Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh waktu kontak terhadap kualitas sambungan hasil las gesek (Friction Welding) Magnesium AZ-31 Solihin Solihin; Irza Sukmana; Khairul Ummah
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 10 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.835 KB)

Abstract

Abstrak: Pengelasan merupakan salah suatu proses penyambungan dua atau lebih bahan teknik, dengan atau tanpa peroses pencairan logam dasarnya. Teknologi Las Gesek (Friction Welding, FW) merupakan salah satu teknik pengelasan padat atau pengelasan tanpa proses pencairan (solid-state welding). Pembangkitan panas dalam proses FW dihasilkan dengan cara menggesekkan permukaan material las (base metal) hingga mencapai temperatur penyambungannya (semi-solid temperature) atau sekitar 80% dari temperature cair bahan, dan dalam hal Magnesium AZ31 adalah sekitar temperatur 5500C. Setelah bahan mencapai temperatur semi-solid tersebut, kemudian diberi tekanan agar terjadi proses penyambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi proses terhadap kualitas hasil pengelasan gesek, yang meliputi: kekuatan tarik, struktur makro, dan nilai kekerasan bahan hasil las. Parameter pengujiannya adalah variasi waktu kontak las, yaitu selama 3, 5, dan 10 menit. Kecepatan putar spindle selama proses pengelasan ditetapkan 1400 rpm. Hasil pengelasan menunjukkan bahwa waktu kontak gesek 3 menit menghasilkan kekuatan tarik tertinggi (16,78 MPa), bila dibandingkan dengan dua parameter lain. Hasil uji keras pada daerah las (stir zone) menunjukkan angka kekerasan rata-rata yang relative konsisten, atau sebesar 60 HRE untuk semua parameter, sedangkan angka kekerasan rata-rata di daerah terpengaruh panas (heat affected zone, HAZ) untuk waktu kontak gesek 3, 5 dan 10 menit secara berturut-turut adalah sebesar 69,6; 64,6; dan 60,6 HRE. Hasil penelitian awal ini memberikan potensi studi lanjutan pada berbagai parameter pengelasan lain agar didapatkan kualitas sambungan las gesek yang optimum untuk proses pengelasan gesek Magnesium AZ-31. Kata Kunci: Las gesek, Magnesium AZ-31, struktur makro, cacat void. Abstract: Welding is a process technology aiming to join two or more materials. Friction Welding (FW) is including in a solid-state technology cluster, where the heat is resulted by the friction contact between two welding material’s surface. FW is usually using the lathe machine and the two weld materials were placed on fix- and rotated-tail stocks. The welding process start once the temperature reach about 80% of material’s melting temperature and in the case of Magnesium AZ-31 alloys was about 5500C. Afterwards, the rotated tailstock was push for joining the two materials. In this study, we have tested contact welding at 3, 5, and 10 minutes respectively on rotating speed of 1400rpm. In this study, friction weld of 3 min resulted the highest Tensile Strength, i.e., 16.78MPa of the weld material when compare to other parameters. Also, the hardness number at stir zone of welding parameter 3, 5, and 10minutes are almost the same, i.e., 60 HRE, while at the heat affected zone (HAZ) area were 69.6; 64.6; and 60.6 HRE respectively. This initial results show a potential further research for different friction welding parameters in order to find the optimum welding operational parameters in friction weld Magnesium AZ-31. Keywords: Friction Welding, Magnesium AZ-31, macro structure, void.
Pengaruh kedalaman las pada pengelasan gesek puntir dua muka logam Magnesium AZ31 Irza Sukmana; Hafiz Favian Gustin; Tarkono .
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 14 No 1 (2021)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JEM.2021.v14.i01.p02

Abstract

Friction Stir Welding (FSW) categorized as solid-state welding method. The working principle of FSW is to utilize combination of rotation of tool and penetration force to produce heat energy which changes the workpiece phase to be semi-solid and make in possible to joined. Magnesium is a light metal that is widely used in aircraft, automotive, construction, and medical equipment components. In this study, AZ31 magnesium metal welding was joined by friction stir welding method which was applied to the upper and lower surfaces of the workpiece or called double side friction stir welding (DFSW). DFSW method aims to obtain joining without having to change the workpiece phase into a liquid, this is because magnesium is a metal with a low flame temperature characteristic. With the DFSW method, the potential for the workpiece to burn during the joining process can minimized better than joining by conventional welding methods that is fusion welding method. There are 3 variations of the depth of weld parameters that are applied in this study 1.6 mm, 3.6 mm, and 5.6 mm. From this research, it is known that the depth of weld factor greatly affects the quality of the resulting joints, based on testing it is known that the best results are obtained with a depth of weld of 5.6 mm.
Studi Sifat Mekanik Magnesium AZ31 Hasil Proses Pengecoran Tekan (Squeeze Casting) Muhammad Iqbal; Irza Sukmana; Yanuar Burhanuddin
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 11 No 1 (2018): Published in April 2018
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.464 KB) | DOI: 10.24843/JEM.2018.v11.i01.p01

Abstract

Magnesium forms 2% in the earth's crust, magnesium is widely used in industry. For example, industrial machinery and electronics, and many developed in the field of biomedicine, especially in the field of orthopedics. Magnesium about 60% is present in the human bones, therefore it has great potential for human body implants. However, it is necessary to increase the mechanical and chemical properties of magnesium in order to be used for bone implant materials. Production process using squeeze casting method. Through this method, Liquid metal is given hydraulic pressure, so the mechanical properties of magnesium were better. In this research use temperature parameter = 450?C, pressure = 300 MPa, duration of press 1 minute and variation of holding time 7 and 9 minutes. Magnesium AZ31 increased compared with samples without treatment. Tensile strength with holding time 7 minutes equal to120.27 MPa, holding time 9 minutes was 128.77 MPa, and samples without treatment of was 94.63 MPa. The magnesium hardness value of AZ31 decreased at 7 minute detention was 39 VHN, compared with the sample without treatment of was 41.8 VHN. And the hardness value increased at holding time 9 minutes equal to 46.2 VHN. However, it should be noted that excessive overheating and holding time may lead to decrease in magnesium mechanical properties of AZ31. Magnesium membentuk 2% pada kerak bumi, magnesium banyak digunakan pada industri. Misalnya, industri mesin dan elektronik, dan banyak dikembangkan pada bidang biomedik, terutama di bidang orthopedi. Magnesium sekitar 60% ada pada tulang manusia, oleh karna itu berpotensi besar untuk implan tubuh manusia. Namun, diperlukan peningkatan sifat mekanik dan kimia magnesium agar dapat digunakan untuk bahan implan tulang. Proses produksi menggunakan metode pengecoran tekan. Melalui metode ini, logam cair diberi tekanan hidrolik, sehingga sifat mekanik magnesium lebih baik. Dalam penelitian ini menggunakan parameter temperatur = 450?C, tekanan = 300 MPa, durasi tekan 1 menit dan variasi holding time 7 dan 9 menit. Magnesium AZ31 meningkat dibandingkan sampel tanpa perlakuan. Kekuatan tarik dengan holding time 7 menit sebesar 120,27 MPa, holding time 9 menit sebesar 128,77 MPa, dan sampel tanpa perlakuan sebesar 94,63 MPa. Nilai kekerasan magnesium AZ31 menurun pada holding time 7 menit sebesar 39 VHN, bila dibandingkan sampel tanpa perlakuan sebesar 41,8 VHN. Dan nilai kekerasan meningkat pada holding time 9 menit sebesar 46,2 VHN. Namun, perlu diperhatikan pemanasan dan holding time yang berlebih (over heat) dapat mengakibatkan penurunan sifat mekanik magnesium AZ31.
Atmospheric Corrosion of Galvanized Low-Carbon Steel at Rural, City, and Industrial area in Bandar Lampung Khairul Ummah; Abdul Azis Muslim; Irza Sukmana
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 9 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.487 KB)

Abstract

Abstract:This research conducted to continue the previous study about atmospheric corrosion phenomenon on uncoated lowcarbon steel at Lampung Province, where it using coated low carbon steel. The atmospheric corrosion rate at LampungProvince are 152.910 g/m2/y at rural area, 267.593 g/m2/y at city, and 420,503 g/m2/y for industrial are. Based on ISOcategory, the atmospheric corrosion rate is C2 at rural, C3 at city and C4 at industrial area. Coating processes of lowcarbon steel can decreased the atmospheric corrosion rate about 172.023 g/m2/year or 39% at rural, and 91.746g/m2/year or 18% at industrial area.Keywords: Galvanized, low carbon steel, atmospheric corrosion, corrosion ratAbstrak:Penelitian ini untuk melengkapi studi terhadulu dimana dilakukan penelitian fenomena korosi atmosfer pada baja karbonrendah yang tidak dilapisi di Propinsi Lampung. Dalam penelitian ini digunakan baja karbon rendah yang telah dilapisi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju korosi atmosfer di Propinsi Lampung untuk daeerah pedesaan adalah152,910 g/m2/y, perkotaan 267,593 g/m2/y, dan daerah industri 420,503 g/m2/y. Berdasarkan standar katagori ISO,maka laju korosi atmosfir untuk baja karbon rendah yang dilapisi di propinsi Lampung adalah pada kategori C2 dipedesaan, C3 di Kota, dan C4 di daerah industri. Pelapisan menurunkan angka laju korosi sebesar 172.023 g/m2/yearatau 39% untuk daerah perkotaan dan 91.746 g/m2/year atau 18% di daerah industri.Kata Kunci: Pelapisan galvanik, baja karbon rendah, korosi atmosfir, laju korosi.
Value Engineering untuk Beautifikasi Ruang Bawah Flyover pada Pembangunan Flyover Simpang Jam (Laluan Madani) Fachmi Fajar Kurniawan; Irza Sukmana; Sri Waluyo
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 1 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1718.123 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i1.61

Abstract

Ruang yang berada di bawah flyover atau yang umum disebut kolong jembatan, dalam beberapa kasus di Indonesia, sering beralih fungsi dari area tidak termanfaatkan menjadi kawasan kotor atau kumuh karena adanya aksi vandalisme, mural dan hunian tuna wisma, sehingga diperlukan penataan untuk memperindah area tersebut yang dapat memberi nilai tambah dengan menerapkan sentuhan arsitektural, seni dan budaya serta lansekap yang spesifik, selain itu juga dapat memberikan efek psikologis kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan, karena ruang bawah flyover telah menjadi bagian yang berharga terutama bagi masyarakat setempat. Salah satu penataan/beautifikasi ruang bawah flyover di Indonesia terdapat pada kegiatan pembangunan flyover Simpang Jam (Laluan Madani) di Kota Batam, dimana lokasi Pulau Batam yang berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia menjadikan pembangunan Infrastruktur di kota ini menjadi salah satu representasi infrastruktur di Indonesia. Kebutuhan biaya untuk penataan ruang bawah flyover yang tidak teralokasi dalam kegiatan proyek pembangunan menjadi permasalahan tersendiri, dibutuhkan pengelolaan biaya proyek menggunakan metode Value Engineer pada pekerjaan perkerasan, struktur dan bangunan pelengkap/pekerjaan minor. Penghematan biaya proyek yang diperoleh dari penerapan Value Engineer untuk dialokasikan ke pekerjaan penataan ruang bawah flyover adalah sebesar Rp. 2.826.914.809,29 atau sebesar 1,66% dari nilai kontrak. Bagaimanapun, penerapan kearifan lokal pada ornament Melayu untuk beautifikasi flyover ini juga menambah nilai tersediri bagi proyek ini.
Analisis Persepsi Penerima Program Bantuan Swadaya Mahan Sejahtera (BSMS) Provinsi Lampung (Studi Kasus di Desa Penagan Ratu Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara) Siti Fatimah; Herry Wardono; Irza Sukmana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 1 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.298 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i1.64

Abstract

Bantuan Swadaya Mahan Sejahtera (BSMS) merupakan fasilitas dari pemerintah Provinsi Lampung berupa stimulan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan Program BSMS dan untuk melihat hasilnya dari segi keamanan dan standar struktur rumah layak huni penerima bantuan yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Lampung. Pelaksanaan BSMS dilakukan melalui kegiatan peningkatan kualitas perumahan dan pemberian stimulan berupa prasarana, sarana dan utilitas. Salah satu desa yang menjadi sasaran program BSMS adalah Desa Penagan Ratu Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara. Penelitian ini menggunakan metode langsung dengan menyebarkan kuesioner kepada penerima manfaat program BSMS. Hasil penelitian menunjukkan angka persentase untuk evaluasi dengan indikator efektifitas sebesar 77,5 %, indikator efisiensi sebesar 70 %, indikator kecukupan sebesar 76 %, pemerataan sebesar 84%, responsif sebesar 90 %, indikator ketepatan sebesar 100 % serta indikator keamanan dan standar struktur sebesar 100 %.
Analisis pelaksanaan tender/seleksi pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilaksanakan oleh Biro Layanan Pengadaan Dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BLPPBMN) Kementerian Perhubungan Pandega Prima Yudha; Herri Wardono; Irza Sukmana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 2 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.2
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.436 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i2.169

Abstract

Tugas utama dari Kementerian Perhubungan yang diamatkan dalam Peraturan Presiden nomor 40 tahun 2015 adalah Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam proses pembangunan sarana penunjang transportasi, diperlukan harmonisasi proses pengadaan barang/jasa yang dimulai dari tahap perencanaan pengadaan barang dan jasa sampai dengan tahap pemanfaatan pengadaan barang/jasa tersebut. Salah satu proses maupun cara dalam pengadaan barang/jasa yang telah diataur dalam peraturan perundang-undangan adalah tender/seleksi. Tender merupakan metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.Seleksi merupakan metode pemilihan untuk mendapatkan jasa konsultansi. Ketentuan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah telah diatur dalam Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 yang telah diubah menjadi Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2021. Kementerian perhubungan melalui Sekertaris jenderal perhubungan melaksanakan tugas pengadaan barang/jasa pemerintah ini melalui kendali Biro Layanan Pengadaan Dan Pengelolaan Barang Milik Negara selanjutnya disingkat BLPPBMN yang tersebar mempunyai satuan pelaksana di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Pelaksanaan tender/seleksi dibawah kendali BLPPBMN diharapkan dapat menjadi pusat keunggulan pengadaan barang/jasa khususnya dalam melaksanaan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu Efisien, Efektif, Transparan, Terbuka, Bersaing, Adil, dan Akuntabel sehingga pada akhirnya output dan outcome dari proses pengadaan tersebut menjadi tepat guna, tepat mutu dan tepat waktu dan benar-benar dapat bermanfaat untuk masyarakat.
Pengaruh variasi temperatur tempering terhadap sifat mekanik dan struktur mikro baja aisi 1045 Muhammad Riadi Barsuma Jaya; Harnowo Supriadi; Muhammad Badaruddin; Shirley Savetlana; Irza Sukmana
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 5 (2022): SINTA
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.044 KB) | DOI: 10.23960/prosidingsinta.v5i.76

Abstract

This study aims to determine the effect of variations in tempering temperature on the strength properties of steel by knowing the value of the tensile test and changes in the microstructure of the steel. This study uses AISI 1045 steel formed using the ASTM-E8 standard with a cylindrical shape. Then the steel is given quenching heat treatment at a temperature of 850°C with a holding time of 90 minutes, then after being given quenching heat treatment with water cooling media then the reheating process is also called the tempering process with temperature variations of 450°C, 550°C and .650 °C then after that the holding time for 60 minutes. After the entire heat treatment process has been completed, then the tensile test and microstructure observations are also called OM. In this study, the ultimate stress value of 693.7 MPa and yield strength of 391.2 Code R1 (450°C) and temperature of 450°C had the ultimate stress of 1066.8 MPa and yield strength of 995.7 MPa. Code R2 (650°C) at a temperature of 650°C has an ultimate stress of 733.3 MPa and a yield strength of 647.4 MPa. Code R3 (550°) tempering temperature of 550°C has an ultimate stress of 862.8 MPa and a yield strength of 778.9.
Modification of the Traditional Inkjet Printer for Printing a Three-Dimensional (3D) Tissue Engineered Human Cell-Matrix System Al Tayasneh M Abd Alkarim; Irza Sukmana; Fadil Hamdani; Bassem Abu Zneid
Journal of Applied Science, Engineering and Technology Vol. 2 No. 1 (2022): June 2022
Publisher : INSTEP Publishing Network

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47355/aset.v2i1.32

Abstract

Bioprinting has grabbed attention in recent years. To study the behavior of living organisms on the basic level, bio-medical engineers have introduced bioprinting as a cheap and affordable method to construct and fabricate tissues using cells and positioning methods along with cell culture techniques. The applications such as the use of perfused three-dimensional (3D) human cardiac tissues for toxicological research, drug testing, and screening or personalized medicine. Moreover, it helps to develop in-vitro tissue test systems, with which one can explore basic cellular behaviors, disease progression, and treatment options. A standard thermal inkjet printer was modified to accomplish the bioprinting. Cell viability was determined. We made two types of printing 3D and 2D. The 3D printing is much closer and mimics the in vivo condition and allows more cells to be printed per unit space.
Komposit PLA (Poly Lactic Acid) untuk aplikasi biomaterial scaffold mampu terdegradasi Irza Sukmana; Rizal Adi Saputra; Shirley Savetlana
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 15 No 1 (2022)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JEM.2022.v15.i01.p02

Abstract

Penggunaan alat Kesehatan atau biomaterial diindonesia mengalami peningkatan. Material untuk alat kesehatan dapat disebut dengan biomaterial suatu disiplin ilmu Teknik Material dan Metalurgi. Biomaterial mencakup ilmu kedokteran, ilmu dasar (biologi, kimia dan fisika) dan ilmu teknik (mesin, elektro dan material). Biomaterial dapat diartikan suatu material untuk membuat berbagai alat kesehatan dan berinteraksi dengan sistim biologi. Biomaterial banyak digunakan sebagai implan dan devices (surgical implants and devices) untuk memperbaiki (to repair), mengganti (to replace), mendukung (to support) dan atau mengembalikan (to restore) fungsi organ tubuh secara aman. Biomaterial dapat berupa implan permanen atau implan sementara berupa scaffold. Biomaterial pengganti (scaffold) bagi sel atau jaringan di sekitarnya untuk merangsang, tumbuh, dan membimbing regenerasi jaringan baru. Setelah perbaikan dan penyembuhan jaringan selesai kemudian scaffold terdegradasi in vivo secara klinis dan biomekanik, sehingga tidak memerlukan operasi kedua untuk pengangkatan, biomaterial biodegradable harus mendukung proses regenerasi dan perbaikan jaringan dengan dukungan mekanis dan tidak beracun. PLA merupakan biopolimer yang sering digunakan sebagai biomaterial selain dari sifat biodegradable dan biocompatible karena propertiesnya yang baik digunakan sebagai scaffold. Penggunaan PLA atau biokomposit PLA banyak diaplikasikan sebagai bahan pengganti sementara atau scaffold pada tissue engineering seperti skin, tendon, ligamen, cartilage, arteri, aorta dan lain-lain. Perkembangan teknologi dibidang disipilin ilmu teknik metalurgi, fisika-kimia, biologi dan medis. Penggunaan polimer khususnya PLA dan biokompositnya telah berkembang dibidang tissue engineering dan alat kesehatan, untuk implan hard tissue masih dalam proses pengembangan. Paper review penelitian bertujuan untuk memudahkan, mengembangkan dan memulai penelitian baru dan review hasil penelitian untuk dijadikan acuan sebagai bahan penelitian selanjutnya agar lebih baik.