Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh jenis koagulan alami terhadap karakteristik karet pada klon IRR 118 Feerzet Achmad; Damayanti Damayanti; Enjel Saputri; Widiyanti Aprilia; Suhartono Suhartono; Suharto Suharto
Jurnal Teknik Kimia Vol 28 No 3 (2022): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v28i3.1221

Abstract

Pohon karet (Hevea Braziliensis) merupakan komoditas penting dalam perekonomian Indonesia dan sebagai salah satu tanaman penghasil lateks. Untuk menghasilkan produk karet SIR 3L, lateks perlu dilakukan koagulasi dengan menggunakan koagulan. Koagulan yang biasa digunakan oleh industri pengolahan karet yaitu koagulan kimia asam formiat namun koagulan kimia ini tidak ramah lingkungan dan pekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis koagulan alami terhadap karakteristik karet pada klon IRR 118 (Indonesian Research Rubber). Analisa karakteristik karet yang dilakukan adalah DRC (Dry Rubber Content), Po (Plastisitas awal), dan PRI (Plasticity Retention Index). Penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VII Afedeling 3, Unit Way Berulu Pesawaran, Lampung. Koagulan alami dengan konsentrasi 100% digunakan sebanyak 50 mL pada 100 mL sampel lateks. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu: preparasi koagulan, pengambilan lateks, koagulasi lateks, dan karakterisasi karet. Koagulan alami yang digunakan yaitu nanas muda (NM), jeruk nipis (JN), cermai (C), belimbing wuluh (BW), dan belimbing buah (BB). Hasil dari penelitian ini dengan koagulan alami BB dimana pH koagulasi lateks tidak mengalami penurunan secara signifikan dan penurunan pH lateks terendah yaitu 4pada koagulan alami BW. Proses koagulasi tercepat yaitu selama 4,1 menit dengan koagulan alami BW, sedangkan proses koagulasi terlama terjadi pada koagulan alami BB yaitu selama 9,6 menit. Nilai DRC tertinggi diperoleh BW sebesar 33,37% sedangkan nilai DRC terendah pada BB sebesar 30,68%. Nilai TSC (Total Solid Content) yang diperoleh pada penelitian ini yaitu sebesar 35,8%. Nilai Po tertinggi dari jenis koagulan BW sebesar 36,33% dan nilai Po terendah pada belimbing buah sebesar 33%. Nilai PRI tertinggi diperoleh koagulan alami dari BW sebesar 81,04% sedangkan nilai PRI terendah pada BB sebesar 75,41%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mutu karet terbaik diperoleh dari penambahan jenis koagulan alami BW. Karakteritik karet yang dihasilkan dengan menggunakan koagulan alami lebih baik jika dibandingkan dengan koagulan kimia dan memenuhi standar SNI 06-1903-2011 untuk produk karet SIR 3L.
The effect of solvent type on the extraction of soybean crude oil and its laboratory-scale cost analysis Saputri, Desi Riana; Listyadevi, Yuniar Luthfia; Adiwibowo, Muhammad Triyogo; Alhanif, Misbahudin; Damayanti, Damayanti; Fahni, Yunita; Auriyani, Wika Atro; Sanjaya, Andri; Sufra, Rifqi; Yuniarti, Reni; Yusupandi, Fauzi; Syahriantoro, Nur Alfi; Kurniawansyah, Arief
Jurnal Teknika Vol 19, No 2 (2023): AVAILABLE ONLINE IN NOVEMBER 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v19i2.22059

Abstract

Soybeans (Glycine max) are a type of legume with moderately high fat content. Appropriate and safe types of solvents are essential in extracting fatty acids for consumption. This study aims to find an alternative solvent to replace n-hexane for extracting soybean oil and analyze its lab-scale production cost. Soybean oil was extracted by soxhlet extraction using ethanol, ethyl acetate, and n-hexane with a soybean-to-solvent ratio of 1:4 and 2:4 (w/v) and an extraction time of 1 and 2 hours. The results show that solvent polarity and soybean: solvent ratio affect the yield and density of the resulting extract. The greater the soybean-to-solvent ratio, the more oil is extracted until equilibrium. The highest yield was 36.25%, obtained at a material-to-solvent ratio of 2:4 (w/v) within 2 hours with ethyl acetate, and the oil density was 0.92 g/mL. The Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS) analysis on the sample with the highest yield showed that the fatty acid composition was 34.36% linoleic acid, 22.12% palmitic acid, 19.40% stearic acid and 19.43% octadecadienoic acid. Ethyl acetate produces better yields and can be recommended as an alternative solvent to replace n-hexane for soybean oil extraction. The total extract production costs for 70% ethanol, 90% ethyl acetate, and 95% n-hexane solvents are IDR 780,847; 647,232; and 692,050, respectively. 
PENGARUH LAMA PERENDAMAN, KONSENTRASI DAN JENIS PELARUT TERHADAP ANTOSIANIN DARI EKSTRAK BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA) Desi Riana Saputri; Yuniar Luthfia Listyadevi; Damayanti Damayanti; Wika Atroauriyani; Yunita Fahni; Andri Sanjaya; Fidel Abdiman Zega; Fikri Rahmatul Ikhlas
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v12i1.19888

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan jenis tanaman di Indonesia yang sedang dikembangkan manfaat kandungan senyawa antosianinnya sebagai antioksidan. Proses ekstraksi untuk mendapatkan antosianin dari ekstrak bunga telang membutuhkan beberapa variasi dari segi penggunaan pelarutnya agar hasil optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variabel lama perendaman, konsentrasi, dan jenis pelarut terhadap kandungan antosianin pada bunga telang. Proses perendaman bunga telang dilakukan selama 6, 12, dan 18 jam mengunakan pelarut etanol dengan masing-masing konsentrasi 60 dan 90%. Selanjutnya, proses penguapan pelarut dengan rotary evaporator pada suhu 60°C dengan kecepatan 50 rpm. Proses analisis senyawa dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometri UV-Visibel dan sampel dengan konsentrasi terbaik dianalisis menggunakan liquid chromatography-mass spectroscopy (LC-MS). Rendemen ekstrak tertinggi terdapat pada perendaman 18 jam yaitu sebesar 29, 25%b/v untuk pelarut etanol 60% dan 5%b/v untuk pelarut etil asetat 60%. Ekstrak antosianin lebih larut dengan menggunakan pelarut etanol dibandingkan etil asetat. Jenis antosianin yang teridentifikasi diindikasikan sebagai cyanidin-3-O-glucoside, Cn-3-(6”-p-coumaroylgluc-oside), Dp-3-(6”-p-coumaroylglucoside), dan delphinidin-3-O-glucoside.
SINTESIS ANTI-SARIAWAN HYDROGEL PATCH FILM DARI EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS MENGGUNAKAN METODE ULTRASOUND ASSISTED EXTRACTION Yunita Fahni; Safira Anggarini; Ridho Ramadhan Jakop; Agriadi Dwi Nugroho Putro; Cika Amalia Shabira; Azzaima Ayu Ulisya; Desi Riana Saputri; Wika Atro Auriyani; Damayanti Damayanti; Andri Sanjaya; Ibnu Maulana Hidayatullah
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i2.27862

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi potensi antibakteri dari ekstrak kulit pisang kepok (Musa spp.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus (Sp. aureus) menggunakan metode ultrasound assisted extraction (UAE) dan mengaplikasikannya dalam bentuk patch hydrogel untuk pengobatan sariawan. Ekstrak kulit pisang kepok, yang mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, saponin, dan fitosterol, menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap Sp. aureus. Penelitian ini menemukan bahwa waktu sonikasi 50 menit mampu menghasilkan rendemen tertinggi pada ekstraksi kulit pisang kepok. Ekstrak kulit pisang kepok bekerja efektif sebagai antibakteri terhadap Sp. aureus pada konsentrasi 60-80%. Analisis GC-MS mengidentifikasi senyawa antimikroba dan antiinflamasi dalam ekstrak. Formulasi hydrogel patch film dengan ekstrak 60-80% memenuhi standar fisik dan kimia, termasuk ketahanan lipatan dan pH yang sesuai untuk penggunaan di rongga mulut, menunjukkan potensi sebagai bahan anti-sariawan.
ANALISIS EFISIENSI PERFORMA PEMBAKARAN INTERNAL PADA KERJA MESIN EMPAT LANGKAH TERHADAP PENAMBAHAN ZAT ADITIF METANOL Damayanti Damayanti; Adimas Anugrah Rivandy; Athallah Satrionindya Herlambang; Guita Normi; Putra Hidayatulloh; Veronika Viany Suswanto; Agus Slamet Riyadi; Didik Supriyadi; Desi Riana Saputri; Yunita Fahni; Andri Sanjaya; Devia Gahana Cindi Alfian; Muhammad Triyogo Adiwibowo; Dikri Uzlifah Janah; Taharuddin Taharuddin
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i1.24936

Abstract

Cadangan minyak bumi Indonesia terus menurun sedangkan jumlah kendaraan dan kebutuhan bahan bakar di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan jumlah kendaraan, yang mana performa pembakarannya yang kurang   sempurna dapat mengakibatkan banyaknya polusi udara. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja motor bakar, dan mengurangi polusi udara dari emisi gas buang dengan cara menambahkan zat aditif metanol pada bahan bakar. Analisis performa mesin yang dilakukan yaitu power, torsi, break mean effective pressure, efisiensi termal, dan specific fuel consumption, serta pengujian emisi gas buang kendaraan. Pada analisis uji performa mesin bensin, terlihat bahwa dengan penambahan metanol sebanyak 1,2%, terjadi peningkatan torsi, power, dan BMEP pada putaran 2500 rpm masing-masing sebesar 49,45%, 53,38%, dan 49,55%.
THE EFFECT OF NATURAL PRESERVATIVE EXTRACTS ON THE PHYSICOCHEMICAL AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF COCONUT SAP Desi Riana Saputri; Yuniar Luthfia Listyadevi; Galeh Widharma; Ratih Ainun Mardiyah; Muhammad Triyogo Adiwibowo; Wika Atro Auriyani; Yunita Fahni; Damayanti Damayanti; Andri Sanjaya; Feerzet Achmad; Deviany Deviany; Aldillah Herlambang; Edwin Rizki Safitra
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i2.25689

Abstract

Coconut sap produced from coconut trees has a short shelf life due to contamination and undergoes natural fermentation. One way to extend the shelf life of coconut sap is by adding preservatives. This research aims to determine the effect of adding natural preservative extracts on the antioxidant value, pH, sugar, and alcohol content of coconut sap by adding natural preservatives. There are five samples: pure sap (NM); sap with sugar lime (NK); sap with sugar lime and cinnamon extract (NKM); sap with sugar lime and mango leaf extract (NDM); sap with sugar lime and noni leaf extract (NKD). The study was conducted by extracting natural preservatives, namely cinnamon extract, mango leaves extract, and noni leaves extract, using the maceration method. These natural preservative extracts were mixed with Ca(OH)2 in a 1:1 ratio and dissolved in distilled water. The mixture was then mixed with the sap. The results of the antioxidant test showed that the IC50 values of the NM, NK, NKM, NDM, and NKD samples were 52.911, 144.409, 26.043, 49.275, and 24.21 ppm, respectively. The highest pH value was found in the NK sample at 13.8, and the lowest in the NM sample at 3.8. The lowest sugar content was in the NM and NDK samples, with 10.6 and 14.6%. The highest alcohol content was found in the NK and NKD samples, with alcohol contents of 14.80% and 14.20%. This study shows that adding natural preservatives such as cinnamon, mango leaves, and noni leaves can increase the antioxidant activity of coconut sap, raise its pH, and maintain its sugar content to prevent it from being reduced to alcohol.
PENGARUH RASIO BAHAN DAN PELARUT ETANOL TERHADAP KARAKTERISTIK WARNA DAN KADAR ANTOSIANIN DALAM EKSTRAK BUAH GENDOLA (BASELLA RUBRA) Yunita Fahni; Desi Riana Saputri; Yuniar Luthfia Listyadevi; Wika Atro Auriyani; Damayanti Damayanti; Anis Safitri Ramadhani; Mela Rosalia
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v12i1.19817

Abstract

Buah gendola merupakan tanaman obat alami Indonesia. Buah gendola diketahui memiliki kandungan diantaranya kartenoid, saponin, pigmen antosianin, flavonoid, dan polifenol yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami. Antosianin merupakan senyawa organik yang bersifat antioksidan. Senyawa ini ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Studi ini berfokus untuk mengkaji pengaruh dari komposisi bahan dan pelarut terhadap karakteristik warna dan konsentrasi antosianin. Indentifikasi jenis antosianin dari sampel dengan kadar antosianin tertinggi dilakukan dengan analisis liquid cromatography mass spectrometry (LC-MS). Ekstraksi buah gendola dilakukan dengan metode maserasi pada temperatur 50°C, menggunakan pelarut etanol dengan variasi rasio bahan dan pelarut (1:10, 1:20, dan 1:30 b/v). Hasil studi ini menunjukan kadar antosianin terbesar (46,657 ppm) didapatkan pada sampel dengan rasio bahan dan pelarut yaitu 1:10 (b/v) dan kadar antosianin terendah (21,622 ppm) terdapat pada sampel 1:30 (b/v). Hasil identifikasi menunjukan jenis antosianin pada ekstrak gondola adalah jenis malvidin-3-O-glukosa.
INFLUENCE OF SOLVENT TYPE ON PATCHOULI OIL EXTRACTION EFFICIENCY USING MICROWAVE-ASSISTED METHOD Sanjaya, Andri; Mustafa, Mustafa; Sweatenia, Elisabeth Grace; Aulia, Siti Aisyah Rahimah; Rahmawati, Disty; Valiendra, Dhanda Ahmad; Damayanti, Damayanti; Fahni, Yunita; Auriyani, Wika Atro; Saputri, Desi Riana
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i2.28559

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) is an essential oil-producing plant with high economic value. Patchouli oil consists of components with a high boiling point, so it is very well used as a binding agent in the perfume industry. Patchouli oil is also used in the cosmetics and perfume industry, as well as in the food and beverage industry and the pharmaceutical industry.  This study aims to determine the effect of solvent type and extraction time on the obtained patchouli oil yield and the composition of patchouli oil through gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) analysis. Patchouli leaves were extracted using the microwave-assisted extraction (MAE) method at 375 W microwave power with 30, 45, 60, 75, and 90-minute time variations. The solvents used in this study were hexane and ethanol with a raw material to solvent ratio of 1:15. The results showed that patchouli oil yield increased with increasing extraction time until it reached the optimum value. However, after reaching the optimum value, the yield decreased with increasing time. Patchouli oil with ethanol has the highest yield at 75 minutes of extraction time, with a yield of 28.45%, and patchouli oil with hexane has the highest yield at 45 minutes, which is 6.25%. Based on GC-MS test, patchouli oil contains patchouli alcohol, trans-caryophyllene, α-guaiene, α-patchoulene, β-patchoulene, δ-guaiene and veridiflorol. The patchouli alcohol (PA) content contained in patchouli oil with ethanol is 5.192%, while patchouli oil with hexane contains patchouli alcohol of 2.445%.
OPTIMIZATION OF REMAZOL RED DYE REMOVAL PERFORMANCE USING AEROBIC GRANULAR SLUDGE IN A SEQUENCING BATCH REACTOR Sanjaya, Andri; Achmad, Feerzet; Robianto, Bagus; Ihsan, Ahyatul; Nugroho, Andreas Dwi; Alfares, Nelson; Damayanti, Damayanti; Fahni, Yunita; Deviany, Deviany; Saputri, Desi Riana
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v14i1.28880

Abstract

Textile wastewater pollution, mainly containing azo dyes such as Remazol Red, presents an environmental challenge in developing countries, including Indonesia. Although various wastewater treatment methods have been extensively studied, biological treatment efficiency at high dye concentrations remains challenging. In this context, aerobic granular sludge (AGS) technology in sequencing batch reactors (SBR) offers a potential solution. However, the existing knowledge gap lies in optimizing operating conditions for optimal dye degradation. This study demonstrates the use of response surface methodology (RSM) with a Box-Behnken design (BBD) to model the effects of independent variables such as aeration time, dye concentration, and COD on decolorization efficiency. Experimental results show that increasing aeration time and COD concentration significantly improve dye degradation, with an optimal decolorization value of 77% achieved at a COD concentration of 1000 mg/L and an aeration time of 24 hours. These findings imply that AGS-SBR technology can be further optimized for effective textile wastewater treatment on various industrial scales. 
MICROWAVE-ASSISTED HYDRODISTILLATION EXTRACTION OF CRUDE OIL FROM ARUMANIS MANGO KERNEL (Mangifera indica L.) Rahmiyati, Lutfia; Saputri, Desi Riana; Alhanif, Misbahudin; Shifa, Naufal Brain; Akbar, Daffa Ahsanul; Auriyani, Wika Atro; Damayanti, Damayanti; Fahni, Yunita; Sanjaya, Andri; Safitra, Edwin Rizki; Adiwibowo, Muhammad Triyogo; Wicaksono, Rihardian Maulana
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v14i1.32306

Abstract

Arumanis mango seeds (Mangifera indica L.) are generally underutilized and still considered agricultural waste. Mango seeds offer various benefits, including antioxidant properties, cholesterol-lowering effects, and natural antibiotic activity. This study aims to determine the yield of mango kernel extract, evaluate the influence of solvent type and extraction time on extraction efficiency, and identify the chemical composition of the extract. The extraction process was carried out using the microwave-assisted hydrodistillation (MAHD) at 375 watts, employing three types of solvents: ethanol, ethyl acetate, and n-hexane, with extraction times of 30, 60, and 90 minutes. The chemical composition of the extracts was analyzed using gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) analysis. The results showed that the highest yield was obtained using ethanol at an extraction time of 30 minutes, yielding 40.342%. Based on GC-MS analysis, in the n-hexane at a 90-minute extraction time, the most abundant fatty acid detected was butyric acid, with a retention time of 14.06 minutes and a peak area of 9.852%. Meanwhile, the most dominant compound was hydroxymethyl furfuraldehyde (HMF), which appeared at a retention time of 22.09 minutes with a peak area of 12.437%.
Co-Authors A'yuni, Dewi Qurrota Achmad, Feerzet Achmad, Feerzet Adimas Anugrah Rivandy Adiwibowo, Muhammad Triyogo Agriadi Dwi Nugroho Putro Agus Slamet Riyadi Akbar, Daffa Ahsanul Aldillah Herlambang Alfares, Nelson Alhanif, Misbahudin Andri Sanjaya Anis Safitri Ramadhani Athallah Satrionindya Herlambang Aulia, Siti Aisyah Rahimah Auriyani, Wika Atro Auriyani, Wika Atro Auriyani, Wika Atro Azzaima Ayu Ulisya Cika Amalia Shabira Desi Riana Saputri Devia Gahana Cindi Alfian Deviany Deviany, Deviany Deviany, Deviany Didik Supriyadi Dikri Uzlifah Janah Edwin Rizki Safitra Enjel Saputri Fahni, Yunita Fahni, Yunita Fahni, Yunita Fahni, Yunita Feerzet Achmad Fidel Abdiman Zega Fikri Rahmatul Ikhlas Galeh Widharma Guita Normi Halizah, Nurul Hasna, Afifah Ibnu Maulana Hidayatullah Ihsan, Ahyatul Imalia, Calaelma Logys Kodarif, Abdul Rozak Kurniawansyah, Arief Listyadevi, Yuniar Luthfia Mela Rosalia Misbahudin Alhanif Muhammad Triyogo Adiwibowo Mustafa, Mustafa Mustafa, Mustafa Nugroho, Andreas Dwi Pajrin, Alfina Putra Hidayatulloh Rahmawati, Disty Rahmiyati, Lutfia Ratih Ainun Mardiyah Ridho Ramadhan Jakop Rifqi Sufra Robianto, Bagus Safira Anggarini Safitra, Edwin Rizki Sanjaya, Bagus Gelorawan Saputri, Desi Riana Saputri, Desi Riana Saputri, Desi Riana Saputri, Desi Riana Sari, Dewi Kurnia Shifa, Naufal Brain Silvia, Putri Zulva Suharto Suharto Suhartono Sweatenia, Elisabeth Grace Syahriantoro, Nur Alfi Taharuddin Taharuddin Tiara, Mega Turnip, Nina Juliana Roberta Valiendra, Dhanda Ahmad Veronika Viany Suswanto Wicaksono, Rihardian Maulana Widiyanti Aprilia Wika Atro Auriyani Yuniar Luthfia Listyadevi Yuniarti, Reni Yuniarti, Reni Yunita Fahni Yusupandi, Fauzi Yusupandi, Fauzi