Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

INDIS STYLE SEBAGAI REPRESENTASI KEKUASAAN KADIPATEN MANGKUNEGARAN DI SURAKARTA Dhian Lestari Hastuti; Imam Santosa; Achmad Syarief
Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 2 No 2 (2020): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v2i2.66

Abstract

Dalam catatan sejarah, kekuasaan Mangkunegaran sangat dipengaruhi oleh berlakunya perjanjian Giyanti dan Salatiga. Kesepakatan tersebut secara langsung mempengaruhi hubungan status sosial dan kekuasaan Mangkunegaran menurut perspektif budaya Jawa. Berdasarkan penelitian pendahuluan, tidak diketahui hubungan antara kekuasaan dan bentuk fisik bangunan Pura Mangkunegaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola orientasi bangunan, penataan ruang, dan struktur fisik pura tersebut untuk mengetahui pola keterkaitannya dengan perubahan yang terjadi pada kekuasaan Mangkunegaraan sebagai pembawa tonggak suar budaya Jawa. Fokusnya adalah mengidentifikasi penampilan gaya dan bentukan fisik bangunan utama dan pendukung Pura Mangkunegaran. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan metode interaksi analitik dalam ranah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen, dilanjutkan dengan proses triangulasi untuk menjaga objektivitas proses analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status 'kadipaten' memposisikan penguasa Mangkunegaran untuk berpikiran terbuka, berpikiran maju dengan tetap memegang teguh budaya tradisional Jawa. Pembentukan gaya Hindia Belanda pada bangunan fisik Mangkunegaran merupakan bentuk akulturasi budaya Jawa dengan budaya barat (Eropa). Ini berfungsi sebagai cara raja-raja Mangkunegaran untuk menyeimbangkan peran kekuatan politik dan budaya dalam hubungan mereka dengan penguasa kolonial Hindia Belanda dan Kasunanan Surakarta.
Study of the Form and Meaning of the Nawa Gapura Marga Raja as an Artefact of the Cirebon Cultural Community: Form and Meaning Nawa Gapura Marga Raja Fadhly . Abdillah; Setiawan Sabana; Imam Santosa
JOMANTARA Vol. 1 No. 2 (2021): Vol. 1 No. 2 July 2021
Publisher : Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.116 KB) | DOI: 10.23969/jijac.v1i2.4371

Abstract

A work of traditional culture by the geniuses of Cirebon's past, named Nawa Gapura Marga Raja, is one of the historical buildings that are still sacred. There are 9 doors or gates, each of which is gathered in one area of ​​the building. The form and meaning of the number of gates for the author is a very interesting phenomenon to study, its relation to cultural expressions that allow so many symbolic values ​​to be interpreted. This study of form and meaning aims to analyze and gain knowledge related to the form and visual meaning of the gates in this building. To find out the meaning of the physical form of Nawa Gapura Marga Raja, this study uses an art criticism approach from Edmund Burke Feldman with the visual narration method of Gerard Genette. In the process, the research goes through the following stages; literature study, observation, and conducting interviews with related parties. From the results of the analysis, it is understood that the structure of the form and layout of the building is heavily influenced by the spatial concept of primordial culture mixed with a new culture, so that it represents a myth, also has meanings that are closely related to religious teachings, culture and leadership values. Keywords: form, art criticism, visual narrative, meaning, nawa gapura marga raja
Tempeh Manufacturing Liquid Waste Treatment Using Alum Coagulant With Variation of Coagulant Weight Winda Rohmah Shoffianti; Dila Argatiningtyas; Agus Aktawan; Imam Santosa; Mar’atul Husna
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 10, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v10i1.25270

Abstract

So far, liquid waste from the tempe industry has yet to be utilized and is only disposed of in sewers to the environment. The liquid waste from tempe consists of soluble proteins from soybeans, which can give rise to a sour smell, and there are tiny particles that settle, so it is necessary to treat the waste before it is discharged into the environment. Alum is one of the coagulants that can be used to treat liquid waste. This research contributes to determining the effect of alum as a coagulant in tempe industrial wastewater to obtain optimal results. The optimum results in question are an increase in DO levels and a decrease in COD and TSS levels in the tempe industrial wastewater so that the resulting conditions are not dangerous if the waste is disposed of into the environment. The variables observed in this study were pH, DO, COD, and TSS comparing each variable. The variable used in this study was the weight of the alum coagulant with a stirring speed of 300 rpm for 90 minutes and standing for 24 hours. In this study, there is a correlation of variations in coagulant weight. The optimum results obtained were from 100 ml of waste. The optimum DO value produced was 8.4 mg/L at an interpretation of 10 grams of coagulant weight. The optimum COD concentration obtained was 18612.5 mg/L at a variation of 20 grams of coagulant weight. The optimum TSS concentration obtained was 102 mg/L with 25 grams of coagulant weight variation.
Pembentukan Organisasi Bank Sampah di Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Imam Santosa; Linda Barus; Daria BR Ginting; Nawan Prianto; Muhammad Karami
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 3 Nomor 2 Agustus 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v3i2.168

Abstract

Kemiling adalah sebuah Kecamatan di Kota Bandar Lampung, letaknya berada di daerah perbatasan Kota Bandar Lampung. Kecamatan Kemiling terdiri dari kelurahan Beringin Jaya, Kedaung, Kemiling Permai, Kemiling Raya, Pinang Jaya, Sumber Agung, dan Sumber Rejo. Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung, bank sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah ada sejak bulan April 2019 tetapi Bank Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di kelurahan Beringin Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung belum beroperasi secara maksimal. Permasalahan mitra adalah tidak beroperasionalnya bank sampah yang sudah dibangun fasilitas fisiknya. Hal ini disebabkan belum adanya organisasi yang dibentuk untuk mengelola bank sampah di Kelurahan Beringin Jaya. Tujuan kegiatan ini yaitu membentuk organisasi Bank Sampah Di Kelurahan Beringin Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung. Metode pelaksanaan terdiri dari kegiatan persiapan, pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sosialisasi/ penyuluhan bank sampah, pembentukan organisasi bank sampah, monitoring kegiatan pengabdian kepada masyarakat, evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil pengabdian ini berupa kegiatan sosialisasi bank sampah kepada warga melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup, RT, Kelurahan, petugas pengangkut sampah di Kelurahan Beringin Jaya, PT. Pegadaian Cabang Bandar Lampung, Tim Pengabmas Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dan HMJ Jurusan Kesehatan Lingkungan. Hasil lainnya adalah terbentuknya organisasi bank sampah Kelurahan Beringin Jaya yang sudah dibuat strukturnya berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kelurahan Beringin Jaya No: 412/21/V58.VI96/2020. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah pendampingan pengoperasian bank sampah, pendampingan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pembentukan bank sampah. Pendampingan pengoperasian bank sampah akan dilaksanakan oleh tim pengabmas yang telah melaksanakan pembentukan organisasi bank sampah
Assessing Students’ Learning Readiness Toward Student-Centered Learning Imam Santosa; Ifan Iskandar; Lulu Atul Munawaroh
Journal of English Education and Teaching Vol. 8 No. 1 (2024): Journal of English Education and Teaching
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jeet.8.1.254-268

Abstract

This research examined the readiness of English Education students at Esa Unggul University towards the student-centered learning (SCL) approach, focusing on three main aspects of learning readiness: physical, mental, and cognitive. With the increasing adoption of SCL in educational settings, understanding students' readiness across these dimensions was crucial for its effective implementation. Through a qualitative descriptive analysis, this study employed questionnaires and interviews with 43 freshmen to explore their readiness. The research methodology integrated a purposive sampling technique, aiming to gather in-depth insights from participants with direct experience in SCL environments. Findings revealed a moderate level of overall readiness, with variances across the three examined aspects. Physically, students felt somewhat prepared, particularly in terms of self-assessment capabilities, albeit less so for cooperative learning. Mentally, a general trend towards moderate agreement was observed, with strengths in reflective practices and collaborative skills. Cognitive readiness highlighted a strong inclination towards engaging in authentic learning tasks yet revealed gaps in connecting new learning with prior knowledge. These insights suggested that while there was a foundational readiness for SCL, targeted interventions were needed to bridge identified gaps, particularly in learning autonomy and prior knowledge connections. The study concluded that enhancing student readiness for SCL required a multifaceted approach, addressing the pedagogical and environmental factors influencing physical, mental, and cognitive readiness.
PENDAMPINGAN MODEL PEMBELAJARAN LAYANAN PEMBERIAN SARAN ( ADVISORY SERVICE) BAGI APARATUR SIPIL NEGARA KANTOR INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KLATEN Hersulastuti; Iswan Riyadi; Tukiyo; M Pujo Darmo; Cahaya Nugrahani; Tri Utami; Agung Nugroho Jati; Endang Eko Djati S; Anis Marjukah; Imam Santosa
Jurnal Pengabdian Widya Dharma (WIDHARMA) Vol. 2 No. 01 (2023): Januari 2023
Publisher : LPPM Universitas Widya Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54840/widharma.v2i01.47

Abstract

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan memberikan pendampingan model pembelajaran layanan pemberian saran bagi ASN Inspektorat Daerah Kabupaten Klaten. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Program peningkatan kemampuan layanan pemberian saran dalam tataran teoritis, 2) Program peningkatan kemampuan layanan pemberian saran tataran praktis . Dalam melaksanakan kegiatan agar tercapai tujuan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukanan melalui pelatihan dan pendampingan bagi ASN Inspektorat Daerah sesuai kebutuhan. Dari kegiatan diperoleh hasil positif dimana peserta ASN antusias untuk mengikuti program, meningkatnya pengetahuan dasar pembelajaran layanan pemberian saran, pengetahunan dalam tataran teoritis dan praktis serta bermuara pada perubahan perilaku melayani bagi mitra di kalangan ASN Inspektorat Daerah Kabupaten Klaten.
DELIGNIFIKASI BAMBU PETUNG (DENDROCALAMUS ASPER) DENGAN EKSTRAK ABU JERAMI PADI DAN KAYU Endah Sulistiawati; Imam Santosa
Spektrum Industri Vol. 10 No. 2: Oktober 2012
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v10i2.1631

Abstract

Kebutuhan tekstil di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Selama ini pemenuhan tekstil sebagian besar diimpor dari beberapa negara, antara lain: India, China, dan Jepang. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara agraris, dengan limbah pertanian yang melimpah. Juga tanaman bambu tumbuh subur dan banyak terdapat di negeri ini. Keunggulan serat tekstil bambu adalah bersifat antiseptik, tahan terhadap mikroba. Penelitian ini merupakan salah satu langkah dalam pembuatan serat tekstil alami dari bambu petung (Dendrocalamus asper) dan limbah pertanian yaitu abu jerami padi dan kayu, yaitu tahap delignifikasi. Tujuan penelitian ini mencari waktu perendaman bambu dalam ekstrak abu yang memberikan hasil terbaik. Bambu dipotong dan dibelah tipis, berukuran panjang 15 cm, setebal 0,5 mm. Mula-mula sampel bambu ditimbang (antara 12 sampai 57 gram), lalu direndam dalam ekstrak abu (jerami padi dan kayu) sebanyak 500 ml dalam sebuah botol berkapasitas 600 ml dan ditutup. Perendaman dilakukan pada suhu kamar. Waktu perendaman bervariasi dari 4 jam hingga 80 jam. Setelah perendaman selesai, hasil disaring. Sampel filtrat dititrasi untuk diketahui konsentrasi alkali aktifnya. Bambu yang telah direndam lalu dikeringkan menggunakan oven pada suhu 110ºC sampai berat tetap. Selisih berat antara bambu awal dan akhir (kering) dihitung, dan dianggap sebagai lignin yang terdegradasi. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman menggunakan ekstrak abu jerami padi memberikan hasil yang lebih baik dari pada ekstrak abu kayu, karena pengurangan berat padatan lebih besar. Hasil yang tertinggi pada perendaman menggunakan ekstrak abu jerami padi selama 76 jam, dengan selisih berat (basis kering) mencapai 44,5%. Kata kunci: delignifikasi; bambu petung; ekstrak abu.
PEMBUATAN GARAM MENGGUNAKAN KOLAM KEDAP AIR BERUKURAN SAMA Imam Santosa
Spektrum Industri Vol. 12 No. 1: April 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v12i1.1652

Abstract

Di Indonesia garam sebagian besar diperoleh dari Air Laut yang diuapkan, namun demikian persoalan garam merupakan persoalan nasional yang sampai kini tidak kunjung selesai permasalahannya. Disatu sisi kualitas garam nasional kurang memenuhi syarat sebagai garam industri karena kandungan NaCl-nya kurang 97% disisi lain masih rendahnya kualitas kebersihan garam untuk dikonsumsi sebagai makanan. Untuk mendapatkan garam berkualitas baik maka dikembangkan pembuatan garam menggunakan kolam kedap air berukuran sama. Air laut dari pantai goa cemara dianalisa kandungan ion makronya, dibandingkan dengan standar yang ada. Air laut ditampung dalam wadah taransparan yang lebar dan dalam, diamati penurunan ketinggian tiap hari, untuk menghitung laju penguapan harian. Setelah laju penguapan didapatkan dibuat skema tata letak terpal untuk memproduksi garam dari air laut. Skema ini dicoba dengan skala kecil menggunakan ember. Kemudian hasil garamnya dianalisa secara kualitatif. Hasil analisa densitas air laut dari pantai goa cemara sebesar 1,025 gr/cc dengan kandungan padartan 4,131 gr/100 gr air laut. Secara kuantitatif produksi garamnya 80 % dari laut umumnya karena cukup dekat dengan muara, namun kualitas garam yang dihasilkan lebih bagus karena kandungan sulfat yang kecil. Laju penguapan air laut rata-rata per hari adalah 0,5 cm, pada kondisi cuaca yang cerah. Metoda kolam kedap air menjanjikan masa panen garam yang fleksibel, dapat diaplikasikan dengan baik dan menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Kata kunci : air laut, garam, kolam berukuran sama.
A Systematic Review of the Impact of ChatGPT at Higher Education Level Irma Savitri Sadikin; Imam Santosa
Proceeding of the International Conference on Global Education and Learning Vol. 1 No. 1 (2024): June : Proceeding of the International Conference on Global Education and Learn
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/icgel.v1i1.78

Abstract

This systematic review investigates the significant role of ChatGPT in higher education, with a specific focus on its influence on academic writing. Utilizing insights from 17 peer-reviewed articles published between 2022 and 2024, it evaluates ChatGPT's features, advantages, and challenges in assisting both students and educators. ChatGPT enhances efficiency by automating repetitive tasks such as grammar correction, sentence restructuring, and formatting, allowing students to focus on critical thinking and content refinement. Its ability to enhance language, correct grammar, and maintain structural coherence proves especially valuable for non-native English speakers, fostering greater accessibility and fairness in academic writing. Moreover, ChatGPT fosters creativity through brainstorming support, simplifies technical explanations for diverse academic audiences, and enhances iterative learning by providing real-time feedback on coherence, language, and argumentation. The study underscores the risks of bias in AI-generated content and the possibility of worsening educational disparities due to unequal access to advanced AI technologies. Establishing clear institutional policies and ethical guidelines is essential to address these concerns and ensure responsible AI use. The review concludes that ChatGPT is a powerful tool for improving academic writing and learning in higher education. However, its success relies on a balanced integration of AI's capabilities with sound pedagogical practices to uphold academic integrity and encourage independent critical thinking.
The Role of Scaffolding Assessment in Support of Self-Directed Learning in a Project-Based Learning of Research Class Imam Santosa
Proceeding of the International Conference on Global Education and Learning Vol. 1 No. 2 (2024): December : Proceeding of the International Conference on Global Education and L
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/icgel.v1i2.95

Abstract

This study investigates the role of scaffolding assessment in fostering self-directed learning (SDL) within project-based learning (PBL) environments in higher education. Scaffolding assessment, characterized by gradual guidance, helps students transition from structured support to greater autonomy while enhancing critical thinking, goal-setting, and self-regulation. Through a mixed-methods approach, the study examines students' perceptions and experiences of scaffolding interventions in a research-based course. Quantitative findings reveal positive impacts on autonomy, critical thinking, and goal-setting, while qualitative insights highlight the importance of tailored scaffolding tools, motivational elements, and digital adaptability.Although scaffolding significantly enhances SDL by promoting independence and cognitive engagement, challenges remain in optimizing digital tools and addressing individual learning needs. Personalized scaffolding strategies and motivational scaffolds are essential for sustaining long-term engagement and effectively supporting diverse learners in complex, research-intensive environments. This study underscores the importance of adaptive scaffolding designs that balance structure and flexibility, offering practical implications for educators seeking to implement scaffolding assessments to enhance student autonomy and learning outcomes in higher education.