Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki pada Pemberitaan Konflik Indonesia-West Papua di Portal Detik.com dan Asia Pacific Report.nz Fariza Anggelina; Ernanda Ernanda; Anggi Triandana
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23182

Abstract

This study aims to determine the framing pattern of news on the Indonesia-West Papua conflict by Detik.com and Asia Pacific Report.nz through the Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki framing analysis model.  This research was conducted using a descriptive qualitative approach.  Where the data in this study are words, phrases, and sentences originating from news discourse on the December 2022 Indonesia-West Papua conflict with two sub-topics regarding the commemoration of West Papua's independence day on December 1 and the re-investigation of the 2014 Paniai case.  The results of this study are based on Pan and Kosicki's four structural framing analysis tools related to reporting on the Indonesia-West Papua conflict for the December 2021 period in the online media Detik.com and Asia Pacific Report.nz.  In the syntactic structure, Detik.com was found to only take statements from figures related to the Indonesian government without taking statements from West Papua.  While Asia Pacific Report.nz, although taking statements from various groups, statements from Indonesian figures were chosen according to the news topics that Asia Pacific Report.nz wanted to raise.  In the script structure, the two media were found to have omitted several elements from the 5W+1H elements.  In the thematic structure, in writing their own statements, the two media also included quotes from sources to strengthen their statements.  In the rhetorical structure, Detik.com only uses photos and video clips that are placed after the headlines in the news.  Meanwhile, Asia Pacific Report.nz uses a lot of words, idioms, pictures and video footage in its news.  From the research results, it was concluded that the headlines and leads from Detik.com and Asia Pacific Report.nz have been able to describe the entire contents of the news.  Both Detik.com and Asia Pacific Report.nz have their own tendencies.  Detik.com is implicitly in favor of Indonesia while the Asia Pacific Report is expressly in favor of West Papua.  Furthermore, the two media were found not to fulfill the element of completeness of the news.  Then, the two media were found to be sufficiently good at describing the news.  Finally, in using words and images Asia Pacific Report.nz is sharper than Detik.com.  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembingkaian berita konflik Indonesia-West Papua yang dilakukan Detik.com dan Asia Pacific Report.nz melalui model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dimana data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, dan kalimat yang berasal dari wacana berita konflik Indonesia-West Papua periode Desember 2022 dengan dua sub-topik mengenai peringatan hari kemerdekaan West Papua 1 Desember dan penyelidikan kembali kasus Paniai 2014 lalu. Hasil penelitian ini berdasarkan empat perangkat struktural analisis framing Pan dan Kosicki terkait pemberitaan konflik Indonesia-west Papua periode bulan Desember 2021 di media online Detik.com dan Asia Pacific Report.nz. Pada struktur sintaksis, Detik.com ditemukan hanya mengambil pernyataan dari tokoh-tokoh terkait pemerintahan Indonesia tanpa mengambil pernyataan dari pihak west Papua. Sementara Asia Pacific Report.nz walaupun mengambil pernyataan dari berbagai golongan, pernyataan dari tokoh-tokoh Indonesia dipilih sesuai dengan topik berita yang ingin diangkat Asia Pacific Report.nz. Pada struktur skrip, kedua media tersebut ditemukan telah menghilangkan beberapa unsur dari unsur 5W+1H. Pada struktur tematik, dalam penulisan pernyataan sendiri kedua media juga mencantumkan kutipan pernyataan narasumber untuk memperkuat pernyataannya. Pada struktur retoris, Detik.com hanya menggunakan foto dan cuplikan video yang diletakkan setelah headline dalam beritanya. Sementara Asia Pacific Report.nz banyak menggunakan kata, idiom, gambar dan cuplikan video dalam beritanya. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa headline dan lead dari Detik.com dan Asia Pacific Report.nz sudah dapat menggambarkan keseluruhan isi beritanya. Baik itu Detik.com maupun Asia Pacific Report.nz memiliki kecenderungan masing-masing. Detik.com secara tersirat lebih berpihak pada Indonesia sementara Asia Pacific Report secara tersurat berpihak pada West Papua. Selanjutnya, kedua media ditemukan tidak memenuhi unsur kelengkapan berita. Kemudian, kedua media ditemukan cukup dapat mendeskripsikan dengan baik beritanya. Terakhir, dalam menggunakan kata dan gambar Asia Pacific Report.nz lebih tajam dibandingkan dengan Detik.com.
Nominalisasi pada Film Dokumenter The Bird Dancer Karya Elemental Production: Kajian Analisis Wacana Kritis Theo Van Leeuwen Putri Wahyu Illahi; Ernanda Ernanda; Anggi Triandana
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23183

Abstract

This study aims to describe the process of nominalization in the film The Bird Dancer. The data used in this research is the dialog text of the documentary film The Bird Dancer by Elemental Production obtained from the transcription results. The method used is descriptive qualitative. By using Theo Van Leeuwen's Critical Discourse Analysis approach. The results of the study found that Elemental uses a nominalization process to eliminate social actors in the dialogue text of The Bird Dancer film with the form of nominalization changing 6 data namely: suffering, improvement, treatment, treatment, care, and feelings. From the omission of social actors in the film, the audience who watches cannot know which actor is responsible for the events in the text. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses nominalisasi dalam film The Bird Dancer. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks dialog film dokumenter The Bird Dancer karya Elemental Production yang diperoleh dari hasil transkripsi. Metode yang digunakan adalah deksriptif kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Theo Van Leeuwen. Hasil penelitian ditemukan bahwa Elemental menggunakan proses nominalisasi dalam menghilangkan aktor sosial di teks dialog film The Bird Dancer dengan bentuk nominalisasi beruba 6 data yakni: penderitaan, perbaikan, penghinaan, pengobatan, perawatan dan perasaan. Dari penghilangan aktor sosial dalam film, khalayak yang menonton tidak dapat mengetahui siapa aktor yang bertanggung jawab terhadap peristiwa-peristiwa dalam teks pembicaraan.
Analisis Relasi Makna Sinonim dan Antonim Bahasa Kerinci Dialek Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci Mimi Fatria; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23184

Abstract

This study aims to describe the form of meaning relations of synonyms and antonyms in the Kerinci dialect of Tebing Tinggi, Danau Kerinci District. The method used is descriptive method with a qualitative approach. The methods of collecting data in this study are: observation, interviews, fishing techniques, recording techniques and note-taking techniques. Based on the research results found. Based on the analysis of data that has been found by researchers in the village of Tebing Tinggi, Lake Kerinci District, a total of 177 data were found. There are 110 synonym data. The data consists of 85 synonym data with the same meaning and 25 synonym data with almost the same meaning. In the antonym meaning relation, there are 67 antonym data. The data is divided into 38 data belonging to absolute antonyms, 14 data including polar antonyms, 8 data including relationship antonyms, 1 data including hierarchical antonyms and 6 data including compound antonyms.  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk relasi makna sinonim dan antonim dalam bahasa Kerinci dialek Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk pendekatan kualitatif. Metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini yakni:  observasi, wawancara, teknik pancing, teknik rekam dan teknik catat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan . Berdasarkan analisis data yang telah ditemukan oleh peneliti pada desa Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci di temukan 177 data secara keseluruhan. Data sinonim berjumlah 110. Data tersebut terdiri dari 85 data sinonim yang sama maknanya dan 25 data sinonim yang maknanya hampir sama. Pada relasi makna antonim terdapat 67 data antonim. Data tersebut terbagi menjadi 38 data yang tergolong pada antonim mutlak, 14 data termasuk antonim kutub, 8 data termasuk antonim hubungan, 1 data termasuk antonim hierarkial dan 6 data termasuk antonim majemuk.
Makna Leksikal dan Makna Kultural pada Ornamen-Ornamen dan Peninggalan-Peninggalan Sejarah di Rumah Tuo Rantau Panjang:Kajian Etnolinguistik: Intan Rizkia; Ernanda Ernanda; Julisah Izar
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23262

Abstract

This study aims to determine the lexical and cultural meanings of ornaments and historical relics at the Rumah Tuo Rantau Panjang in Merangin Regency, Jambi Province. The research method is descriptive with a qualitative approach. The data in this study are in the form of terms on ornaments and historical relics at the Rumah Tuo Rantau Panjang, which were obtained from two informants. The techniques used in collecting data are observation, documentation, interviews, and recording. Then the data obtained will be analyzed using several data analysis techniques, namely transcription, data codification, data classification, data description, and finally drawing conclusions. The results of this study are the description and documentation of the lexical and cultural meanings of the ornaments and historical relics at Rumah Tuo Rantau Panjang  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna leksikal dan makna kultural pada ornamen-ornamen dan peninggalan-peninggalan sejarah di Rumah Tuo Rantau Panjang yang berada di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini yaitu berupa istilah kata pada ornamen dan peninggalan-peninggalan sejarah di Rumah Tuo Rantau Panjang, yang diperoleh dari dua informan. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu, observasi, dokumentasi, wawancara, dan rekam. Kemudian data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan beberapa teknik analisis data yaitu, transkripsi, kodifikasi data, klasifikasi data, deskripsi data, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu deskripsi dan dokumentasi makna leksikal dan makna kultural pada ornamen-ornamen dan peninggalan-peninggalan sejarah di Rumah Tuo Rantau Panjang.
Analisis Wacana Kritis Theo van Leeuwen dalam Pemberitaan Mengenai Isu Rasisme Terhadap Boyband Korea BTS (Beyond The Scene) pada Media Pemberitaan Daring Kompas, Kumparan dan Republika Olivia Virginia; Ernanda Ernanda; Anggi Triandana
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23271

Abstract

This study aims to describe the forms of exclusion from the issue of racism in reporting on the Korean boyband BTS (Beyond The Scene) in Kompas, Kumparan, and Republika Indonesian online news media using Theo van Leeuwen's Critical Discourse Analysis approach. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. The data sources in this study were obtained directly from several news stories in Kompas, Kumparan, and Republika Indonesian online news media. The results of this study indicate that there are 10 exclusion data in the passivation form, and there are no forms of nominalization and substitution of clauses. Through an exclusion analysis of the three online news media, a common view was found on the issue of racism experienced by BTS. The three media do not support the acts of racism experienced by BTS, this is shown by how the three media report on individuals or social groups outside of BTS, by framing and marginalizing, even though these social actors are not shown.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk eksklusi terhadap isu rasisme pemberitaan boyband Korea BTS (Beyond The Scene) pada media pemberitaan daring Indonesia Kompas, Kumparan, dan Republika menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis milik Theo van Leeuwen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang ada di dalam penelitian ini penulis peroleh langsung dari beberapa berita dalam media-media pemberitaan daring Indonesia Kompas, Kumparan, dan Republika. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat sebanyak 10 data eksklusi dalam bentuk pasivasi, serta tidak ada bentuk nominalisasi dan bentuk penggantian anak kalimat. Melalui analisis eksklusi terhadap ketiga media pemberitaan daring tersebut, ditemukanlah pandangan yang sama terhadap isu rasisme yang dialami oleh BTS. Ketiga media tersebut tidak mendukung tindakan rasisme yang dialami oleh BTS, hal tersebut ditunjukkan melalui bagaimana ketiga media tersebut dalam memberitakan individu atau kelompok sosial di luar BTS, dengan cara memberikan framing dan melakukan pemarginalan, meski aktor sosial tersebut tidak ditampilkan.
Retorika dalam Pidato Anies Baswedan di Youtube Tahun 2017-2022 Yuliza Putri; Ernanda Ernanda; Yoga Mestika Putra
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23273

Abstract

This study aims to describe the forms of pathos and logos in Anies Baswedan's speech using Aristotle's rhetoric. This research use desciptive qualitative approach. The data in this study are words, phrases or sentences contained in Anies Baswedan's 2017-2022 speeches sourced from Youtube. The data that has been transcribed is then codified, classified, and interpreted to answer the research problem formulation. The results of the study show that there are 81 uses of pathos rhetoric which aim to appeal to the audience's emotions so that feelings of emotion, joy, pride, hope, and enthusiasm arise. The linguistic features found from the form of pathos are parallel sentences (35 data), cohesive sentences (7 data), correlative conjunctions (8 data), contrasting sentences (7 data), figurative language (7 data) metaphors (15 data), connotative sentences (1 data), and denotation sentences (1 data). In the logos form, 30 data were found which aim to convey information about time information, place information, distance information, achievements, work programs that have been implemented, and aim to increase knowledge. From the results of data analysis, this study concluded that Anies Baswedan had high rhetorical abilities. Through the language he uses, Anies Baswedan can influence other people to gain public trust so that he can carry out programs that are his vision and mission in serving as governor of DKI Jakarta for the 2017-2022 period.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk pathos dan logos dalam pidato Anies Baswedan dengan menggunakan retorika Aristoteles. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, atau kalimat yang terdapat dalam pidato Anies Baswedan tahun 2017-2022 yang bersumber dari Youtube. Data yang telah ditranskripsi kemudian dikodifikasi, diklasifikasi, dan diinterpretasi untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 81 penggunaan retorika bentuk pathos yang bertujuan untuk menarik emosi audiens sehingga timbul rasa haru, senang, bangga, berharap, dan semangat. Fitur linguistik yang ditemukan dari bentuk pathos yaitu kalimat paralel (35 data), kalimat kohesi (7 data), konjungsi korelatif (8 data), kalimat kontras (7 data), bahasa figuratif (7 data) metafora (15 data), Kalimat konotasi (1 data), dan kalimat denotasi (1 data). Bentuk logos ditemukan 30 data yang bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan jarak, prestasi, program kerja yang sudah terlaksana, dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. Dari hasil analisis data, penelitian ini menyimpulkan bahwa Anies Baswedan memiliki kemampuan retorika yang tinggi. Melalui bahasa yang digunakannya, Anies Baswedan dapat mempengaruhi orang lain untuk memperoleh kepercayaan publik sehingga dapat menjalankan program-program yang menjadi visi misinya dalam menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022
Register pada Jual Beli Thrift Shop di Instagram dan Tiktok: Kajian Sosiolinguistik Wahyu Fitria Lestari; Ernanda Ernanda; Anggi Triandana
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23697

Abstract

This study aims to describe the form of registration for buying and selling thrift shops on Instagram and TikTok using Halliday's theory. The main data sources in this study are 10 thrift shop accounts on Instagram during the 2021-2022 period and 1 TikTok account that is broadcasting live with a duration of ± 1 hour. The research data was obtained from screenshots of uploads on Instagram containing captions and comments. In addition, data is obtained through the transcription of recordings of live buying and selling activities or live broadcasts on TikTok. The conclusions from this study indicate that the dominant use of registers in buying and selling thrift shops on Instagram and Tiktok is found to be open envelope registers. Furthermore, it was found data on the use of registers that underwent word formation processes in the form of clipping or shortening of words, acronyms, abbreviations, code mixing, greetings, compounding or combining words, inflections, and derivations. And the process of forming abbreviations or abbreviations and compounding or combining words is the data most used by users as sellers or buyers.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk register pada jual beli thrift shop di instagram dan tiktok menggunakan teori Halliday. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah 10 akun thrift shop di Instagram selama periode tahun 2021-2022 dan 1 akun tiktok yang sedang melakukan siaran langsung dengan durasi ±1jam. Data penelitian diperoleh dari hasil tangkap layar unggahan di instagram berisi caption dan komentar. Selain itu data didapatkan melalui hasil transkripsi rekaman aktivitas jual beli secara live atau siaran langsung di tiktok. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan register pada jual beli thrift shop di instagram dan tiktok yang dominan ditemukan adalah register selingkung terbuka. Selanjutnya ditemukan data penggunaan register yang mengalami proses pembentukan kata berupa clipping atau pemendekatan kata, akronim, abbrevation atau singkatan, campur kode, sapaan, compounding atau penggabungan kata, infleksi, dan derivasi. Dan proses pembentukan kata abbrevation atau singkatan dan compounding atau penggabungan kata merupakan data yang paling banyak digunakan oleh pengguna sebagai penjual ataupun pembeli.
Leksikon Perikanan di Kecamatan Mersam: Kajian Semantik Rahadatul Aisy; Ernanda Ernanda; Anggi Triandana
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24312

Abstract

Abstract This study aims to determine the lexicon form of fishing gear, catch, and means of transportation, and find out the lexical meaning of fisheries in Mersam District. This research uses a qualitative descriptive research method. The data collection techniques in this study were observation, interview, recording, and write, the data that gets in the form of words. Furthermore, the data that has been obtained will be analyzed using analytical techniques, namely by transcribing data, identifying, classifying, interpreting, and drawing conclusions. "Based on the results of the analysis it can be concluded that the form of the lexicon and the lexical meaning in fisheries in the Mersam District, there are two forms of lingual units in the form of words and phrases. (1) the form of lingual units in the form of words, namely: (a) monomorphemic words in the noun category which include fishing gear as many as 22 fishing gear, such as kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, trawl, paril, longline, kaluntang tagang, comb, tangkul, ceraah, kapucung, kelong, lapun, ranan. The lexicon consists of 41 catches such as tilan, lais, tin, sting, lalida, tatali, tapah, joro, fruit, catfish, baung, dakso, balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, etc. The lexicon consists of 3 means of transportation such as boat, boat, and raft. (2) the form of lingual units in the form of phrases, namely: (a) endocentric phrases in the noun category as many as 5 endocentric phrases in the noun category, namely, eggplant sepat, white head, green fish, durian look, and sengirik boyo." Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk leksikon alat tangkap, hasil tangkapan, dan alat angkut, serta mengetahui makna leksikal perikanan di Kecamatan Mersam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pencatatan, dan tulis, data yang diperoleh berupa kata-kata. Selanjutnya data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yaitu dengan mentranskrip data, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bentuk leksikon dan makna leksikal dalam perikanan di Kecamatan Mersam terdapat dua bentuk satuan lingual berupa kata dan frasa. satuan lingual yang berupa kata, yaitu: (a) kata monomorfemik kategori nomina yang meliputi alat tangkap ikan sebanyak 22 alat tangkap, seperti kutik, suo, luka, serkap, pangilar, tengalak, jalo, pukat, paril, rawai, kaluntang tagang, sisir, tangkul, cerah, kapucung, kelong, lapun, ranan.Leksikon terdiri dari 41 tangkapan seperti tilan, lais, timah, sengat, lalida, tatali, tapah, joro, buah, lele, baung, dakso , balido, dalung, sitam, semuruk, pari, saluan, dan lain-lain.Leksikonnya terdiri dari 3 alat transportasi seperti perahu, perahu, dan rakit.(2) bentuk satuan lingual berupa frasa, yaitu: (a ) frase endosentris kategori nomina sebanyak 5 frase endosentris kategori nomina yaitu terong sepat, kepala putih, ikan hijau, durian tampang, dan sengirik boyo.”
Alih Kode Dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan Bahasa Korea: Studi Kasus pada Penggemar Budaya Korea Hesti Endriani; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24358

Abstract

This study aims to describe the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean and to find out the factors behind the occurrence of dialect code switching in Danau Kerinci District to Korean among fans of Korean culture. The research method is descriptive qualitative. The data in this study are in the form of utterances that contain dialect code switching from Danau Kerinci District to Korean by speakers of the Danau Kerinci District dialect who are fond of Korean culture. The data collection techniques used consisted of: observation, recording, utilizing online communication media, interviews and questionnaires. Then the data obtained were analyzed using several techniques, namely: transcription, codification, description, and finally drawing conclusions. The results of this study indicate that the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean which is carried out by speakers who are fond of Korean culture consists of tag switching found in 10 data, intra-sentential switching found in 29 data, and no code switching between sentences (inter-sentential switching) was found. The factors behind the occurrence of code switching consist of 9 factors, namely: 1) speakers, 2) opponents, 3) informal situations, 4) changes in topic of discussion, 5) knowing Korean vocabulary, 6) following trends, 7) explaining something, 8) quoting other people's words, and 9) to greet in a distinctive way.   Abstrak   Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea dan untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea pada penggemar budaya Korea. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur dialek Kecamatan Danau Kerinci yang menggemari budaya Korea. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas: observasi, rekam, memanfaatkan media komunikasi online, wawancara dan kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan beberapa teknik yaitu: transkripsi, kodifikasi, deskripsi, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur yang menggemari budaya Korea terdiri dari alih kode tag (tag switching) ditemukan sebanyak 10 data, alih kode intra kalimat (intra-sentential switching) ditemukan sebanyak 29 data, dan tidak ditemukan alih kode antar kalimat (inter-sentential switching). Adapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode terdiri atas 9 faktor, yaitu: 1) penutur, 2) lawan tutur, 3) situasi informal, 4) perubahan topik pembahasan, 5) mengetahui kosakata bahasa Korea, 6) mengikuti trend, 7) menjelaskan sesuatu, 8) mengutip perkataan orang lain, dan 9) untuk menyapa dengan cara yang khas.
Positive Discourse Analysis of the Presidential Rhetoric at the G20 Summit 2022 in Bali, Indonesia Ernanda Ernanda
Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol 7, No 2 (2023): ERALINGUA
Publisher : Makassar State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/eralingua.v7i2.44119

Abstract

Abstract. This study aims to uncover the utilization of positive discourse in presidential rhetoric during the G20 Summit 2022. This qualitative study employs a dataset of speeches delivered by the President of Indonesia, obtained from the official website of The Secretary of the Cabinet of the Republic of Indonesia. The speeches were published online between November 14 and 16, 2022. The procedures involve examining the speeches, identifying positive language, categorizing the data into three main themes (i.e., uniting, being optimistic, and maintaining world peace), analyzing rhetorical strategies and interpreting the data using the Positive Discourse Analysis approach. The results show that the President of Indonesia encourages all countries to unite to achieve common goals. Despite a severe toll on the world economy after the pandemic, he spreads optimism to the summit. He also persuades everyone to maintain world peace. These three focal points are conveyed by utilizing personal pronouns ‘we’ to strengthen the sense of collectivity and build unity and ‘I’ to highlight his good leadership quality. Justification for the negative impacts of war is expressed through conditional clauses. Other discursive strategies in his rhetoric include using lexical choices, parallel structures, modals, metaphors, rhetorical questions, and repetitive phrases. The encouragement and uplifting messages in the speeches may boost positive vibes in the meeting. The use of rhetorical techniques can impact international relations, economic cooperation, and how people worldwide work together to address common issues.Keywords: Positive Discourse Analysis, president, indonesia, G20, summit