Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SOSIALISASI DAN DEMONSTRASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN METODE TAKAKURA Wika Atro Auriyani; Mutiara Fajar; Michael michael; Pralestika Dwi Kusumandary; Rahma Yanda
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v5i1.267

Abstract

Salah satu isu penting lingkungan di provinsi Lampung saat ini adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh banyaknya timbunan sampah. Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) periode 2017-2018, timbunan sampah terbesar menurut sumber sampah di Provinsi Lampung berasal dari sampah rumah tangga yaitu sebesar 72,98% sedangkan komposisi sampah didominasi oleh sisa-sisa makanan. Pertumbuhan sampah rumah tangga meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung merupakan salah satu desa di Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk tinggi yaitu sekitar 9,51% dan menduduki posisi kedua setelah Natar.pengelolaan sampah di Desa way Huwi. Pengelolaan sampah di Desa Way Huwi masih berupa pengumpulan akhir di TPA, namun fasilitas TPA masih berupa open dumping yang memicu masalah lingkungan lain seperti polusi udara, kebakaran, longsor, penurunan kesehatan warga, pencemaran air, dan lain lain. Selain itu, warga Desa Way Huwi yang sebagian besar memiliki lahan yang luas dan terbuka biasanya membakar sampah rumah tangga yang menyebabkan permasalahn lingkungan lainnya. Metode Takakura adalah salah satu metode yang sederhaa dan murah untuk mengolah sampah organik rumah tangga. Melalui sosialisasi dan demonstrasi berkelanjutan pengelolaan sampah dengan metode Takakura di Desa Way Huwi diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah organik rumah tangga sebagai pupuk kompos, mengingat sebagian besar mata pencarian penduduk Desa way Huwi berada di sektor pertanian dan Perkebunan. Setelah diadakan sosialisasi dan demonstrasi pengelolaan sampah organik di desa Way Huwi, pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah dirumah tangga meningkat dan 87% masyarakat akan memisahkan sampah organik dan anorganik serta antusias untuk mengikuti kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema yang lainnya.
The Electrolyte-Fuel Concentrations Effects on Direct Methanol Alkaline Fuel Cell (DMAFC) Through Non-Noble Metal Catalysts Wika Atro Auriyani; Djoni Bustan; Sri Haryati
Journal of Science and Applicative Technology Vol 5 No 1 (2021): Journal of Science and Applicative Technology June Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jsat.v5i1.388

Abstract

Most of the R&D on Direct Methanol Alkaline Fuel Cell (DMAFC) concentrates on electrode catalyst and appropriate electrolyte to improve the efficiency. Mostly, a Pt-based electrocatalyst was used. In this research, Nickel foam and membrane silver as non-noble metal catalysts were used in a square-shaped fuel cell stack of 15 x 15 cm in size. The ionic current in the Direct Methanol Alkaline Fuel Cell (DMAFC) was due to the conduction of hydroxide ions. Potassium hydroxide which plays an essential role in delivering hydroxide ions was used in this study. The electrolyte effect of potassium hydroxide was studied in different concentrations for the methanol oxidation reaction. Nickel foam and membrane silver were used for methanol oxidation reaction (MOR) and oxygen reduction reaction (ORR). 1 M, 3 M, 5 M concentration of potassium hydroxide and 0.5 M, 1 M, 2 M, 3 M, 4 M, 5 M of methanol as a fuel have been conducted. The highest maximum power density of 543.35 mW/cm2 was obtained at 2,331 mA/cm2 of current density using the 5 M KOH and 0,5 M fuel. At equimolar concentration between fuel-electrolyte mixture give the higher current density.
Composting of Dry Leaves and Household Kitchen Wastes Using Rotary Drum Biocomposter Wika Atro Auriyani; Yunita Fahni; Desi Riana Saputri; Nurul Mawaddah; Mutiara Fajar; Ella Novita; Wulan Asmarani; Raden Fattah Asfari Ahmad
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v6i2.3347

Abstract

According to data from the National Waste Management Information System (SIPSN) for 2020, the largest pile of waste according to waste sources in Lampung Province comes from household waste, namely 42%. Along the Dusun II road in Way Hui Village, almost every day the community burns leaf litter in their yards, which causes pollution. In addition, according to data from the Central Statistics Agency (BPS) for 2020, agriculture in Lampung is the 15th highest, namely 90.48%. However, in its management, the majority of agriculture and plantations in Lampung use inorganic fertilizers to increase the quality and quantity of crops. This problem can be overcome by using organic waste as compost to gradually improve soil quality and reduce the volume of household kitchen waste. The Rotary Drum Biocomposter is a simple and inexpensive composter for processing kitchen and household organic waste in a sustainable manner. To speed up the composting process, a bioactivator is added as a decomposer. Bioactivators can be made by utilizing rice washing water waste and papaya fruit waste, which are rich in nutrients and can increase the macronutrients of the compost. The composting method used in this research is aerobic composting. This tool aims to educate the surrounding community that waste can be turned into valuable goods with good management, thereby creating a healthy environment and profitable business opportunities.
Limbah jerami padi sebagai sumber N, P, dan K organik dalam pembuatan pupuk untuk produksi tanaman bayam (Amaranthus Sp.) Misbahudin Alhanif; Woro Astuti; Permadi Wardani; Rifqi Sufra; Wika Atro Auriyani
Hexatech: Jurnal Ilmiah Teknik Vol. 2 No. 1 (2023): Hexatech: Jurnal Ilmiah Teknik
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/hexatech.v2i1.709

Abstract

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki hasil pertanian melimpah, salah satunya bayam. Akan tetapi, petani bayam masih diikuti oleh banyak kendala seperti teknis budidaya, hama dan penyakit, pupuk hingga pemasaran hasil panen yang masih tradisional. Disisi lain, potensi limbah jerami padi yang melimpah memiliki unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti Si (Silika), K2O (Kalium Oksida), P2O5 (Potassium Pentaoksida dan N (Nitrogen). Unsur-unsur tersebut akan hilang apabila dilakukan pembakaran. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk ekstraksi unsur hara limbah jerami padi dan memanfaatkannya sebagai sumber N, P, dan K organik dalam pembuatan pupuk cair. Penelitian ini memberikan hasil bahwa semakin lama waktu ekstraksi, dapat menghasilkan unsur hara yang lebih tinggi sehingga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman bayam. Selain itu, pupuk organik cair komersial secara kimia memiliki kandungan nitrogen tinggi. Namun, pupuk cair dari limbah jerami juga memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik karena memiliki kandungan fosfor dan kalsium yang tinggi.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Jeruk Purut (Cytrus hitrix D.C) Sebagai Koagulan Alami Terhadap Karakteristik Karet Wika Atro Auriyani; Feerzet Achmad; Deviany Deviany; Muhammad Ikhwan Ardian; Rizky Dimas Prasetyo; Aldillah Herlambang; Musa Musa
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol 4, No 1 (2023): Published in June 2023
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/reactor.v4i1.85

Abstract

Natural rubber is a plantation commodity that has a significant role in the country's economy. This study aims to determine the effect of the natural coagulant extract of kaffir lime with centrifugation and non-centrifugation treatment on the coagulation process, pH and coagulation time, characteristics of rubber clone IRR 118 and comparison of the quality of rubber with 2% formic acid chemical coagulant. The volume of coagulant used was 75 mL mixed with 150 mL of latex, so that coagulation occurred and produced coagulum. Then the resulting coagulum is analyzed for the characteristics of the rubber to determine the quality of the rubber. Characteristic analysis carried out was Dry Rubber Content (DRC), Initial Plasticity (Po), Plasticity Retention Index (PRI), Mooney Viscosity, ash content, impurities content, volatile matter content, and nitrogen content. The results showed that the natural coagulant extract of kaffir lime could coagulate latex, lowering the pH of latex thereby speeding up coagulation time. From the rubber characteristic test using kaffir lime natural coagulant it complies with SNI 06-1903-2017 SIR 20. The quality of rubber produced from using kaffir lime natural coagulant extract as a coagulant can equate the quality of rubber produced by using 2% formic acid chemical coagulant, but coagulant The natural ingredients used have drawbacks, namely the availability of seasonal fruit, and the need for treatment before being used as a coagulant.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN, KONSENTRASI DAN JENIS PELARUT TERHADAP ANTOSIANIN DARI EKSTRAK BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA) Desi Riana Saputri; Yuniar Luthfia Listyadevi; Damayanti Damayanti; Wika Atroauriyani; Yunita Fahni; Andri Sanjaya; Fidel Abdiman Zega; Fikri Rahmatul Ikhlas
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v12i1.19888

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan jenis tanaman di Indonesia yang sedang dikembangkan manfaat kandungan senyawa antosianinnya sebagai antioksidan. Proses ekstraksi untuk mendapatkan antosianin dari ekstrak bunga telang membutuhkan beberapa variasi dari segi penggunaan pelarutnya agar hasil optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variabel lama perendaman, konsentrasi, dan jenis pelarut terhadap kandungan antosianin pada bunga telang. Proses perendaman bunga telang dilakukan selama 6, 12, dan 18 jam mengunakan pelarut etanol dengan masing-masing konsentrasi 60 dan 90%. Selanjutnya, proses penguapan pelarut dengan rotary evaporator pada suhu 60°C dengan kecepatan 50 rpm. Proses analisis senyawa dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometri UV-Visibel dan sampel dengan konsentrasi terbaik dianalisis menggunakan liquid chromatography-mass spectroscopy (LC-MS). Rendemen ekstrak tertinggi terdapat pada perendaman 18 jam yaitu sebesar 29, 25%b/v untuk pelarut etanol 60% dan 5%b/v untuk pelarut etil asetat 60%. Ekstrak antosianin lebih larut dengan menggunakan pelarut etanol dibandingkan etil asetat. Jenis antosianin yang teridentifikasi diindikasikan sebagai cyanidin-3-O-glucoside, Cn-3-(6”-p-coumaroylgluc-oside), Dp-3-(6”-p-coumaroylglucoside), dan delphinidin-3-O-glucoside.
SINTESIS ANTI-SARIAWAN HYDROGEL PATCH FILM DARI EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS MENGGUNAKAN METODE ULTRASOUND ASSISTED EXTRACTION Yunita Fahni; Safira Anggarini; Ridho Ramadhan Jakop; Agriadi Dwi Nugroho Putro; Cika Amalia Shabira; Azzaima Ayu Ulisya; Desi Riana Saputri; Wika Atro Auriyani; Damayanti Damayanti; Andri Sanjaya; Ibnu Maulana Hidayatullah
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i2.27862

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi potensi antibakteri dari ekstrak kulit pisang kepok (Musa spp.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus (Sp. aureus) menggunakan metode ultrasound assisted extraction (UAE) dan mengaplikasikannya dalam bentuk patch hydrogel untuk pengobatan sariawan. Ekstrak kulit pisang kepok, yang mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, saponin, dan fitosterol, menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap Sp. aureus. Penelitian ini menemukan bahwa waktu sonikasi 50 menit mampu menghasilkan rendemen tertinggi pada ekstraksi kulit pisang kepok. Ekstrak kulit pisang kepok bekerja efektif sebagai antibakteri terhadap Sp. aureus pada konsentrasi 60-80%. Analisis GC-MS mengidentifikasi senyawa antimikroba dan antiinflamasi dalam ekstrak. Formulasi hydrogel patch film dengan ekstrak 60-80% memenuhi standar fisik dan kimia, termasuk ketahanan lipatan dan pH yang sesuai untuk penggunaan di rongga mulut, menunjukkan potensi sebagai bahan anti-sariawan.
THE EFFECT OF NATURAL PRESERVATIVE EXTRACTS ON THE PHYSICOCHEMICAL AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF COCONUT SAP Desi Riana Saputri; Yuniar Luthfia Listyadevi; Galeh Widharma; Ratih Ainun Mardiyah; Muhammad Triyogo Adiwibowo; Wika Atro Auriyani; Yunita Fahni; Damayanti Damayanti; Andri Sanjaya; Feerzet Achmad; Deviany Deviany; Aldillah Herlambang; Edwin Rizki Safitra
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i2.25689

Abstract

Coconut sap produced from coconut trees has a short shelf life due to contamination and undergoes natural fermentation. One way to extend the shelf life of coconut sap is by adding preservatives. This research aims to determine the effect of adding natural preservative extracts on the antioxidant value, pH, sugar, and alcohol content of coconut sap by adding natural preservatives. There are five samples: pure sap (NM); sap with sugar lime (NK); sap with sugar lime and cinnamon extract (NKM); sap with sugar lime and mango leaf extract (NDM); sap with sugar lime and noni leaf extract (NKD). The study was conducted by extracting natural preservatives, namely cinnamon extract, mango leaves extract, and noni leaves extract, using the maceration method. These natural preservative extracts were mixed with Ca(OH)2 in a 1:1 ratio and dissolved in distilled water. The mixture was then mixed with the sap. The results of the antioxidant test showed that the IC50 values of the NM, NK, NKM, NDM, and NKD samples were 52.911, 144.409, 26.043, 49.275, and 24.21 ppm, respectively. The highest pH value was found in the NK sample at 13.8, and the lowest in the NM sample at 3.8. The lowest sugar content was in the NM and NDK samples, with 10.6 and 14.6%. The highest alcohol content was found in the NK and NKD samples, with alcohol contents of 14.80% and 14.20%. This study shows that adding natural preservatives such as cinnamon, mango leaves, and noni leaves can increase the antioxidant activity of coconut sap, raise its pH, and maintain its sugar content to prevent it from being reduced to alcohol.
PENGARUH RASIO BAHAN DAN PELARUT ETANOL TERHADAP KARAKTERISTIK WARNA DAN KADAR ANTOSIANIN DALAM EKSTRAK BUAH GENDOLA (BASELLA RUBRA) Yunita Fahni; Desi Riana Saputri; Yuniar Luthfia Listyadevi; Wika Atro Auriyani; Damayanti Damayanti; Anis Safitri Ramadhani; Mela Rosalia
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v12i1.19817

Abstract

Buah gendola merupakan tanaman obat alami Indonesia. Buah gendola diketahui memiliki kandungan diantaranya kartenoid, saponin, pigmen antosianin, flavonoid, dan polifenol yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami. Antosianin merupakan senyawa organik yang bersifat antioksidan. Senyawa ini ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Studi ini berfokus untuk mengkaji pengaruh dari komposisi bahan dan pelarut terhadap karakteristik warna dan konsentrasi antosianin. Indentifikasi jenis antosianin dari sampel dengan kadar antosianin tertinggi dilakukan dengan analisis liquid cromatography mass spectrometry (LC-MS). Ekstraksi buah gendola dilakukan dengan metode maserasi pada temperatur 50°C, menggunakan pelarut etanol dengan variasi rasio bahan dan pelarut (1:10, 1:20, dan 1:30 b/v). Hasil studi ini menunjukan kadar antosianin terbesar (46,657 ppm) didapatkan pada sampel dengan rasio bahan dan pelarut yaitu 1:10 (b/v) dan kadar antosianin terendah (21,622 ppm) terdapat pada sampel 1:30 (b/v). Hasil identifikasi menunjukan jenis antosianin pada ekstrak gondola adalah jenis malvidin-3-O-glukosa.