Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The Correlation Results of Examination of Hemoglobin and The Erythrocyte Index in Patients With Suspected Covid-19 in The Hospital of Kendari City Sri Aprilianti Idris; Firdayanti Firdayanti; Susanti Susanti; Muh. Azdar Setiawan
JURNAL INDONESIA DARI ILMU LABORATORIUM MEDIS DAN TEKNOLOGI Vol 4 No 1 (2022): The future of diagnostic laboratory testing
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/ijmlst.v4i1.2105

Abstract

Coronavirus disease 2019 has become a global problem causing hundreds of thousands of deaths worldwide. Haemoglobin is more susceptible to COVID-19 virus attacks. Haemoglobin functions as a carrier of oxygen to organs in the body. When the concentration of haemoglobin in the blood circulation is low, the transport of oxygen to several organs in the body can be disrupted. SARS-CoV-2 interacts with haemoglobin in red blood cells. This interaction causes the virus to break the haemoglobin chain and cause hemolysis. The erythrocyte index which consists of MCV, MCH, and MCHC values ​​is used to indicate the occurrence of anemia in COVID-19 patients. This research method used descriptive analytic with a cross sectional study design. The population of this study was suspected COVID-19 patients with a sample of 27 people. Sampling was carried out using purposive sampling. This study aims to determine the relationship between haemoglobin examination results and erythrocyte index in suspected COVID-19 patients.The instrument in this study used secondary data which included the results of examination of haemoglobin values ​​and erythrocyte index. The results of the test using a parametric statistical approach with the correlation analysis method showed that there was a correlation between the results of the haemoglobin and MCV test (P-value 0.057 > 0.05), while the haemoglobin and MCH test had no correlation (P value 0.777 > 0.05), and there is no correlation between haemoglobin and MCHC examination (P-value 0.372 > 0.05).
DETEKSI PENYAKIT HEPATITIS-B PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI Susanti Susanti; Sernita Sernita; Firdayanti Firdayanti
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 1 (2017): Biosains & Technology in Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.43 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v4i1.5852

Abstract

ABSTRAKPenyakit Hepatitis B merupakan peradangan atau infeksi pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.  Penularan virus Hepatitis B melalui darah atau cairan tubuh yang mengandung virus Hepatitis B.  Penyakit Hepatitis B dapat dideteksi salah satunya dengan pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) yang merupakan antigen permukaan dari Virus Hepatitis B. Ibu hamil yang terinfeksi virus Hepatitis B di Indonesia berkisar antara 1-5 %. Infeksi virus Hepatitis B pada ibu hamil dapat mengakibatkan hepatitis fulminan dan meningkatkan mortalitas pada ibu dan bayi. Data yang diperoleh di Puskesmas Abeli Kota Kendari, ibu hamil yang datang berkunjung ke puskesmas Abeli pada bulan Januari-Maret 2017 sebanyak 133 orang, dan tidak terdapat data pemeriksaan Hepatitis B pada ibu Hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi penyakit hepatitis B pada ibu Hamil di Puskesmas Abeli kota Kendari. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional, dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara Accidental sampling, sampel diperoleh dari pasien ibu hamil yang datang ke Puskesmas Abeli selama penelitian dilakukan. Jumlah sampel penelitian yang dilakukan pemeriksaan Hepatitis B pada ibu Hamil di Puskesmas Abeli sebanyak 25 orang. Hasil penelitian diperoleh sampel positif Hepatitis B sebanyak 1 orang (4%) dan sampel negative Hepatitis B sebanyak 24 orang (96%).  Kesimpulan hasil deteksi Hepatitis B pada ibu Hamil di Puskesmas Abeli kota Kendari menunjukkan terdapat hasil positif Hepatitis B pada ibu Hamil sebanyak 1 orang (4%) dan hasil negative Hepatitis B pada ibu Hamil sebanyak 24 orang (96%). Kata Kunci : Hepatitis-B, Ibu Hamil, Deteksi ABSTRACTHepatitis B is an inflammation or infection of liver cells caused by Hepatitis B virus. Hepatitis B virus transmission through blood or body fluids containing Hepatitis B virus. Hepatitis B disease can be detected by HBsAg examination (Hepatitis B Surface Antigen) which is the surface antigen of Hepatitis B Virus. Pregnant women infected with Hepatitis B virus in Indonesia ranges from 1-5%. Hepatitis B viral infection in pregnant women can lead to fulminant hepatitis and increase maternal and infant mortality. Data obtained at Puskesmas Abeli Kendari, pregnant women who come to Abeli health center in January-March 2017 as many as 133 people, and there is no data of hepatitis B examination in pregnant women. The purpose of this study was to detect hepatitis B disease in Pregnant women at Abeli Puskesmas Kendari. The type of research used is descriptive observasional, with cross sectional method and data collection by Accidental sampling, sample obtained from pregnant woman patient coming to Puskesmas Abeli during research done. The number of samples of research conducted Hepatitis B examination in Pregnant Women at Puskesmas Abeli as many as 25 people. The result of the study was Hepatitis B positive 1 (4%) and Hepatitis B negative sample 24 (96%). The conclusion of result of Hepatitis B detection in pregnant mother at Abeli Kendari health center showed positive result of Hepatitis B in pregnant mother as much as 1 person (4%) and negative result of Hepatitis B in pregnant mother counted 24 people (96%). Keywords: Hepatitis B, Pregnant Women, Detection
HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN DERAJAT KLINIK INFEKSI DENGUE PADA PASIEN ANAK DI RSU (RUMAH SAKIT UMUM) BAHTERAMAS Firdayanti Firdayanti
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 3, No 2 (2016): Biodiversity in Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.8 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v3i2.3235

Abstract

ABSTRAKPemeriksaan darah yang biasanya dilakukan untuk pasien diagnosa infeksi dengue diantaranya adalah melalui pemeriksaan jumlah leukosit, adanya nilai yang pasti dari hasil pemeriksaan leukosit untuk setiap derajat klinik infeksi dengue diharapkan sangat membantu petugas medis agar lebih mudah mengelompokkan dan mengelola pasien berdasarkan derajat kliniknya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara hasil pemeriksaan jumlah leukosit dengan derajat klinik infeksi dengue. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara Purposive sampling, sampel data diambil dari catatan medik pasien infeksi dengue anak yang dirawat di RSU Bahteramas. Data yang diambil adalah usia, jenis kelamin, jumlah leukosit dan derajat infeksi dengue sesuai dengan kriteria WHO 2009. Sampel data diambil dari catatan rekam medik pasien infeksi dengue anak sebanyak 43 orang. Hasil analisis dengan uji korelasi didapatkan  hubungan kekuatan korelasi sedang antara jumlah leukosit dengan derajat klinik infeksi dengue (p=0.001; r=0.468). Kesimpulan terdapat hubungan bermakna antara jumlah leukosit dengan derajat klinik infeksi dengue, sehingga jumlah leukosit dapat dipertimbangkan untuk membantu menentukan derajat klinik infeksi dengue. Kata kunci : Jumlah leukosit, derajat klinik, infeksi dengue. ABSTRACTComplete blood count which is usually done to screen patients suspected dengue infection is through the examination leukocyte count,. The existence of an exact value of the result of blood test for each grade of dengue infection is expected to greatly assist medical officers in order to more easily classify and manage patients based on the clinical grade. Aim this research to determine the correlation between leukocyte count, with clinical dengue grade infection. MethodsThis was purposive sampling observational analytic research with cross sectional approach. Samples were taken from medical records of patients admitted to adult dengue infection in RSU Bahteramas. Data that taken from medical records were age, sex,leukocyte count,and the degree of dengue infection according to WHO 2009, criteria. The samples was taken from 43 adult dengue infection patients were included in this research. The analysis by corelation test found a significant weak positive correlation between leukocyte count with clinical dengue grade infection (p=0.01 : r=0.468). Conclusions is there was a significant correlation between leukocyte count with clinical dengue grade infection so that leukocyte count may be considered to help determine the clinical grade of dengue infection. Keywords : leukocyte count, clinical grade, dengue  infection.
Pengaruh Paparan Pestisida Terhadap Jumlah Trombosit Pada Petani Sayuran di Desa Lawoila Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Firdayanti Firdayanti; Sri Aprilianti Idris
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 6, No 1 (2019): Biology and Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.689 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v6i1.8591

Abstract

ABSTRAK Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman atau hasil pertanian. Sampai saat ini pestisida adalah pilihan utama bagi petani untuk melindungi tanaman dari gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Terpaparnya tubuh oleh pestisida berdampak negative pada komponen yang ada dalam tubuh manusia, salah satunya adalah darah. Pestisida diperkirakan sebagai salah satu factor lingkungan yang turut mempengaruhi profil darah, salah satunya trombosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paparan pestisida terhadap jumlah trombosit pada petani sayuran di desa Lawoila. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan dengan memeriksa jumlah trombosit petani sayuran di desa Lawoila secara automatik menggunakan alat hematology analyzer. Hasil penelitian ini ditunjukkan berdasarkan uji statistik menggunakan uji regresi sederhana diperoleh hasil yaitu F-hitung 1,784 dan nilai signifikan 0,198. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh paparan pestisida terhadap jumlah trombosit pada petani sayuran di desa Lawoila Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Kata kunci : Pestisida, Petani, Trombosit, Lawoila.ABSTRACT               Pesticides are all chemical substances and other materials as well as microorganisms and viruses that are used to eradicate or prevent pests and diseases that damage crops or agricultural products. Until now, pesticides are the main choice for farmers to protect plants from disorders of Plant Pest Organisms (OPT). Exposure to the body by pesticides has a negative effect on the components in the human body, one of which is blood. Pesticides are thought to be one of the environmental factors that influence blood profiles, one of which is platelets. The purpose of this study was to determine the effect of exposure to pesticide on platelet counts in vegetable farmers in Lawoila village. This study was a descriptive analytic study with a cross-sectional study design. This research was carried out by checking the platelet count of vegetable farmers in Lawoila village automatically using the hematology analyzer. The results of this study are shown based on statistical tests using a simple regression test, the results obtained are F-count 1,784 and a significant value of 0,198. These results indicate that there is no effect of exposure to pesticides on platelet counts in vegetable farmers in the village of Lawoila, Konda District, South Konawe Regency. Keywords: Pesticides, Farmers, Platelets, Lawoila
PERBEDAAN JENIS KELAMIN DAN USIA TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERURISEMIA Firdayanti .; Susanti .; Muhammad Azdar Setiawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.667 KB)

Abstract

ABSTRAKHiperurisemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar asam urat dalam tubuh meningkat, kadar asam urat yang meningkat dalam darah hingga melewati batas normal akan menimbulkanrasa sakit atau nyeri1. Etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas,konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi daripada wanita, yangmeningkatkan resiko mereka terserang artritis gout. Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebihbanyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitikdengan rancangan penelitian cross-sectional study. Metode pengambilan sampel dilakukan secaraaccidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 sampel. hasil penelitian perbedaan jenis kelamindan usia terhadap kadar asam urat menunjukkan bahwa hasil uji Chi-Square terhadap pemeriksaan asamurat dengan jenis kelamin menunjukkan hasil yaitu nilai probabilitas < 0,05 (nilai sig. 0,015) yang berartibahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kriteria jenis kelamin dengan hasil pemeriksaan asam urat,sedangkan hasil uji Chi-Square terhadap hasil pemeriksaan asam urat berdasarkan usia diperoleh hasil ujiyaitu nilai probabilitas > 0,05 (nilai sig. 0,522) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yangbermakna antara kriteria usia dengan hasil pemeriksaan asam urat. Kata kunci : jenis kelamin, usia, asam urat, hiperurisemia
AKTIVITAS IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL SPONS Callyspongia sp. TERHADAP FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA MENCIT JANTAN BALB/C. Muhammad Ilyas Y.; Asriullah Jabbar; Mentarri Bafadal; Muhammad Hajrul Malaka; Firdayanti Firdayanti; I. Sahidin
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.441 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v5i1.377

Abstract

Sponge Callyspongia sp. has compounds that act as immunomodulatory agents, one of which is flavonoids.Flavonoids have the potential to be immunostimulants by increasing the phagocytic activity of macrophages. This study was experimental with a post test only control group design method. This study used 24 micemalestrain Balb /c with a body weight of 20-30 grams divided into 6 groups. The first group get extracts of sponge Callyspongia sp. 100 mg/kgBW, second group get the extract of sponge Callyspongia sp. 200 mg/kgBW, third group get extracts of sponge Callyspongia sp. 300 mg/kgBW, fourth group get the extract of sponge Callyspongia sp. 400 mg/kgBW, positive control group was given Stimuno® 0,13 mg/kgBW and the negative control group get Na-CMC 0.5%. A test given in orally preparations on the first day until the seven day. On the eighth day of each of the mice are injected bacteria Staphylococcus aureus (SA) by intraperitoneal. The activity of macrophage cells from murine peritoneal fluids sweep by calculating the percentage of macrophages that does phagocytosis of 100 cells are observed. The data obtained were then analyzed by one way Anova statistics and test post hoc Tukey's. As result, the are that ethanol extracts of sponge Callyspongia sp. at doses of 300 mg/kgBW and 400 mg/kgBW have potential as immunomodulator with based on results of statistical tests post hoc Tukey (P > 0.05) showed no meaningful difference against the positive control (Stimuno ®) wich improving the activity of the cells of the macrophage phagocytosis.
Identifikasi Aspergillus fumigatus pada Sputum Pasien Suspek TB Paru Angriani Fusvita; Firdayanti Firdayanti; Sri Yosin Vinola
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 7 No 1 (2019): September 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.72 KB) | DOI: 10.32668/jitek.v7i1.240

Abstract

Tuberculosis (TB) is a contagious infectious disease caused by the Mycobacterium tuberculosis, which can attack various organs especially the lungs. In some cases, there is a misdiagnosis between pulmonary tuberculosis and pulmonary mycosis (lung fungus). One of the species of fungus that often causing infection in the lungs is Aspergillus fumigatus.This study aims to identify Aspergillus fumigatus in sputum patients suspected of pulmonary tuberculosis patients at General Hospital in Baubau City. The types of research is descriptive with accidental sampling technique. Research was carried out by examining the BTA status of patients using the GeneXpert device and the patients sputum were isolated into Potato Dextrose Agar (PDA) medium then examined in macroscopic and microscopic (slide culture). Result of the study of 27 samples sputum patients suspected of pulmonary tuberculosis in Baubau Town Hospital obtained patients who infected Aspergillus fumigatus fungus amounted to 3 people with 2 including identified fungi with positive BTA status. Conclusion patients infected with Aspergillus fumigatus amounted to 3 people (7.4%) and 2 people (3.4%) identified fungi with positive pulmonary tuberculosis
Pemeriksaan Kadar Asam Urat Pada Masyarakat Desa Puuwonua Kecamatan Andowia Muhammad Sultanul Aulya; Firdayanti Firdayanti; Angriani Fusvita; Apriyanto Apriyanto; Nurul Afdhaliyah Nurdin; Anggraeni Anggraeni; Niluh Eka Ayu Pratiwi
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2023): NADIKAMI: Januari 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya kegiatan Pengabmas adalah untuk membantu masyarakat terutama masyarakat yang bergolongan menengah ke bawah untuk melakukan pemeriksaan penunjang penyakit kardiovaskuler yang sering diderita oleh masyarakat, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar asam urat pada masyarakat di desa Puuwonua Kecamatan Andowia., Desain kegiatan ini menggunakan desain deskriptif observational yaitu menggambarkan hasil pemeriksaan asam urat berdasarkan hasil obervasi dilapangan. Dari kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pemeriksaan asam urat pada masyarakat Desa Puuwonua Kecamatan Andowia, dengan jumlah sampel 21 sampel maka diperoleh hasil pemeriksaan asam urat dengan jenis kelamin laki-laki, yang normal sebanyak 6 orang (100%). Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan, yang normal sebanyak 12 (80%) orang dan yang mengalami hiperurisemia sebanyak 3 orang (20%).
Pemeriksaan Golongan Darah Dan Rhesus Pada Masyarakat Desa Puuwonua Kecamatan Andowia Angriani Fusvita; Muhammad Sultanul Aulya; Firdayanti Firdayanti; Apriyanto Apriyanto; Suci Devianti Ningsih; Niluh Eka Ayu Pratiwi; Anggraeni Anggraeni
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2023): NADIKAMI: Juli 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabmas adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Secara umum, program ini dirancang oleh berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Kegiatan pengabdian masyarakat menjadi salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui hasil pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada masyarakat di desa Puuwonua Kecamatan Andowia., Desain kegiatan ini menggunakan desain deskriptif observational yaitu menggambarkan hasil pemeriksaan golongan darah berdasarkan hasil observasi dilapangan. Pemeriksaan Golongan darah sistem ABO yang dilakukan di Desa Puuwonua diperoleh hasil golongan darah A sebanyak 33 orang, golongan darah B sebanyak 15 orang, golongan darah O sebanyak 25 orang, sedangkan untuk golongan darah AB sebanyak 4 orang.
Profil Kadar Ureum Pada Penderita Human Immunodeficiency Virus dengan Terapi Antiretroviral di Kota Kendari Muhammad Ilyas Y.; Firdayanti; Elma Winarti; Angriani Fusvita; Apriyanto; Nirwati Rusli; Asriullah Jabbar; Fadhliyah Malik; Halik; Mubarak; Nurhikma
Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol. 1 No. 2 (2023): Lansau: Edisi Oktober 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lansau.v1i2.13

Abstract

Penyakit Human Immunodeviciency Virus (HIV) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan tingkat prevalensi yang masih tinggi, termasuk di Sulawesi Tenggara, sehingga diperlukan penanganan tepat untuk mencegah penularan dan berbagai gangguan komplikasi pada penderita. Penggunaan obat antiretroviral (ARV) jangka panjang bahkan seumur hidup pada penderita HIV menimbulkan masalah kesehatan yaitu gangguan fungsi ginjal dengan peningkatan kadar ureum, dan sekaligus sebagai faktor pemicu infeksi neoplasma sekunder, gangguan neurologis serta fungsi fisiologis tubuh lainnya yang lebih serius, sehingga mengetahui profil kadar ureum untuk memantau fungsi ginjal selama terapi obat ARV penting dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil kadar ureum pada penderita HIV dengan lama terapi obat ARV di Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan melakukan pemeriksaan kadar ureum darah penderita HIV menggunakan metode urease-GLD, dan data dianalisis statistik menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan 80% penderita HIV umur 20-30 tahun, jenis kelamin terbanyak 80% laki-laki, lama pengobatan 55% kurang dari 1 tahun, dengan hasil pemeriksaan kadar ureum 90% kategori normal dan 10% kategori tidak normal, dan hasil analisis statistik regresi linear sederhana menunjukkan tidak ada hubungan lama terapi obat ARV dengan kadar ureum pada penderita HIV di kota Kendari (p>0.05).  Kesimpulan penelitian ini adalah peningkatan kadar ureum pada penderita HIV di Kota Kendari tidak dipengaruhi oleh lama terapi antiretroviral.