Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR DENGAN DAN TANPA PERENDAMAN BERDASARKAN VARIASI MUTU BETON Cornelis, Remigildus; Hunggurami, Elia; Tokang, Nini Yunita
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.982 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan terhadap mutu beton 15 MPa, 20 MPa, 22 MPa dan 25 MPa dengan sampel berupa kubus 15 cm × 15 cm × 15 cm. Jumlah sampel penelitian pada masing-masing mutu beton sebanyak 9 buah sehingga total keseluruhan sampel penelitian sebanyak 36 buah. Pembakaran dilakukan pada suhu 400oC dan lamanya pembakaran selama 3 jam.Perendaman beton pasca bakar dilakukan selama 14 hari.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan variasi mutu beton (15 MPa, 20 MPa, 22 MPa, dan 25 MPa) didapatkan nilai kuat tekan rata-rata pada pada perlakuan standar menghasikan kuat tekan rata-rata sebesar 26,00 MPa, 26,67 MPa, 28,44 MPa dan 29,48 MPa. Pada perlakuan beton pasca bakar dengan perendaman menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 19,41 MPa, 22,37 MPa, 24,15 MPa dan 25,85 MPa. Sedangkan pada perlakuan beton pasca bakar tanpa perendaman menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 24,89 MPa, 25,78 MPa, 28,67 MPa dan 30,52 MPa. Penurunan kekuatan beton pasca bakar tanpa perendaman pada mutu beton 15 MPa dan 20 MPa sebesar 4,274% dan 3,333% dan peningkatan pada mutu beton 22 MPa dan 25 MPa sebesar 0,781% dan 3,518%. Penurunan kekuatan beton pasca bakar dengan perendaman sebesar 25,356%, 16,111%, 15,104% dan 12,312%.
KUAT TEKAN BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR KALI NOELEKE Lado, Yandrianus; Utomo, Sudiyo; Hunggurami, Elia
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.616 KB)

Abstract

Pasir adalah material penyusun beton dan mortar. Penggunaan pasir sebaiknya harus sesuai dengan spesifikasi yang ada agar tercapai mutu yang diinginkan. Kali Noeleke, Kecamatan Mollo Selatan adalah salah satu tempat yang menyediakan pasir untuk kegiatan pembangunan di Kota SoE dan sekitarnya. Pasir ini banyak digunakan karena jarak lebih dekat dan harga yang lebih murah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai kuat tekan dari beton dan mortar yang menggunakan pasir Kali Noeleke sebagai agregat halus. Benda uji beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Nilai kuat tekan yang direncanakan sebesar 15 MPa dan 25 MPa. Benda uji mortar berbentuk kubus berukuran 5 x 5 x 5 cm dengan komposisi campuran untuk mortar 1PCC : 4Psr, 1PCC : 6Psr dan 1PCC : 8Psr. Waktu perawatan benda uji beton dan mortar adalah 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Kuat tekan beton yang menggunakan Pasir Kali Noeleke sebagai agregat halus lebih tinggi dari beton yang menggunakan Pasir Takari pada berbagai variasi campuran dan umur perawatan, demikian juga pada benda uji mortar, untuk semua variasi komposisi campuran dan umur perawatan rata-rata nilai kuat tekan mortar yang menggunakan Pasir Kali Noeleke lebih besar dari pada Pasir Takari.Sand is significant concrete and mortar compiler. Advisable sand purpose shall correspond to that aught specification is attained quality which is wanted. Noeleke River, South Mollo District is one of place which provide sand for development activity at SoE Town and its vicinity. This sand a lot of is utilized since nearer distance and cheaper price. This study aims to know compressive strength of concrete and mortar that utilize Noeleke River Sand as aggregate of ground.  The diameter and high of cylindrical concrete is 15 cm and 30 cm. Pressing strong point one is plotted as big as 15 MPa and 25 MPa. The mortar cube has size 5x5x5cms with composition 1PC: 4Psr, 1PC: 6Psr and 1PC: 8Psr. Curing time for concrete and mortar be 7 days, 14 days and 28 days. compressive strength concrete that using Noeleke River Sand as aggregate of ground for each quality plan and curing time is larger than concrete using Takari sand., and so do on mortar, for each composition and curing time average mortar compressive strength which using Noeleke river Sand is larger than mortar using Takari sand.
PENGGUNAAN BATU APUNG DARI KABUPATEN LEMBATA Hunggurami, Elia; Touselak, Yosafat Sepriyanto; Kumalawati, A.
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.27 KB)

Abstract

The district is an area with the greatest potential pumice in East Nusa Tenggara. Pumice limited usage and the potential availability of the shows that pumice has not been used optimally. Seeing its potential, then another attempt to capitalize on this pumice is used as an alternative to coarse aggregate in normal concrete mix. This will affect the quality of the concrete, so this study aims to determine the compressive strength and split tensile strength of concrete when coarse aggregate in concrete partially substituted by using a pumice stone. Specimens used were as many as 60 concrete cylindrical specimens with 30 MPa compressive strength plan. Pumice stone is used on concrete with substitution of the broken stone. Substitution percentage was 15%, 25%, and 50%. Concrete testing is given 3 different treatment that uses natural pumice stone, pumice stone after the coating as well as the addition of chemicals given in the form of sikafume and sikament Ln. Based on test results, the concrete with substitution levels of 15%, 25%, and 50% lower compressive strength, whereas when given some treatment increases the compressive strength.
PENGARUH MASA PERAWATAN (CURING) MENGGUNAKAN AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON Hunggurami, Elia; Utomo, Sudiyo; Wadu, Amy
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.664 KB)

Abstract

Dalam proses pembuatan bangunan di daerah pantai, kontak dengan air laut terkadang tidak dapat dihindari. Ditambah lagi dengan keterbatasan pasokan air tawar ke lokasi proyek membuat penggunaan air laut untuk beberapa pekerjaan beton pun dimungkinkan, salah satunya untuk perawatan (curing) beton.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh curing air laut terhadap kuat tekan beton dan absorpsi air laut pada beton. Dalam penelitian ini digunakan benda uji beton dengan variasi mutu beton normal yaitu 20 MPa, 25 MPa, dan 30 MPa dengan durasi curing 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Kuat tekan beton yang mengalami curing dengan air laut untuk masa curing 7 hari untuk mutu 20 MPa, 25 MPa, dan 30 MPa secara berturut-turut lebih tinggi 3,18%, 2,65%, dan 1,74% dari pada beton yang mengalami curing dengan air tawar, sedangkan untuk masa curing 14 hari kuat tekan beton yang mengalami curing dengan air laut untuk mutu 20 MPa, 25 MPa, dan 30 MPa secara berturut-turut lebih rendah 4,09%, 2,98%, dan 1,12% dari pada beton yang mengalami curing dengan air tawar, dan untuk masa curing 28 hari kuat tekan beton yang mengalami curing dengan air laut untuk mutu 20 MPa, 25 MPa, dan 30 MPa secara berturut-turut lebih rendah 4,31%, 3,56%, dan 2,85% dari pada beton yang mengalami curing dengan air tawar.
KAJIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN BUNDARAN PU KOTA KUPANG Dendo, Octavianus E.T.; Sir, Tri M. W.; Hunggurami, Elia
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.857 KB)

Abstract

The high volume traffic that passing through the bundaran PU road caused the meeting of solid vehicles from different direction of street caused the vehicles build up on each direction of road in the morning, afternoon, or evening. The build up of vehicles due to the large number of vehicles that pass on it. therefore the research on these roads has been conducted. In this study, the survey of vehicle volume, the survey of side barriers, and also the survey of the road geometry then analyzed using the calculation Metod of the Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI,1997) has been done. Based on the analysis, the maximum volume on Bundaran PU road is 1564.5 SMP/hour with the side barriers 200 m/ hour at busy time on Bundaran PU road is 487.7 SMP/hour. The degree of saturation (DS) on the bundaran PU road based on calculation is 0.80. the level of road service on Bundaran PU road is at D level.
STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN TANAH PUTIH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS (PASIR) TERHADAP KUALITAS BETON Hunggurami, Elia; Simatupang, Partogi H.; Lori, Alfred L.
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.006 KB)

Abstract

Keterbatasan material beton dalam hal ini agregat halus (pasir) di berbagai daerah masih menjadi kendala utama, sehingga menyebabkan masyarakat menggunakan hasil alam lainnya sebagai pengganti pasir. Salah satunya di desa Buraen Kabupaten Kupang yang dimana masyarakat desa Buraen Kabupaten Kupang sering menggunakan tanah putih sebagai bahan pengganti pasir dalam campuran beton.Penggunaan tanah putih ini tentunya akan berpengaruh pada campuran beton dan kualitas dari beton yang di hasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan pengaruh tanah putih terhadap kualitas beton.Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah silinder beton dengan ukuran diameter 15 cm, tinggi 30 cm untuk uji kuat tekan dan uji keausan beton sebanyak 45 sampel. Di mana sampel tersebut akan diuji dalam 3 waktu, yaitu 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Sampel – sampel tersebut akan diberi 5 perlakuan persentase pergantian tanah putih terhadap pasir yakni 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Kuat tekan rencana yang ditetapkan adalah sebesar 20 MPa. Kuat tekan beton yang dihasilkan pada umur 28 hari dengan menggunakan tanah putih sebagai pengganti agregat halus beton pada persentase 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% tanah putih berturut-turut sebesar 20.10 MPa, 21.04 MPa, 22.65 MPa, 16.51 MPa, 4.44 MPa dimana persentase optimumnya pada persentase 50%. Sedangkan pada pengujian keausan beton pada persentase pergantian 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% tanah putih berturut-turut nilai keausannya sebesar 37.98%, 42.85%, 40.90%, 45.95%, dan 52.08%. Limitations of concrete materials in this fine aggregate (sand) in various regions is still a major obstacle, causing the public to use other natural products as a substitute of sand. One of them inBuraen Villageof Kupang Regency where villagers often use lime stone as a sand substitute in concrete mixtures. Use of this lime stone will certainly affect the concrete mix and the quality of concrete produced. This study aims to determine the feasibility and effect of the use of lime stone on the quality of concrete.Test specimens used in this study was a concrete cylinder with a diameter of 15 cm, height 30 cm for compressive strength test and wear test as many as 45 samples of concrete. In which samples are to be tested in 3 times, which is 7 days, 14 days, and 28 days. The sample will be given in 5 treatments the percentage change lime stone against the sandthat is 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. Compressive strength of the plan is 20MPa.The resulting concrete compressive strength at 28 days by using a lime stone as a substitute for concrete fine aggregate on the percentage of 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% lime stone row at 20.10MPa, 21.04 MPa, 22.65 MPa, 16.51 MPa, 4.44 MPa where the optimum percentage to the percentage of 50%. While the wear testing of concrete on the percentage change of 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% lime stone consecutive wear value of 37.98%, 42.85%, 40.90%, 45.95%, and 52.08%.
PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI 03-2834-2000 DAN SNI 7656:2012 Hunggurami, Elia; Bolla, Margareth E.; Messakh, Papy
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.988 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kebutuhan bahan dan kuat tekan beton normal antara metode SNI 03-2834-2000 dan SNI 7656: 2012 dengan menggunakan ukuran agregat kasar maksimum 20 mm dan 40 mm, yang diterapkan pada mutu rencana (fc') 15 MPa, 20 MPa dan 25 MPa. Metode penelitian yang digunakan adalah pengujian material dan uji tekan pada spesimen silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, pada hari ke 28. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan semen dengan metode SNI 03-2834-2000 lebih tinggi dari SNI 7656: 2012, kebutuhan agregat halus dengan metode SNI 03-2834-2000 kurang dari SNI 7656: 2012, kebutuhan agregat kasar maksimum 20 mm dengan nilai fc 'adalah 15 MPa dan 20 MPa lebih banyak pada SNI 03-2834-2000 dibandingkan SNI 7656: 2012, namun kebutuhan untuk fc '25 MPa pada metode SNI 03-2834-2000 kurang dari SNI 7656: 2012. Kebutuhan agregat kasar dengan ukuran maksimum 40 mm dengan metode SNI 03-2834-2000 kurang dari SNI 7656: 2012, dan kebutuhan air dengan metode SNI 03-2834-2000 lebih tinggi dari SNI 7656: 2012. Nilai kuat tekan pada kedua metode tersebut telah memenuhi mutu rencana, namun metode SNI 03-2834-2000 menghasilkan nilai kuat tekan yang lebih besar dari pada metode SNI 7656: 2012. This study aims to determine the comparison of material requirements and the comparative strength of normal concrete between the method of SNI 03-2834-2000 and SNI 7656: 2012 by using the maximum coarse aggregate size of 20 mm and 40 mm, which applied to the quality design (fc') of 15 MPa, 20 MPa and 25 MPa. The study method used is material testing and compressive test on cylindrical specimen with diameter size 15 cm and height 30 cm, at day 28. The analysis results show that the need of cement in SNI 03-2834-2000 method is more than SNI 7656: 2012 ones, the fine aggregate requirement in SNI 03-2834-2000 method is less than SNI 7656: 2012, the maximum coarse aggregate requirement of 20 mm with the value of fc' are 15 MPa and 20 MPa is more in SNI 03-2834-2000 method than SNI 7656: 2012, but for fc' of 25 MPa then SNI 03-2834-2000 method has a less requirement than SNI 7656: 2012 ones. The coarse aggregate requirement with maximum size 40 mm in SNI 03-2834-2000 method is less than SNI 7656: 2012, and water requirement in SNI 03-2834-2000 method is more than SNI 7656: 2012 ones. The compressive strength value in both methods has fulfilled the quality design, but the SNI 03-2834-2000 method produces a compressive strength value that is more than the method of SNI 7656: 2012.
KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN MORTAR YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR SUNGAI FATUBENAO Hunggurami, Elia; Suri, Christianus A.; Hangge, Elsy E.
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.358 KB)

Abstract

Beton dan mortar merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam struktur bangunan modern saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan beton dan mortar yang menggunakan agregat Sungai Fatubenao yang berada di Kelurahan Fatubenao Kecamatan Kota Atambua Kabupaten Belu, serta untuk mengetahui nilai perbandingannya terhadap beton dan mortar yang menggunakan agregat Sungai Takari. Benda uji beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Nilai kuat tekan yang direncanakan sebesar 15 MPa dan 25 MPa. Benda uji mortar berbentuk kubus berukuran 5x5x5 cm dengan komposisi campuran untuk mortar 1 PCC: 4 Psr, 1 PCC: 6 Psr, 1 PCC: 8 Psr dan 1 PCC:10 Psr. Waktu perawatan benda uji beton dan mortar adalah 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan nilai kuat tekan beton dan mortar yang menggunakan agregat Sungai Fatubenao hari lebih rendah dari beton dan mortar yang menggunakan agregat Sungai Takari.Concrete is one of the construction materia that is often used in current modern building structure. The purpose of this research is to find out the concrete and mortar strength value that use aggregate from Fatubenao village Atambua City sub-district Belu District, also to know their comparison value on concrete and mortar that use aggregate from Takari. The concrete test sample that use cylindrical with a diameter of 15 cm and height is 30 cm with a total of sample tests are 18 pieces. Plan compressive strength values are 15 MPa and 25 MPa. In mortal test sample that use cuboid with a measure is 5x5x5 cm with mortar compositions are 1Pcc:4Psr, 1Pcc:6Psr, 1Pcc:8Psr, 1Pcc:10Psr and the total of sample tests are 36 pieces. The time of concrete and mortal sample test maintenance is 28 days. The result of this researcg shows that the concrete and mortar compressive strength value that use aggregates from Fatubenao is lower than the concrete and mortar that use aggregates from Takari.
PENDEKATAN BERORIENTASI OBJEK UNTUK PEMODELAN RESPONS SUATU HAMPARAN WIALAYAH PERKOTAAN TERHADAP HUJAN Pah, Jusuf J. S.; Freitas, Lucelina F. De A.; Hunggurami, Elia
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.274 KB)

Abstract

This work prepared a framework for an object-oriented urban terrain hydrological response model, and was meant to work in conjunction with the preparatory module for urban terrain data capturing, prepared in previous work. This framework engages five classes of object namely terrain cell, clock, precipitation, neighbor identifier and terrain platform. Based on the framework, an object-oriented prototypical model was constructed in MS-Excel environment to demonstrate the workability of the framework. Applying the model on an exemplar case shows that the module mimics well the hydrological response of the terrain and ca accurately replicate the surface run-off response of the terrain. The degree of accuracy was shown to be 95,15% just for a 9 cells modeling. Engaging terrain cells in greater number can yield more accurate results.
PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR Sina, Dantje A. T.; Hunggurami, Elia; Menezes, Amorin
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.026 KB)

Abstract

ABSTRAKKetersedian material alam untuk konstruksi sangatlah terbatas, di lain pihak permintaan akanmaterial tersebut terus meningkat, sehingga perlu dicoba untuk menggunakan materialalternatif seperti memanfaatkan barang bekas yang sering menjadi sampah sebagai materialkonstruksi. Salah satu alternatif yang dicoba adalah kertas koran bekas sebagai materialtambahan dalam campuran batako semen portland untuk menggantikan sebagian pasir,sehingga dapat mengurangi pemakaian pasir dan diharapkan dapat mengurangi sampah sertadiperoleh batako semen portland yang memiliki bobot lebih ringan. Penelitian dilakukandengan membuat batako semen portland berlubang (hollow block) berdimensi 40 x 20 x 10cm yang terdiri dari batako semen portland normal (tanpa penggantian pasir dengan kertaskoran) dan batako semen portland dengan penggantian pasir dengan kertas koran masingmasingsebanyak 15%, 20%, 25% dan 30% volume pasir. Hasil penelitian menunjukanbahwa penambahan kertas koran bekas dalam campuran batako semen portland untukmenggantikan sebagian pasir mengakibatkan penurunan nilai kuat tekan dan peningkatannilai penyerapan air (absorpsi). Kuat tekan batako semen portland normal pada umur 28 hariadalah sebesar 6,71 MPa, nilai ini menurun menjadi berturut-turut sebesar 6,51 MPa, 5,90MPa, 5,08 MPa dan 4,51 MPa pada penambahan kertas koran sebesar 15%, 20%, 25% dan30% volume pasir sedangkan absorpsinya masing masing 8,43%, 8,72%, 9,18% dan 10,36%pada penambahan kertas koran berturut-turut sebesar 15%, 20%, 25% dan 30% volume pasir,lebih tinggi dari batako tanpa penambahan kertas yaitu 6.53 %