Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh padat penebaran terhadap waktu kematangan gonad induk abalon, Haliotis squamata di hatchery Ermayanthi Ishak; Irwan Junaidi Effendy; Muhtar Pranoto
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.26 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap waktu yang dibutuhkan oleh induk abalonjenis H. squamata untuk mencapai matang gonad. Penelitian ini dilaksanakan selama 63 hari, dari Agustus sampai Oktober2010 di Pembenihan Abalon Kerja Sama Lembaga Pengkajian dan Penerapan Teknologi Sumber Daya Perikanan danKelautan PT. Sumber Laut Nusantara Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Peneli -tian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan yaitu perlakuanA (4 induk), perlakuan B (8 induk), dan perlakuan C (12 induk) untuk tiap-tiap kontainer 60 liter. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa waktu kematangan gonad induk abalon yang dipelihara dengan perlakuan A, B, dan C yaitu rata-ratahari ke-51, hari ke-58, dan hari ke-61. Hasil pertumbuhan mutlak rata-rata panjang cangkang pada perlakuan A, B, dan Cberturut-turut yaitu 0,081±0,24 cm; 0,26±0,026 cm; dan 0,20±0,023 cm. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA), waktukematangan gonad dan pertumbuhan mutlak rata-rata panjang cangkang menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyatapada semua perlakuan (P>0,05). Hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarutmenunjukkan kisaran yang masih baik untuk mendukung kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangankematangan gonad induk abalon H. squamata di hatchery.Kata kunci: Haliotis squamata, padat penebaran, waktu kematangan gonad, pertumbuhan
Studi Perkembangan Tingkat Kematngan Gonad (TKG) II ke III Induk Jantan dan Betina Abalon (Haliotis asinina) dengan Pemberian Pakan Makroalga Berbeda yang Dipelihara Pada Sistem Raceway Rasak Mulki; Agus Kurnia; Muhammad Idris; Irwan Junaidi Effendy
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.287 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i1.6380

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan Gracillaria verrucosa dan G. arcuata terhadap waktu matang gonad pada induk abalon jantan dan betina H. asinina yang dipelihara pada system Raceway. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016 selama 48 hari bertempat di Hatchery Abalon PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK, Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Faktorial. Faktor yang di uji yaitu: (1) induk abalon dengan jenis kelamin berbeda (ukuran 6-7cm), (2) jenis pakan berbeda, yakni G. verrucosa dan G. arcuata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan induk abalon jantan dan betina (H. asinina) untuk mencapai matang gonad (dari TKG II hingga TKG III) pada perlakuan JA (induk jantan dengan pakan G. verrucosa) adalah 42 hari, pada perlakuan BA (induk betina dengan pakan G. verrucosa) adalah 42 hari, pada perlakuan JB (induk jantan dengan pakan G. arcuata) adalah 39 hari, dan pada perlakuan BB (induk betina dengan pakan G. arcuata) selama 40 hari. Sementara nilai rata-rata konsumsi pakan harian pada induk betina yang diberi pakan G. arcuata yaitu 16.67 g/hari dan induk abalon betina yang diberi pakan G. verrucosa yaitu 14.67 g/hari, lalu induk abalon jantan yang diberi pakan G. verrucosa 11.93 g/hari dan induk abalon jantan yang diberi pakan G. arcuata yaitu 8.48 g/hari. Pemberian pakan makroalga (G. verrucosa dan G. arcuata) tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap waktu matang gonad induk jantan dan betina abalon (H. asinina) yang dipelihara pada sistem Raceway. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mencapai TKG II ke III induk abalon jantan dan betina abalon, dapat diberikan pakan G. verrucosa dan G. arcuataKata kunci : Induk abalon, Konsumsi pakan, TKG, Sistem raceway
Settlement dan Kelangsungan Hidup Post-Larva Abalon Haliotis asinina Pada Fase Perkembangan Larva Berbeda Disnawati Disnawati; Irwan Junaidi Effendy
Jurnal Salamata Vol 5, No 1 (2023): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v5i1.12782

Abstract

Perbedaan fase perkembangan larva (fase trochophore, fase veliger awal, fase veliger akhir) diuji pada penelitian ini untuk mengevaluasi settlement dan kelangsungan hidup post-larva abalon H. asinina. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Larva dipelihara pada kontainer plastik yang berisi 12 L air laut dan plat ukuran 20×20 cm yang ditumbuhi bentik diatom dan diberi aerasi. Pemeliharaan larva dilakukan selama 72 jam untuk settlement larva dan 20 hari untuk kelangsungan hidup post-larva abalon. Hasil penelitian menunjukkan persentase settlement larva tidak berbeda nyata antar ketiga perlakuan (P=0,862).  Selanjutnya pada 20 hari pemeliharan larva, kelangsungan hidup post-larva tertinggi diperoleh pada fase trocopohore dengan nilai 1,56±0,27%, diikuti oleh fase veliger awal dan fase veliger akhir dengan nilai 1,34±0,79% dan 0,97±0,29% secara berturut-turut. Dari hasil uji statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan dari ketiga perlakuan (P=0,296). Penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan produksi creeping larva dan juvenil abalon di hatchery, larva dapat ditebar mulai dari fase trochophore sampai fase veliger akhir.
Analisis Kandungan Logam Berat Pada Air Sungai Martapura, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2022 Nuning Irnawulan Ishak; Mahmudah; Kasman; Ermayanti Ishak; Irwan Junaidi Effendy; Latifa Fekri
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 7 No 1 (2023): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kegiatan Masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) mengakibatkan logam berat yang masuk ke aliran air jauh lebih tinggi dari jumlah normal melalui limbah cair dan padat dari industri dan rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan logam berat pada air sungai Martapura. Pengambilan sampel air sungai menggunakan alat water sampler sebanyak 4 titik menggunakan GPS (Global Positioning System). Penentuan titik lokasi berdasarkan letak hulu dan hilir sungai Martapura serta potensi sumber pencemaran. Sampel air dianalisa di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Banjarbaru. Data uji laboratorium dianalisis dengan membandingkan baku mutu dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Republik Indonesia. Terdapat tiga parameter logam berat yang melebihi baku mutu yaitu logam Besi (Fe) di stasiun I, II, III, IV masing-masing 1,261 mg/L, 2,096 mg/L, 0,865 mg/L, 1,998 mg/L melebihi standar kualitas yang ditetapkan yaitu 0,3 mg/L, logam Mangan (Mn) di stasiun II yaitu 0,127 mg/L melebihi standar kualitas yang ditetapkan yaitu 0,1 mg/L, dan logam Tembaga (Cu) di stasiun I, II, III, IV masing-masing 0,039 mg/L, 0,042 mg/L, 0,039 mg/L, 0,042 mg/L melebihi standar kualitas yang ditetapkan yaitu 0,02 mg/L. Pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat perlu menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah langsung ke sungai.
Studi Makroalga Sebagai Biofilter Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Juvenil Abalon (Haliotis asinina) Pada Sistem Budidaya Resirkulasi Effendy, Irwan Junaidi; Nurdin, Abdul Rahman; Mu'minun, Nona; Ridwar, Darmawan; Saridu, Siti Aisyah
Jurnal Salamata Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.241 KB) | DOI: 10.15578/salamata.v4i2.12330

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Abalon, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan kombinasi makroalga sebagai biofilter yang berbeda  terhadap sintasan dan pertumbuhan juvenil abalon pada sistem resirkulasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan, dimana ada tiga perlakuan menggunakan 3 kombinasi makroalga yang berbeda, yaitu: perlakuan A (Gracillaria verrucosa dan Galaxaura sp.), B (G. verrucosa dan Ulva sp.) dan C (Ulva sp. dan  Galaxaura sp.). Ukuran panjang cangkang juvenil abalon yang digunakan yaitu 0.5-0.7cm dan diberi  pakan makroalga jenis G. verrucosa secara ad libitum selama penelitian. Kecepatan air sistem resirkulasi 4.8ltr/menit, sehingga terjadi pertukaran air pada wadah hewan uji sebesar 6912 liter  atau hampir 700% dalam 24 jam. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P > 0,05) terhadap pertumbuhan dan sitasan abalon.  Hasil penelitian menunjukkan kualitas air yang baik pada ketiga perlakuan dengan sintasan 100% selama masa pemeliharaan. Oleh karena itu, maka disarankan untuk melakukan studi lanjut dengan menggunakan biofilter makroalga pada sistem resirkulasi dengan memelihara abalon pada kepadatan maksimal sehingga akan menghasilkan  produksi juvenil abalon yang lebih banyak.
Comparison Amino Acid Profile of Pearl Lobster (Panulirus ornatus) Fed with Combination of Fish Meal and Mollusc Meal Muskita, Wellem Henrik; Kurnia, Agus; Subandiyono, Subandiyono; Yusnaini, Yusnaini; La Usaha, La Usaha; Suaida, Suaida; Effendy, Irwan Junaidi; Hamzah, Muhaimin; Munadi, La Ode Muh; Anwar, Asni
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 8, No 2 (2024): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v8i2.24579

Abstract

AbstractPanulirus ornatus is a vital fishery commodity that has high economic value. The research aims to examine the growth, amino acid profile, and intestinal histology of Panulirus ornatus fed a combination of fish meal and mollusk meal using a randomized block design (RBD) method with four treatments and three replications fed with four formulations for 50 days of maintenance. Four formulated feeds contained 20% sardine fish meal + 20% jackmackerel fish meal (treatment A), 10% mangrove snail meal + 15% golden snail meal + 15% mussel clam meal (Treatment B), 15% mangrove snail meal + 10% golden snail flour + 15% mussel clam flour (Treatment C), and 15% mangrove snail flour + 15% golden snail flour + 10% musselclam flour (Treatment D) were given to pearl lobsters once a day at a dosage of 3% of their weight body. Kepah cockle flour has more essential and nonessential amino acids than mangrove and golden snail flour. Mangrove snail flour has higher histidine levels than golden and kepah cockle flour. The results of the amino acid analysis of the test feed showed that the total essential amino acids and total nonessential amino acids in all test feeds showed the same amount, namely 13,0 -14,0%.The findings concluded that feed containing The combination of mollusks flour is more suitable than the combination of fish flour for the growth and amino acid needs of pearl lobsters. Keywords: Amino Acids, Pearl Lobster, Mollusc Flour
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Guna Meningkatkan Keterampilan Istri Nelayan di Kelurahan Lapulu Muhammad Taswin Munier; Ishak, ermayanti; Bahtiar; Muhammad Fajar Purnama; Yustika Intan Permatahati; Latifa Fekri; Irwan Junaidi Effendy
Jurnal Pengabdian Meambo Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEAMBO
Publisher : PROMISE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56742/jpm.v1i2.21

Abstract

Kekerangan merupakan salah satu hasil perikanan yang menghasilkan limbah sampingan berupa cangkang. Cangkang kerang mengandung kalsium tinggi sehingga dapat dijadikan campuran pakan ternak.  Bentuk dan warnanya yang bervariasi juga memudahkan untuk dijadikan bahan pembuat kerajinan tangan atau asesoris yang indah.  Tujuan kegiatan ini yaitu untuk memanfaatkan limbah cangkang kerang menjadi produk asesoris wanita.  Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022 dan  berlokasi di kelurahan Lapulu kota Kendari Sulawesi Tenggara.  Mitra kegiatan berasal dari kelompok istri nelayan yang tergabung dalam Jaringan Kelompok Perempuan Pesisir Sulawesi Tenggara dan berdomisili di kelurahan Lapulu. Metode yang digunakan meliputi pelatihan pemilahan dan penanganan bahan baku yang dilanjutkan dengan pembuatan produk asesoris wanita.  Hasil kegiatan ini meliputi 1) keterampilan memilah dan menangani bahan baku cangkang kerang, termasuk teknik pembersihan, teknik pemotongan, dan teknik pemboran, 2) kemampuan menentukan bentuk, desain hingga menghasilkan beberapa asesoris wanita dari limbah cangkang, dan 3) respon positif dari kelompok ibu-ibu nelayan yang ditunjukkan dengan antusiasme mereka berkreasi dengan bahan baku yang tersedia.  Produk yang dihasilkan berupa bros, gelang, gantungan tas, dan tali masker (strap masker).  Kesimpulan pengabdian adalah limbah cangkang kekerangan dimanfaatkan oleh kelompok mitra menjadi bahan baku kerajinan tangan.
INTEGRASI PEMANFAATAN PAKAN FORMULASI DAN SISTEM BUDIDAYA RESIRKULASI UNTUK INTENSIFIKASI PRODUKSI BENIH IKAN GURAME DAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA MARGACINTA, KONAWE SELATAN Effendy, Irwan Junaidi; Rosmawati; Kamri, Syamsul
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.504

Abstract

Intensifikasi budidaya ikan gurame pada UKM (Kelompok Pembudidaya Carper) mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan benih yang semakin besar. Intensifikasi ini dilakukan dengan mengingtegrasikan system budidaya resirkulasi dan penggunaan pakan formulasi komersial. Penerapan sistem budidaya resirkulasi diterapkan karena pembudidaya memiliki lahan dan air terbatas terutama di musim kemarau sedangkan pemanfaatan pakan formulasi pada induk dan benih dilakukan untuk mendukung dan mempercepat pematangan gonad, proses pemijahan, produksi benih dan pembesaran benih. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan benih berkualitas sehingga meningkatkan pendapatan UKM Mitra. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Margacinta, Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara. Produksi dan budidaya massal benih dilakukan menggunakan bak fiber ukuran 1 ton dan diterapkan system pendederan bertahap dan setiap tahap dilakukan seleksi untuk memperoleh ukuran benih standar . Kegiatan percontohan intensifikasi budidaya gurame pada PKM ini, telah menunjukkan hasil produksi dan budidaya massal benih gurame dengan pertumbuhan dan sintasan yang dihasilkan tinggi pada setiap tahap pendederan serta memberikan keuntungan yang sangat memuaskan bagi Mitra PKM. Kegiatan PKM ini telah memberikan manfaat dan hasil yang sangat memuaskan yaitu mempermudah manajemen produksi benih; mulai dari pengontrolan, pemberian pakan dan panen; meningkatkan produksi benih dan pendapatan, mempermudah manajemen pemesaran benih dan mengatasi masalah kekurangan air pada musim kemarau sehingga produksi benih berkelanjutan sepanjang tahun.
INTEGRASI PEMANFAATAN PAKAN FORMULASI DAN SISTEM BUDIDAYA RESIRKULASI UNTUK INTENSIFIKASI PRODUKSI BENIH IKAN GURAME DAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA MARGACINTA, KONAWE SELATAN Effendy, Irwan Junaidi; Rosmawati; Kamri, Syamsul
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.504

Abstract

Intensifikasi budidaya ikan gurame pada UKM (Kelompok Pembudidaya Carper) mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan benih yang semakin besar. Intensifikasi ini dilakukan dengan mengingtegrasikan system budidaya resirkulasi dan penggunaan pakan formulasi komersial. Penerapan sistem budidaya resirkulasi diterapkan karena pembudidaya memiliki lahan dan air terbatas terutama di musim kemarau sedangkan pemanfaatan pakan formulasi pada induk dan benih dilakukan untuk mendukung dan mempercepat pematangan gonad, proses pemijahan, produksi benih dan pembesaran benih. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan benih berkualitas sehingga meningkatkan pendapatan UKM Mitra. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Margacinta, Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara. Produksi dan budidaya massal benih dilakukan menggunakan bak fiber ukuran 1 ton dan diterapkan system pendederan bertahap dan setiap tahap dilakukan seleksi untuk memperoleh ukuran benih standar . Kegiatan percontohan intensifikasi budidaya gurame pada PKM ini, telah menunjukkan hasil produksi dan budidaya massal benih gurame dengan pertumbuhan dan sintasan yang dihasilkan tinggi pada setiap tahap pendederan serta memberikan keuntungan yang sangat memuaskan bagi Mitra PKM. Kegiatan PKM ini telah memberikan manfaat dan hasil yang sangat memuaskan yaitu mempermudah manajemen produksi benih; mulai dari pengontrolan, pemberian pakan dan panen; meningkatkan produksi benih dan pendapatan, mempermudah manajemen pemesaran benih dan mengatasi masalah kekurangan air pada musim kemarau sehingga produksi benih berkelanjutan sepanjang tahun.