Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pelatihan Membaca Kitab Kuning Dan Mengirab Kalimat Berbahasa Arab Di Majlis Ta’lim At-Taubah Cibiuk Garut Edi Komarudin; Tenny Sudjatnika
Al-Khidmat Vol 1, No 1 (2018): Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v1i1.3323

Abstract

Dalam pengabdian ini masalah pokok yang dikerjakan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning dan mengi’rab kalimat berbahasa Arab berdasarkan kajian Ilmu Nahwu dan Shorof. Naskah berbahasa Arab yang tersusun rapi berdasarkan uslub dan gaya bahasa yang variatif menuntut pembacanya mempunyai kemahiran untuk membaca dan menganalsisinya. Kitab kuning atau kitab tanpa harokat berisi pesan-pesan bernilai yang menuntut keahlian khusus untuk memahaminya. Kemampuan membaca kitab kuning dan mengi’rab kalimat berbahasa arab adalah salah satu factor penting dalam memahami teks berbahasa arab. Kemampuan tersebut memerlukan pelatihan.  Pelatihan membaca kitab kuning dan mengi’rab kalimat berbahasa arab merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan jama’ah majlis ta’lim at-Taubah Cibiuk Garut dalam memahami kitab kuning. Pelatihan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen UIN Bandung di desa mitra kampus. Alasan pemilihan majlis ta’lim at-Taubah sebagai masyarakat sasaran adalah adanya aktifitas jamaah majlis ta’lim at-Taubah dalam pembelajaran nahwu shorof dan kitab kuning sebagai rujukannya.
Menilik Perkembangan Tafsir Feminis di Indonesia Ala Thomas Kuhn Muhamad Yoga Firdaus; Suryana Alfathah; Eni Zulaiha; Edi Komarudin; Dedi Junaedi; Sholikul Hadi
Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol 4 No 3 (2022): Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : LPPM Institut Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.712 KB) | DOI: 10.47467/reslaj.v4i3.814

Abstract

This study aims to discuss the development of feminist interpretation in Indonesia through the existence of Husein Muhammad's thoughts. This research method is qualitative through literature study with the theory of the scientific revolution initiated by Thomas Kuhn through an interpretation approach. The results and discussion of this research include a discussion of Thomas Kuhn's paradigm transition, the dynamics of feminist interpretation in Indonesia, the discourse of feminist interpretation in Indonesia according to Thomas Kuhn's paradigm transition theory, and Husein Muhammad's feminist interpretation. This study concludes that Thomas Kuhn's paradigm shift is used in interpreting feminist topics in Indonesia, which have undergone a paradigmatic transition at various levels. Tafsir Al-Qur'an Indonesia has undergone a paradigmatic transition in the classical, modern, and contemporary era. One of the commentators whose work was mapped out this time was Husein Muhammad who was in the neo-modern or contemporary era. This research is expected to have significant benefits for fans of the study of the Al-Qur'an and gender. This research only raises issues related to one feminist commentator. Then, this study recommends that in the future a more up-to-date understanding of the role of feminist commentators can be generated through a comprehensive study of western thoughts that refers to the literature on the interpretation of the Al-Qur'an in particular.
Metafora Al-Qur’an: Majaz Mursal dalam Surat Asy-Syu’ara’ Lu'lu Abdullah Afifi; Edi Komarudin
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 1, No 4 (2021): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v1i4.13815

Abstract

Metaphor in the Qur'an is a form of beauty in the language of the holy book which is one part of literary construction. In addition, it also influences the interpretation. In parrot science it is called majaz. The style of language that puts the meaning of the branch on the original meaning, such as the majaz mursal in the letter Asy-Syu'ara which is meticulously written. The reason for the author to research and study it is, first, the style of majaz influences, expands the meaning of the wording in the Qur'an and understands the meaning desired by Allah Swt. Second, it has implications for translation and interpretation. Third, in the Surah Ash-Syu'ara, Allah Swt uses majaz in the verse of the doom of the previous prophets. Fourth, the verses are interesting both in sentence composition and rhetorically (balāghiyyah). This study uses a descriptive-analytical method of majaz mursal in surah Asy-Syu'ara, using a linguistic approach, especially balagah, by analyzing the verses in the letter, detailing the types of majaz mursal and its 'alāqah, explaining the interpretation and message. From this research, it can be seen, first, in the letter Asy-Syu'ara, there are two majaz mursal in two verses, namely in QS. Ash-Syu'ara: 105 with 'alāqah kulliyah and in QS. Ash-Syu'ara: 208 with 'alāqah mahalliyyah. Second, the two verses depart with different contexts, as well as different themes. In verse 105, regarding Noah's people who denied Noah and the teachings of monotheism. Meanwhile, verse 208 deals with polytheists who reject the Qur'an and ask Allah SWT to hasten the punishment. In addition, the language of majaz is also used in conveying stories as ibrah or lessons. For example in the story of Noah.
Karakteristik Tafsir Sufistik Indonesia Muhammad Yahya; Muhammad Rijal Maulana; Eni Zulaiha; Edi Komarudin
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i1.15786

Abstract

This paper aims to discuss Sufistic interpretations in Indonesia and try to explore the meaning of Sufism and Tarekat, then connect them to the understanding of the Qur'an. The method of this paper is qualitative with a literature study approach. In addition to discussing the influence of Sufism and tarekat, this article also discusses the mufasir figures from Indonesia. In summary, Sufism entered Indonesia around the 17th century based on the historical text pioneered by Hamzah Fansuri. Holistically, the distinctive form of Sufsitik interpretation is divided into two, namely, Isyari and Nazhari interpretations. However, among Indonesian scholars of interpretation who are also experts in the science of Sufism, none of them wrote their commentaries using Sufistic styles in the form of Isyari and Nadzari. This is because they separate the science of Sufism from the science of interpretation. Therefore, they still rely on the textual meaning and the rules of interpretation generally.
Tafsir Qur'an Berbahasa Nusantara (Studi Historis terhadap Tafsir Berbahasa Sunda, Jawa dan Aceh) Edi Komarudin; Muhammad Nurhasan; Ice Sariyati; Ihin Solihin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 2 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3821

Abstract

Fenomena penafsiran al-Qur’an di Nusantara telah muncul sejak abad ke-19 M, dengan menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Penelitian ini membahas dan menelaah jenis tafsir al-Quran berbahasa Nusantara. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana terjadinya proses penerjemahan dan penafsiran al-Quran di nusantara serta bagaimana sejarah tafsir al-Qur’an berbahasa Nusantara? Penelitian ini berjenis kualitatif, penelitian kepustakaan (library research dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data utama ialah kitab-kitab tafsir berbahasa Sunda, Jawa, dan Melayu.  Kerangka proses yang dipergunakan adalah hermeneutika pola Gadamer yang dipolarisasi menjadi: Pra‑Konsepsi, Teks (Konteks) dan Produksi Makna. Adapun hasil penelitiannya adalah: 1) Di Nusantara tafsir al-Quran didominasi oleh masayarakat “Jawa”, disebabkan faktor mendapat barokah guru, politik dan ekonomi, 2) Sejarah penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara sangat berkaitan dengan masalah sosial yang dihadapi oleh para penulis tafsir. Pristiwa dan problema sosial menyertai pola penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara. 
Tafsir Qur'an Berbahasa Nusantara (Studi Historis terhadap Tafsir Berbahasa Sunda, Jawa dan Aceh) Ice Sariyati; Edi Komarudin; Muhamamd Nurhasan; Ihin Solihin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 2 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3677

Abstract

Fenomena penafsiran al-Qur’an di Nusantara telah muncul sejak abad ke-19 M, dengan menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Penelitian ini membahas dan menelaah jenis tafsir al-Quran berbahasa Nusantara. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana terjadinya proses penerjemahan dan penafsiran al-Quran di nusantara serta bagaimana sejarah tafsir al-Qur’an berbahasa Nusantara? Penelitian ini berjenis kualitatif, penelitian kepustakaan (library research dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data utama ialah kitab-kitab tafsir berbahasa Sunda, Jawa, dan Melayu.  Kerangka proses yang dipergunakan adalah hermeneutika pola Gadamer yang dipolarisasi menjadi: Pra‑Konsepsi, Teks (Konteks) dan Produksi Makna. Adapun hasil penelitiannya adalah: 1) Di Nusantara tafsir al-Quran didominasi oleh masayarakat “Jawa”, disebabkan faktor mendapat barokah guru, politik dan ekonomi, 2) Sejarah penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara sangat berkaitan dengan masalah sosial yang dihadapi oleh para penulis tafsir. Pristiwa dan problema sosial menyertai pola penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara.
THE BEAUTY OF JINAS IN THE BOOK OF MIRQAT AL-MAHABBAH Deuis Sugaryamah; Edi Komarudin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.4305

Abstract

Mirqat al-Mahabbah is a monumental work of a great scholar, KH. Aon Abdul Majid who was well-known as Ajengan Aon from Singaparna – Tasikmalaya  and lived during the Indonesian independence struggle (1890-1934). This book is presented in Arabic language, laden with the beauty of the sentences. Using Ilmu Badi’, the beauty of a sentence can be derived either from the “words” which is called al-Muhassinat al-Lafzhiyyah, and/ or the beauty that derived from the “meaning” known as al-Muhassinat al-Maknawiyah. Among the types of beauty referencing the words are jinas, iqtibas and saja'. This study focuses on discussing the beauty of the phrases/ sentences in Mirqat al-Mahabbah only from jinas. The results indicate the varieties of jinas diverse in the book, thus symbolizing the aesthetic of such literary work.
ISTI’ARAH DAN EFEK YANG DITIMBULKANNYA DALAM BAHASA AL-QUR’ĀN SURAH AL-BAQARAH DAN ÂLI MRÂN Edi Komarudin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1802

Abstract

Al-Qur’ân banyak menggunakan isti’arah (gaya bahasa metafora), walaupun sering dibaca dan ditulis tetap saja kurang dipahami. Al-Qur’ân selalu menarik untuk dikaji dan diteliti sehingga dari satu teks Al-Qur’ân menghasilkan sekian banyak interpretasi dan ilmu pengetahuan. Isti’arah dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân diteliti untuk; (1)mengetahui jenis gaya bahasa metafora yang terdapat dalam surat al-Baqarah dan Ali Imrân; dan (2) untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari metafora (isti’ârah) dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu menguraikan, menganalisis, mengkategorisasikan, dan mengklasifikasikan ayat-ayat yang mengandung metafora dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân serta efek yang ditimbulkannya, sehingga metode ini disebut pula dengan metode analisis isi (content analisis). Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan ilmu al-Balâghah (retorika), lebih tepatnya yaitu ilmu Bayân untuk mengungkap rahasia metafora.Hasil penelitian jenis metafora (isti’arah) dan efek yang ditimbulkannya dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân adalah sebagai berikut: Pertama, Jenis metafora (isti’ârah) dari perspektif tharfayni-nya dalam surat al-Baqarah dan Ấli Imrân mencakup isti’ârah makniyah dan tashrihiyah; dan dari perspektifi musta’âr-nya mencakup isti’ârah taba’iyah dan ashliyah.  Kedua, Efek (tujuan) isti’ârah (metafora) dalam bahasa Al-Qur’ân adalah:  (a) dalam surat al-Baqarah untuk memberikan kesan sangat (mubâlaghah) dan menampakkan yang masih samar; dan (b) dalam surat Ali Imrân untuk memberikan kesan sangat, menampakkan yang masih samar; menjelaskan yang tampak tetapi belum begitu jelas; dan menjadikan yang bukan person menjadi person/personifikasi).
Sejarah Perkembangan dan Cakupan Ilmu Balaghah Al-Qur’an dalam Kitab Durus fi Ilmi Balaghah Karya Syeikh Muayyin Daqiq Al-Amili Ilma Amalia; R. Edi Komarudin
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 5 (2023): Juni
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Qur'an has become the first target of attention for those who have insight and a thirst for knowledge since the first day the Qur'an was revealed. This is because there are so many treasures of learning that can be drawn from the depth of meaning in every verse of the Qur'an. Balaghah science is one of the sciences that focuses on word order in Arabic, especially in the language of the Qur'an. The purpose of this paper is to introduce in a concise manner the scope of the Al-Qur'an balaghah science which is generally divided into three namely ma'ani science, bayan science, and badi' science. In addition, this paper also aims to reveal the origin and context of the science of balaghah as part of an introduction to understanding the science of balaghah in the Qur'an. This paper was prepared using a qualitative method through a literature study approach.
Perbandingan Metodologi Tafsir terhadap Ayat-Ayat Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Nida Husna Abdul Malik; Edi Komarudin
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 2 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i2.29282

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penafsiran ayat-ayat peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dalam tafsir Mafatih Al-Ghaib karya Fakhruddin Al-Razi dan tafsir Al-Kasyaf karya Al-Zamakhsyari. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan dalam penafsiran ayat-ayat peristiwa Isra’ Mi’raj antara kedua tafsir tersebut. Selanjutnya, penelitian ini juga bermaksud untuk mengidentifikasi hikmah atau ‘ibrah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis metodologi yang digunakan kedua mufassir berdasarkan tema peristiwa Isra’ Mi’raj. Kemudian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif-komparatif, yaitu dengan studi kepustakaan dalam pengumpulan data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam memahami dan memaknai peristiwa Isra’ Mi’raj. Persamaannya terletak pada latar belakang mufassir yang begitu cakap dalam bidang kebahasaan, dan kedua mufassir tersebut begitu kuat dalam memegang aliran akidahnya, sehingga keduanya menggunakan metodologi dengan pendekatan kebahasaan, dengan metode tafsir bi al-ra’yi, dan dengan corak tafsir bi al-i’tiqodi. Adapun perbedaannya terletak pada aliran akidah yang diyakini oleh kedua mufassir berbeda, sehingga hasil dari penafsirannya pun berbeda, Fakhruddin Al-Razi dengan aliran Ahlu Al-Sunnah wa Al-Jama’ahnya, dan fiqihnya bermadzhab Al-Syafi’i meyakini bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan jasad dan ruh. Al-Zamakhsyari dengan aliran Mu’tazilahnya, dan fiqihnya bermadzhab Al-Hanafi meyakini bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW hanya ruhnya saja. Bahkan perbedaan pemahaman tersebut bukan hanya bekutik di dua aliran akidah saja, melainkan di kalangan cendekiawan dengan berbagai latar belakang memiliki pandangan yang beraneka ragam. Maka, selalu menarik untuk dikaji dan dibahas secara mendalam.