Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Teknik

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI-MUAT (EXCAVATOR) DAN ALAT ANGKUT (DUMP TRUCK) PADA PENGUPASAN TANAH PENUTUP BULAN SEPTEMBER 2013 DI PIT 3 BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE Ilahi, Riki Rizki; Ibrahim, Eddy; Swardi, Fuad Rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Bukit Asam menargetkan peningkatan volume penjualan batubara tahun 2014 sebesar 24,56 juta ton, naik 38%(6,76 juta ton) dibandingkan rencana volume penjualan tahun 2013 sebesar 17,8 juta ton. Salah satu Pit yang dimilikioleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Pit 3 Banko Barat. Target produksi pengupasan tanah penutup pada Pit 3Barat pada bulan September 2013 adalah sebesar 720.000 BCM, dan pada akhir September kombinasi kerja antarabulldozer, excavator dan dump truck yang beroperasi dapat menghasilkan ketercapaian produksi nyata sebesar747.188 BCM. Namun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak optimalnya efektifitas dan efisiensi kerjadari excavator dan dump truck sehingga ketercapaian produksi tidak maksimal. Sehingga diperlukan adanya optimasiterhadap waktu kerja efektif, yaitu dengan cara memperkecil waktu hambatan yang tidak direncanakan agar produksidapat meningkat. Secara teoritis ketercapaian produksi pada Pit 3 Banko Barat adalah sebesar 780.975,79BCM/bulan, kemudian dilakukan perbaikan pada waktu kerja efektif. Perbaikan pada waktu kerja efektif dapatmeningkatkan ketercapaian produksi menjadi 872.080,59BCM/bulan (121,12%) dari target produksi, dan dengankeserasian kerja alat sebesar 1,02.Kata kunci : Produktivitas, Ketercapaian Produksi, Faktor Keserasian Kerja
ANALISA SEBARAN, INDIKASI, JENIS GAS DAN ORIGINAL GAS IN PLACE PADA RESERVOIR GAS LAPANGAN ONETA FORMASI BATURAJA PT PERTAMINA ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Sari, Onni Okta Dita Mayang; Ibrahim, Eddy; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reservoir terdiri dari batuan yang bersifat poros dan permeabel sehingga mampu menampung minyak dan gas bumi. Mengingat minyak dan gas bumi merupakan energi yang digunakan untuk ememnuhi kebutuhan konsumsi energi masyarakat maka dilakukan analisa sebaran, indikasi, jenis gas, dan cadangan gas. Analisa sebaran, indikasi, jenis gas, dan cadangan gas dilakukan pada formasi baturaja dan terfokus pada reservoir gas saja, hal ini dikarenakan Formasi Baturaja Lapangan Ometa ini merupakan penghasil gas. Penenlitian dilakukan untuk mengetahui penyebaran reservoir, jumlah cadangannya dan jenis reservoirnya. Pada analisa indikasi gas dibutuhkan data seismik. Kemudian analisa jenis gas membutuhkan data produksi, data PVT dan data mekanisme pendorong. Setelah semua data yang dibutuhkan pada analisa sebaran gas dianalisa, diketahui sebaran gas dari peta top struktur, peta gross isopach dan peta net reservoir kemudian dilakukan perhitungan cadangan secara volumetrik, didapat hasil sebesar 57.3 BSCF. dari analisa indikasi gas dengan direct hydrocarbon indicator ditemukan anomali berupa dim spot. Anomali ini menunjukkan adanya indikasi gas pada penampang seismik yang melewati sumur DTA-02, DTA-20 dan DTA-07. Kemudian data pada analisa jenis gas dianalisa berdasarkan indikator sifat fisik fluida reservoir dan diagram fasa sehingga diketahui klasifikasi gas yang terdapat pada lapangan Ometa Formasi Baturaja yaitu gas kering.Kata kunci : reservoir gas, sebaran gas, jenis gas, cadangan mula-mula
KAJIAN KINERJA WATERFLOODING PADA STRUKTUR X LAPISAN Y FORMASI TALANG AKAR LAPANGAN A PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Murti, Merina; Ibrahim, Eddy; Suwardi, Fuad Rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian kinerja Waterflooding merupakan analisis penilaian untuk mengetahui kesalahan dan tingakt keberhasilan dari pelaksanaan Waterflooding pada struktur X lapisan Y di lapangan A PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih. Analisis waterflooding dilakukan karena produksi semakin menurun dalam jangka waktu 6 tahun setelah dilakukannya injeksir. Analisis dilakukan menggunakan data harian dan bulanan dengan menganalisis sumuran dan struktural. Analisis sumuran dan struktural dilakukan menggunakan data produksi dan injeksi yang diolah pada parameter Hall Plot, Profil Injeksi, Voidage Replacement Ratio, Profil Produksi, dan Bubble Map. PT. Pertamina melakukan injeksi air (Waterflooding) harus dilakukan analisis kinerjanya secara berkala baik harian maupun bulananan guna mengetahui kesalahan yang terjadi. Dalam menganalisis kinerja Waterflooding secara sumuran dan struktural harus mengola data produksi dan data injeksi pada parameter yang digunakan. Hasil analisis diketahui kegiatan injeksi air (Waterflooding) berhasil karena adanya peningkatan tekanan pada struktur X lapisan Y di lapangan A dan terjadi peningkatan perolehan produksi minyak dengan kumulatif produksi minyak sebelum dilakukannya waterflooding dari januari 1965-September 1997 adalah 22235 MBBL dan setelah dilakukannya waterflooding pada Oktober 1997-Mei 2013 adalah 28873 MBBL.Kata kunci : Analisis waterflooding Secara Sumuran dan Struktural
EVALUASI PENGGUNAAN SUCKER ROD PUMP PADA SUMUR RB-36 RB- 91, DAN RB-135 DENGAN MENGGUNAKAN DATA SONOLOG DAN DYNAMOMETER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA Hartono, Hendra; Ibrahim, Eddy; Yusuf, Maulana
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 6 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara umum metode produksi dibagi menjadi dua, yaitu sembur alam (natural flow) dan pengangkatan buatan (artificiallift). Sembur alam merupakan metoda mengalirnya fluida dari zona perforasi ke permukaan sumur secara alamiah, halini disebabkan tekanan reservoir yang mendorong fluida naik ke permukaan masih sangat tinggi. Seiring dengan waktuberproduksi, maka terjadi penurunan tekanan reservoir dan keadaan ini menyebabkan berkurangnya tingkat produksisumur tersebut, maka untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan cara pengangkatan buatan (artificial lift).Adapun tujuan dari artificial lift adalah untuk membantu pengangkatan fluida dari dalam sumur ke permukaan. Salahsatu metode pengangkatan ini, yaitu sucker rod pump. Untuk meningkatkkan produktivitas suatu pompa sucker rod pumpperlu diperhatikan kapasitas produksi pompa,panjang langkah, kecepatan pemompaan maupun letak kedalaman pompa.Sumur RB-36, RB-91, dan RB-135 adalah sumur migas yang terdapat di lapangan Ramba, PT Pertamina EP Asset 1Field Ramba. Berdasarkan analisis kurva IPR Vogel diperoleh laju produksi maksimal (Qmaks) untuk masing-masingsumur, yaitu RB-36 sebesar 612,18 BFPD, RB-91 sebesar 336,18 BFPD dan RB-135 sebesar 306,70 BFPD, sedangkandari data sonolog diperoleh bahwa produksi sumur RB-36 sebesar 485 BFPD, RB-91 sebesar 257 BFPD dan RB-135sebesar 236 BFPD. Berdasarkan hasil analisis dan optimasi yang telah dilakukan diperoleh besar laju produksi yangdapat dicapai sumur RB-36 sebesar 500 BFPD, sumur RB-91 sebesar 283 BFPD dan sumur RB-135 sebesar 270 BFPD.Dari hasil uji dynamometer akan diperoleh data pump card ketiga sumur tersebut. Dari analisis data pump card ketigasumur tu diperoleh bahwa sumur RB-36 mengalami fluid acceleration, sumur RB-91 mengalami kebocoran padatravelling valve, sedangkan untuk RB-135 mengalami kerusakan pada standing valvenya.
REKONSILIASI PENAMBANGAN ANTARA RENCANA PENAMBANGAN BULANAN DENGAN REALISASI DI TAMBANG SWAKELOLA B2 PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK musmualim, musmualim; Ibrahim, Eddy; suwardi, fuad rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan penambangan sering terjadi adanya ketidaksesuaian antara rencana dengan kondisi aktual dilapangan, ketidaksesuaian ini ditemukan setelah dilakukan rekonsiliasi di akhir progress (bulan). Penggunaansoftware sangat membantu dalam melakukan perencanaan penambangan. Namun, dalam kesempatan ini jugadigunakan untuk merekonsiliasi antara rencana penambangan dengan kondisi actual. Ketidaksesuaian yang seringterjadi mencakup overcut (kelebihan penggalian berdasarkan RL), undercut (kekurangan penggalian), overstripping(pengupasan melebihi target posisi yang ditentukan). Jika tidak diidentifikasi secara dini, ketidaksesuaianini dapat terjadi berulang dan berlanjut setiap bulan, dan akan berpotensi menyebabkan kerugian terhadapperusahaan. Untuk mengetahui mengapa dan dimana saja ketidaksesuaian itu terjadi maka diperlukan rekonsiliasipenambangan. Analisis rekonsiliasi dilakukan menggunakan data pada bulan Juli 2014. Ketercapaian actual progressbulan Juli 2014 adalah 76,33% untuk tanah penutup dan 101,04% untuk batubara. Hasil analisis didapatkan bahwapenggalian sesuai dengan rencana (In Mine Plan Design) adalah 60,43% untuk tanah penutup dan 83,42% untukbatubara. Dengan kelebihan penggalian (overcut) 11,95% untuk tanah penutup dan untuk batubara adalah17,44%.Penggalian diluar batas rencana penambangan (over-stripping) 8,66% untuk tanah penutup. Sedangkan untuk materialyang belum terselesaikan (undercut) adalah 39,57% untuk tanah penutup dan 16,58% untuk batubara. Factorpenyebab ketidaksesuaian antara rencana penambangan dengan realisasi disebabkan oleh factor kinerja alat gali muat(overburden) yang digunakan tidak optimal karena banyaknya waktu effektif yang hilang dan factor pengawasan akibatsering hilangnya patok-patok elevasi. Ketidaktercapaian rencana penambangan berdampak pada stripping ratio sisapenggalian tahun 2014. Hal ini terlihat pada meningkatnya stripping ratio pada sisa penambangan 2014 dari rencanaawal 1:4,22 naik menjadi 1:6,39. Hal ini dikarenakan material yang tidak selesai penggaliannya terakumulasi padabulan selanjutnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketercapaian rencana penambangan denganpenjadwalan ulang penggunaan alat gali muat (excavator backhoe) dan meningkatkan pengawasan.