Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERENCANAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SANITARY LANDFILL STUDI KASUS : ZONA 4 TPA JATIWARINGIN, KABUPATEN TANGERANG Astono, Widyo; Purwaningrum, Pramiati; Wahyudyanti, Rima
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan tingkat perekonomian di suatu kota mempengaruhi peningkatan jumlah sampah. Peningkatan jumlah sampah akan menimbulkan permasalahan pada lingkungan, proses akhir dari pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia berada di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah). TPA Jatiwaringin adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang aktif di Kabupaten Tangerang, metode yang digunakan saat ini adalah Open Dumping dengan luas wilayah ±14 Ha dan terbagi menjadi 4 zona penimbunan sampah dengan fasilitas penunjangnya. Kabupaten Tangerang dengan luas wilayah 959,61 Ha, memiliki jumlah penduduk sebesar 3.165.146 jiwa pada tahun 2013 dan laju rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 4,42%. Berdasarkan kepada Undang-Undang No 18 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum  No 3 Tahun 2013,Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005, dan Peraturan  Menteri  Pekerjaan  Umum No 21 Tahun 2006, dinyatakan bahwa TPA di kota besar dan metropolitan harus direncanakan sesuai metode lahan urug saniter (sanitary landfill).  Oleh karena itu pada Zona 4 TPA Jatiwaringin dilakukan perencanaan menggunakan metode sanitary landfill untuk sampah tercampur (organik dan anorganik). Berdasarkan perhitungan kelayakan lokasi TPA menggunakan Penilaian Indeks Risiko Lingkungan seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 3 Tahun 2013 yang berjumlah 530,75, hal ini berarti TPA diteruskan dan direhabilitasi menjadi lahan urug terkendali secara bertahap. Zona 4 TPA Jatiwaringin memiliki luas lahan ± 5 Ha, dengan umur pakai 745 hari atau 2 tahun 15 hari. Jenis tanah zona 4 TPA Jatiwaringin memiliki tekstur terbesar pada tekstur liat sebesar 52,69% dan tekstur lanau sebesar 26,77%, dengan angka kelulusan tanah rata-rata sebesar 2,18 x 10-6 cm/detik. Pemasangan pipa leachate menggunakan metode tulang ikan dengan diameter pipa utama 30 cm dan pipa cabang 10 cm. Pengendalian gas secara vertikal dilakukan dengan pemasangan pipa gas vertikal sebagai ventilasi gas, dengan diameter 10 cm sedangkan pengendalian gas secara horizontal digabungkan dengan pipa leachate. .  Kata Kunci : TPA, Sampah, Sanitary Landfill, Kabupaten Tangerang 
PENGARUH PENAMBAHAN GAS HIDROGEN TERHADAP PENINGKATAN GAS METAN (CH4) PADA PROSES DEKOMPOSISI SAMPAH ORGANIK Iswanto, Bambang; Astono, Widyo; Rezi, Yulfi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh penambahan gas hidrogen terhadap peningkatan gas metan (CH4) pada proses dekomposisi sampah organik yang dilakukan di WorkShop Teknik Lingkungan Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik sampah organik (sayur) dan pengaruhnya terhadap penambahan gas hidrogen (H2) dengan sistem anaerob pada produksi gas metan, dan kondisi optimum proses pembentukan gas metan dengan menggunakan tiga variasi dosis penambahan gas hidrogen. Pada reaktor RH1 penambahan gas H2 sebanyak 900 L, reaktor RH2 sebanyak 1800 L, reaktor RH3 sebanyak 2700 L. Analisis karakteristik sampah organik meliputi analisis fisik dan kimia. Analisis fisik berupa komposisi sampah dan densitas sampah. Komposisi sampah merupakan persentase dari jenis sampah yang digunakan. Analisis kimia sampah yang diukur adalah kadar air, C/N rasio, dan Volatile Solid (VS) yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Universitas Trisakti. Pengukuran pH menggunakan pH meter, untuk pengkuruan suhu menggunakan thermometer dan untuk pengukuran kelembaban dilihat pada humiditymeter, ketiganya terdapat pada rangkaian reaktor. Pengukuran gas metan menggunakan metode Gas Chromatography yang diuji di Laboratorium Rekayasa Produk Kimia dan Bahan Alam, Universitas Indonesia. Hasil analisis laboratorium didapatkan nilai kadar air sebesar 78,2%, kadar VS sebesar 33%, nilai C/N rasio sebesar 24, dan densitas sampah 230 kg/m3. Karakteristik sampah organik tersebut masih dalam kisaran optimum dalam dekomposisi sampah secara anaerob.Nilai pH dan suhu bahan dengan adanya penambahan gas hidrogen selama penelitian masih dalam kondisi optimum untuk proses dekomposisi sampah organik secara anaerob. Dalam waktu 55 hari proses dekomposisi dengan variasi penambahan bioaktivator, pH bahan berkisar antara 5,75 – 7,5, suhu bahan berkisar antara 32˚C – 36˚C, dan kelembaban bahan berkisar antara 32,5% – 70%. Namun kelembaban pada semua reaktor belum memenuhi kisaran optimum dalam proses dekomposisi sampah organik secara anaerob hal ini ditandai dengan kelembaban bahan pada semua reaktor mencapai 32,5%. Berdasarkan hasil analisis gas dari laboratorium, produksi biogas terbesar pada pengukuran hari ke 39 terlihat bahwa volume biogas pada reaktor RH2 adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 28,2% dengan jumlah penambahan gas hidrogen sebanyak 1,8 m3, dan kondisi parameter seperti pH adalah 7, suhu 36°C, dan kelembaban 50%. Dari hasil perhitungan ! yang merupakan persentase gas H2 yang bereaksi menghasilkan CH4, maka nilai ! reaktor RH2 adalah yang paling besar dengan nilai 0,2261 dengan kecepatan reaksi ∆# ∆$=8,0594x10/012345 6789 . Kata kunci : Kata kunci : Biogas, Sampah Sayur, Anaerob Digestion, Gas Hidrogen, Gas Metan
KAJIAN KUALITAS AIR WADUK KEBON MELATI, JAKARTA PUSAT Marisi, Kartika; Hendrawan, Diana; Astono, Widyo
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waduk Kebon Melati di Jakarta Pusat memiliki luas 4,9 Ha dan berfungsi sebagai pengendali banjir. Pembangunan dan pertumbuhan penduduk di sekitar waduk memberikan tekanan pada kondisi waduk Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kualitas air dan status mutu air Waduk Kebon Melati dan(2) Menganalisis pengaruh dari aktivitas sekitar waduk terhadap kualitas airnya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Agustus 2016 dengan melakukan pengambilan sampel pada 11 titik sampel.Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 6 kali. Data kualitas air yang didapat dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001. Sedangkan status mutu air dihitung dengan menggunakan Indeks Kualitas Air (IKA-NSF). Untuk mengetahui pengaruh aktivitas sekitarnya, dilakukan survey identifikasi kegiatan dan data sekunder. Hasil memperlihatkan bahwa parameter yang melebihi baku mutu di Waduk Kebon Melati adalah BOD, COD, deterjen, minyak dan lemak, dan E. coli.Konsentrasi BOD di Waduk Kebon Melati berkisar antara 5,64-83,39 mg/l sedangkan baku mutu 6 mg/l, COD antara 28,35 mg/l-283,5 mg/l sedangkan baku mutu 50 mg/l, deterjen antara 0,07 mg/l sampai 0,67mg/l, minyak dan lemak antara 0,16 sampai 9,54 mg/l sedangkan baku mutu 1 mg/l dan E.coli antara 2200 MPN/100 ml sampai 5100 MPN/100 ml sedangkan baku mutu 2000 MPN/100 ml. Indeks Kualitas Air (IKA) Waduk Kebon Melati sebesar 41,27 yang berarti kondisi waduk termasuk dalam kondisi buruk(tercemar). Kegiatan di sekitar Waduk Kebon Melati memberikan kontribusi yang cukup besar padapencemaran yang terjadi. Sedangkan masukan dari Kali Cideng membawa pencemar dari tempat-tempat yang dilewatinya. Sumber pencemar umumnya adalah non point source yang berasal dari permukiman, rumah makan, pusat perbelanjaan, perkantoran, usaha madiri (warung makan, laundry, salon danbengkel). Karakteristik air limbah yang dihasilkan berupa limbah organik, anorganik dan B3.
ANALISIS PENYEBARAN MINYAK DAN LEMAK SERTA EVALUASI UNIT PROSES AIR TERPRODUKSI DI PLATFORM KF STAR ENERGY (KAKAP) LTD Astono, Widyo; Suswantoro, Endro; ., Winda
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 5 (2014)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air terproduksi adalah air tanah yang terdapat bersama dengan hidrokarbon di dalam formasi batuan minyak dan gas bumi di bawah tanah. Pada saat minyak dan gas dialirkan ke atas permukaan tanah, bersamaan itu pula air tanah tersebut ikut terangkat sehingga disebut sebagai air terproduksi. Salah satu industri penghasil air terproduksi adalah industri minyak dan gas bumi. Star Energy (Kakap) Ltd terletak di Laut Natuna, Indonesia tepatnya di Blok Kakap yang memproduksi minyak dan gas bumi sekitar ± 4.000 BOPD, ± 50 MMSCFD gas, dan Air Terproduksi 36.000 BWPD. Produksi minyak dan gas bumi di Blok Kakap ini juga melibatkan sebuah Floating Production Storage and Offloading (FPSO) atau Floating Storage and Offloading (FSO). Air terproduksi yang dihasilkan oleh proses produksi minyak dan gas di Star Energy (Kakap) Ltd, mengandung senyawa pencemar utama, yaitu minyak dan lemak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pola penyebaran parameter minyak dan lemak buangan air terproduksi di sekitar lokasi outfall Platform KF di laut lepas Natuna, memprediksi kemungkinan pola penyebaran parameter minyak dan lemak air terproduksi tersebut terhadap sensitif area di wilayah tersebut, dan mengevaluasi efisiensi proses pengolahan air terproduksi terhadap effluent buangan. Pola penyebaran parameter minyak dan lemak diolah dengan menggunakan software mathematic modelling (pemodelan matematik) yang mencakup model hidrodinamika dan model penyebaran parameter minyak dan lemak di laut. Variabel penujang program pemodelan ini mencakup data kontur dasar laut, arus laut, pasang surut, arah angin, dan besar konsentrasi parameter minyak dan lemak selama 6 bulan (Juni-November 2012). Verifikasi hasil pemodelan dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel pada titik-titik tambahan disekitar lokasi outfall kemudian hasilnya dibandingkan dengan output dari model. Dari hasil verifikasi data pemodelan dengan data di lapangan kemudian dianalisis terhadap daerah sensitif di sekitar lokasi studi yang meliputi kawasan mangrove, terumbu karang, perairan laut, dan mamalia laut. Hasil simulasi pemodelan dan verifikasi menyimpulkan bahwa penyebaran parameter minyak dan lemak dari air terproduksi di platform KF terhadap Laut Natuna masih dibawah baku mutu yaitu antara 0 – 0,56 ppm dengan jarak sebaran terjauh sebesar 102,75 km ke arah timur. Hal ini diperkuat dengan hasil verifikasi model yang menunjukkan bahwa pengukuran di lapangan dengan hasil simulasi cukup akurat. Penyebaran parameter minyak dan lemak terhadap daerah sensitif dianggap aman, karena jarak daerah studi dengan daerah sensitif disekitarnya yaitu sejauh ± 190 km dari Kepulauan Anambas dan ± 250 km dari Kepulauan Natuna Besar. Untuk menjaga kondisi perairan laut akibat pembuangan air terproduksi diperlukan evaluasi terhadap efisiensi proses pengolahan air terproduksi agar effluent hasil pengolahan air terproduksi pada platform KF lebih efektif dengan penambahan unit hydrocyclone yang mampu menurunkan konsentrasi effluent dari parameter minyak dan lemak hingga 50%.Kata kunci : air terproduksi, kandungan minyak, model matematik, area sensitif, hydrocyclone
KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI CIPINANG BAGIAN HILIR DITINJAU DARI PARAMETER BOD DAN DO MENGGUNAKAN MODEL QUAL2E Damarany, Purnisa; Fachrul, Melati Ferianita; Astono, Widyo
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 5, No 2 (2009): DESEMBER 2009
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.211 KB)

Abstract

Assesment water quality of the downstream Cipinang river using QUAL2E model (BOD and DO as parameter). QUAL2E is a water quality modeling which able to simulate water quality’s changing in Cipinang river with BOD and DO discharging in this river. Analytical research is carried out in the downstream Cipinang river, which starts from Halim to the meet point of Cipinang river and Sunter river in Cipinang Bawah. The scenario in this research is done to know Cipinang river’s water quality after the adding of waste debit to reach 3 and 6 with BOD concentration’s about 162.73 mg/L and 161.23 mg/L while the results of fields sampling as the first condition. This river is divided to 7 reaches and into small parts as an element. The result of hydraulics simulation shows that debit, velocity and depth of this river are in statistical condition, except in reach 3 and 6. The simulation water quality’s result shows that BOD’s curve down with the cumulative of river’s distant. It’s just going up in reach 3 and 6 while DO concentration is in the fluctuation way. This model uses hydraulic calibration, BOD and DO constant calibration, and water quality calibration using BOD and DO as parameter with 3 comparison which are field sampling’s result, streeter-phelps model and QUAL2E simulation output. BOD and DO concentration have been far from the decision of Governor Jakarta No.582 year 1995 and it makes the ecosystem decreasing. The strategies to solve this problem that can be done for example make the velocity become 1.2 m/s, river depth become 0.5 m, up the DO concentration about 80%, down the BOD concentration in reach 1, 3 and 6 about 96.34%, 96,31% and 96,71% using communal WWTP, monitoring drainage systems that entering into this river and make waterfall as the aeration for coming up the DO.
KAJIAN POLA PEMAKAIAN AIR BERSIH DI TIGA APARTEMEN DI JAKARTA Hadisoebroto, Rositayanti; Astono, Widyo; Putra, Rizki Aria Winanda
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 1 (2007): JUNI 2007
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.736 KB)

Abstract

Identify pattern of water consumption in three apartment in Jakarta. Observation has done on water meter for 24 hours in 7 days. The first apartment is Casablanca Mansion Apartment with 34 floors and 2 basement which total rooms are 594 units; the second is Semanggi Apartment with 25 floors and 2 basement which total rooms are 349 units; and the third is Golf Pondok Indah Apartment with 19 floors and 2 basement which total rooms are 115 units. In these apartments, peak hour of working days is at 7-8 am with the total water consumption in working days is higher than holidays. Factor peak hours for the apartments are 1,43 – 2,10; 1,39 – 1,88; 1,35 – 2,02, respectively, which these values are higher than factor peak hours in urban (1,1 – 1,75). Factor maximum days are 1,10; 1,06; 1,06, respectively, which these values are closed with factor maximum days in urban (1,1 – 1,3). These symptoms are related with kind of activity in apartments that tends to similar, which is settlement (domestic). Generally, the values of these factors at Casablanca Mansion Apartment are higher than 2 other apartments, since its occupant is dominantly Indonesian. Abstract in Bahasa Indonesia:Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola pemakaian air bersih di apartemen dengan studi kasus tiga apartemen di Jakarta. Pengamatan dilakukan terhadap water meter air selama 24 jam dalam 7 hari berturut-turut. Apartemen pertama adalah Apartemen Casablanca Mansion dengan 34 lantai dan 2 basement serta total kamar 594 unit; kedua adalah Apartemen Semanggi dengan 25 lantai dan 2 basement serta total kamar 349 unit; ketiga adalah Apartemen Golf Pondok Indah dengan 19 lantai dan 2 basement serta total kamar 115 unit. Hasil pengamatan di ketiga apartemen menunjukkan bahwa jam puncak pada hari kerja terjadi pada jam 07.00 – 08.00 wib dan jumlah pemakaian air total per hari pada hari kerja lebih tinggi dibandingkan pada hari libur. Faktor jam puncak untuk ketiga apartemen, berturut-turut adalah 1,43 – 2,10; 1,39 – 1,88; 1,35 – 2,02; dimana nilai tersebut lebih tinggi daripada nilai faktor jam puncak perkotaan (1,1 – 1,75). Adapun faktor hari maksimum untuk ketiga apartemen berturut-turut 1,10; 1,06; 1,06; dimana nilai tersebut mendekati nilai terkecil dari nilai faktor hari maksimum perkotaan (1,1 – 1,3). Hal ini berhubungan dengan jenis aktivitas di apartemen yang cenderung seragam, yaitu hunian (domestik). Secara umum apartemen Casablanca Mansion memiliki nilai faktor lebih tinggi dibandingkan kedua apartemen lain karena perbedaan budaya penghuni ketiga apartemen tersebut, dimana apartemen Casablanca Mansion banyak dihuni WNI, sedangkan kedua apartemen lain banyak dihuni WNA.
PENGARUH PENGURAIAN SAMPAH TERHADAP KUALITAS AIR DITINJAU DARI PERUBAHAN SENYAWA ORGANIK DAN NITROGEN DALAM REAKTOR KONTINYU SKALA LABORATORIUM Iswanto, Bambang; Astono, Widyo; Sunaryati, Sunaryati
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 1 (2007): JUNI 2007
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.732 KB)

Abstract

Influence of Solid Waste Degradation To Water Quality Observed from Change of Organic Compound and Nitrogen in Continual Reactor Scale of Laboratory. In river often there are garbage is problems of environment effect of garbage heaping in body irrigate and cause downhillly of him is quality of water, and also influencing at life of territorial water biota, therefore step by step in this research wish to study from early relation between garbage dekomposition which in body irrigate to change of quality irrigate with laboratory scale. Dekomposition is dynamic process and very influence by the existence of good dekomposer of him and amount of, while existence of dekomposer alone very determine by good environmental factors of chemical condition, biology and physics. Is seen from result measurement of value of C/N at garbage that is 14,56. This matter indicate that the the garbage quicker degradation by mikroorganism. At first sampling before passing garbage in earning value of konstanta reaerasi (kr) is 3,585 /day, while at sampling second that is in after passing garbage in earning value of konstanta reaerasi (kr) is 6,467 /day, this matter show the Existence of oxygen cause process oxidize aerobik can take place. Value of konstanta fast of decomposition of BOD5 is 0.7414 and for DO assess konstanta fast of reaction (k) equal to 0.8479. While for Nitrogen assess konstanta fast of reaction (k) equal to 0.5148 and also assess COD have value of konstanta fast of reaction (k) equal to 0.7076. Thus by physics garbage ravelled until day of to-12 that is garbage of terdegradasi become particle / an organic matter. And here in after an organic matter will oxidize with O2 which quite a lot dissolve in water (process aerob) becoming organic acid, further will ravelled to become CO2 and of H2O Abstract in Bahasa Indonesia:Di dalam badan air sering terdapat sampah yang merupakan permasalahan lingkungan akibat dari sampah yang menumpuk di badan air dan berakibat menurunnya kualitas air serta mempengaruhi pada kehidupan biota perairan, oleh karena itu secara bertahap dalam penelitian ini ingin mengkaji dari awal hubungan antara dekomposisi sampah yang ada di badan air terhadap perubahan kualitas air dengan skala laboratorium. Dekomposisi merupakan proses yang dinamis dan sangat dipengaruhi oleh keberadaan dekomposer baik jumlah maupun diversitasnya. Sedangkan keberadaan dekomposer sendiri sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan baik kondisi kimia, fisika maupun biologi. Dekomposisi bahan organik menghasilkan bahan organik terlarut yang diukur sebagai COD, BOD, amoniak dan nitrogen organik. Dilihat dari hasil pengukuran nilai C/N pada sampah yaitu 14,56. Hal ini menunjukkan bahwa sampah tersebut lebih cepat terdegradasi oleh mikroorganisme. Pada titik sampling pertama yaitu di titik sebelum melewati sampah di dapat nilai konstanta reaerasi (kr) adalah 3,585 /hari, sedangkan pada titik sampling ke-2 yaitu di titik setelah melewati sampah di dapat nilai konstanta reaerasi (kr) adalah 6,467 /hari, hal ini menunjukkan Adanya oksigen menyebabkan proses oksidasi aerobik dapat berlangsung. Nilai konstanta laju penguraian BOD5 adalah 0.7414 dan untuk DO nilai tetapan laju reaksi (k) sebesar 0.8479. Sedangkan untuk Nitrogen nilai tetapan laju reaksi (k) sebesar 0.5148 serta nilai COD memiliki nilai tetapan laju reaksi (k) sebesar 0.7076. Dari hasil pengamatan selama 24 hari terlihat bahwa sampah organik sudah habis terdegradasi pada hari ke-12 dan seterusnya sampai hari-hari terakhir larutan menjadi bening. Jadi secara fisik sampah terurai sampai hari ke-12 yaitu sampah terdegradasi menjadi partikel/zat organik. Dan selanjutnya zat organik akan dioksidasi dengan O2 yang cukup banyak terlarut dalam air (proses aerob) menjadi asam organik, seterusnya akan terurai menjadi CO2 dan H2O.
KAJIAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR SUNGAI CIUJUNG KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Pramuswara, Alfian Pradigda; Fachrul, Melati Ferianita; Astono, Widyo
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 9, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v9i1.17650

Abstract

This Final research was conducted in Ciujung River where this research was conducted in Serang Regency with its head in Nagara Village, Serang Regency, and downstream in Tirtayasa Village, Serang Regency. The research was conducted for 3 months from October – December 2022 starting from 09.00 – 12.00 and continuing from 12.00 – 13.45. The purpose of the study is to identify and determine the sources of pollution that have the potential to pollute the Ciujung River, analyze water quality, water quality status, and pollutant levels in the Ciujung River, and analyze the carrying capacity of polluter loads in the Ciujung River. And analyze the burden of pollutants in the Ciujung River. The length of the Ciujung River studied is 31.3 km. The parameters used for this study are pH, Temperature, DO, BOD, COD, Nitrate, Phosphate, and Total Coliform. The method used in identifying the source of pollution contained in the Ciujung River is carried out by conducting field observations and taking samples of Ciujung River water. Sampling in the Ciujung River was carried out by the grab sampling method. which is done at 6 sampling points. Analysis of river water quality was carried out at the Trisakti University Laboratory. The results of the analysis are then compared with the quality standards of PP No. 22 of 2021 in Attachment VI. Water Quality Status is calculated by the Polluter Index method. Nonpoint sources of pollution are dominated by residential areas, stalls, garbage, shops, mosques/prayer rooms, schools, and markets. Point sources of pollution are obtained from industrial areas. Measurement of river characteristics is carried out in October, November, and December by measuring distance, width, depth, cross-sectional area of the river, river speed, and river discharge. The results of the analysis of water quality in the river stated that for phosphate parameters almost all exceeded quality standards due to domestic waste from the environment, the runoff of agricultural fertilizers, livestock waste, and very high industrial activities. The BOD parameters at point 2 and point 5 exceed the quality standards due to the content of organic waste. The load capacity of BOD pollutants is 3.64 kg/day – 20.20 kg/day, COD is 42.63 kg/day – 144.22 kg/day, Nitrate is 1.67 kg/day – 3.47 kg/day, Phosphate 0.79 kg/day – 3.11 kg/day, Total Coliform is 8694.19 kg/day – 33042.56 kg/day. BOD Pollution Load of 314.26 kg/day- 1744.99 kg/day COD of 2365.46 kg/day - 12460.37 kg/day Nitrate of 144.55 kg/day- 423.16 kg/day Phosphate of Total Coliform of 454133.37 kg/day – 2854876.86 kg/day.
Penyuluhan Desain Taman Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 63 Jakarta Fitri, Rini; Fauzi, Reza; Astono, Widyo; Herika, Herika
MALLOMO: Journal of Community Service Vol 3 No 2 (2023): Juni-Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/mallomo.v3i2.866

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan tema Penyuluhan Desain Taman di SMK Negeri 63 Jakarta. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang standar grafis dalam desain taman lanskap. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melalui metode ceramah dan praktik dilaksanakan di SMK Negeri 63 Jakarta. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan ceramah dan praktik dasar-dasar cara desain taman. Sasaran kegiatan PKm diikuti oleh 15 peserta yaitu para guru mata ajaran pertamanan, ketua program studi pertamanan dan siswa-siswi SMK Negeri 63 Jakarta. Hasil luaran yang didapatkan dalam kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman guru dan siswa-siswi prodi pertamanan SMK Negeri 63 tentang cara mendesain taman. Guru dan siswa mampu membaca gambar kerja dan mengaplikasikan gambar dalam pembangunan sebuah taman.
PENGGUNAAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE SEMANAN, JAKARTA BARAT Sarwahita, Sarira Apsarini; Astono, Widyo; Aphirta, Sarah
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 4, NUMBER 1, MEI 2024
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v4i1.19024

Abstract

Industri tempe skala rumah tangga di Kawasan Industri Semanan berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan perairan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas dari biokoagulan biji asam jawa dalam mengolah limbah cair tempe. Kegiatan penelitian ini dimulai dari pengambilan sampel limbah cair tempe, pembuatan larutan biokoagulan biji asam jawa, analisis jartest, dan pengujian dengan reaktor batch berpengaduk. Variasi dosis biokoagulan pada penelitian ini yaitu 0, 10, 20, 30, 50, 70, 100, 500, 600, dan 700 mg/L. Variasi waktu pengadukan koagulasi pada penelitian ini yaitu 1, 2, 3 menit dan flokulasi yaitu 15, 30, 45 menit. Variabel tetap pada penelitian ini yaitu kecepatan koagulasi 150 rpm, flokulasi 80 rpm, dan sedimentasi 60 menit. Penurunan kekeruhan pada dosis 500 mg/L sebanyak 69%. Biokoagulan biji asam jawa mampu menurunkan nilai BOD, COD, dan TSS pada waktu pengadukan koagulasi 3 menit dan flokulasi 45 menit. Parameter BOD menurun 78%, COD menurun 45%, TSS menurun 61%, dan nilai pH menjadi 3,77. Efluen cair hasil pengujian dengan reaktor batch berpengaduk belum memenuhi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014.