Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

MEKANISME INFEKSI VIRUS KUNING CABAI (PEPPER YELLOW LEAF CURL VIRUS) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES FISIOLOGI TANAMAN CABAI Ariyanti, M.P., Nur Aeni
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.78 KB)

Abstract

ABSTRAK   Inveksi virus kuning cabai (Pepper Yellow Leaf Curl Virus) menyebabkan penurunan hasil hingga 75% terutama pada musim kemarau. Penyakit ini hanya dapat ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (Bemisia tabaci L.) dan bukan merupakan seed born diseases. Masa inkubasi virus dalam tanaman hingga memunculkan gejala hanya memakan waktu 15-29 hari. Mekanisme infeksi virus diawali dengan replikasi dan pembentukan protein virus di dalam tubuh tanaman menggunakan ATP dari tanaman inang. Proses ini diikuti dengan perubahan proses fisiologi yang berupa peningkatan aktivitas protein anaplerotik, peningkatan laju fotosintesis dan peningkatan kandungan pati. Setelah proses replikasi selesai maka laju fotosintesis akan turun yang disebabkan oleh induksi dan degradasi dinding sel floem dengan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus ini adalah daun tanaman menjadi menguning dan mengeriting. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah membran tilakoid, stroma membesar dan volume fotosintesis mengecil. Hal ini juga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis yang dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman cabai.   Key words : virus, infeksi, fisiologi
LESSON STUDY DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI UMUM DENGAN SOCIOSCIENTIFIC ISSUES-BASED INSTRUCTION UNTUK CHARACTER BUILDING W. Subiantoro, Agung; Paidi, Paidi; Ariyanti, Nur Aeni
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.141 KB)

Abstract

ABSTRAK   Telah dilakukan kegiatan Lesson Study (LS) dalam rangka pengembangan kompetensi pendidik bidang biologi di perguruan tinggi untuk agar mengembangkan dan mengimplementasikan pembelajaran biologi yang berorientasi pada character building sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara spesifik, fokus pencapaian kegiatan LS ini adalah: 1) pengembangan kemampuan dosen biologi dalam mengembangan dan mengimplementasikan pembelajaran biologi umum dengan socioscientific issues-based instruction secara kolegial dalam tim LS, dan 2) menumbuhkembangkan karakter peduli dan reflective judgement mahasiswa pendidikan kimia dalam konteks ilmu biologi umum. Prosedur pelaksanaan LS ini mengikuti tahap-tahap plan-do-see, yang dilaksanakan sebanyak tiga putaran. Instrumen yang digunakan meliputi: 1) perangkat pembelajaran biologi umum berbasis socioscientific issues, 2) lembar pengamatan aktivitas dosen, 3) lembar pengamatan aktivitas belajar mahasiswa, dan 4) lembar penilaian reflective judgment. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan LS menunjukkan adanya dinamika, tantangan dan hambatan yang dialami baik oleh dosen model maupun subjek mahasiswa.   Kata kunci: lesson study, biologi umum, socioscientific issues, character building
MEKANISME INFEKSI VIRUS KUNING CABAI (PEPPER YELLOW LEAF CURL VIRUS) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES FISIOLOGI TANAMAN CABAI Ariyanti, Nur Aeni
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.92 KB)

Abstract

ABSTRAK   Infeksi virus kuning cabai (Pepper Yellow Leaf Curl Virus) menyebabkan penurunan hasil hingga 75% terutama pada musim kemarau. Penyakit ini hanya dapat ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (Bemisia tabaci L.) dan bukan merupakan seed born diseases. Masa inkubasi virus dalam tanaman hingga memunculkan gejala hanya memakan waktu 15-29 hari. Mekanisme infeksi virus diawali dengan replikasi dan pembentukan protein virus di dalam tubuh tanaman menggunakan ATP dari tanaman inang. Proses ini diikuti dengan perubahan proses fisiologi yang berupa peningkatan aktivitas protein anaplerotik, peningkatan laju fotosintesis dan peningkatan kandungan pati. Setelah proses replikasi selesai maka laju fotosintesis akan turun yang disebabkan oleh induksi dan degradasi dinding sel floem dengan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus ini adalah daun tanaman menjadi menguning dan mengeriting. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah membran tilakoid, stroma membesar dan volume fotosintesis mengecil. Hal ini juga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis yang dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman cabai.   Kata Kunci:  virus, infeksi, fisiologi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Biologi Sri Wulandari Trasmini; Dedi Sunarto; Nur Aeni Ariyanti
Syntax Idea Vol 3 No 12 (2021): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-idea.v3i12.1679

Abstract

Laboratorium merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan, pelatihan, sampai penelitian. Laboratorium memerlukan dorongan budaya keselamatan dan keamanan untuk menjadikan tempat yang aman untuk mengajar, belajar, dan bekerja. Pengelolaan keselamatan dan keamanan suatu laboratorium biologi adalah tanggung jawab bersama baik dari pengelola maupun pengguna. Semua orang yang terlibat di laboratorium harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Saat mengelolah bahan-bahan laboratorium, tidak semua resiko bisa ditiadakan. Keselamatan dan keamanan suatu laboratorim bisa ditingkatkan melalui penilaian resiko berdasarkan informasi dan pengelolaan resiko
Saponins accumulation and antimicrobial activities on shallot (Allium cepa L.) from marginal land Nur Aeni Ariyanti; Sonia Latifa
Jurnal Agro Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/12524

Abstract

Saponins are one of the secondary metabolites found in Shallot (Allium cepa L.), particularly in the roots. Microclimate differences in the cultivation area are thought to have a significant impact on the production of secondary metabolites, such as saponins. This research aimed to observe the saponins content in the root of shallot plants cultivated in marginal agricultural land and their antimicrobial activity against bacteria (Ralstonia solanacearum) and fungus (Fusarium oxysporum). This research was observational research with a random sampling method. The samples were collected from the shallot plantation with two different cultivation conditions. Two varieties of ‘Bima' and 'Tiron' cultivated by farmers in sandy coastal land Samas, Bantul were used. The plants were harvested at 1, 1.5, and 2 months after planting, respectively. The crude saponins extract was used to test antimicrobial activity. Shallot plants cultivated in marginal coastal sandy land produced higher saponins accumulated in their roots. The saponins production increased along with the maturity of shallot plants, both cultivated in marginal coastal sandy land and regular paddy field. The saponins extracted from the roots of shallots cultivated in both marginal and regular land showed higher antimicrobial activity than antifungal activity. Saponin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada bawang merah (Allium cepa L.), terutama pada bagian akar. Perbedaan iklim mikro pada lahan budidaya diduga akan berpengaruh terhadap produksi metabolit sekunder termasuk saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan saponin pada bagian akar tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan pertanian marginal serta aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri (Ralstonia solanacearum) dan jamur (Fusarium oxysporum). Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel berasal dari perkebunan bawang merah dengan dua lahan budidaya yang berbeda. Digunakan dua varietas yaitu 'Bima' dan 'Tiron' yang dibudidayakan oleh petani di daerah pantai Samas,kabupaten Bantul. Bahan tanaman dipanen pada tiga waktu berbeda, yaitu 1 bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan berturut-turut setelah tanam. Ekstrak kasar saponin digunakan untuk menguji aktivitas antimikrobanya. Tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai menghasilkan saponin yang  lebih tinggi yang terakumulasi pada akarnya. Produksi saponin semakin meningkat seiring dengan umur tanaman bawang merah, baik yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai maupun di lahan sawah biasa. Saponin yang diekstraksi dari akar bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal dan lahan biasa menunjukkan aktivitas antimikroba yang lebih tinggi daripada aktivitas antijamurnya.
MEKANISME INFEKSI VIRUS KUNING CABAI (PEPPER YELLOW LEAF CURL VIRUS) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES FISIOLOGI TANAMAN CABAI Nur Aeni Ariyanti
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Infeksi virus kuning cabai (Pepper Yellow Leaf Curl Virus) menyebabkan penurunan hasil hingga 75% terutama pada musim kemarau. Penyakit ini hanya dapat ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (Bemisia tabaci L.) dan bukan merupakan seed born diseases. Masa inkubasi virus dalam tanaman hingga memunculkan gejala hanya memakan waktu 15-29 hari. Mekanisme infeksi virus diawali dengan replikasi dan pembentukan protein virus di dalam tubuh tanaman menggunakan ATP dari tanaman inang. Proses ini diikuti dengan perubahan proses fisiologi yang berupa peningkatan aktivitas protein anaplerotik, peningkatan laju fotosintesis dan peningkatan kandungan pati. Setelah proses replikasi selesai maka laju fotosintesis akan turun yang disebabkan oleh induksi dan degradasi dinding sel floem dengan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus ini adalah daun tanaman menjadi menguning dan mengeriting. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah membran tilakoid, stroma membesar dan volume fotosintesis mengecil. Hal ini juga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis yang dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman cabai.   Kata Kunci:  virus, infeksi, fisiologi
LESSON STUDY DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI UMUM DENGAN SOCIOSCIENTIFIC ISSUES-BASED INSTRUCTION UNTUK CHARACTER BUILDING Agung W. Subiantoro; Paidi Paidi; Nur Aeni Ariyanti
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Telah dilakukan kegiatan Lesson Study (LS) dalam rangka pengembangan kompetensi pendidik bidang biologi di perguruan tinggi untuk agar mengembangkan dan mengimplementasikan pembelajaran biologi yang berorientasi pada character building sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara spesifik, fokus pencapaian kegiatan LS ini adalah: 1) pengembangan kemampuan dosen biologi dalam mengembangan dan mengimplementasikan pembelajaran biologi umum dengan socioscientific issues-based instruction secara kolegial dalam tim LS, dan 2) menumbuhkembangkan karakter peduli dan reflective judgement mahasiswa pendidikan kimia dalam konteks ilmu biologi umum. Prosedur pelaksanaan LS ini mengikuti tahap-tahap plan-do-see, yang dilaksanakan sebanyak tiga putaran. Instrumen yang digunakan meliputi: 1) perangkat pembelajaran biologi umum berbasis socioscientific issues, 2) lembar pengamatan aktivitas dosen, 3) lembar pengamatan aktivitas belajar mahasiswa, dan 4) lembar penilaian reflective judgment. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan LS menunjukkan adanya dinamika, tantangan dan hambatan yang dialami baik oleh dosen model maupun subjek mahasiswa.   Kata kunci: lesson study, biologi umum, socioscientific issues, character building
MEKANISME INFEKSI VIRUS KUNING CABAI (PEPPER YELLOW LEAF CURL VIRUS) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES FISIOLOGI TANAMAN CABAI Nur Aeni Ariyanti, M.P.
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Inveksi virus kuning cabai (Pepper Yellow Leaf Curl Virus) menyebabkan penurunan hasil hingga 75% terutama pada musim kemarau. Penyakit ini hanya dapat ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (Bemisia tabaci L.) dan bukan merupakan seed born diseases. Masa inkubasi virus dalam tanaman hingga memunculkan gejala hanya memakan waktu 15-29 hari. Mekanisme infeksi virus diawali dengan replikasi dan pembentukan protein virus di dalam tubuh tanaman menggunakan ATP dari tanaman inang. Proses ini diikuti dengan perubahan proses fisiologi yang berupa peningkatan aktivitas protein anaplerotik, peningkatan laju fotosintesis dan peningkatan kandungan pati. Setelah proses replikasi selesai maka laju fotosintesis akan turun yang disebabkan oleh induksi dan degradasi dinding sel floem dengan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus ini adalah daun tanaman menjadi menguning dan mengeriting. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah membran tilakoid, stroma membesar dan volume fotosintesis mengecil. Hal ini juga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis yang dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman cabai.   Key words : virus, infeksi, fisiologi
Students’ Problem Solving Skill on the Ecosystem Materials Through Somatic, Auditotry, Visual and Intellectual Model Revi Handini*; Nur Aeni Ariyanti; Fauzan Kurniawan
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia Vol 11, No 2 (2023): APRIL 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.567 KB) | DOI: 10.24815/jpsi.v11i2.28546

Abstract

The ability to problem solving is one of the higher order thinking skills so it is very important in biology learning. Based on observations, many students have low problem solving skills on the biology learning, especially in the ecosystem materials. This study aims to determine whether the somatic, auditory, visual, and intellectual (SAVI) model is effective to improve students' problem solving skills on the concept of the ecosystem. This study used a quasy experiment, and research design of the matching only pretest-posttest design. This study's population was all 10th-grade students MIPA of Senior High School of Prambanan in Sleman Regency, Indonesia. Sample selection using a random sampling technique from the entire population of class X MIPA, resulting in class X-4 MIPA being chosen as a control group and class X-2 MIPA as an experimental group. Data analysis in this study consisted of two, namely the N-Gain test and hypothesis testing using the independent samples t-test test. The results showed that the results of the N-Gain test in the experimental class were 0.73 (high category), while the control class is a score of 0.59 (medium category). Meanwhile, The results of the research on the independent samples t-test on problem solving skills are the sig value. 0.001, p 0,05. Based on results, it can be concluded that the SAVI model was effectively used in biology learning to improve problem solving skills
PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA, Trichoderma sp., TERHADAP PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (CROK KUNING) PADA CEKAMAN KEKERINGAN Putri Anjani Nawang Bulan; Nur Aeni Ariyanti; Suyitno Aloysius; Lili Sugiyarto
Jurnal Penelitian Saintek Vol 28, No 1 (2023)
Publisher : Directorate of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jps.v1i1.56022

Abstract

Kekurangan air menyebabkan lahan dalam kondisi cekaman kekeringan sehingga pertumbahan tanaman dapat terhambat. Mikoriza merupakan biostabilizer yang dapat ditambahkan untuk tanaman bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta ada tidaknya interaksi pemberian mikoriza dan Trichoderma sp., terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah varietas Crok Kuning (Allium cepa L. Aggregatum group) pada berbagai variasi frekuensi penyiraman. Jenis penelitian merupakan eksperimen dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu pemberian mikoriza (tanpa mikoriza, mikoriza, Trichoderma sp., kombinasi mikoriza + Trichoderma sp.) dan variasi frekuensi penyiraman (setiap hari, 3 hari sekali, dan 6 hari sekali). Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar berat segar dan kering daun, umbi, akar, dan persentase infeksi mikoriza. Analisis data menggunakan uji Two-Way ANOVA varian faktorial dilanjut uji Duncan apabila perlakuan mikoriza, frekuensi penyiraman, dan interaksi keduanya signifikan. Hasil menunjukkan bahwa tanpa pemberian Trichoderma sp., mampu meningkatkan berat segar daun, umbi, akar, dan berat kering akar, sedangkan perlakuan frekuensi penyiraman memberikan pengaruh terhadap berat segar dan berat kering akar. Adanya interaksi antara pemberian mikoriza dengan frekuensi penyiraman terhadap berat segar daun, berat segar umbi, berat segar akar, dan berat kering akar tanaman bawang merah.