Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

LIMBAH LUMPUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO Indrawati, Dwi; Bestari, Devitamurti
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah bahan berbahaya dan beracun yang mengandung logam berat hasil proses pengecatan.di instalasi pengolahan air limbah Limbah Panasonic Manufacturing Indonesia diteliti untuk menentukan karakteristik limbah lumpur industri elektronik, parameter logam berat yang paling banyak diikat dalam agregat, pengaruh kadar lumpur dalam agregat terhadap tegangan tekan batako, dan mengetahui kadar limbah lumpur yang paling optimal untuk dijadikan bahan campuran dalam pembuatan batako yang aman dari segi kimia mobilitas logam berat dan fisik dari tegangan tekan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Nusantara Water Centre, serta Laboratorium Teknik Lingkungan dan Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas Trisakti. Metode penelitian yang dilakukan yaitu uji leaching pada lumpur dan pasir untuk menentukan kadar Fe, Cu, Pb, Cr, Cd, Ni, dan Co. Ukuran batako yang diperlukan untuk laboratorium 5 x 5 x 5 cm 3 untuk uji kuat tekan dan uji leaching (TCLP) 15 x 15 x 15 cm 3 dengan perbandingan lumpur dan semen 10 / 100 ; 20 / 100 ; 25 / 100 dan 30 / 100 . Hasil analisis lumpur memperlihatkan konsentrasi Pb (0,12 mg/L), Co (< 0,05 mg/L), Ni (6,39 mg/L), Cd (<0,01 mg/L), Fe (0,24 mg/L), Cr (<0,02 mg/L) dan (Cu 0,05 mg/L). Hasil analisis fraksi pasir untuk semua logam berat berada di bawah baku mutu PP No. 85 Tahun 1999. Hasil uji TCLP memperlihatkan, logam berat Ni dan Fe paling banyak diikat dalam agregat. Hasil uji kuat tekan menunjukkan bahwa terjadi penurunan tegangan tekan bersamaan dengan penambahan lumpur. Dilihat dari uji leaching dapat disimpulkan sampai dengan rasio berat lumpur 0,3 terhadap semen, hasilnya masih di bawah baku mutu berdasarkan PP No. 85 Tahun 1999. Dari uji leaching dan uji kuat tekan dapat disimpulkan bahwa sampel dengan rasio berat lumpur 0,2 memiliki kuat tekan batako 85 kg/cm 2 yang memenuhi persyaratan Peraturan Beton Indonesia Tahun1971 dan memenuhi baku mutu PP No. 85 Tahun 1999 tentang baku mutu TCLP zat pencemar dalam limbah. Kata kunci: lumpur, batako, solidifikasi, uji leaching, kuat tekan
PERENCANAAN TEKNIS PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN CAKUNG, JAKARTA TIMUR Indrawati, Dwi; Purwaningrum, Pramiati; Laily Megawarni, Andi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah perkotaan saat ini adalah timbulan sampah hasil dari berbagai macam aktivitas terus meningkat, sehingga dibutuhkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Kecamatan Cakung terletak di Jakarta Timur dengan luas 42,47 Km 2 dan jumlah penduduk pada awal tahun 2009 ± 248.327 jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah serta merencanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang lebih efektif dan efisien. Metode yang digunakan untuk memproyeksikan timbulan sampah pada tahun mendatang yaitu diperkirakan sesuai dengan kecenderungan tingkat aktivitas dan produktivitas industri serta income per kapita penduduk. total timbulan sampah di Kecamatan Cakung awal tahun 2009 sebesar 816 m 3 /hari dan yang terangkut sebesar 715 m 3 /hari, sehingga tingkat pelayanan di Kecamatan Cakung sebesar 87,62%. Periode perencanaan direncanakan untuk 10 tahun mendatang yang dibagi dalam 3 (tiga) tahap. Direncanakan tingkat pelayanan naik sebesar 5% setiap 3 tahun. Pemilahan direncanakan dilakukan di sumber. Pola pengumpulan sampah yang diterapkan adalah pola individual langsung, dan pola individual tidak langsung, pola komunal tidak langsung. Sampah yang terkumpul dari pola individual tidak langsung dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pulogebang. Kata kunci: sampah, kota, pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan
PENGARUH RESIRKULASI LEACHATE PADA PROSES DEKOMPOSISI SAMPAH ORGANIK SECARA ANAEROB Indrawati, Dwi; Iswanto, Bambang; Khairul Umam, Aji
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 5 (2014)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia. Masalah sampah merupakan masalah yang umum dan telah menjadi fenomena universal di berbagai negara, dengan titik perbedaannya terletak pada jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat berbanding lurus dengan sampah yang dihasilkan, sedangkan lahan untuk pembuangan sampah semakin sulit. Sehingga diperlukan sebuah teknologi yang dapat mempersingkat waktu dekomposisi sampah agar lahan yang tersedia cukup untuk menampung sampah yang dihasilkan. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan membantu manusia untuk mencari energi alternatif. Energi alternatif dijadikan energi terbarukan yang bersifat ramah lingkungan. Permasalahan di atas dapat dikombinasikan menjadi sebuah solusi untuk mengurangi kecenderungan dampak pencemaran lingkungan dan potensi sumber energi terbarukan. Dalam penelitian ini dilakukan resirkulasi leachate untuk mempercepat proses dekomposisi sampah secara anaerob dengan tiga varisasi perlakuan. Variasi perlakuan berupa volume awal resirkulasi leachate 4,5 liter (RL1), 9 liter (RL2), dan 13 lliter (RL3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sampah organik pasar, menganalisis pengaruh resirkulasi leachate terhadap parameter dekomposisi, mengetahui dosis leachate yang diresirkulasi terhadap terbentuknya gas metan (CH4), dan menganalisis karakteristik kompos hasil proses dekomposisi sampah organik. Penentuan kadar air menggunakan metode gravimetri, penentuan kadar volatie solid (VS) dengan pembakaran pada suhu 550°C, untuk analisis C/N rasio dan densitas sampah menggunakan perhitungan secara matematis. Parameter berupa pH , suhu, dan kelembaban dilihat dari indikator parameter yang terdapat dalam rangakaian reaktor, dan untuk analisis biogas menggunakan metode Gas Chromatography. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakteristik sampah organik pasar untuk nilai kadar air sebesar 78,2%, kadar VS sebesar 33%, nilai C/N rasio sebesar 24, dan densitas sampah 230 kg/m3 . Reaktor RL2 dengan volume awal resirkulasi 9 liter (50% volume awal) adalah reaktor paling optimum dengan kecepatan peningkatan gas metan setelah resirkulasi leachate terbesar yaitu 0,87% per hari, dan penurunan gas karbon dioksida terbesar yaitu 0,86% per hari. Reduksi sampah pada reaktor RL2 juga yang terbesar yaitu 77,5%. Karakteristik kompos berupa nilai kadar air pada variasi perlakuan dengan resirkulasi leachate dan perlakuan kontrol sebesar 19% – 33,6%, kadar VS sebesar 19,7% – 28,4%, dan pH dalam kisaran 7,0 – 7,25. Kata kunci: Dekomposisi anaerob, sampah pasar, resirkulasi leachate, biogas.
PENERAPAN KONSEP 3R MELALUI BANK SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN RAWAJATI, JAKARTA SELATAN Revani, Brigitta; Purwaningrum, Pramiati; Indrawati, Dwi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah persampahan yang menumpuk dan belum terpilah di Kota Jakarta melatar belakangi penelitian ini. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan jumlah penduduk yang berdampak kepada jumlah sampah yang terkumpul. Peningkatan tersebut tidak dibarengi oleh kepedulian masyarakat tentang pengelolaan sampah. Program Bank Sampah merupakan salah satu cara pengelolaan sampah yang dilaksanakan untuk mengurangi permasalahan tersebut. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kinerja program Bank Sampah, mengetahui manfaat Bank Sampah dan potensi daur ulang sampah yang dihasilkan serta merencanakan pengembangan Bank Sampah di Kelurahan Rawajati. Metode yang digunakan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yaitu dengan SNI 19-3964-1994, Selain itu data penelitian diperoleh dengan melakukan pengamatan serta wawancara langsung di lapangan, selanjutnya dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata laju timbulan sampah di Kelurahan Rawajati sebesar 0,3 kg/org/hari. Komposisi sampah di Kelurahan Rawajati paling tinggi adalah sampaah organik yaitu 76%, sedangkan sampah non organik 24% dimana yang paling tinggi adalah sampah lain-lain. Kelurahan Rawajati memiliki Bank Sampah yang sudah berjalan selama 5 tahun dengan jumlah nasabah sebanyak 17% dari total penduduk. Saat ini, Bank Sampah di Kelurahan Rawajati mampu mengurangi sampah non organik sebanyak 4,19%. Manfaat dari adanya Bank Sampah antara lain dalam bidang pengelolaan sampah, dalam segi ekonomi dan segi sosial. Potensi daur ulang sampah yang didapat sebanyak 9,69% dari 24% total sampah non organik. Untuk perencanaan 10 tahun kedepan yaitu pada tahun 2016-2025 Bank Sampah akan berkembang dengan penambahan jumlah nasabah, perluasan wilayah pelayanan dan penambahan jenis sampah yang diterima. Target yang ingin dicapai pada akhir tahun perencanaan adalah jumlah nasabah mencapai 80% dari total penduduk , sehingga mampu mengurangi sampah sebesar 20,11%. Selain penambahan jumlah nasabah, juga direncanakan untuk menambah jenis sampah seperti plastik PS, plastik kresek, kayu dan kain. Penambahan ini akan meningkatkan potensi daur ulang sampah dan memperbesar persentase pengurangan sampah.   Keywords: waste management, non-organic waste, Waste generation, Waste Bank, Potential Recycling
Upaya Pengendalian Pencemaran Sungai yang diakibatkan oleh Sampah Indrawati, Dwi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 5, No 6 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbulan sampah dari hari ke hari cenderung meningkat dan bervariasi, sehingga seringkali sampah menjadi masalah karena pengelolaan yang belum baik. Pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang masih keliru terhadap sampah telah menimbulkan permasalahan sosial, lingkungan, dan kesehatan. Permasalahan lingkungan antara lain terjadinya kerusakan dalam sistem air, sehingga terjadi pencemaran air yang disebabkan aktivitas membuang sampah ke badan air. Ditinjau dari segi kualitas, kondisi perairan sungai di wilayah DKI Jakarta semakin menurun. Menurunnya kondisi tersebut salah satunya disebabkan karena pembuangan sampah ke sungai. Kegiatan pembuangan sampah ke sungai umumnya dilakukan oleh penduduk yang tinggal dan/atau beraktivitas di bantaran sungai. Oleh karena itu, prioritas untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke sungai lebih ditekankan kepada masyarakat yang tinggal dan/atau beraktivitas di dekat sungai. Upaya pengendalian pencemaran sungai yang diakibatkan oleh sampah masih terbatas dan diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya serta kurangnya penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistik bagi pengendalian pencemaran sungai yang diakibatkan oleh sampah, agar dapat dipertahankan kualitas lingkungan perairan yang baik. Pemerintah hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada dasarnya merangsang penduduk untuk melakukan pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).Keywords: Waste, management, environmental, pollution, issue. 
PENGARUH PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR PADA PROSES DEKOMPOSISI SAMPAH ORGANIK SECARA ANAEROB Puspita Sari, Feby; Hendrawan, Diana; Indrawati, Dwi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya telah meningkatkan jumlah sampah dari hari ke hari. Sampah yang dihasilkan 80% berupa sampah organik. Salah satu sumber sampah organik yaitu berasal dari pasar. Sampah organik pasar merupakan sampah yang cepat membusuk dan dapat menimbulkan bau, oleh karena itu diperlukan teknologi terbarukan agar sampah organik dapat lebih bermanfaat. Seiring berjalannya waktu, timbul perhatian dalam pencarian dan penggunaan energi alternatif. Dengan melihat permasalahan sampah dan penyediaan energi maka dapat dipertimbangkan usaha pengolahan sampah menjadi biogas. Gas metana (CH4) yang terkandung dalam biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan bioaktivator untuk mempercepat proses dekomposisi sampah secara anaerob dengan tiga varisasi perlakuan. Variasi perlakuan berupa penambahan bioativator sebanyak 1 l (RA1), 1,5 l (RA2), dan 2 l (RA3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sampah organik pasar, menganalisis pengaruh penambahan bioaktivator terhadap parameter dekomposisi dan terbentuknya gas CH4, dan untuk menganalisis karakteristik kompos yang dihasilkan. Penentuan kadar air menggunakan metode gravimetri, penentuan kadar volatie solid (VS) dengan pembakaran pada suhu 550°C, untuk analisis C/N rasio dan densitas sampah menggunakan perhitungan secara matematis. Parameter berupa pH, suhu, dan kelembaban dilihat dari indikator parameter yang terdapat dalam rangkaian reaktor, dan untuk analisis biogas menggunakan metode Gas Chromatography. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakteristik sampah organik pasar untuk nilai kadar air sebesar 78,2%, kadar VS sebesar 33%, nilai C/N rasio sebesar 24, dan densitas sampah 230 kg/m3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi RA2 lebih cepat mendekomposisi sampah organik pasar dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan reaktor kontrol, yaitu pada hari ke-14 telah memasuki fase metanogenesis. Pada hari ke-14, pH pada variasi RA2 sebesar 6,5, suhu sebesar 36°C, dan kelembaban sebesar 75%. Hal ini didukung juga dengan analisis gas, yaitu kandungan gas CH4 pada variasi RA2 lebih tinggi dibandingkan dengan variasi lainnya yakni mencapai 17,46%. Karakteristik kompos berupa nilai kadar air pada variasi perlakuan dengan penambahan bioaktivator dan perlakuan kontrol sebesar 19% – 33,6%, kadar VS sebesar 19,7% – 28,4%, dan pH dalam kisaran 7,0 – 7,25. Keywords: Anaerobic decomposition, traditional market waste, bioactivator, biogas. 
PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI Indrawati, Dwi; Widyatmoko, H.; Riswandi Pratama, Toto
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 4 (2013)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metodologi perencanaan mengacu pada SNI 19-3964-1994. Untuk menentukan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah, dilakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah eksisting yang diperoleh dengan melakukan sampling terhadap 48 Kepala Keluarga sebagai wilayah permukiman dan 16 objek non permukiman. Dari hasil sampling diketahui bahwa laju timbulan sampah di Kecamatan Jatiasih sebesar 0,56 kg/org/hari, dengan persentase komposisi sampah untuk wilayah permukiman adalah 79% sampah organik dan 21% sampah anorganik, sedangkan persentase sampah untuk wilayah non permukiman adalah 46% sampah organik dan 54% sampah anorganik. Kepadatan sampah wilayah permukiman sebesar 0,13 kg/liter dan wilayah non permukiman sebesar 0,24 kg/liter. Periode perencanaan teknis operasional pengelolaan sampah di Kecamatan Jatiasih direncanakan untuk 20 tahun mendatang, yaitu hingga tahun 2035 dengan 3 tahapan perencanaan, yaitu tahap jangka pendek (2015-2017), jangka menengah (2018-2023) dan jangka panjang (2024-2035). Dalam perencanaan teknis operasional, diberikan 2 alternatif pengelolaan sampah dengan masing-masing biaya retribusi pada tahun 2035 yang dibebankan kepada warga terlayani adalah sebesar Rp 48.361,00/KK dan Rp 53.864,00/KK. Berdasarkan pertimbangan biaya, maka Alternatif I adalah alternatif terpilih dengan pola pengumpulan dan pengangkutan individual langsung sebesar 58%, individual tidak langsung sebesar 41% dan komunal langsung sebesar 1%.Kata kunci: Komposisi sampah, Pengumpulan sampah, Pengangkutan sampah, Timbulan sampah
PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BACA TERHADAP PEMECAHAN SOAL CERITA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA Indrawati, Dwi
Jurnal PGSD Indonesia Vol 1, No 2 (2015): Jurnal PGSD Indonesia
Publisher : Prodi PGSD FKIP UPY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan minat baca terhadap pemecahan soal cerita matematika siswa kelas IV SD se-kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan di SD Se-Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh siswa Kelas IV SD Se-Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta berjumlah 645 siswa dan sampel penelitian berjumlah 230 siswa dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Hasil penelitian disimpulkan (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi terhadap penyelesaian soal cerita matematika, dengan diperoleh thitung = 3,290 > ttabel = 1,651 dengan p = 0,001, (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan minat baca terhadap pemecahan soal cerita matematika, dengan diperoleh thitung = 4,281 > ttabel = 1,651, dengan p = 0,000, (3) terdapat pengaruh antara motivasi dan minat baca terhadap pemecahan soal cerita matematika siswa kelas IV SD dengan diperoleh Fhitung = 22,014 dan p = 0,000. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa adanya pengaruh motivasi dan minat baca siswa terhadap pemecahan soal cerita matematika mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita matematika.Kata kunci: motivasi, minat baca, pemecahan soal cerita matematikaAbstractThis research aims to discover any possible influence of motivation and reading interest altogether on ability to solve mathematical narrative question among Class IV Students in all elementary schools within Seyegan District, Sleman Yogyakarta. The research took places in all elementary schools found in district Seyegan, Sleman Yogyakarta. Population are all class IV students of all elementary schools within Seyegan District, Sleman Yogyakarta as many as 645 students and sample are 230 of them taken with purposive sampling technique. Data gathering technique in this research relied on questionnaire and documentation. Technique of data analysis meanwhile is based on double regression analysis. The result it is conclusive that (1) there is a positive and significant influence of personal motivation on ability to solve mathematical narrative story, shown by tcount = 3,290, > ttable = 1,651 with p = 0,001, (2) there is some a positive and significant influence of reading interest on ability to solve mathematical narrative story, shown by tcount = 4,281 > ttable = 1,651, with p = 0,000, (3) there is some a positive and significant influence coming from motivation and reading interest altogether on ability to solve mathematical narrative question among Class IV students of all elementary schools in Seyegan District Sleman Yogyakarta, shown by the obtained Fcount = 22,014 and p = 0,000. The implication of the research is, with proven influential correlation between personal motivation and reading interest on students’ ability to solve mathematical narrative story, important to solve mathematical narrative question.Keywords: motivation, reading interest, solve mathematical narrative question
Hubungan Perilaku Komsumsi Jajanan Pada Pedagang Kaki Lima Dengan Kejadian Diare Dyna, Fitri; Putri, Veni Dayu; Indrawati, Dwi
Jurnal Endurance Vol 3, No 3 (2018): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.342 KB) | DOI: 10.22216/jen.v3i3.3097

Abstract

School age is the children in the age range 6-12 years. School age children need adequate food in quantity and quality in order to have a good nutritional status. School age children generally spend a quarter of their time in schools, and with the large number of child activities tend to forget the meal times. Children who are not habitual breakfast at home and parents habits give allowance to children is the factor precipitating the emergence of unhealthy street snack behavior in schools. Children often buy snack and choose the kind of haphazard with the low quality of food service and food ingredients. The result of consuming unhealthy foods will cause diarrhea due to interference on digestive’s children. The goal of this research is to know the relation of consumption street snack behavior with diarrhea in children of school age. This is a quantitative research which is used correlation design. This research was conducted in SD Negeri 141 Pekanbaru with 71 children as respondents. The result of this research obtained that school age who behave street snack is about 53 respondents (74.6%) and 28 respondents (39.4%) get effect of diarrhea. The chi square test results obtained the P Value 0.01, this means that there is a relationship of consumption street snack behavior with diarrhea. It’s expected to school authority to observe and monitor the street snack that commercial at school’s surroundings. Anak usia sekolah merupakan anak yang berada pada rentang usia 6-12 tahun. Anak usia sekolah membutuhkan makanan yang cukup secara kuantitas dan kualitas agar memiliki status gizi yang baik. Anak usia sekolah umumnya menghabiskan seperempat waktunya disekolah, dengan banyaknya aktivitas anak cenderung melupakan waktu makan. Kebiasaan anak yang tidak sarapan dirumah ditambah dengan kebiasan orang tua memberikan uang jajan kepada anak merupakan faktor pencetus munculnya perilaku jajan tidak sehat disekolah. Anak sering membeli jajan sembarangan dan memilih jenis makanan yang menarik dengan kualitas jajanan yang rendah serta bahan makanan yang kurang baik.Akibat dari mengkomsumsi makanan yang tidak sehat akan menimbulkan gangguan pada pencernaan anak yaitu diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku komsumsi jajanan dengan kejadian diare pada anak usia sekolah. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain korelasi. Penelitian dilakukan di SD Negeri 141 Pekanbaru dengan jumlah sampel sebanyak 71 responden . Hasil penelitian didapatkan bahwa anak usia sekolah yang berperilaku jajan makanan terbuka 53 responden (74,6%), dan yang mengalami diare sebanyak 28 responden (39,4%). Hasil uji chi square didapatkan nilai P Value 0,01 artinya terdapat hubungan perilaku komsumsi jajanan pada pedagang kaki lima dengan kejadian diare. Diharapkan pihak sekolah untuk mengawasi aneka jajanan yang diperjualbelikan di lingkungan sekolah.
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT KELOMPOK PEMANFAAT KOTORAN HEWAN (KOHE) DAN KELOMPOK PETANI ORGANIK Ruhiyat, Ratnaningsih; Indrawati, Dwi; Indrawati, Etty; Siami, Lailatus
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 02 (2018): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v1i02.1475

Abstract

The Community Partnership Program (PKM) of Kohe Beneficiary Groups in Cibodas Village and Organic Farmers Group in Cisondari Village, Pasirjambu District, Bandung Regency, is a community service activity aimed at handling cow dung in Cibodas Village, which is currently quite abundant but it has not been well managed, so it has the potential to pollute the environment. The use of cohes uses vermicomposting technology, which results in the form of organic fertilizer known as vermicompost fertilizer. The purpose of this activity was also to introduce vermicomposting technology and familiarize the use of vermicompost fertilizer to organic farmer groups in Cisondari Village, which has been using untreated chicken dung, and the chicken foal is imported from the Tangerang area. The method of implementation includes, socialization and training, polling through questionnaires, vermicomposting demplot and organic farming, focus group discussions and village consultation meetings. The demonstration plot is a field school for kohe managers and organic farmers, so that participants can understand the entire process of the activity. Group discussions are conducted to discuss the results and equate perceptions for all participants in the process of making fertilizers and organic farming. Village consultation activities are intended to convey activities that have been carried out to village heads and community leaders, so that they are expected to have support. Through this activity, cow dung can be used by user groups to become vermicompost with quality that meets quality standards based on Minister of Agriculture Regulation No. 70 / Permentan / SR.140 / 10/2011, and the vermicompost and worm production activities take place so that farmers can provide organic fertilizer and provide additional income for the dung management community.Keywords: animal waste, vermicomposting, organic farming, demonstration plot Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kelompok Pemanfaat Kohe di Desa Cibodas dan Kelompok Petani Organik di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan menangani kotoran hewan (kohe) sapi  di Desa Cibodas, yang saat ini cukup melimpah jumlahnya namun belum terkelola dengan baik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Pemanfaatan kohemenggunakan teknologi vermicomposting, yang hasilnya berupa pupuk organik yang dikenal dengan pupuk kascing. Tujuan dari kegiatan ini juga memperkenalkan teknologi vermicomposting dan membiasakan penggunaan pupuk kascing kepada kelompok petani organik di Desa Cisondari, yang selama ini menggunakan kohe ayam tanpa perlakuan, dankohe ayam tersebut didatangkan dari wilayah Tangerang. Metode pelaksanaan meliputi, sosialisasi dan pelatihan, jajak pendapat melalui kuesioner, demplot vermicomposting dan pertanian organik, diskusi kelompok (focus group discussion)serta rembug desa. Demplot merupakan sekolah lapangan bagi pengelola kohe dan petani organik, sehingga pesertadapat memahami seluruh proses kegiatan.Diskusi kelompok dilakukan untuk membahas hasil dan menyamakan persepsi bagi seluruh peserta dalam proses pembuatan pupuk maupun pertanian organik. Kegiatan rembug desa, ditujukan untuk menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan kepada kepala desa dan tokoh masyarakat, sehingga diharapkan adanya dukungan dari mereka. Melalui kegiatan ini,kohe sapi dapat dimanfaatkan oleh kelompok pemanfaatmenjadi pupuk kascing dengan kualitas yang memenuhi standar kualitas berdasarkanPeraturan Menteri Pertanian No 70/Permentan/SR.140/10/2011,dan berlangsungnya kegiatan produksi kascing dan cacing, sehingga dapat menyediakan pupuk organik bagi petani dan memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat pengelola kohe.Kata kunci : kotoran hewan, vermicomposting, pertanian organik, demplot