakibat pada kesalahan penentuan tarif tol. Untuk memperbaiki deteksi pada alat AVC ini maka ditambahkan sensor inframerah untuk mendeteksi kendaraan yang bergerak mundur. Sensor inframerah penambahan ini terdiri dari modul pemancar dan penerima sebagai pendeteksi arah kendaraan yang dipasang dengan jarak 50 cm dari sensor profile scanner. Melalui pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sampel data transaksi berupa perbaikan persentase kesalahan, dimana sebelum penambahan sensor inframerah, kesalahan rata-rata adalah 0,302% sedangkan setelah penambahan sensor inframerah, kesalahan rata-rata adalah 0,100%,dengan penurunan kesalahan 0,202%.Kata kunci :sensor; inframerah; AVC; otomatis 
Analisa QoS Pada Penerapan Local IPTV Dalam Jaringan IEEE 802.11 Sri Hartanto
PROtek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 7, No 1 (2020): PRotek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/protk.v7i1.1768

Abstract

IPTV merupakan protokol aplikasi TCP/IP yang menggunakan pengalamatan internet (IP Address) dalam suatu jaringan telekomunikasi untuk pengiriman konten multimedia berbentuk audio video, yaitu berupa layanan siaran televisi digital. Dalam perkembangannya, IPTV tidak hanya digunakan untuk mentransmisikan konten siaran televisi dari perusahaan siaran televisi (TV Broadcasting) yang sudah mapan, tetapi juga dapat digunakan untuk mentransmisikan konten siaran televisi lokal (Local IPTV) dalam cakupan terbatas. Agar dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna Local IPTV, perlu adanya jaminan kualitas layanan (Quality of Service = QoS) yang dapat diukur dan dianalisa dari kemampuan jaringan lokal dalam mentransmisikan sinyal audio video dengan baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diukur dan dianalisa parameter QoS Local IPTV dalam jaringan IEEE 802.11 (LAN Nirkabel), yaitu perbandingan jarak terminal client ke Access Point terhadap kecepatan data (bit rate), lama waktu memulai siaran (initial time), latency dan kualitas gambar. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan membuat jaringan sederhana IEEE 802.11 (WLAN) dimana terdapat satu komputer sebagai Server Televisi yang terhubung secara nirkabel dengan dua smartphone, dua notebook dan dua tablet sebagai terminal client; membangun Server Televisi dengan men-setting VLC Media Player; menguji coba dan mengukur kecepatan data (bit rate), lama waktu memulai siaran (initial time), latency dan kualitas gambar pada unit penerima; serta kemudian menganalisa hasil pengukuran. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kecepatan data (bit rate) dan jarak dapat mempengaruhi lama waktu munculnya file video streaming di terminal client (initial time), latency dan kualitas gambar, serta menunjukkan bahwa penurunan bit rate dapat membuat lama waktu munculnya file video streaming di terminal client (initial time) semakin lama sedangkan besarnya latency dapat dianggap stabil.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI MODEM ADSL DALAM JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA Sri Hartanto
Paradigma Vol 9, No 1 (2007): Periode Januari 2007
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/p.v9i1.1151

Abstract

Pada umumnya, saluran telepon dalam Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat) hanya menggunakan frekuensi voice band sekitar 300 s/d 3400 Hz saja untuk komunikasi suara atau transmisi data terbatas. Transmisi data yang mengubah jalur suara menjadi jalur data dengan menggunakan teknologi modem X-2 atau K-56 Flexi ini, hanya dapat memberikan kecepatan transmisi maksimum sampai dengan 56,4 KHz. Berdasarkan penelitian menggunakan teknik looping yang dilakukan pada saluran telepon kabel tembaga sepanjang 18.000 feet, diketahui bahwa terdapat frekuensi di atas frekuensi voice band yang dapat digunakan untuk pengiriman sinyal dengan berbagai interference (gangguan) yang masih dapat ditoleransi. Frekuensi ini kemudian disebut dengan frekuensi over voice band.Untuk memanfaatkan frekuensi tersebut untuk komunikasi data dengan kecepatan transmisi yang tinggi, perlu adanya teknologi yang mampu memastikan adanya pemisahan yang jelas antara jalur suara yang menggunakan frekuensi voice band dengan jalur data yang menggunakan frekuensi over voice band. Selain itu, perlu adanya teknik pemrosesan sinyal dan algoritma yang kreatif untuk mengoptimalkan penggunaan frekuensi over voice band tersebut. Hal ini dapat terwujud dengan mengimplementasikan teknologi modulasi demodulasi yang didukung oleh digital processing dan bit loading algorithm dalam bentuk Saluran Sambungan Digital Asimetris (Asymmetric Digital Subscriber Line = ADSL), yang dapat memisahkan jalur komunikasi suara pada bandwith 0 sampai dengan 4 KHz, jalur pengiriman data ke backbone network (jalur upstream) dengan bandwith 26 KHz sampai dengan 170 KHz, dan jalur pengiriman data  ke user (jalur downstream) dengan bandwith 170,5 KHz sampai dengan 1,1 MHz. Pemisahan jalur dan pemrosesan sinyal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik single carrier dan multi carrier.
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS BLUETOOTH DAN LABVIEW Syah Alam; Sri Hartanto; Ikbal Pratama
Jurnal Teknologi Terapan Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.581 KB) | DOI: 10.31884/jtt.v5i2.215

Abstract

Elektrokardiograf  (EKG) adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung pada manusia yang biasa digunakan di rumah sakit khususnya pada ruang ICU. Pada umumnya alat EKG dikendalikan secara manual menggunakan medium kabel sehingga memiliki keterbatasan jarak dan akses untuk melakukan monitoring. Penelitian ini mengusulkan rancang bangun prototype alat monitoring detak jantung pada manusia dengan berbasis arduino dan labview yang dikomunikasikan menggunakan Bluetooth agar dapat diakases secara efektif menggunakan wireless. Perancangan dilakukan menggunakan sensor elektroda yang dihubungkan dengan penguat awal, band pass filter, penguat akhir, rangkaian clamper dan arduino uno yang dihubungkan dengan modul bluetooth serial HC-05 dan dapat dimonitor menggunakan labview menggunakan Personal Computer (PC). Dari hasil pengujian dan pengukuran,  diperoleh jarak maksimal monitoring adalah 5 meter dengan tanpa halangan serta tingkat keakuratan detak jantung  96.1 % jika dibandingkan dengan detak jantung yang di deteksi dari nadi manusia. Hasil ini menunjukkan bahwa prototype yang diusulkan dapat bekerja dengan baik dan memenuhi syarat untuk dapat diaplikasikan pada sistem pendeketsi detak jantung manusia menggunakan elektrokardiograf.
PENERAPAN IPTV PADA JARINGAN SERAT OPTIK FTTH Sri Hartanto
Jurnal Kajian Teknik Elektro Vol 3, No 2 (2018): JKTE Vol 3 No 2 (September-Februari 2019)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1698.346 KB)

Abstract

Sistem penyiaran televisi merupakan salah satu jenis teknologi telekomunikasi satu arah yang mentransmisikan informasi audio video dengan gelombang radio sebagai media transmisi. Dengan menggunakan gelombang radio, kualitas penerimaan audio video menjadi kurang bagus karena tergantung pada kondisi antena yang dipengaruhi oleh adanya gangguan Electromagnetic Interference (EMI). Untuk meningkatkan kualitas sinyal audio video pada sistem penyiaran televisi, maka sistem penyiaran televisi dapat memanfaatkan jaringan kabel serat optik. Untuk mentransmisikan sinyal audio video secara digital ke dalam jaringan serat optik, perlu memperhatikan protokol komunikasi. Dalam penerapannya pada jaringan telekomunikasi berbasis packet switching, protokol OSI Layer diadaptasi menjadi protokol TCP/IP. Salah satu aplikasi dalam protokol TCP/IP adalah Internet Protocol Television (IPTV). IPTV merupakan protokol aplikasi TCP/IP yang awalnya diperuntukkan untuk aplikasi multimedia, khususnya audio video streaming. Dalam perkembangannya, IPTV kemudian dimanfaatkan untuk mentransmisikan data audio video yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi. Untuk menganalisa bagaimana penggunaan jaringan serat optik dalam mentransmisikan sinyal audio video dari stasiun televisi ke pelanggan perumahan, maka tulisan ini menganalisa secara khusus penerapan IPTV pada jaringan serat optik FTTH.
Plumbing leakage detection system with water level detector controlled by programmable logic controller type Omron CPM2A Sri Hartanto; Desmayadi Desmayadi
Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : National Research and Innovation Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/j.mev.2022.v13.137-146

Abstract

There is a chance of leakage in the plumbing caused by water pressure in the pipes, improper installation of pipe connections, or external influences, such as earthquakes. Plumbing leakage that is detected too late can cause damage to other systems. It is necessary to have a plumbing leakage detection system to detect a leak in the plumbing. Therefore, in this research, a plumbing leakage detection system is designed with a water level detector (WLD) controlled by a programmable logic controller (PLC) type Omron CPM2A. The method used in this research is designing the optimal model form of the system, which is distinguished by designing hardware and software, testing the devices, such as power supply, WLD, and channel relay module (CRM), and making conclusions. From the results of this research, it was found that the system works well in detecting leakage of plumbing, as indicated by all transistors' ability to work well where the electrodes (E1 and E2) are connected by water. The transistor in the WLD module will work as a switch or transistor in the saturation position. In this research, it can be seen that even though there is a leakage from the relay contacts of 1.8 VDC, it is still considered in a safe condition because to provide a trigger to the 3B3D Module, a minimum of 12 VDC is required. In addition, when the relay is not working or off, the measurement at the normally closed (NC) terminal is 12 VDC.
IMPLEMENTASI NEXT GENERATION DIGITAL LOOP CARRIER DALAM JARINGAN LOKAL AKSES FIBER Sri Hartanto
TEKNOKRIS Vol 24 No 1 (2021): Jurnal Teknokris Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknik Unkris Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan lokal akses fiber merupakan teknologi yang menggabungkan dua teknologi jaringan, yaitu jaringan kabel tembaga (termasuk jaringan kabel koaksial) dan jaringan kabel serat optik. Untuk membangun jaringan lokal akses fiber pada suatu area tertentu diperlukan adanya konfigurasi jaringan yang menjamin adanya interoperability jaringan. Di antara sistem konfigurasi jaringan yang diimplementasikan pada jaringan lokal akses fiber adalah: Digital Loop Carrier (DLC). Sistem konfigurasi jaringan DLC diimplementasikan pada suatu area dengan pelanggan yang terkumpul di gedung tinggi dan disesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan pertimbangan investasi.Pengembangan sistem konfigurasi jaringan DLC adalah Next Generation Digital Loop Carrier (NGDLC). Sistem konfigurasi jaringan NGDLC berdasarkan pada pengembangan teknologi semikonduktor Very Large Scale Integration (VLSI) dan dioptimalkan untuk jumlah pelanggan yang tinggi. Pada sisi jaringan, sistem ini merupakan sistem komunikasi serat optik, namun pada prakteknya, beberapa sistem ini dapat berpindah ke saluran kabel tembaga karena kabel serat optik yang tidak selalu tersedia dalam jaringan lokal. Dalam tulisan ini, pembahasan dibatasi pada implementasi Next Generation Digital Loop Carrier (NGDLC) dalam jaringan lokal akses fiber, yang mengkaji perbedaan antara sistem konfigurasi jaringan DLC dengan sistem konfigurasi jaringan NGDLC melalui pengamatan terhadap konfigurasi jaringan lokal akses fiber dan menghitung kapasitas jaringan lokal akses fiber.