Norman Iskandar
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 50275

Published : 57 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI Iskandar, Norman; Wicaksono, Agung Eko; Fakhrudduja, Moh Farid
ROTASI Vol 17, No 2 (2015): VOLUME 17, NOMOR 2, APRIL 2015
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.739 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.17.2.98-104

Abstract

Potensi sekam yang mencapai 15 juta ton pertahun merupakan sebuah potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Masih dianggap sebagai sebuah limbah, pola pemanfaatan sekam masih belum optimal, meskipun banyak penelitian bahwa sekam bisa menjadi sumber energi, untuk pemurnian air, sumber silika, dan bahan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya potensi peluang pemanfaatan sekam dalam mensubtitusi kebutuhan kayu untuk furniture serta untuk industri kreatif dimana saat ini sekam hanya digunakan untuk profil berupa papan saja. Profil yang akan dibuat adalah berupa batang silindris. Penelitian dilakukan secara experimental dengan menguji beberapa model batang silindris dengan memvariasikan ukuran butir yaitu 0,5mm, 1mm dan 1,5mm. Dari profil batang sekam padi diuji perubahan karakteristik sifat fisis dan sifat mekanisnya. Selain itu dari sisi kualitas tampilan produk yaitu warna dan tingkat kekasaran permukaan juga akan diperhatikan. Dari hasil pengujian didapatkan hasil secara fisik maka kepadatan struktur batang akan meningkat secara linier seiring semakin halusnya ukuran butir. Sedangkan secara mekanis kenaikan kekuatan tarik yang dihasilkan juga mendekati grafik kenaikan secara linier. Secara tekstur maka kualitas produk dari sekam berukuran 0,5mm memiliki tekstur halus dan baik secara visual
Karakterisasi Struktur Mikro dan Kekerasan Hasil Pengelasan Shield Metal Arc Welding (SMAW) dan Friction Stir Welding (FSW) Baja St 37 Sulardjaka, Sulardjaka; Fitriyana, Deni Fajar; Iskandar, Norman; Mubarok, D.I.
ROTASI Vol 20, No 3 (2018): VOLUME 20, NOMOR 3, JULI 2018
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.318 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.20.3.184-189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti distribusi kekerasan mikro pada hasil pengelasan baja St 37 dengan metode pengelasan Shield Metal Arc Welding (SMAW) dan Friction Stir Welding (FSW). Pengelasan SMAW dilakukan dengan kecepatan pengelasan: 0,2 cm/det, 0,4 cm/det dan 0,7 cm/det dengan variasi arus pengelasan 60 A, 80 A dan 100 A. Pengelasan dengan FSW dilakukan dengan variasi kecepatan rotasi pin 1500 rpm dan 2000 rpm dengan kecepatan pengelasan 4 cm/menit. Pengujian kekerasan mikro dilakukan dengan metode microhardness Vicker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan rata – rata terbesar spesimen pengelasan SMAW terdapat pada arus 60 A kecepatan pengelasan 0,7 mm/detik bernilai 284,9 HV. Hasil kekerasan rata – rata terbesar spesimen pengelasan FSW terdapat pada kecepatan putar pin 1500 rpm bernilai 240,7 HV. Semakin rendah arus listrik yang digunakan, semakin tinggi kecepatan pengelasan, dan semakin rendah kecepatan putar pin maka akan semakin besar nilai kekerasannya.
ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUMP STEAM TURBINE 32-K-101-P1-T DALAM PLATFORMING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU) Iskandar, Norman; Pangeran, Ardha Ridho
ROTASI Vol 18, No 2 (2016): VOLUME 18, NOMOR 2, APRIL 2016
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.241 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.18.2.44-50

Abstract

Oil pump steam turbine (OPST) adalah sebuah turbin uap jenis impuls yang digerakan oleh medium pressure steam (MPS) dengan tekanan 15–21 kg/cm2G dan temperatur kerja 250–370 oC. Uap ekstrasi dari turbin uap adalah low pressure steam (LPS) dengan tekanan 3.8–6.3 kg/ cm2G. Dalam proses perawatannya, OPST diinspeksi setiap 2 minggu sekali dengan melihat kondisi oli, trending getaran, dan putaran poros turbin. Pada saat operasi OPST mengalami kenaikan vibrasi yang melebihi batas toleransi (vs 2.82 mm/s) dan keruhnya oli pelumasan OPST. Dalam hal ini dilakukan sebuah penelitian guna mengetahui indikasi kerusakan OPST dan analisis perbaikan yang tepat guna mengembalikan performa dari OPST. Dalam mengidentifikasi kerusakan tersebut metode yang dilakukan adalah analisis trending spektrum menggunakan software omnitrend yang nilainya akan dibandingkan dengan hasil perhitungan bearing. Analisis tersebut menghasilkan bahwa terjadi vibrasi 1X RPM dikarenakan kerusakan pada ball bearing yang diakibatkan oleh pelumas bearing yang sudah keruh karena tercampur air. Untuk mengetahui masuknya air ke dalam oil chamber dilakukan dua cara yaitu percobaan hydrotest dan pengukuran clearances carbon ring seals. Setelah dilakukan dua percobaan tersebut didapatkan hasil penyebab masuknya air ke oil chamber karena overclearances pada carbon ring seals (vs 0.120-0.145 mm). Masalah yang terjadi ini mengakibatkan uap masuk ke penampungan oli sehingga pelumasan pada bearing tidak berjalan dengan baik sehingga terjadi kerusakan pada bearing. Setelah teridentifikasi kerusakannya, dilakukan pergantian komponen bearing inboard dan bearing outboard serta laping split face pada carbon ring seals. Setelah mengalami perbaikan vibrasi pada OPST kembali normal dari 3.72 mm/s menjadi 0.93 mm/s.
Analisis Laju Korosi pada Lingkungan Sungai Terhadap Material Pipa Stainless Steel 304 dan Pipa Galvanis di Kota Semarang Iskandar, Norman; Nugroho, Sri; Wahyu Krisna, I Putu Gde
ROTASI Vol 22, No 4 (2020): VOLUME 22, NOMOR 4, OKTOBER 2020
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.22.4.266-271

Abstract

Instalasi pompa banjir di lingkungan sungai di Kota Semarang sering mengalami kegagalan atau kerusakan karena permasalahan korosi. Hal ini dikarenakan Kota Semarang berbatasan langsung dengan laut dan sebagian wilayah telah mengalami infiltrasi air laut. Penelitian ini akan mengkaji tentang laju korosi yang terjadi pada material pipa stainless steel 304 dan pipa galvanis pada instalasi pompa banjir di Kota Semarang. Preparasi material diawali dengan proses pemotongan pipa dengan panjang  50 mm. Untuk material Galvanis dibagi menjadi dua perlakuan dimana kondisi pertama (non- treatment) yaitu tidak terdapatnya pelapisan bagian cincin potongan dan kondisi  kedua (treatment) yaitu diberikannya pelapisan pada bagian potongan untuk melindungi base metal dari korosi. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan merendam langsung spesimen langsung di sungai dan weight loss analysis digunakan untuk menghitung laju korosi pada material. Parameter uji yang dipertimbangkan adalah kandungan unsur-unsur korosif lingkungan seperti derajat keasaman (pH), tingkat keasinan (salinitas), total dissolve solids (TDS), dissolve oxygen (DO), ion klorida dan sulfat hingga tingkat kesadahan air sungai. Terdapat tiga lokasi pengujian yaitu di sungai Progo, sungai Gudang Senjata dan sungai Banger. Hasil penelitian menunjukkan nilai laju korosi pipa SS-304 dan pipa Galvanis non-treatment tertinggi terjadi pada sungai Gudang Senjata yaitu masing- masing 0,1796 mpy (outstanding) dan 1,5104 mpy (excellent) akibat adanya konten korosif yang lebih tinggi dibandingkan sungai lainnya. Sedangkan untuk material pipa Galvanis yang ditreatment, laju korosi tertinggi terjadi pada lokasi sungai Banger yaitu sebesar 1,2047 mpy (excellent) hal ini dikarenakan sungai Banger memiliki kesadahan yang rendah dibandingkan sungai lain.
Analisis Unjuk Kerja Pada Lemari Pendingin Jenazah dengan Refrigeran R134a Iskandar, Norman; Anwar, Khoirul
ROTASI Vol 23, No 2 (2021): VOLUME 23, NOMOR 2, APRIL 2021
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.23.2.57-63

Abstract

Semakin tingginya mobilitas dan persebaran penduduk ke seluruh  dunia, maka ketika terjadi kematian terhadap salah seorang anggota keluarga ada kemungkinan perlunya dilakukan penundaan penguburan atau kremasi untuk menunggu kerabat yang berdomisili jauh di luar kota atau luar negeri. Apalagi dengan adanya wabah Covid-19 saat ini, dimana dibeberapa negara jenazah menunggu  untuk proses pemakaman dan kremasi lebih lama daripada kondisi normal. Pengawetan tubuh manusia merupakan teknik untuk menmperlambat tubuh manusia tersebut mengalami kerusakan. Pengawetan tubuh manusia sebelumnya menggunakan formalin. penggunaan formalin memberikan efek samping kepada orang yang mengawetkan, sehingga kemudian dikembangkan Mortuary Freezer (lemari pendingin jenazah). Pada penelitian ini penulis melakukan pengujian terhadap Mortuary Freezer untuk mengetahui coefficient of performance (COP) atau koefisien unjuk kerja lemari pendingin mayat dua pintu yang menggunakan refrigerant R134a sebagai fluida kerja. Pengujian dilakukan berdasarkan referensi otoritas alat kesehatan nasional dan internasional dengan mengambil data sampel pada dua jam pertama pengujian. Dari Hasil Pengujian perubahan COP dari pintu pertama mencapai  nilai maksimal 19 pada menit ke-40 sedangkan pada pintu kedua nilai maksimal COP 16,8 pada menit ke-110. COP pintu pertama lebih stabil dibandingkan pintu kedua.
Analisis Pengaruh Modifikasi Penukar Panas Terhadap Efisiensi Pendinginan Oli Gearbox Separator pada Pabrik Semen Iskandar, Norman; Aritonang, Riventus
ROTASI Vol 23, No 3 (2021): VOLUME 23, NOMOR 3, JULI 2021
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.23.3.56-63

Abstract

Inside the cement factory, there is a finish mill which functions for the mixing process between clinker and gypsum to be used as cement. In that section there is a separator that functions to separate the finished cement and cement that still requires a re-milling process. In the separator there is a separator rotor which has a role to separate cement according to the size of the granulation so that those with standard sizes can be easily pushed by the circulating air fan and brought to the cement silo. The separator rotor is rotated by a motor which is passed by the gearbox as the transmission system. In order for the gearbox to work optimally, oil with certain temperature conditions is needed. Over time, the oil will become hot and cannot work effectively, so an oil cooling system is installed in this system. The oil cooler is a heat exchanger with water cooling fluid. This study aims to apply the NTU (Number of Transfer Units) method, in order to obtain an efficient and suitable heat exchanger working system as an oil cooler. The results obtained are an increase in efficiency of 2.74% from 35% to 37.74%.
Studi dan Aplikasi Reliability Centered Maintenance pada Hoist Crane Iskandar, Norman; Praditya, Altalarik; Sulardjaka, Sulardjaka
ROTASI Vol 23, No 4 (2021): VOLUME 23, NOMOR 4, OKTOBER 2021
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengecoran logam. Produk utama yang dihasilkan adalah sambungan pipa. Untuk memastikan produksi terus berjalan, perusahaan dituntut untuk terus menjaga kondisi dari mesin yang digunakan untuk proses produksi. Hoist crane adalah salah satu mesin yang berperan sangat penting untuk proses produksi, mulai dari pengangkatan material yang akan dilebur, pengangkatan hasil peleburan material yang selanjutnya dituangkan dalam cetakan, dan juga pengangkatan hasil jadi dari proses pengecoran tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh, mesin hoist crane memiliki frekuensi kerusakan yang paling banyak dibandingkan dengan mesin-mesin lainnya. Hal ini tentunya menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena terjadinya penumpukan material dan biaya perawatan juga semakin mahal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menurunkan tingkat kerusakan dari mesin hoist crane. Penelitian ini menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Metode ini digunakan karena dapat menentukan prioritas penanganan komponen serta jenis perawatan yang tepat terhadap komponen mesin. Pertama yang dilakukan adalah memahami hubungan fungsi antar komponen dengan membuat Functional Block Diagram (FBD). Selanjutnya mengidentifikasi masalah terkait dengan kegagalan komponen dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dilanjutkan dengan pembuatan Logic Tree Analysis (LTA) yang bertujuan untuk mengklasifikasikan failure mode ke dalam beberapa kategori sehingga nantinya dapat ditentukan tingkat prioritas dalam penangan masing-masing failure mode. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi terdapat dapa kabel pendant dengan penyebab kegagalan sambungan kabel terputus karena posisi kabel yang tergantung sehingga ada kemungkinan kabel tertarik. Pada tabel Logic Tree Analysis dapat disimpulkan terdapat 4 kategori dari total 6 jenis failure mode, yaitu kategori A sebesar 0%, kategori B sebesar 83%, kategori C sebesar 17%, dan kategori D sebesar 0%.
Pembuatan Prototipe dan Analisis Unjuk Kerja Mekanis Perahu Otonom Propulsi Tenaga Angin Setiawan, Joga; Saputro, Rohman; Iskandar, Norman; Paryanto, P
ROTASI Vol 24, No 1 (2022): VOLUME 24, NOMOR 1, JANUARI 2022
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.24.1.65-71

Abstract

Wind power propulsion autonomous boat (POPTAN) is a robotic boat that moves by utilizing wind energy through the automatic control of its sails and rudders. POPTAN can be used as an ocean monitoring tool with the advantage of operating autonomously for a relatively long period. In this study, the POPTAN has a main wing and a flap to adjust the angle of attack of the main wing, the steering section to determine the direction, and the keel section to maintain stability. A dynamic simulation model of POPTAN with MATLAB was made to assess the response of the speed and direction of the boat motion, with a specific flap angle flap and rudder angle, constant wind speed, and calm seawater conditions. Measurements and calculations of the non-essential mass added to the boat were carried out. The roll and pitch motion testings were performed by varying the wind speed by 4, 6, 8, and 10 m/s for two keel configurations. It is concluded that the greater the wind speed, the higher the response speed, the higher the steady-state speed in the resultant direction dominated by the longitudinal axis direction velocity, and the steady-state angle of motion the boat will be smaller. The boat can carry non-essential mass up to 4.5 kg. In the roll motion test, the results of the 2nd keel showed better performance than the 1st keel, based on the value of the oscillation period and damping constant.
LAJU KOROSI PADA PIPA HITAM DAN PIPA GALVANIS DI WILAYAH KOTA SEMARANG Norman Iskandar; Romualdus Satrio Senoaji; Kharisma Rizki Septareza; Sri Nugroho; Deni Fajar Fitriyana
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.02 KB)

Abstract

Korosi adalah proses kerusakan atau penurunan kualitas logam akibat adanya reaksi bahan logam dengan lingkungannya, Korosi atmosferik disebabkan oleh air hujan, kabut, atau embun akibat kelembaban relatif tinggi. Tingkat laju korosi pada sebuah material menjadi acuan bahan konstruksi, teknik pelapisan, standar keamanan dan umur pakai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lokasi geografis terhadap laju korosi atmosferik material di kota Semarang. Pembagian lokasi berdasar ketinggian wilayah. Daerah Semarang atas 90 – 359 m dpl, daerah Semarang tengah 0,75 – 3,5 m dpl, dan daerah Semarang pesisir yang memiliki jarak 4 – 6 km dari batas pantai. Spesimen uji berupa pipa hitam, pipa galvanis. Sembilan lokasi dipilih sebagai titik peletakan spesimen uji dan didiamkan selama tiga bulan dengan periode pengambilan tiap satu bulan.  Laju korosi dihitung dengan metode kehilangan berat, pembersihan spesimen uji dengan standar ASTM G-1. Hasil penelitian didapat bahwa laju korosi atmosferik yang terhitung bervariasi mulai dari 0,05 mpy sampai 2,92 mpy. Laju korosi tertinggi terjadi di lokasi 4/D (Pedurungan) dengan material berupa pipa hitam, laju korosi sebesar 2,92 mpy atau 74,04 µmpy setara dengan tingkat C4 (50-80µmpy) dengan kategori korosi tinggi. Kata kunci : ASTM-G1, korosi atmosferik, kota Semarang, laju korosi, weight loss
OPTIMALISASI BESARNYA SUDUT POTONG PAHAT PADA PROSES ROUGHING AISI 1040 MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA . Paryanto; . Rusnaldy; Yusuf Umardani; Norman Iskandar
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2010): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 1 2010
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pemesinan dengan gaya pemotongan yang kecil akan menurunkan pemakaian daya listrik, meningkatkan kualitas produk dan menurunkan laju keausan pahat. Salah satu cara yang dilakukan untuk menurunkan gaya pemotongan adalah dengan mengoptimasi besarnya sudut potong pahat. Selama proses roughing gaya pemotongan relatif tinggi, dan umumnya menggunakan sudut potong pahat negatif. Pada makalah ini dibahas pengaruh besarnya sudut potong pahat negatif pada proses bubut tehadap gaya pemotongan, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya sudut potong pahat yang paling optimal. Metode penelitian dilakukan dengan pemodelan menggunakan sofware Finite Element Method (FEM) dan material yang digunakan adalah baja AISI 1040. Simulasi dilakukan pada sudut potong -15° sampai 0°. Hasil dari simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil empirik berdasarkan pendekatan dari Kienzle dan hasil eksperimental oleh Günay, M., dkk (2005). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa gaya pemotongan akan menurun sebanding dengan pergerakan sudut potong pahat dari -15⁰ sampai 0⁰, sedangkan perbedaan hasil simulasi FEM dengan hasil empirik adalah 12,94% dan dengan hasil eksperimen adalah 16,10%. Kata kunci: sudut potong pahat, gaya pemotongan, FEM, roughing, bubut.