Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pendekatan Semiotika dalam Analisis Tanda Iklan Layanan Masyarakat Kampanye Kebersihan “Sayang Bandung” Tahun 2014-2015 Dewi Iriani; Agung Eko Budiwaspada; Dwinita Larasati
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tahun 2014, sebuah program komunikasi kota bertajuk Sayang Bandung mengeluarkan dua iklan layanan masyarakat terkait kebersihan disertai dengan penegakan kembali Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3) di Kota Bandung. Iklan tersebut dibuat oleh suatu tim non pemerintah (NGO) yang terdiri dari akademisi dan praktisi kreatif di kota Bandung. Dua versi iklan ‘Sayang Bandung’ yaitu ‘Iis’ dan ‘Asep’ mendapatkan banyak respon terutama di media sosial. Iklan ini tidak hanya mendapat perhatian dari netizen, melainkan juga dari portal berita online dan berbagai macam forum, seperti Kaskus.com yang memuat 70 halaman khusus untuk mengulas iklan tersebut. Respon positif berupa dukungan maupun respon negatif berupa kritikan disampaikan melalui akun media sosial ‘Sayang Bandung’. Penelitian ini bertujuan mengetahui tanda-tanda iklan dan mitos yang terbentuk dalam iklan ‘Sayang Bandung’ yang memicu munculnya respon-respon tersebut. Pendekatan semiotika teks Thwaites digunakan untuk menganalisis iklan tersebut. Berdasarkan analisa dipahami bahwa  dalam iklan Sayang Bandung terdapat konsep gender, daya tarik fisik, keakraban komunikasi, dan budaya yang digunakan untuk mengkomunikasikan perda serta himbauan kebersihan kepada masyarakat kota Bandung, khususnya yang berusia muda. Kata Kunci : iklan layanan masyarakat, sayang bandung, semiotika AbstraCT In 2014, a city communication program titled Sayang Bandung issued two public service announcements related to cleanliness accompanied by the re-enforcement of Peraturan Daerah No. 11 of 2005 on the Implementation of Order, Cleanliness and Fineness (K3) in Bandung. The ad was created by a non-government team (NGO) consisting of academics and creative practitioners in Bandung. Two versions of the ads of 'Sayang Bandung',  'Iis' and 'Asep' get a lot of response especially in social media. These ads not only get the attention of netizens, but also from online news portals and various forums, such as Kaskus.com which contains 70 pages specifically to review the ads. Positive response in the form of support and negative response in the form of criticism delivered through social media account 'Sayang Bandung'. This study aims to determine the signs of advertising and myths that formed in the ads of 'Sayang Bandung' which triggered the emergence of these responses. The Thwaites text semiotics approach is used to analyze the ad. Based on the analysis, it is understood that in the ads of‘Sayang Bandung’ there are gender concepts, physical attraction, communication intimacy, and culture used to communicate local regulations and hygiene appeals to the people of Bandung, especially young ones. Keywords : public service advertisement, sayang bandung, semiotics
PERANCANGAN KAMPANYE SAMPAH PUNTUNG ROKOK DI TAMAN KOTA BANDUNG (STUDI KASUS : ALUN-ALUN BANDUNG, ALUN-ALUN REGOL DAN TAMAN LANSIA) Lenny Isnaeni Sugianto; Dewi Iriani; Agus Triyadi
Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif Vol. 2 No. 1 (2020): Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.165 KB)

Abstract

Kota Bandung memiliki jumlah perokok tinggi, dengan jumlah perokok yang tinggi, sampah puntung rokok merupakan sampah yang sering ditemukan dan merusak pemandangan, puntung rokok di anggap kecil dan sepele, namun puntung rokok memiliki filter yang terbuat dari selulosa asetat yang terurai dalam kurun waktu 10 tahun. Selain dapat terurai dalam waktu yang lama, puntung rokok juga mengandung zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan lingkungan. Untuk itulah puntung rokok tidak seharusnya dibuang sembarangan ke lingkungan. Perancangan media kampanye poster mengenai sampah puntung rokok, bertujuan untuk memberikan suatu himbauan dan informasi yang menarik dengan memberikan fasilitas asbak pada poster, audience mendapatkan informasi juga ikut berpartisipasi dalam kampanye, diharapkan dengan adanya media kampanye ini, masyarakat perokok dapat membiasakan untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan.
PERANCANGAN KAMPANYE POLA TIDUR YANG BAIK BERUPA VIDEO IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BAGI MAHASISWA DKV DI KOTA BANDUNG Ismawati Nasution; Dewi Iriani; Adi Surahman
Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif Vol. 2 No. 1 (2020): Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.137 KB)

Abstract

Saat ini tidur hingga larut malam sudah menjadi hal yang biasa, salah satunya bagi mahasiswa DKV di kota Bandung, yang selalu menghabiskan waktu tidurnya untuk begadang karena mengerjakan tugas, bermain game, maupun mengakses media sosial. Hal ini tentunya tidak baik bagi kesehatan, apalagi jika begadang terus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang yang meyebabkan kurangnya jam tidur. Padahal tidur memiliki fungsi penting bagi tubuh yang tidak bisa digantikan. Oleh karena itu diperlukan sebuah upaya dalam mencegah terjadinya dampak negatif yang akan terjadi dari pola tidur yang buruk ini. Maka dari itu perancangan kampanye ini adalah untuk menyadarkan mengenai pentingnya pola tidur yang baik melalui iklan layanan masyarakat berupa video dengan penyampaian pesan berupa sindiran, dengan harapan bahwa mahasiwa-mahasiswi DKV di Kota Bandung dapat menerapkan pola tidur yang benar dan sehat.
PERANCANGAN ILUSTRASI PADA CELANA JEANS SEBAGAI MEDIA KAMPANYE SOSIAL SUSTAINABLE FASHION UNTUK REMAJA PEREMPUAN USIA 18-21 TAHUN DI KOTA BANDUNG Suci Fauziyah; Eko Bambang Wisnu Nugroho; Dewi Iriani
Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif Vol. 3 No. 1 (2021): Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.113 KB) | DOI: 10.53580/files.v3i01.28

Abstract

Fesyen terus berkembang sejalan dengan majunya teknologi, berbagai macam bentuk, jenis, warna hingga motif muncul setiap musimnya dengan harga miring atau disebut juga dengan fast fashion. Dengan remaja perempuan sebagai kelompok yang kerap terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif. Jeans merupakan produk fast fashion yang dimiliki banyak orang karena selain kuat juga menjadi produk fesyen basic yang bisa dipadupadankan dengan pakaian lainnya. Tetapi dari hal tersebut, dalam produksinya jeans membutuhkan banyak air dan mengkonsumsi banyak bahan kimia. Hal tersebut kemudian muncul sebuah istilah sustainable atau berkelanjutan, salah satunya dengan cara mendaur ulang kembali untuk dapat digunakan kembali melalui teknik upcycled. Yaitu sebuah teknik yang memanfaatkan barang-barang bekas untuk dapat digunakan kembali, dapat dilakukan dengan merubah bentuk atau pun menambahkan elemen lain seperti ilustrasi. Dalam prosesnya, perancangan ini menggunakan metode design thinking dengan tahapan awal berupa pengalaman empiris perancang, studi literatur, kuesioner dan wawancara. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan rumusan masalah dan tujuan dari perancangan serta membantu dalam merancang konsep perancangan. Media yang digunakan adalah celana jeans bekas, yang kemudian digambar dengan teknik manual menggunakan cat akrilik, fabric medium dan spidol kain. Dalam pembuatannya, perancang melakukan tahap prototype dan test terlebih dahulu melalui eksperimen media pada celana jeans bekas. Seperti kekuatan warna pada media jeans, serta pencampuran warna yang akan digunakan sebagai warna dasar. Harapan kedepannya setelah perancangan ini dilaksanakan, perancang menyarankan kepada perancang selanjutnya untuk lebih kreatif dan invotif dalam mengeksplore media lain selain jeans, dengan menggunakan jenis cat yang lebih sesuai dengan media yang digunakan. Sehingga barang-barang fesyen yang tidak terpakai dapat terpakai kembali. Bagi pembaca, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sustainable dan lebih bijak dalam berpakaian dengan sadar akan efek yang dihasilkan dari pakaian.
INTERGARASI FILSAFAT PANCASILA DAN BINEKATUNGGAL IKA DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN KRIMINALITAS PELAJAR DAN MAHASISWA Dewi Iriani; Arif Budiono; St. Hadijah Wahid
Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/syakhsiyyah.v2i2.2596

Abstract

ABSTRAK: Filsafat pancasila bersemboyan pada Bineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetap satu), namun sangat disayangkan begitu indahnya makna dan arti dari Pancasila dan Bineka Tunggal Ika. Menlunturnya makna tersebut telah lah luntur maknanya, dikarenaka banyaknya kasus-kasus kekerasan oleh oknum pelajar sekolah dan mahasiswa yang melakukan kriminalitas klitih, bully, narkoba, terorisme, ausila. artikel ini akan mengangkat kajian Intergarasi Filsafat Pancasila dan Binekatunggal Ika Dalam Penanggulangan Kejahatan Kriminalitas Pelajar Dan Mahasiswa. Maka permasalahan yang diangkat 1) Bagaimana intergrasi filsafat Pancasila dan Bineka Tunggal Ika dikalangan pelajar dan mahasiswa? 2) Bagaiman cara Penanggulangan Kriminalitas oleh Pelajar dan Mahasiswa? Penelitian ini merupakan penelitian hukum (legal research) merupakan penelitian hukum dengan empat pendekatan yaitu pendekatan peraturan perundang – undangan (statutory approach) yakni Pendekatan kasus (case approach) pendekatan konseptual (conceptual approach) dengan kasus bully, kasus terorisme, kasus narkoba, kasus asusila, kasus klitih.d dengan pendekatan perbandingan (comparative approach) dengan membandingkan anatara teori hukum, hukum pidana, sistem peradilan anak, filsafat pancasila dan Bineka Tunggal Ika sebagai  pisau analisisnya  Hasil yang diperoleh 1) Menerapkan nilai nilai pancasila Bineka Tunggal Ika berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, Persatuan Indonesia dalam prilaku kehidupan sehari-hari.Menghidupkan kembali dengan menganti mata kuliah atau mata pelajaran (PKN) Pendidikan Kewarganegaraan dengan mata pelajaran / mata kuliah (PMP) tingkat playgrup sampai perguruan tinggi. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terkait tindak penganiayaan. 2) Jika pelakunya adalah mahasiswa yang sudah dewasa maka akan dikenakan sesuai dengan KUHP dan undang-undnag yang berlaku, namun jika pelakuknya masih dibawah umur Perundang-undangan tersebut menjadi lex specialis (kekhususan) tindakan yang terjadi karena para pelaku masih di bawah umur. Perlunya kerjasama antara kampus dan sekolah dengan pemerintah, psikologi, kepolisan
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Akselerasi dengan Metode Resitasi Terhadap Prestasi Belajar pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN1 Muaro Jambi Lisa; Dewi Iriani
Journal Evaluation in Education (JEE) Vol 2 No 3 (2021): July
Publisher : Cahaya Ilmu Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37251/jee.v2i3.218

Abstract

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran akselerasi dengan metode resitasi terhadap prestasi belajar pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Metodologi: Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif kualitatif. Temuan utama: Hasil analisis data diperoleh nilai t_hitung= 2.3573 dan t_tabel=1,671. Karena t_hitung berada di luar daerah penerimaan H0 sehingga H0 di tolak dan H1 diterima. Nilai ranah sikap pada kelas eksperimen lebih baik dan pada kelas kontrol. Sedangkan pada ranah sosial kelas eksperimen juga lebih baik dari pada kelas control, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa: model pembelajaran akselerasi dengan metode resitasi berpengaruh terhadap prestasi belajar pada materi lingkaran di kelas VIII SMPN 1 Muaro Jambi. Keterbaruan penelitian: Rendahnya prestasi belajar siswa merupakan permasalahan yang ada di SMPN 1 Muaro Jambi. Model pembelajaran akselerasi dengan metode resitasi diharapkan dapat memberikan solusi terhadap rendahnya prestasi belajar tersebut
Analisis Proses Berpikir Kritis Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Matakuliah Matematika Diskrit Mahasiswa Matematika Program Reguler Mandiri FKIP Universitas Jambi Nizlel Huda; Dewi Iriani
Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5 No 01 (2015): Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matemarika PMIPA FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/edumatica.v5i01.2665

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil analisis proses berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa pada matakuliah Matematika Diskrit Program Reguler Mandiri Tahun FKIP Universitas Jambi Tahun Angkatan 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun subjek penelitian diambil 2 orang mahasiswa yang mempunyai kemampuan terendah pada mata kuliah Matematika Diskrit. Subjek penelitian diambil berdasarkan hasil pengujian matematika diskrit yang dilakukan beberapa kali sampaidiperoleh subjek penelitian yang jenuh. Hasil penelitian diperoleh proses berpikir kritis mahasiswa pada matakuliah Matematika Diskrit Program Reguler Mandiri FKIP Universitas Jambi Tahun Angkatan 2012/2013 masih rendah karena mahasiswa belum memenuhi ketrampilan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal-soal. Demikian juga kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa pada matakuliah Matematika Diskrit Program Reguler Mandiri FKIP Universitas Jambi Tahun Angkatan 2012/2013 masih rendah karena mahasiswa belum memenuhi langkah-langkah pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal-soal. Kata Kunci : Proses berpikir kritis, Kemampuan pemecahan matematika
Analisis Kemampuan Spasial Siswa Berdasarkan Gaya Kognitif Field Independence dan Field Dependence pada Materi Geometri Husni Sabil; Sela Michella O. U. Simanjuntak; Dewi Iriani; Ranisa Junita
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 13 No 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpiundiksha.v13i3.77083

Abstract

This study analyzes students' spatial abilities based on Field Independence (FI) and Field Dependence (FD) cognitive styles in the context of geometry learning. The research background is a difficulty that is often faced by students with the FD cognitive style in understanding geometric concepts. The main purpose of this study is to compare the spatial abilities of FI and FD students and identify the factors that cause the difficulties of FD students. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. The research subject involved 6 students, consisting of 3 FI students and 3 FD students, who were selected using a purposive sampling technique based on the results of the Group Embedded Figures Test (GEFT). Data were collected through interviews, observations, and tests, then analyzed in a qualitative descriptive manner. The results showed that FI students had superior spatial abilities compared to FD students, meeting the indicators of spatial perception, visualization, mental rotation, spatial relationships, and spatial orientation. In contrast, FD students have difficulty meeting most of these indicators. Factors that contribute to FD students' difficulties include dependence on the environment, lack of self-confidence, and lack of understanding of prerequisite materials. This study provides important implications for more effective learning strategies in overcoming students' difficulties in learning geometry, especially by considering the differences in students' cognitive styles.
Judicial Restraint Law Judicial Restraint Law Politics of the Constitutional Court Against Parliamentary Threshold: A Comparison of Indonesia and Philippines Dewi Iriani; Muhammad Fauzan; Ayu Hudzaifah; Joe Rey Acob; Daffa Maulidio Inzaghi
Jurnal Jurisprudence Vol. 15 No. 1 (2025): Vol. 15, No. 1, June 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v15i1.8716

Abstract

ABSTRACT The Purpose of this Research is to examine 1) Legal construction of the Judicial Review of Parliamentary Threshold No. 44/PUUXV/2017 and No. 62/PUU-XXII/2024 on Judicial Restraint of Constitutional Court Judges in Indonesia and 2) Legal politics of the regulation and application of parliamentary thresholds in the Philippines. The Research Method was a literature review in the form of normative research, which employed the qualitative method. The research approach was in the form of legislation using the statute approach, namely Constitutional Court Decisions No. 44/PUUXV/2017 and No. 62/PUU-XXII/2024 on Parliamentary Thresholds. It applied the comparative approach by comparing the parliamentary thresholds of Indonesia and the Philippines. Then, it also employed the conceptual approach, namely the theory of legal politics, the theory of judicial restraint, and the theory of the independence of the judiciary and analytical tools. The Results of the Research found: 1). Legal political construction of the Judicial Review of Parliamentary Threshold No. 44/PUUXV/2017 and No. 62/PUU-XXII/2024 on the Judicial Restraint Judge of the Constitutional Court of the Republic of Indonesia, namely: Constitutional limitation, policy limitation, doctrine limitation, and simplifying the multi-party system through the simplification of political parties, i.e., reducing the number of political parties. 2) Concerning the legal politics on the regulation and implementation of parliamentary threshold regulations in the Philippines, this country does not have a Constitutional Court. Thus, one cannot file a judicial review of election laws in the Philippines. Therefore, the Philippines is only subject to and obeys the regulations of the Philippine Constitution, which regulates the parliamentary threshold. Meanwhile, the implementation of the Philippine parliamentary threshold refers to the rules of the 1987 Constitution of the Republic of the Philippines, which applies a parliamentary threshold of 20%, by dividing the total list of voters to obtain one seat in parliament. Study Application: In Judicial Restraint Law Politics of the Constitutional Court Against Parliamentary Threshold: Through Decision No. 62/PUU-XXII/2024, the Indonesian government carried out an open legal policy on the presidential threshold provision to remove the parliamentary threshold. The Constitutional Court judge argued that there was an imbalance between the older (larger) political parties and the newer (smaller) political parties. Thus, small parties could be allowed to nominate presidential candidates, which follows the principle of equality in democracy guaranteed by the 1945 Constitution. Meanwhile, in the Philippines, the judicial restraint law politics of the constitutional court against parliamentary threshold refers to the 1987 Constitution of the Republic of the Philippines, which is 20%. Usefulness of Research: First, academically, it is hoped that this research can become a reference for future research regarding the judicial restraint law of the constitutional court against bthe parliamentary threshold, a comparison between Indonesia and the Philippines. Second, practically, in the judicial restraint, the threshold of the Indonesian parliament, judges can provide considerations in making decisions without intervention from any party, so that they can uphold the dignity of Constitutional Court Judges and create just decisions. Then, the application of the Philippine parliamentary threshold must comply with the rules of the 1987 Constitution of the Republic of the Philippines. Keywords: Judicial Restraint, Constitutional Court, Parliamentary Threshold.   ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji 1) Konstruksi hukum Judicial Review terhadap Parliamentary Threshold No. 44/PUUXV/2017 dan No. 62/PUU-XXII/2024 tentang Judicial Restraint Hakim Mahkamah Konstitusi di Indonesia dan 2) Politik hukum pengaturan dan penerapan ambang batas parlemen di Filipina. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka berupa penelitian normatif dengan metode kualitatif. Pendekatan penelitian berupa legislasi dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, yaitu Putusan Mahkamah Konstitusi No. 44/PUUXV/2017 dan No. 62/PUU-XXII/2024 tentang Parliamentary Threshold. Penelitian ini menggunakan pendekatan komparatif dengan membandingkan ambang batas parlemen Indonesia dan Filipina. Kemudian, penelitian ini juga menggunakan pendekatan konseptual, yaitu teori politik hukum, teori judicial restraint, serta teori independensi peradilan dan perangkat analisisnya. Hasil Penelitian menemukan: 1). Konstruksi politik hukum Perkara Judicial Review Parliamentary Threshold No. 44/PUUXV/2017 dan No. 62/PUU-XXII/2024 tentang Kekangan Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, yaitu: pembatasan konstitusional, pembatasan kebijakan, pembatasan doktrin, dan penyederhanaan sistem multipartai melalui penyederhanaan partai politik, yaitu pengurangan jumlah partai politik. 2) Mengenai politik hukum pengaturan dan pelaksanaan ketentuan ambang batas parlemen di Filipina, negara ini tidak memiliki Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian, seseorang tidak dapat mengajukan uji materi undang-undang pemilu di Filipina. Oleh karena itu, Filipina hanya tunduk dan patuh pada ketentuan Konstitusi Filipina, yang mengatur ambang batas parlemen. Sementara itu, penerapan ambang batas parlemen Filipina mengacu pada aturan Konstitusi Republik Filipina tahun 1987, yang menerapkan ambang batas parlemen sebesar 20%, dengan membagi seluruh daftar pemilih untuk memperoleh satu kursi di parlemen. Aplikasi Studi: Dalam Politik Hukum Pembatasan Yudisial Mahkamah Konstitusi terhadap Ambang Batas Parlemen: Melalui Putusan No. 62/PUU-XXII/2024, pemerintah Indonesia menjalankan kebijakan hukum terbuka mengenai ketentuan ambang batas presidensial untuk menghapus ambang batas parlemen. Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa terdapat ketidakseimbangan antara partai politik yang lebih tua (lebih besar) dan partai politik yang lebih baru (lebih kecil). Dengan demikian, partai-partai kecil dapat diizinkan untuk mengajukan calon presiden, yang mengikuti prinsip kesetaraan dalam demokrasi yang dijamin oleh Konstitusi 1945. Sementara itu, di Filipina, politik hukum pembatasan yudisial Mahkamah Konstitusi terhadap ambang batas parlemen mengacu pada Konstitusi Republik Filipina tahun 1987, yaitu sebesar 20%. Kegunaan Penelitian: Pertama, secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai hukum pembatasan kekuasaan kehakiman Mahkamah Konstitusi terhadap ambang batas parlemen, perbandingan antara Indonesia dan Filipina. Kedua, secara praktis, dalam pembatasan kekuasaan kehakiman, ambang batas parlemen Indonesia, hakim dapat memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan tanpa intervensi dari pihak mana pun, sehingga dapat menjunjung tinggi martabat Hakim Mahkamah Konstitusi dan menciptakan putusan yang adil. Selanjutnya, penerapan ambang batas parlemen Filipina harus sesuai dengan aturan Konstitusi Republik Filipina tahun 1987. Kata Kunci: Pembatasan Kehakiman, Mahkamah Konstitusi, Ambang Batas Parlemen
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) pada Materi Aritmatika Sosial Nadila Almubarokah; Roseli Theis; Dewi Iriani
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol. 14 No. 1 (2024): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v14i1.1501

Abstract

Berbagai kesalahan yang dialami siswa ketika menyelesaikan masalah matematika karena siswa tidak mampu mengenali informasi penting yang ada dalam masalah, serta fakta nyata dan hubungan inferensial yang harus dipahami. Adversity Quotient (AQ) dapat menjadi kunci untuk memahami bagaimana siswa menghadapi tantangan dan kemalangan, serta dapat memengaruhi kemampuan berpikir kritisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) pada materi Aritmatika Sosial Kelas IX A SMP N 17 Kota Jambi. Pelaksanaan penelitian ini pada siswa kelas IX SMPN 17 Kota Jambi dengan subjek diambil sebanyak 6 siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes kemampuan berpikir kritis, wawancara, dan angket Adversity Quotient. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini yakni meliputi tahapan pra-lapangan, tahapan pekerjaan lapangan dan tahapan analisis data. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam subjek penelitian memiliki proses berpikir yang berbeda-beda, sejalan dengan perbedaan kategori AQ yang dimiliki oleh tiap subjek penelitian. Di mana subjek penelitian yang memiliki AQ tinggi dan AQ sedang memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dari subjek penelitian yang memiliki AQ rendah dalam menyelesaikan soal tes.