Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI-MUAT (EXCAVATOR) DAN ALAT ANGKUT (DUMP TRUCK) PADA PENGUPASAN TANAH PENUTUP BULAN SEPTEMBER 2013 DI PIT 3 BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE Ilahi, Riki Rizki; Ibrahim, Eddy; Swardi, Fuad Rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Bukit Asam menargetkan peningkatan volume penjualan batubara tahun 2014 sebesar 24,56 juta ton, naik 38%(6,76 juta ton) dibandingkan rencana volume penjualan tahun 2013 sebesar 17,8 juta ton. Salah satu Pit yang dimilikioleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Pit 3 Banko Barat. Target produksi pengupasan tanah penutup pada Pit 3Barat pada bulan September 2013 adalah sebesar 720.000 BCM, dan pada akhir September kombinasi kerja antarabulldozer, excavator dan dump truck yang beroperasi dapat menghasilkan ketercapaian produksi nyata sebesar747.188 BCM. Namun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak optimalnya efektifitas dan efisiensi kerjadari excavator dan dump truck sehingga ketercapaian produksi tidak maksimal. Sehingga diperlukan adanya optimasiterhadap waktu kerja efektif, yaitu dengan cara memperkecil waktu hambatan yang tidak direncanakan agar produksidapat meningkat. Secara teoritis ketercapaian produksi pada Pit 3 Banko Barat adalah sebesar 780.975,79BCM/bulan, kemudian dilakukan perbaikan pada waktu kerja efektif. Perbaikan pada waktu kerja efektif dapatmeningkatkan ketercapaian produksi menjadi 872.080,59BCM/bulan (121,12%) dari target produksi, dan dengankeserasian kerja alat sebesar 1,02.Kata kunci : Produktivitas, Ketercapaian Produksi, Faktor Keserasian Kerja
ANALISA SEBARAN, INDIKASI, JENIS GAS DAN ORIGINAL GAS IN PLACE PADA RESERVOIR GAS LAPANGAN ONETA FORMASI BATURAJA PT PERTAMINA ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Sari, Onni Okta Dita Mayang; Ibrahim, Eddy; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reservoir terdiri dari batuan yang bersifat poros dan permeabel sehingga mampu menampung minyak dan gas bumi. Mengingat minyak dan gas bumi merupakan energi yang digunakan untuk ememnuhi kebutuhan konsumsi energi masyarakat maka dilakukan analisa sebaran, indikasi, jenis gas, dan cadangan gas. Analisa sebaran, indikasi, jenis gas, dan cadangan gas dilakukan pada formasi baturaja dan terfokus pada reservoir gas saja, hal ini dikarenakan Formasi Baturaja Lapangan Ometa ini merupakan penghasil gas. Penenlitian dilakukan untuk mengetahui penyebaran reservoir, jumlah cadangannya dan jenis reservoirnya. Pada analisa indikasi gas dibutuhkan data seismik. Kemudian analisa jenis gas membutuhkan data produksi, data PVT dan data mekanisme pendorong. Setelah semua data yang dibutuhkan pada analisa sebaran gas dianalisa, diketahui sebaran gas dari peta top struktur, peta gross isopach dan peta net reservoir kemudian dilakukan perhitungan cadangan secara volumetrik, didapat hasil sebesar 57.3 BSCF. dari analisa indikasi gas dengan direct hydrocarbon indicator ditemukan anomali berupa dim spot. Anomali ini menunjukkan adanya indikasi gas pada penampang seismik yang melewati sumur DTA-02, DTA-20 dan DTA-07. Kemudian data pada analisa jenis gas dianalisa berdasarkan indikator sifat fisik fluida reservoir dan diagram fasa sehingga diketahui klasifikasi gas yang terdapat pada lapangan Ometa Formasi Baturaja yaitu gas kering.Kata kunci : reservoir gas, sebaran gas, jenis gas, cadangan mula-mula
KAJIAN KINERJA WATERFLOODING PADA STRUKTUR X LAPISAN Y FORMASI TALANG AKAR LAPANGAN A PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Murti, Merina; Ibrahim, Eddy; Suwardi, Fuad Rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian kinerja Waterflooding merupakan analisis penilaian untuk mengetahui kesalahan dan tingakt keberhasilan dari pelaksanaan Waterflooding pada struktur X lapisan Y di lapangan A PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih. Analisis waterflooding dilakukan karena produksi semakin menurun dalam jangka waktu 6 tahun setelah dilakukannya injeksir. Analisis dilakukan menggunakan data harian dan bulanan dengan menganalisis sumuran dan struktural. Analisis sumuran dan struktural dilakukan menggunakan data produksi dan injeksi yang diolah pada parameter Hall Plot, Profil Injeksi, Voidage Replacement Ratio, Profil Produksi, dan Bubble Map. PT. Pertamina melakukan injeksi air (Waterflooding) harus dilakukan analisis kinerjanya secara berkala baik harian maupun bulananan guna mengetahui kesalahan yang terjadi. Dalam menganalisis kinerja Waterflooding secara sumuran dan struktural harus mengola data produksi dan data injeksi pada parameter yang digunakan. Hasil analisis diketahui kegiatan injeksi air (Waterflooding) berhasil karena adanya peningkatan tekanan pada struktur X lapisan Y di lapangan A dan terjadi peningkatan perolehan produksi minyak dengan kumulatif produksi minyak sebelum dilakukannya waterflooding dari januari 1965-September 1997 adalah 22235 MBBL dan setelah dilakukannya waterflooding pada Oktober 1997-Mei 2013 adalah 28873 MBBL.Kata kunci : Analisis waterflooding Secara Sumuran dan Struktural
EVALUASI PENGGUNAAN SUCKER ROD PUMP PADA SUMUR RB-36 RB- 91, DAN RB-135 DENGAN MENGGUNAKAN DATA SONOLOG DAN DYNAMOMETER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA Hartono, Hendra; Ibrahim, Eddy; Yusuf, Maulana
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 6 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara umum metode produksi dibagi menjadi dua, yaitu sembur alam (natural flow) dan pengangkatan buatan (artificiallift). Sembur alam merupakan metoda mengalirnya fluida dari zona perforasi ke permukaan sumur secara alamiah, halini disebabkan tekanan reservoir yang mendorong fluida naik ke permukaan masih sangat tinggi. Seiring dengan waktuberproduksi, maka terjadi penurunan tekanan reservoir dan keadaan ini menyebabkan berkurangnya tingkat produksisumur tersebut, maka untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan cara pengangkatan buatan (artificial lift).Adapun tujuan dari artificial lift adalah untuk membantu pengangkatan fluida dari dalam sumur ke permukaan. Salahsatu metode pengangkatan ini, yaitu sucker rod pump. Untuk meningkatkkan produktivitas suatu pompa sucker rod pumpperlu diperhatikan kapasitas produksi pompa,panjang langkah, kecepatan pemompaan maupun letak kedalaman pompa.Sumur RB-36, RB-91, dan RB-135 adalah sumur migas yang terdapat di lapangan Ramba, PT Pertamina EP Asset 1Field Ramba. Berdasarkan analisis kurva IPR Vogel diperoleh laju produksi maksimal (Qmaks) untuk masing-masingsumur, yaitu RB-36 sebesar 612,18 BFPD, RB-91 sebesar 336,18 BFPD dan RB-135 sebesar 306,70 BFPD, sedangkandari data sonolog diperoleh bahwa produksi sumur RB-36 sebesar 485 BFPD, RB-91 sebesar 257 BFPD dan RB-135sebesar 236 BFPD. Berdasarkan hasil analisis dan optimasi yang telah dilakukan diperoleh besar laju produksi yangdapat dicapai sumur RB-36 sebesar 500 BFPD, sumur RB-91 sebesar 283 BFPD dan sumur RB-135 sebesar 270 BFPD.Dari hasil uji dynamometer akan diperoleh data pump card ketiga sumur tersebut. Dari analisis data pump card ketigasumur tu diperoleh bahwa sumur RB-36 mengalami fluid acceleration, sumur RB-91 mengalami kebocoran padatravelling valve, sedangkan untuk RB-135 mengalami kerusakan pada standing valvenya.
REKONSILIASI PENAMBANGAN ANTARA RENCANA PENAMBANGAN BULANAN DENGAN REALISASI DI TAMBANG SWAKELOLA B2 PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK musmualim, musmualim; Ibrahim, Eddy; suwardi, fuad rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan penambangan sering terjadi adanya ketidaksesuaian antara rencana dengan kondisi aktual dilapangan, ketidaksesuaian ini ditemukan setelah dilakukan rekonsiliasi di akhir progress (bulan). Penggunaansoftware sangat membantu dalam melakukan perencanaan penambangan. Namun, dalam kesempatan ini jugadigunakan untuk merekonsiliasi antara rencana penambangan dengan kondisi actual. Ketidaksesuaian yang seringterjadi mencakup overcut (kelebihan penggalian berdasarkan RL), undercut (kekurangan penggalian), overstripping(pengupasan melebihi target posisi yang ditentukan). Jika tidak diidentifikasi secara dini, ketidaksesuaianini dapat terjadi berulang dan berlanjut setiap bulan, dan akan berpotensi menyebabkan kerugian terhadapperusahaan. Untuk mengetahui mengapa dan dimana saja ketidaksesuaian itu terjadi maka diperlukan rekonsiliasipenambangan. Analisis rekonsiliasi dilakukan menggunakan data pada bulan Juli 2014. Ketercapaian actual progressbulan Juli 2014 adalah 76,33% untuk tanah penutup dan 101,04% untuk batubara. Hasil analisis didapatkan bahwapenggalian sesuai dengan rencana (In Mine Plan Design) adalah 60,43% untuk tanah penutup dan 83,42% untukbatubara. Dengan kelebihan penggalian (overcut) 11,95% untuk tanah penutup dan untuk batubara adalah17,44%.Penggalian diluar batas rencana penambangan (over-stripping) 8,66% untuk tanah penutup. Sedangkan untuk materialyang belum terselesaikan (undercut) adalah 39,57% untuk tanah penutup dan 16,58% untuk batubara. Factorpenyebab ketidaksesuaian antara rencana penambangan dengan realisasi disebabkan oleh factor kinerja alat gali muat(overburden) yang digunakan tidak optimal karena banyaknya waktu effektif yang hilang dan factor pengawasan akibatsering hilangnya patok-patok elevasi. Ketidaktercapaian rencana penambangan berdampak pada stripping ratio sisapenggalian tahun 2014. Hal ini terlihat pada meningkatnya stripping ratio pada sisa penambangan 2014 dari rencanaawal 1:4,22 naik menjadi 1:6,39. Hal ini dikarenakan material yang tidak selesai penggaliannya terakumulasi padabulan selanjutnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketercapaian rencana penambangan denganpenjadwalan ulang penggunaan alat gali muat (excavator backhoe) dan meningkatkan pengawasan.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM REVEGETASI EKS LAHAN TAMBANG PT TIMAH (Persero) Tbk DI WILAYAH DESA RIDING PANJANG KECAMATAN MERAWANG-KABUPATEN BANGKA1 (PUBLIC PERCEPTION OF USED LAND MINES REVEGETATION PROGRAM’S PT TIMAH (Persero) Tbk IN RIDING PANJ Tono, E.P.S.B. Taman; Ibrahim, Eddy; Yustian, Indra
PROMINE Vol 2, No 2 (2014): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan FT UBB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.687 KB)

Abstract

Reclamation of former mining areas is the end of mining activities (mine closure), aims torestore the function of the land according to the function and designation. The failure of former mining land revegetation program PT Timah (Persero), Tbk was influenced also by the behavior of the people around the former mining areas. Based on the theory of the environment, and human behavior that can affect the continuity of lives and welfare of the environment, so that the necessary research regarding public perceptions of the revegetation program.This study was conducted to analyze the public perception of the success of revegetation programs and the relationship revegetation program on the role of the community around the area of the former mining areas. Research conducted including descriptive qualitative research method and quote purpose sample through questionnaires, direct observations and interviews. The number of respondents was 88 people, that is: 10% of the number of families in the village of Long Riding totaling 878 households. Processing Stage data through a validation test, reliability test, then performed a correlation analysis using Spearman Rank correlation coefficient.The results showed a very strong correlation (0.771 **), the direction and the significance level of 0.01 to the statement PT Timah (Persero) Tbk has been invited and continue to exclude public participation in the implementation of all the ex-mining land reclamation with respondents not amounted to 51.14% agreed with the statement PT Timah (Persero) Tbk, always doing training, coaching and guidance for achieving succession hoarding activities, leveling and replanting former mining land to executors of the community around the former mining areas by the number of respondents 60.23 % disagree.It can be concluded that the tendency of the public perception of PT Timah (Persero), Tbk to include community participation in the implementation of all revegetation programs and training activities, coaching and direction to the achievement by implementing revegetation succession of communities around the former mining areas are still considered less and can not meet the expectations. Suggestions of this study should be of PT Timah (Persero), Tbk to improve and enhance community development methods in revegetation programs and training activities, coaching and direction to the community around the former mining areas.Key words: reclamation, revegetation, perception, participation, used land mine
ROLE OF BAMBOO FOR REVEGETATION OF POST COAL MINING IN SOUTH SUMATERA, INDONESIA Melisyah, Melisyah; Ibrahim, Eddy; Hanum, Laila; Aprianti, Nabila; Wijayanti, Ratih
BIOVALENTIA: Biological Research Journal Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.992 KB) | DOI: 10.24233/biov.6.2.2020.193

Abstract

Coal mining activities have affected the soil and vegetation conditions on the mined land. Revegetation of ex-mining land is a must to balance environmental functions. The choice of plants must be adapted to the conditions of the ex-mining land so that growth continues. The use of local plants for revegetation is fascinating to study. This study aimed to investigate the soil characteristics of ex-coal mining land and bamboo growth as a plant used for revegetation. Bamboo is collected from around the former coal mining area. Bamboo growth is observed through its branching for 12 weeks of measurement. Soil is analyzed based on its physical and chemical properties. The Schmidt-Ferguson method was used to analyze the climate type in the study area. The results of the soil analysis show that the plants can still grow for revegetation. Of the three types of bamboo observed (Schizostachyum brachycladum kurz, Dendrocalamus asper, and Gigantochloa robusta), Schizostachyum brachycladum kurz is the best growing bamboo in ex-coal mining land with a branch length of 42 cm in 12 weeks of measurement. The climate in the ex-coal mining area studied is a wet type (Q = 0.184). Bamboo is a suitable plant for revegetation, especially in coal mining areas in South Sumatra, Indonesia.
Studi Modulus Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan Analisis Kecepatan Gelombang Sutopo Sutopo; Eddy Ibrahim; Netty Kurniawati; Fitriana Lasmana
Jurnal Penelitian Sains Vol 12, No 2 (2009)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.499 KB) | DOI: 10.56064/jps.v12i2.175

Abstract

Lazimnya, kualitas batubara ditentukan melalui besarnya nilai total moisture dan calorific value (CV). Dalam makalah berbasis penelitian ini, telah dilakukan penentuan kualitas batubara berdasarkan parameter modulus elastisitas yang dihitung dari kaitannya dengan kecepatan gelombang. Sementara, kecepatan gelombangnya baik jenis P (presssure) maupun S (shear) diukur dengan menggunakan time delay analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keelastisan, yang dicirii oleh modulus elastisitas, menentukan kualitas batubara. Batubara yang mempunyai kualitas baik (7000 kcal), nilai modulus elastisitasnya besar yaitu 8167,71 - 8593,86 MPa, sedangkan batubara yang mempunyai calorific value 5900 kcal mempunyai modulus elastisitas 6136.91- 6545.,55 MPa.
Analysis of Sedimentation as Implications of Beach Accretion using Spatial Analysis in the Coastal Area of Banyuasin South Sumatra, Indonesia Yulifa Handayani; Robiyanto H Soesanto; Fauziyah Fauziyah; Eddy Ibrahim; Muhammad Hendri; Ngudiantoro Ngudiantoro
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 10 No. 2 (2021): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jlso.10.2.2021.554

Abstract

This study was conducted in the coastal area of ​​Banyuasin (CAB) which was considered to have a variety of sedimentation classes originating from fluvial and marine processes. The study aimed to observe/determine changes in the morphology of coastal areas related to sedimentation in the CAB and to make maps related to oceanographic parameters, changes in the land cover and identification of the distribution of sedimentation occurring in the CAB, and the dominant factors influencing the change. This study used imagery interpretation method and the sediment data collection used sediment traps to determine the occurrence of accretion and abrasion. The results of the study showed that there was a change in the environment based on the analysis of Landsat imagery, that have undergone changes are Ekor Tikus island (PET), Tg Api-api (TAA), and the Bungin River (SB), which are affected by the land conversion, sedimentation, and tidal currents. There has been an environmental change in the CAB, especially at the Banyuasin estuary (PET) with a high sedimentation rate. The changes also occurred in TAA and SB, with the dominant factor being the decline in mangrove forests. As a result, it is necessary to conduct a more detailed study and time series related to mangroves.
Strategy for technology energy selection to achieve coal value added in PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., Peni Rostiarti; Eddy Ibrahim; Taufik Toha
IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry) Vol 2, No 3 (2017): October 2017
Publisher : IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24845/ijfac.v2.i3.66

Abstract

The role of coal in providing national energy has already increased nowadays, and still taking an important subject. Government obligation to support added value is not really encourage industry player to applied technology energy that has been developed widenly in South Africa, China and others developing country. The scope of this research is technology energy for coal diversification, such as Coal Upgrading, Coal Gasification, Coal Liquefaction, Coal Water Mixture, and applied Coal Bed Methane Technology that extract gas methane from the pore of coal. The purpose of this research is to estimate coal resources, quality range and to select technology energy that can be potentially develop in PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Coal Resources and coal quality in each mining licences area becomes the basic strength for developing technology energy as part of SWOT Analysis. Based on the SWOT Analysis from 5 technology energy then the scope limited into 3 highest technology energy that is Coal Gasification, Coal Liquefaction and Coal Bed Methane as the most potential technology energy to develop in PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.