Indriastjario Indriastjario
Department Of Architecture, Faculty Of Engineering, Universitas Diponegoro

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER Green Architecture dengan Penerapan Unsur Budaya Lokal Rusjdi, Hanif; indriastjario, indriastjario; Sudarwanto, Budi
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2123.684 KB)

Abstract

Kota Solo telah berkembang tidak hanya sekedar menjadi Kota Budaya, tetapi juga menjadi salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Hal ini terlihat dengan semakin menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan di tengah kota maupun hotel-hotel berbintang di pusat kota. Apalagi dengan adanya wacana dari pemerintah yang ingin mewujudkan Kota Solo sebagai destinasi MICE di Indonesia. Berkaitan dengan perkembangan wisata MICE di kota solo maka kebutuhan akan sarana dan prasarana kegiatan konvensi maupun ekshibisi di Kota Solo dirasa sangat penting mengingat kemajuan Kota Solo yang bisa dikatakan sangat pesat.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai kegiatan konvensi dan ekshibisi, standar-standar mengenai tata ruang dalam bangunan convention and exhibition center, studi banding beberapa bangunan convention and exhibition center di Indonesia dan studi banding pustaka beberapa bangunan convention center di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi bangunan Solo Exhibition and Convention Center yang akan bertempat di Kota Solo dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Green Architecture. Tapak yang digunakan adalah tapak hasil dari pemilihan beberapa alternatife tapak yang ada di Kota Solo yang sesuai dengan luasan kebutuhan ruang. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Solo Exhibition and Convention Center”.Konsep perancanganditekankanpada penekanan Green Architecture, dimana konsep perancangan bangunan diharapkan dapat bersahabat dengan lingkungan, dalam artian ketika bangunan tersebut berdiri di tengah lingkungan tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitar baik itu dari masa konstruksi hingga masa maintenance bangunan.Bangunan Solo Exhibition and Convention Center dihadirkan dengan bentuk yang kontemporer dengan bahan prefabrikasi yang merefleksikan masa modern atau masa yang akan datang. Tidak lupa untuk menerapkan unsur-unsur budaya lokal pada bangunan untuk menjaga kesan kedaerahan. Dalam hal ini pemilihan motif batik “Kawung” sebagai motif batik khas solo ke dalam fasade bangunan diharapkan dapat menjaga identitas kota solo yang dibawa pada konsep modernitas. Untuk material bangunannya sendiri dipilih bahan-bahan prefabrikasi yang memiliki sifat fleksibel dan efisien. Dari segi struktur diterapkan modul slab and grid pada penopang lantai bangunan dan sistem struktur space frame atau space beam pada struktur penopang atap.
REDESAIN SMKN 11 SEMARANG fatoni, muhammad; bagus pribadi, septana; indriastjario, indriastjario
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.912 KB)

Abstract

Pada tahun 2007 Depdiknas menargetkan perbandingan atau porsi antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 70% dan Sekolah Menengah Umum (SMA) sebesar 30%. SMKN 11 Semarang merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang di proyeksikan kedalam sekolah bertaraf internasional, karena itu SMKN 11 Semarang perlu berbenah dalam kurikulum maupun dari segi sarana prasarana pendidikan.Oleh karena itu diperlukan desain sekolah yang memenuhi sekolah bertarap internasional dalam hal ini SMKN 11 Semarang untuk membantu keberlangsungan proses belajar mengajar untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang diharapkan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya.Redesain ini diawalai dengan kajian mengenai standar-standar kebutuhan Sekolah Betaraf Internasional (SBI), studi banding beberapa sekolah beraraf Internasional khususnya SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), Tinjauan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Semarang, studi ruang mengenai kebutuhan sekolah bertaraf Internasional, Analisa Tapak yang dilakukan pada tapak existing yaitu tapak SMKN 11 Semarang yang terletak di Jalan Grafika. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, sirkulasi, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Redesain SMKN 11 Semarang”.Konsep perancangan yang digunakan adalah konsep arsitektur Neoverkaular, yaitu aliran yang suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Karena bangunan SMKN 11 merupakan bangunan sekolah yang bersifat resmi, maka wujud desain yang ditampakkkan adalah desain dengan kesan formal dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria desain sekolah
SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur) Pribadi, Septana Bagus; Indriastjario, Indriastjario; Wulandari, Ai Ratna; Wibowo, Yohannes Tri; Janatin, Bonggo; Muzamil, Muhammad
MODUL Volume 11, Nomer 2, Tahun 2011
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.807 KB) | DOI: 10.14710/mdl.11.2.2011.%p

Abstract

Kelurahan Kemijen adalah salah satu dari daerah yang terletak di bagian paling utara dari Kota Semarang. Kondisi geografis yang berbatasan langsung dengan laut, menyebabkan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut harus akrab dengan fenomena limpasan air laut ke arah daratan, yang biasa disebut rob. Ketinggian air laut yang masuk ke arah daratan bertambah terus setiap tahun. Hal ini menyebabkan banyak kondisi rumah warga yang semakin lama semakin tenggelam ke dalam lumpur genangan, sehingga lambat laun mengurangi ruang untuk tinggal di dalam rumah masing-masing. Ketidakmampuan sebagian besar warga secara ekonomi menyebabkan warga tidak mempunyai banyak sumber daya untuk merenovasi / meninggikan rumahnya dalam mengantisipasi datangnya rob. Diperlukan suatu kajian mengenai sistem konstruksi khusus yang bisa diterapkan pada kondisi tersebut. Sistem konstruksi tersebut haruslah mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi ketinggian rob yang semakin lama semakin bertambah, mudah dilaksanakan, mempertimbangkan ketersediaan bahan, serta murah. Metode pembahasan menggunakan metode analisis dan perbandingan berbagai macam sistem konstruksi yang mungkin diterapkan pada bangunan sederhana di daerah rob. Berbagai macam sistem konstruksi tersebut dianalisis dengan berbagai kriteria yang berpengaruh secara signifikan, dengan memasukkan pula aspek keinginan warga yang diperoleh melalui kuisioner. Sistem konstruksi terpilih akan disimulasikan pada kondisi rumah salah satu warga.   Kata kunci : sistem konstruksi, bangunan sederhana, Rob.
KAJIAN KEARIFAN LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN WISATA WADUK JATIBARANG KOTA SEMARANG Indriastjario, Indriastjario; Murtomo, Bambang Adji
MODUL Vol 15, No 2 (2015): Modul Volume 15 Nomer 2 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.91 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.2.2015.125-132

Abstract

Pembangunan perkotaan saat ini mengarah kepada suatu konsep kota hijau (green city concept). Dalam konsep ini, kota sebagai ruang aktivitas bagi penduduknya diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang ramah lingkungan, yang dibangun berdasarkan dimensi sosial, ekonomi dan lingkungannya. Pembangunan kota wajib memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan dan efisiensi dalam pengalokasian sumberdaya dan ruangnya. Dengan demikian tantangan pembangunan yang dihadapi kota saat ini adalah bagaimana mengendalikan pembangunan sebagai kegiatan sosial-ekonomi menjadi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian Kajian Kearifan Lokal untuk Pengembangan Wisata Waduk Jatibarang Kota Semarang adalah untuk menggali dan menemukenali berbagai hal yang berkaitan keberadaan Arsitektur Tradisional “omah pencu Gunungpati” sebagai wujud kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai acuan / masukan bagi penyusunan Rencana Tata Bangunan & Lingkungan Kawasan Wisata Waduk Jatibarang. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan studi kasus dengan pendekatan studi etnographic. Penggunaan metode ini dikarenakan berkaitan dengan kajian kearifan lokal yang menggunakan data-data dari informan. Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (naturalsetting) dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Metode kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Hasil penelitian ini adalah rumah tradisional “Pencu Gunungpati” perlu diusulkan sebagai bentuk Arsitektur Bangunan Rumah Tradisional yang menjadi acuan kearifan lokal dan pusaka (local wisdom & heriatge) bagi perencanan dan perancangan pembangunan Waduk Jatibarang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG Moedjiono, Moedjiono; Indriastjario, Indriastjario
MODUL Volume 11, Nomer 2, Tahun 2011
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2115.451 KB) | DOI: 10.14710/mdl.11.2.2011.%p

Abstract

Bangunan kuno peninggalan sejarah yang terkait erat dengan sejarah pertumbuhan kota dimana bangunan tersebut berada, sangat dimungkinkan meninggalkan pesan dan kesan serta kenangan bagi masyarakat yang mengenalnya dan mengingatnya. Pertumbuhan kota Semarang sebagai kota pantai, yang perkembangan awalnya bertumpu pada kegiatan perdagangan dengan aktivitas pelabuhannya, menjadikan kawasan perniagaan dekat pelabuhan yang dikenal sebagai Kota Lama Semarang, menjadi kawasan bersejarah dimana banyak didapati bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda. Diantara bangunan-bangunan kuno yang ada, terdapat bangunan peribadatan agama Kristen Protestan yang bernama Gereja Immanuel, tetapi masyarakat luas lebih mengenal dengan sebutan Gereja Blenduk, karena bentuk atap kubahnya. Bangunan ini menjadi tetenger kawasan Kota Lama Semarang karena faktor historis dan penampilannya yang kelihatan lebih menonjol dibanding dengan bangunan-bangunan kuno yang ada disekitarnya, sehingga menjadi lebih mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat luas yang pernah mendatanginya. Bahkan lebih jauh masyarakat umum mengenal Gereja Blenduk ini sebagai salah satu land mark / tetengernya kota Semarang.   Kata Kunci: Gereja, Kawasan, Tetenger.
KAJIAN PENERAPAN PRINSIP DESAIN UNIVERSAL PADA MUSEUM STUDI KASUS: MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Indriastjario, Indriastjario; Naima, Sani Puspaning; Wijayanti, Wijayanti
MODUL Vol 18, No 2 (2018): MODUL vol 18 no 2 tahun 2018 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.243 KB) | DOI: 10.14710/mdl.18.2.2018.83-89

Abstract

Bandung is one of the main tourist destinations in Indonesia. The city has many pull factors for visitors. Since 2014, the city of Bandung has done many improvements in various places such as making thematic parks, improving it's town square, etc. This affects the development of tourism in Bandung. So far, design concept of tourism in Indonesia has not been design for disabled people, or people with special needs even though tourism is a right for everyone. Friendly tourism for people with disabilities will be able to provide facilities and accessibility for everyone with different needs and characteristics. This study aims to find out to what extent tourism management can provide facilities and accessibilities for disabled people and the extent to which the application of universal design principles is applied to the building. The inspection method used is an applied research using quantitative descriptive approach to collect data. Data collected is analyzed by using guidelines from No.30/PRT/M/2006 under regulations by Ministry of Public Works, and Smithsonian Guidelines for Accessible Exhibition Design..
KAJIAN KONSEP RESILIENT DESIGN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN WADUK JATIBARANG KOTA SEMARANG Indriastjario, Indriastjario
MODUL Vol 18, No 1 (2018): MODUL vol 18 no 1 tahun 2018 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.164 KB) | DOI: 10.14710/mdl.18.1.2018.41-45

Abstract

Environmental deterioration which is increasing the area’s vulnerability occured in the Area of Jatibarang Dam in Semarang City. The deterioration is caused by the construction of the Dam. It is worsening the sustainability, disturbing the harmony of the flora & fauna especially the macaca (long-tailed monkey) lost their food and access to the hill , the main area of theirs ; and then due to be a tourism destination area, the development of the surrounding have gradually demolished the landscape and worsening the ecosystem. Therefore, the Dam Area requires an increased capacity to face the deterioration. It needs to be well designed to achieve a state of area that is resistant to deterioration. To form a resilient area, resilient ways are required. The purpose of this research is to find an innovative concept of resilience ways to actualize the sustainability of The Area of Jatibarang Dam in Semarang City through resilience design.The research uses descriptive analysis method based on  the 4 factors of : spatial arrangement, technology innovation, disaster mitigation, and disaster adaptation.The results of the research found the integration of : 1. the enhancement of the adaptive capacity of society (local wisdom of tradition & spiritual heritage), 2. the implementation of orderly spatial management through green architecture and 3. a dynamic and planned urban systems which promote the access for all to actualize a resilient and sustainable area, would be the effective resilient ways to promote the Resilience Design of the Dam Area. 
Land Provision for Decent and Affordable Housing for Low-Income Community in Salatiga City S Sunarti; Nany Yuliastuti; I Indriastjario
Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/geoplanning.6.2.113-121

Abstract

The needs land for urban housing construction was increasingly difficult andmore pricey, so for low-income communities for able owned a house was not easy.Limited of land in an urban area, especially in small cities such as Salatiga, its land wasnot all can be used in housing constructions. This condition needed an interventionfrom the local government to facilitate their needs for housing could be fulfilled. Basedon the problems, the goals of this research studied a providing of land for decent andaffordable housing for low-income communities in Salatiga. The method used was amixed method with a sequential explanation strategy, that is by overlaying secondarydata on the land potential map from various sources that can be used for decenthousing with primary data, such as interview and document review with localgovernment to reduce of housing cost. The results of the study figure out that housingused a land owned by the village government can be affordable for low-incomecommunities with price less expensive below the standard set by the government.
KOLABORASI STAKEHOLDER DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KOTA SALATIGA S Sunarti; Nany Yuliastuti; I Indriastjario
TATALOKA Vol 20, No 4 (2018): Volume 20 Number 4, November 2018
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.379 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.20.4.455-471

Abstract

Land limitations in urban areas have caused low-income communities unable to easily own a house. The high price of land has become the most influential factor in house prices, not including the costs for the facilities and infrastructure construction. Salatiga as a small city in Central Java in providing housing for civil servants has collaborated with all stakeholders. This study aims to form a stakeholder collaboration model in the provision of affordable housing for low-income communities in Salatiga. The research method used is qualitative, which explores data from the informants involved in the construction of housing for civil servants and the analysis technique used was stakeholder analysis and qualitative descriptive analysis. The results of the study formulated that stakeholder collaboration in providing housing for civil servants in the Salatiga City consists of three group of stakeholders, namely, key, main and supporting stakeholders. Key stakeholders were the Mayor as the party who recommended the release of the government land assets to the community, Regional House of Representatives of Salatiga as the party who give agrement of disposal assets, and the civil servant housing development coordination team, namely members of KORPRI who coordinate all housing development implementation activities. The main stakeholders were civil servants as prospective homeowners. Supporting stakeholders were developers and local government agencies that provide construction program in the construction of houses, facilities, and infrastructure in the Prajamulia and Prajamukti housing in the Salatiga.
A Spatial Study of Waisai Central Business District, in response to Raja Ampat’s tourism potential, West Papua Satriya Wahyu Firmandhani; I. Indriastjario; Retno Susanti; Humaira M. Rahmi
Journal of Architectural Design and Urbanism Vol 1, No 2 (2019): March 2019
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Diponegoro, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2596.557 KB) | DOI: 10.14710/jadu.v1i2.4215

Abstract

This study aims to analyze the Waisai district in terms of spatial aspects, as an attempt to respond to tourism potential in Raja Ampat with descriptive qualitative methods using a built and architectural environment design approach responding to natural potential. The study successfully concluded that the Waisai District lacked tourism magnets that could attract tourists and support the Raja Ampat tourism sector, and recommended the revitalization of the tourism potential of Waisai city, such as beaches, pedestrian ways, and city parks, hence Raja Ampat can be known for not only its magnificent sea, but also the Waisai’s central business district (CBD).