Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERMINTAAN DALAM BAHASA MINANGKABAU Ike Revita; I Dewa Putu Wijana; Soepomo Poedjosoedarmo
Humaniora Vol 19, No 2 (2007)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.886 KB) | DOI: 10.22146/jh.904

Abstract

This paper aims at describing the ways how Minangkabau people request. These ways are prospected from the syntactical form and the types of the request. The factors influencing the choice of these ways are also observed. The data are taken from Minangkabau utterances used in Padang. The results of the research indicate that Minangkabau people use declarative, interrogative, imperative, and exclamative sentences to make requests. Further, the result shows that the requests can be expressed in direct, indirect, literal, non literal, direct literal, indirect literal, direct non literal, indirect non literal types depending on the participants, the situation, the topics, and the norms.
KATA-KATA KASAR DALAM BAHASA JAWA I Dewa Putu Wijana
Humaniora Vol 20, No 3 (2008)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.866 KB) | DOI: 10.22146/jh.941

Abstract

This article deals with Javanese indecent words in relation to the state and activities to which such expressions can be applied. A careful study of the data elicited from two native informants shows that in addition to their ngoko and krama equivalents, indecent expressions are found in some things and activities in Javanese. The appropriate use of these indicent words should be understood in order to better understand the Javanese community, and to communicate better with them.
The Development of Bahasa Indonesia in Multicultural Context: A Case Study of Adoloscent's Slang I Dewa Putu Wijana
Humaniora Vol 23, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.259 KB) | DOI: 10.22146/jh.1011

Abstract

This article deals with Indonesian slang that is commonly used by youngsters as a symbol of their intimate friendship. This colloquial variation, which is often regarded as a threat to the existence of standard Indonesian is in fact very rich with interesting linguistic features, especially in terms of its forms, formation processes, spellings, and sources. The discovery of its uniqueness will hopefully vanish all negative views about the slang because its presence will actually give give contribution for the development of Bahasa Indonesia.
Makian Dalam Bahasa Indonesia: Studi tentang Bentuk dan Referensinya I Dewa Putu Wijana
Humaniora Vol 16, No 3 (2004)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1753.174 KB) | DOI: 10.22146/jh.1304

Abstract

This paper aims at describing forms of swearing expressions and their references used in Bahasa Indonesia. Data which are extracted from The Big Indonesian Dictionary (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Indonesian comic books, and the writer's intuition as an Infonesian native speaker, indicate that the sweating expressions can take several forms, i.e. words, phrases, and clauses. With regards to their references, the severing expressions mainly refer to mental state or unlucky situation, animals, devils, bad things, parts of human body, kinship terms, sexual activities and professions.
Pragmatik dan Pembelajaran Bahasa Asing I Dewa Putu Wijana
Humaniora No 5 (1997)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.605 KB) | DOI: 10.22146/jh.1905

Abstract

Pragmatik sebagai ilmu yang mengkaji seluk beluk makna eksternal satuankebahasaan timbul dan berkembang sebagai reaksi terhadap pandangan kaum strukturalis dan transformasionalis yang mengkaji satuan-satuan kebahasaan secara internal. Mengkaji satuan-satuan kebahasaansecara eksternal berarti menelaah pemakaian satuan-satuan kebahasaansecara fungsional, yakni bagaimana satuan-satuan kebahasaan itu di komunikasikan.
Slogan Sebagai Wacana Persuasif: Studi Kasus Wacana Kampanye Pemilihan BEM dan SM Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1996 I Dewa Putu Wijana
Humaniora No 4 (1997)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jh.1913

Abstract

Studi ini akan mencoba mengamati wacana slogan dalam upaya menyingkapkan sejumlah aspek yang menjadikan wacana itu menarik sehingga dapat membentuk persepsi para pembacanya, mengubah sikap, dan mempengaruhi tindakan mereka. Slogan yang dijadikan objek penelitian adalah slogan kampanye pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Senat Mahasiswa (SM) Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 1996. Data-data yang dikumpulkan berupa slogan-slogan berwujud poster yang dipajang di seluruh kompleks kampus Fakultas Sastra beberapa minggu menjelang hari pemilihan dua badan kemahasiswaan tersebut. Data itu diklasifikasikan berdasarkan tindak tuturnya dan sarana kebahasaan yang dimanfaatkannya.
Kalimat Anomali dan Kedudukannya dari Sudut Pandang Pragmatik I Dewa Putu Wijana
Humaniora No 3 (1996)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2223.212 KB) | DOI: 10.22146/jh.1944

Abstract

Di dalam berbagai bahasa tentu ada kalimat-kalimat yang menyimpangdi lihat dari keselarasan kategori dan makna elemen pembentuknya. Kalimat-kalimat seperti ini dalam istilah linguistik dikenal dengan sebutan kalimat anomali (anomalous sentence) (Kridalaksana, 1993, 14; Fromkin & Rodman. 1983, 177). Hal yang menarik dipermasalahkan di sini adalah bahwa kalimat anomali (nonsense) tidak pernah di utarakan atau diucapkan di dalam pemakaian bahasa yang sebenarnya. Kalimat-kalimat itu diciptakan dalam konteks yang abstrak, tidak jelas siapa pembicaranya, dengan s1apa kalimat itu diutarakan, kapan kalimat itu diutarakan, dan sebagainya. Abstraknya konsepsi data yang melatarbelakangi teori Chomsky.
Pemanfaatan Teks Humor dalam Pengajaran Aspek-Aspek Kebahasaan I Dewa Putu Wijana
Humaniora No 2 (1995)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1391.385 KB) | DOI: 10.22146/jh.1973

Abstract

Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar tidaklah semata-mata ditentukan oleh pengajar yang handal, input yang baik, fasilitas pengajaran (gedung sekolah, alat-alat pengajaran, perpustakaan, dsb.) yang memadai, tetapi pemilihan bahan pengajaran yang tepat juga memegang peranan yang cukup dominan. Makalah ini akan membahas pemanfaatan teks humor untuk mengajarkan aspek-aspek kebahasaan dalam berbagai cabang ilmu bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
PEMANFAATAN HOMONIMI DI DALAM HUMOR I Dewa Putu Wijana
Humaniora No 1 (1994)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.893 KB) | DOI: 10.22146/jh.2025

Abstract

Humor adalah gejala yang universal, hanya saja setiap atau masing-masing bangsa, suku, atau kelompok memiliki persepsi yang berbeda terhadap apa yang dianggap lucu itu (Allan, 1989, 1). Di samping fungsi untuk mengubah situasi emosional seseorang, humor juga memiliki fungsi penting yang lainnya yakni sebagai sarana pendidikan dan kritik sosial. Dalam kaitannya dengan penelitian humor secara linguistik, pembicaraan baru berkisar pada pembahasan humor sebagai permainan bahasa, seperti yang nampak pada penelitian Wijana (1983, 1985) dan Pradopo et als (1985). Pada penelitian-penelitian ini secara garis besar dikemukakan bahwa humor secara verbal penuh dengan penyimpangan aspek-aspek kebahasaan baik secara fonologis, semantis, maupun pragmatik. Khusus berbicara tentang penyimpangan aspek semantis bahasa, ada satu aspek semantis yang menarik untuk dibahas secaralebih mendalam yang belum dilakukan di dalam penelitian Wijana dan Pradopo et als di atas. Aspek semantik itu adalah homonimi, yakni satuan-satuan lingual yang secara aksidental memikliki ujud fonis yang sama.
SINESTESIA : Studi tentang Mekanisme Perpindahan, Dominasi, dan Tingkat Kekongkretan Tanggapan Indera secara Linguistis I Dewa Putu Wijana
Humaniora No 8 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.606 KB) | DOI: 10.22146/jh.2063

Abstract

Metafora adalah ciri fundamental setiap bahasa yang masih berkembang. Di samping sebagai alat untuk mengembangkan potensi kosakata, unsur bahasa ini merupakan alat yang penting untuk mengongkretkan pengalaman manusia, baik pengalaman mental maupun kultural sehingga pengalaman-pengalaman itu lebih mudah dibayangkan. Sehubungan dengan fungsinya itu, makna metafora tidak dapat dijangkau secara langsung dari lambang kiasnya karena makna yang dimaksud terdapat pada prediksi ungkapan kebahasaan itu (Wahab, 1990:1421). Jadi, motatara adalah pengalaman akan sejenis hal yang dimaksudkan untuk perihal yang lain Verhaar (1977:129) dalam hal ini menggunakan istilah "penyimpangan" untuk istllah "untuk perihal yang lain" ini. Menurutnya metatora adalah penyimpangan penerapan makna kata untuk referen yang lain. Di dalam pemakaian yang literal makna kata dan referennya bersifat konjungtif, sedangkan di dalam metafora hubungannya bersifat disjungtif.