Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KAJIAN KUALITAS AIR WADUK KEBON MELATI, JAKARTA PUSAT Marisi, Kartika; Hendrawan, Diana; Astono, Widyo
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waduk Kebon Melati di Jakarta Pusat memiliki luas 4,9 Ha dan berfungsi sebagai pengendali banjir. Pembangunan dan pertumbuhan penduduk di sekitar waduk memberikan tekanan pada kondisi waduk Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kualitas air dan status mutu air Waduk Kebon Melati dan(2) Menganalisis pengaruh dari aktivitas sekitar waduk terhadap kualitas airnya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Agustus 2016 dengan melakukan pengambilan sampel pada 11 titik sampel.Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 6 kali. Data kualitas air yang didapat dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001. Sedangkan status mutu air dihitung dengan menggunakan Indeks Kualitas Air (IKA-NSF). Untuk mengetahui pengaruh aktivitas sekitarnya, dilakukan survey identifikasi kegiatan dan data sekunder. Hasil memperlihatkan bahwa parameter yang melebihi baku mutu di Waduk Kebon Melati adalah BOD, COD, deterjen, minyak dan lemak, dan E. coli.Konsentrasi BOD di Waduk Kebon Melati berkisar antara 5,64-83,39 mg/l sedangkan baku mutu 6 mg/l, COD antara 28,35 mg/l-283,5 mg/l sedangkan baku mutu 50 mg/l, deterjen antara 0,07 mg/l sampai 0,67mg/l, minyak dan lemak antara 0,16 sampai 9,54 mg/l sedangkan baku mutu 1 mg/l dan E.coli antara 2200 MPN/100 ml sampai 5100 MPN/100 ml sedangkan baku mutu 2000 MPN/100 ml. Indeks Kualitas Air (IKA) Waduk Kebon Melati sebesar 41,27 yang berarti kondisi waduk termasuk dalam kondisi buruk(tercemar). Kegiatan di sekitar Waduk Kebon Melati memberikan kontribusi yang cukup besar padapencemaran yang terjadi. Sedangkan masukan dari Kali Cideng membawa pencemar dari tempat-tempat yang dilewatinya. Sumber pencemar umumnya adalah non point source yang berasal dari permukiman, rumah makan, pusat perbelanjaan, perkantoran, usaha madiri (warung makan, laundry, salon danbengkel). Karakteristik air limbah yang dihasilkan berupa limbah organik, anorganik dan B3.
KAJIAN LAJU PEMURNIAN SUNGAI CIPINANG BAGIAN HULU BERDASARKAN PARAMETER DO DAN BOD Ferianita Fachrul, Melati; Hendrawan, Diana; Prasetyo, Freddy
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 5, No 6 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Cipinang adalah salah satu sungai yang mengalir di Kota Jakarta. Hulu sungai dari Situ Jatijajar, Kecamatan Cibinong, mengalir melalui Kotamadya Depok dan bermuara ke Teluk Jakarta. Penelitian ini dilakukan di segmen bagian Hulu Sungai Cipinang yaitu mulai dari Situ Jatijajar melalui Kotamadya Depok sampai dengan daerah Cibubur Jakarta Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik, kualitas dan laju pemurnian alami Sungai Cipinang berdasarkan nilai koefisien peluruhan beban pencemar (Kd), koefisien pengendapan beban pencemar (Ks), dan koefisien reaerasi oksigen (Ka), ditinjau berdasarkan parameter DO dan BOD. Metode pengambilan contoh air dilakukan pada titik-titik yang ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan sekitarnya. Parameter yang diukur di lokasi penelitian adalah debit, temperatur, kecepatan arus, kedalaman sungai, lebar sungai, pH dan DO. Parameter yang diukur di laboratorium adalah BOD. Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap Koefisien Peluruhan (Kd), Koefisien Pengendapan (Ks) dan Koefisien reaerasi oksigen (Ka). Hasil pengukuran dan perhitungan kualitas air Sungai Cipinang diperoleh kisaran nilai DO 2,5 mg/l sampai 3,4 mg/l; dan kisaran nilai BOD 46,6 mg/l sampai 60,3 mg/l. Koefisien Peluruhan Kd) adalah 1,000 sampai 0,998, Koefisien Pengendapan (Ks) adalah 0,118 sampai 0,250; Koefisien reaerasi oksigen (Ka) adalah 2,531 sampai 9,781. Hasil dari penelitian ini simpulkan bahwa laju pemurnian Sungai Cipinang bagian Hulu termasuk dalam kategori kritis dimana mikroorganisme yang diperlukan untuk pemurnian perairan sungai tersedia namun pada tingkat yang tidak besar.
PENGARUH PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR PADA PROSES DEKOMPOSISI SAMPAH ORGANIK SECARA ANAEROB Puspita Sari, Feby; Hendrawan, Diana; Indrawati, Dwi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya telah meningkatkan jumlah sampah dari hari ke hari. Sampah yang dihasilkan 80% berupa sampah organik. Salah satu sumber sampah organik yaitu berasal dari pasar. Sampah organik pasar merupakan sampah yang cepat membusuk dan dapat menimbulkan bau, oleh karena itu diperlukan teknologi terbarukan agar sampah organik dapat lebih bermanfaat. Seiring berjalannya waktu, timbul perhatian dalam pencarian dan penggunaan energi alternatif. Dengan melihat permasalahan sampah dan penyediaan energi maka dapat dipertimbangkan usaha pengolahan sampah menjadi biogas. Gas metana (CH4) yang terkandung dalam biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan bioaktivator untuk mempercepat proses dekomposisi sampah secara anaerob dengan tiga varisasi perlakuan. Variasi perlakuan berupa penambahan bioativator sebanyak 1 l (RA1), 1,5 l (RA2), dan 2 l (RA3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sampah organik pasar, menganalisis pengaruh penambahan bioaktivator terhadap parameter dekomposisi dan terbentuknya gas CH4, dan untuk menganalisis karakteristik kompos yang dihasilkan. Penentuan kadar air menggunakan metode gravimetri, penentuan kadar volatie solid (VS) dengan pembakaran pada suhu 550°C, untuk analisis C/N rasio dan densitas sampah menggunakan perhitungan secara matematis. Parameter berupa pH, suhu, dan kelembaban dilihat dari indikator parameter yang terdapat dalam rangkaian reaktor, dan untuk analisis biogas menggunakan metode Gas Chromatography. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakteristik sampah organik pasar untuk nilai kadar air sebesar 78,2%, kadar VS sebesar 33%, nilai C/N rasio sebesar 24, dan densitas sampah 230 kg/m3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi RA2 lebih cepat mendekomposisi sampah organik pasar dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan reaktor kontrol, yaitu pada hari ke-14 telah memasuki fase metanogenesis. Pada hari ke-14, pH pada variasi RA2 sebesar 6,5, suhu sebesar 36°C, dan kelembaban sebesar 75%. Hal ini didukung juga dengan analisis gas, yaitu kandungan gas CH4 pada variasi RA2 lebih tinggi dibandingkan dengan variasi lainnya yakni mencapai 17,46%. Karakteristik kompos berupa nilai kadar air pada variasi perlakuan dengan penambahan bioaktivator dan perlakuan kontrol sebesar 19% – 33,6%, kadar VS sebesar 19,7% – 28,4%, dan pH dalam kisaran 7,0 – 7,25. Keywords: Anaerobic decomposition, traditional market waste, bioactivator, biogas. 
PENGURAIAN SAMPAH ORGANIK DI MUARA KALI KRESEK UNTUK PARAMETER TOTAL NITROGEN, PHOSPHAT, MINYAK DAN LEMAK Hendrawan, Diana; Widyatmoko, H.; Efria, Anggi
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 2 (2007): DESEMBER 2007
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.008 KB)

Abstract

Analysis of Applying the Environment Management System ISO 14001 2004 The objective of this research was to identify physical and chemical characteristics in Kresek estuary. Total Nitrogen, Phosphate and Oil Fat concentration were the pollutants distributed in every segment based on depth and distance as well as estimate the amount of decomposition from pollutant concentration. Sampling was conducted on early April 2008 through 3 observation segments. The result of measurement in the depth of 1 m from water surface is the temperature around 26–30 °C; ph water 6,84–7,14; speed 0,3–1,8; TDS 231–11040 mg/l; TSS 2,03–11,25 mg/l; muddy 3,5–45 mg/l; DO 5,7–6,7 mg/l; total nitrogen 6,69–8,97 mg/l; phosphate 0,154–0,395 mg/l. The result of measurement in the depth of 1,5 m from water surface is the temperature around 26–30°C; ph water 6,9–7,19; speed 0,1–0,13; TDS 236–11542 mg/l; TSS 8,5–13,25 mg/l; muddy 3,9–59 mg/l; DO 5,7–6,9 mg/l; total nitrogen 7,62–9,71 g/l; phosphate 0,235–0,499 mg/l. Further, the result of analysis was compared by standard quality based on the Decree of The Governor of DKI Jakarta No. 582/1995 Group C. The result of analysis in the depth of 1 m and 1,5 m exceeding quality standard of The Governor’s Decree No. 582/1995 Group C was TDS and total nitrogen. The result of nitrogen organic decomposition calculation influenced by oxygen content in water with using mass scale seen from total nitrogen concentration namely organic coming inside river in the depth of 1 m was in amount of 0,223 kg/s and organic coming inside the river in the depth was in amount of 0,738 kg/s.   Abstract in Bahasa Indonesia: Analysis of Applying the Environment Management System ISO 14001 2004 Muara Kresek merupakan muara kali Sunter yang mempunyai kedalaman 6 – 10 m. Muara Kresek berada diwilayah kelurahan Lagoa, Jakarta Utara. Tujuan penelitian adalah mengetahui konsentrasi Total Nitrogen, Phosphat, dan Minyak Lemak di Muara kresek, mengetahui distribusi pencemar pada tiap-tiap segmen berdasarkan kedalaman dan jarak dan menghitung besar penguraian konsentrasi pencemar. Pengambilan sampel dilakukan pada awal bulan April 2008, dari 3 segmen pengamatan. Hasil pengukuran pada kedalaman 1 m dari permukaan air yaitu suhu berkisar antara 26-30 oC; pH air 6,84-7,14; keceapatan 0,3-1,8; TDS 231-11040 mg/l; TSS 2,03-11,25 mg/l; Kekeruhan 3,5-45 mg/l; DO 5,7-6,7 mg/l;total nitrogen 6,69-8,97 mg/l; phosphat 0,154-0,395 mg/l. Hasil pengukuran pada kedalaman 1,5 m dari permukaan yaitu suhu berkisar antara 26-30 oC; pH air 6,9-7,19; keceapatan 0,1-0,3; TDS 236-11542 mg/l; TSS 8,5-13,25 mg/l; Kekeruhan 3,9-59 mg/l; DO 5,7-6,9 mg/l; total nitrogen 7,62-9,71g/l; phosphat 0,235-0,499 mg/l. Hasil analisis kemudian dibandingkan oleh baku mutu SK Gubernur DKI Jakarta No. 582/1995 Golongan C. Hasil analisis pada kedalaman 1m dan 1,5 m yang melebihi baku mutu SK Gubernur DKI Jakarta No.582/1995 Golongan C adalah TDS dan total nitrogen. Hasil perhitungan penguraian organik nitrogen yang dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air dengan menggunakan perhitungan neraca massa yang dilihat dari konsentrasi total nitrogen yaitu organik yang masuk ke dalam sungai pada kedalaman 1 m sebesar 0,223 kg/det.dan organik yang masuk ke sungai pada kedalaman 1,5 m sebesar 0,738 kg/det.
Water Quality of Rivers and Ponds on DKI Jakarta Hendrawan, Diana
Makara Journal of Technology Vol. 9, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water Quality of Rivers and Ponds on DKI Jakarta. Thirteen big rivers, some small rivers, and 40 ponds spread over districts at Jakarta city are potential to support human being life. As the population is growing and the usage of stream water is increasing, the condition and quality of rivers and ponds are changing. Crowd housing can affect rivers and ponds pollution, as the people awareness about clean and healthy environment is less. Stream water pollution assessment can be done by counting the effect of pollutant to life of stream water organisms. This assessment unit could be classified into physics, chemical, and biological parameter. To know the water quality, those parameters are transformed into one single value, that is Water Quality Index. The calculation result of Water Quality Index value shows that 83 % of rivers and 79 % of ponds are bad. This condition is caused by less people and government awareness to maintain rivers and ponds.
LAHAN BASAH BUATAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH GREY WATER MENGGUNAKAN SALVINIA ROTUNDIFOLIA Salsabila, Difa; Aphirta, Sarah; Hendrawan, Diana; Marendra, Sheilla
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 4, NUMBER 1, MEI 2024
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v4i1.19615

Abstract

Household wastewater consists of 80% grey water and 20% black water. The decline in water quality can have adverse impacts on well-being. Constructed wetland is an engineered system designed to harness the ecological principles of natural wetlands to address water pollution issues. The Free Water Surface system within the constructed wetland involves the flow of water on the surface. An appropriate plant example for use in a constructed wetland is Salvinia rotundifolia. Plant acclimatization was carried out for 12 days. The reactor operation continued for 12 days using a continuous system. The percentage removal of parameters in the constructed wetland reactor were as follows: COD 23.40-84.38%, BOD 37.93-72.73%, TSS 43.24-85%, phosphate 59.47-65%, and nitrate 10.99-31.08%. The values of areal removal rate constant (kA) and volumetric removal rate constant (kV) for the constructed wetland reactor were as follows: for COD, 1.48-3.75 m/day and 0.80-22.28 /day; for BOD, 1.70-3.73 m/day and 1.43-15.59 /day; for TSS, 2.11-8.83 m/day and 1.70-22.77 /day; for phosphate, 1.40-6.61 m/day and 2.89-11.20 /day; and for nitrate, 0.18-2.32 m/day and 0.58-1.54 /day. This study demonstrates that the constructed wetland reactor with Salvinia rotundifolia plants achieves removal efficiencies of up to 85%, thus meeting the standards set by the Minister of Environment and Forestry Regulation No. 68 of 2016 regarding Domestic Wastewater Quality Standards.
PENYULUHAN PENINGKATAN SANITASI LINGKUNGAN, KETAHANANPANGAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT UNTUKMENGURANGI STUNTING DI KECAMATAN CIAMBAR, SUKABUMI Hendrawan, Diana; Gita Handayani Tarigan; Rosyida Permatasari; Tri Erri Astoeti; Astri Rinanti; Albihan; Naura Fahriya Shahada Apsari
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 6, Nomor 2, Juli 2025
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/xwtnhp49

Abstract

Angka prevalensi kasus stunting di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencapai 27%. Penyebab stuntingberkaitan dengan 4 faktor utama yaitu penyakit infeksi, praktik menyusui, ketersediaan makanan, sertakondisi lingkungan rumah. Kecamatan Ciambar di Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah ibu hamil denganprevalensi stunting dan balita stunting kurang lebih 600 orang. Permasalahan air bersih, belumtermanfaatkannya lahan di sekitar rumah dan kurangnya pemahaman PHBS keluarga menjadi permasalahanprioritas. Tujuan PkM adalah memberikan pemahaman pada masyarakat pentingnya sanitasi terkait sediaanair bersih, memberikan contoh pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan dan memberikanpemahaman pada masyarakat untuk menerapkan PHBS keluarga. Metode PkM adalah penyuluhan dandiskusi pada 25 orang yang terdiri dari kader PKK, Tim Percepatan Penanganan Stunting dan ibu-ibu kepaladesa. Hasil peserta memahami bahwa air bersih merupakan hal penting dalam mencegah stunting, bahwalahan pekarangan dapat menjadi sumber pangan keluarga dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehatpada seluruh keluarga dapat mencegah dan mengurangi stunting.
PENGENDALIAN PENCEMAR DAN KERUSAKAN SITU UNTUK MENJAGA DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR PADA SITU GEDE KOTA BOGOR Yannuariza Lazuardini, Muthia; Hendrawan, Diana; Megagupita Putri Marendra, Sheilla
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 10, Nomor 2, Juli 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/

Abstract

Situ Gede is one of the natural shallow lake in Bogor City with an area of 7.9 hectares. Increasing population activities directly or indirectly will have an impact on water quality, capacity and sustainability of the ecosistem. This study aims to identify the source of pollution, analyze the status of water quality and evaluate its capacity. Identification of activities was carried out by surveying the catchment area of Situ Gede and looking at the direction of water flow. Water quality status is calculated using the Pollutant Index (IP). The Pollutan Load Capacity is calculated by referring to the Minister of Environment Regulation No. 28 of 2009. The results of this study are that the main source of pollutants from settlements, the water quality status is 3.80 (lightly polluted). The Carrying Capacity of the Pollutant Load (DTBP) of BOD is 68.31 kg/year, the existing BOD load is 114.62 kg/year. DTBP COD is 569.29 kg/year, existing COD load is 984.65 kg/year and DTBP phosphate is 0.68 kg/year, existing phosphate load is 19.36 kg/year. Pollution control is carried out by making communal WWTP, dredging sediment periodically, retaining incoming garbage and maintaining the boundary as a green open space. The implication of this study is the maintenance of water quality and the capacity of pollutant loads for the sustainability of the ecosystem