Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia

Studi Etnofarmakognosi Dan Etnomedisin Masyarakat Lereng Selatan Gunung Slamet Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Rachmani, Eka Prasasti Nur; Suhesti, Tuti Sri
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol. 17 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jtoi.v17i2.1681

Abstract

Salah satu pemanfaatan tanaman yaitu untuk tujuan pengobatan. Pemanfaatan tanaman untuk pengobatan berdasarkan pengalaman turun-temurun yang bersifat lisan, rentan terjadi kesalahan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pemanfaatan tanaman obat berdasarkan pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat di lereng selatan Gunung Slamet yang meliputi Kecamatan Baturraden, Kedungbanteng, Sumbang dan Purwokerto Utara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi yang melibatkan informan yang memiliki kriteria pelaku dan pengobat tradisional. Data profil informan dianalisis secara deskriptif. Analisis kuantitatif meliputi penetapan nilai dan pentingnya tanaman bagi masyarakat dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung nilai guna tanaman untuk pengobatan (Use Value/UV), nilai guna famili (Family Use Value/FUV), frekuensi kutipan relatif (Relative Frekuensi Citation/RFC), tingkat fidelitas (Fidelity Level/FL) serta data mengenai bagian tanaman, cara penyiapan, dan cara penggunaan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 responden menyebutkan 56 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 27 famili. Famili yang paling banyak digunakan berdasarkan nilai FUV adalah zingiberaceae, terdapat 9 spesies yang memiliki 17 kegunaan (khasiat). Tanaman yang paling penting untuk pengobatan berdasarkan nilai RFC tertinggi berturut-turut yaitu kunyit (1,00), jahe (0,92), dan temulawak (0,92). Terdapat 13 jenis tanaman yang memiliki nilai FL 100% yang terdapat dalam famili acanthaceae, araliaceae, asteraceae, campanuiaceae, cupresaceae, euphorbiaceae, fabaceae, liliaceae, myrtaceae, dan zingiberaceae. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut sangat dipercaya untuk tujuan pengobatan tertentu. Bagian tanaman yang paling sering digunakan adalah daun (39%), cara penyiapan bahan tanaman untuk obat yang paling sering dilakukan adalah direbus (56%), cara penggunaan yang sering dilakukan adalah secara per oral (69%) dan sebagian besar bahan tanaman yang digunakan adalah bahan segar (91%). Temuan ini menguatkan data bahwa tanaman pada famili zingiberaceae merupakan tanaman utama yang banyak digunakan untuk pengobatan pada masyarakat lereng selatan Gunung Slamet.
Studi Etnofarmakognosi Dan Etnomedisin Masyarakat Lereng Selatan Gunung Slamet Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Rachmani, Eka Prasasti Nur; Suhesti, Tuti Sri
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol. 17 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jtoi.v17i2.1681

Abstract

Salah satu pemanfaatan tanaman yaitu untuk tujuan pengobatan. Pemanfaatan tanaman untuk pengobatan berdasarkan pengalaman turun-temurun yang bersifat lisan, rentan terjadi kesalahan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pemanfaatan tanaman obat berdasarkan pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat di lereng selatan Gunung Slamet yang meliputi Kecamatan Baturraden, Kedungbanteng, Sumbang dan Purwokerto Utara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi yang melibatkan informan yang memiliki kriteria pelaku dan pengobat tradisional. Data profil informan dianalisis secara deskriptif. Analisis kuantitatif meliputi penetapan nilai dan pentingnya tanaman bagi masyarakat dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung nilai guna tanaman untuk pengobatan (Use Value/UV), nilai guna famili (Family Use Value/FUV), frekuensi kutipan relatif (Relative Frekuensi Citation/RFC), tingkat fidelitas (Fidelity Level/FL) serta data mengenai bagian tanaman, cara penyiapan, dan cara penggunaan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 responden menyebutkan 56 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 27 famili. Famili yang paling banyak digunakan berdasarkan nilai FUV adalah zingiberaceae, terdapat 9 spesies yang memiliki 17 kegunaan (khasiat). Tanaman yang paling penting untuk pengobatan berdasarkan nilai RFC tertinggi berturut-turut yaitu kunyit (1,00), jahe (0,92), dan temulawak (0,92). Terdapat 13 jenis tanaman yang memiliki nilai FL 100% yang terdapat dalam famili acanthaceae, araliaceae, asteraceae, campanuiaceae, cupresaceae, euphorbiaceae, fabaceae, liliaceae, myrtaceae, dan zingiberaceae. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut sangat dipercaya untuk tujuan pengobatan tertentu. Bagian tanaman yang paling sering digunakan adalah daun (39%), cara penyiapan bahan tanaman untuk obat yang paling sering dilakukan adalah direbus (56%), cara penggunaan yang sering dilakukan adalah secara per oral (69%) dan sebagian besar bahan tanaman yang digunakan adalah bahan segar (91%). Temuan ini menguatkan data bahwa tanaman pada famili zingiberaceae merupakan tanaman utama yang banyak digunakan untuk pengobatan pada masyarakat lereng selatan Gunung Slamet.
Studi Etnofarmakognosi Dan Etnomedisin Masyarakat Lereng Selatan Gunung Slamet Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Rachmani, Eka Prasasti Nur; Suhesti, Tuti Sri
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol. 17 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jtoi.v17i2.1681

Abstract

Salah satu pemanfaatan tanaman yaitu untuk tujuan pengobatan. Pemanfaatan tanaman untuk pengobatan berdasarkan pengalaman turun-temurun yang bersifat lisan, rentan terjadi kesalahan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pemanfaatan tanaman obat berdasarkan pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat di lereng selatan Gunung Slamet yang meliputi Kecamatan Baturraden, Kedungbanteng, Sumbang dan Purwokerto Utara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi yang melibatkan informan yang memiliki kriteria pelaku dan pengobat tradisional. Data profil informan dianalisis secara deskriptif. Analisis kuantitatif meliputi penetapan nilai dan pentingnya tanaman bagi masyarakat dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung nilai guna tanaman untuk pengobatan (Use Value/UV), nilai guna famili (Family Use Value/FUV), frekuensi kutipan relatif (Relative Frekuensi Citation/RFC), tingkat fidelitas (Fidelity Level/FL) serta data mengenai bagian tanaman, cara penyiapan, dan cara penggunaan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 responden menyebutkan 56 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 27 famili. Famili yang paling banyak digunakan berdasarkan nilai FUV adalah zingiberaceae, terdapat 9 spesies yang memiliki 17 kegunaan (khasiat). Tanaman yang paling penting untuk pengobatan berdasarkan nilai RFC tertinggi berturut-turut yaitu kunyit (1,00), jahe (0,92), dan temulawak (0,92). Terdapat 13 jenis tanaman yang memiliki nilai FL 100% yang terdapat dalam famili acanthaceae, araliaceae, asteraceae, campanuiaceae, cupresaceae, euphorbiaceae, fabaceae, liliaceae, myrtaceae, dan zingiberaceae. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut sangat dipercaya untuk tujuan pengobatan tertentu. Bagian tanaman yang paling sering digunakan adalah daun (39%), cara penyiapan bahan tanaman untuk obat yang paling sering dilakukan adalah direbus (56%), cara penggunaan yang sering dilakukan adalah secara per oral (69%) dan sebagian besar bahan tanaman yang digunakan adalah bahan segar (91%). Temuan ini menguatkan data bahwa tanaman pada famili zingiberaceae merupakan tanaman utama yang banyak digunakan untuk pengobatan pada masyarakat lereng selatan Gunung Slamet.