Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MODERN RACISM: BINARY OPPOSITION OF BLACK AND WHITE IN THE NOVELS OF JACQUELINE WOODSON Al-Hafizh, Muhammad; Faruk, Faruk; Juliasih, Juliasih
Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : English Department FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.048 KB) | DOI: 10.24036/ld.v10i1.6330

Abstract

The meaning of thing in a discourse is potentially determined by soemoene who has the power. In this case, a discourse is purposely designed and conditioned by dominan institution. Through the language in a discourse, some bad characters or images can be attributed to someone such as subversive, fundamentalist, terrorist, and so on. Such phenomena also can be found in the terminology of black and white in the discourse about racism. Black is identical as the opposition of white. Whereas black is bad, white always has connotation with good things, such as purity, God, excellence, etc. Binary opposition of white and black is continously produced in the discourse about racism. Black people (negroid) are assumed inferior toward white (caucasoid). At the same time, language also contribute positive image toward people who have the authority. In that case, language is not only a grammatical system, but it leads to the conflict of interest. This paper is a result of library research toward a discourse about racism in the novels of Jacqueline Woodson. The research was conducted by using poscolonialism and deconstruction approach. This reserach is aimed at revealing: (1) how are the image about black and white are constructed in the novels of Jacqueline Woodson. (2) What are the binary opposition, decentering and fixasion aspects in that novels. The conclusion of this research shows that language is still powerfull in shaping ideas about racism, especially in keeping the issues of black and white as binary opposition.  Key words: discourse, binary opposition, power, racism
Penyihir Dalam The Scarlet Letter Karya Nathaniel Hawthorne: Tinjauan Ekofeminisme Juliasih Juliasih
Humaniora Vol 20, No 2 (2008)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jh.1265

Abstract

The term witchcraft can have positive or negative connotations depending on the cultural context. Amongst Puritans it has historically been associated with evil and the devil. Some people think when people say the word witch or witchcraft they think it is evil and traditionally stereotyped as being female. Ecofeminists who self-identify as “witches” see it as beneficent and morally positive.
EKSPRESIONISME DALAM KARYA FRANS KAFKA "A HUNGER ARTIST" Juliasih Juliasih
Humaniora No 1 (1994)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.482 KB) | DOI: 10.22146/jh.2027

Abstract

Ekspresionisme ialah suatu airan dalam dunia seni khususnya seni lukis dan sastra yang menekankan pada kebebasan seorang seniman untuk melawan gejolak hati sepenuhnya. Emosi dimuntahkan secara irasional dan visioner (Hartoko, 1985,64)Aliran ini pertama kali muncul di Jerman pada tahun 1916-1925 yaitu periode sebelum dan sesudah Perang Dunia I. Van Gogh dan Paul Gauguin adalah pelopor aliran ini, sedangk n dalam bidang sastra pelopornya adalah penyair Baudelaire dan Rimbaud, novelis Dostoevsky, filusuf Niet zsche, dan dramawan August Strindberg. Dari karya Frans Kafka ini pertama kali yang menarik untuk dibicarakan adalah judul cerita itu sendiri yang mengundang beberapa pertanyaan. Siapakah sebenarnya si seniman terebut? Apakah seniman tersebut benar-benar kelaparan atau lapar akan sesuatu? Dan mengapa dia sampai kelaparan? Setelah ditelesuri dari awal sampai akhir cerita ternyata Frans Kafka sama sekali tidak memberi nama khusus pada si seniman. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa apa yang dialami oleh si seniman mungkin saja dapat terjadi pada setiap manusia, khususnya seniman. Sampai disini interpretasi itu dapat diterima, tetapi sampai pada kata "hunger" yang berarti lapar atau kelaparan maka interpretasi "A HungerArtis" yang dipakai sebagai judul menjadi tidak masuk akal, apalagi kalau dihubungkan dengan cerita secara keseluruhan.
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran di SDN Karang Tengah 10 Magdalena, Ina; Juliasih, Juliasih; Maulida, Luthfia Nur; Andriliani, Luthfiah
YASIN Vol 3 No 4 (2023): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/yasin.v3i4.1332

Abstract

This study aims to examine the evaluation of the learning process at the elementary school level. An effective learning process can improve the quality of education. However, evaluation is often ignored by educators, who focus on implementing learning only. Improper assessment and falsifying value evaluations can have a negative impact on learners and the overall quality of education. Therefore, this study uses a qualitative approach and literature study methods. Data were collected from various literature sources related to learning evaluation at the elementary school level. Data analysis was performed using content analysis techniques to hide information, provide explanations, and draw conclusions. The results of the study show that evaluation plays an important role in obtaining valid data about students' abilities. The data becomes the basis for making decisions related to learning and assessing the quality of teaching. Creativity and high motivation from educators are needed to create an interesting learning process for students.
Analisis Keterampilan Guru Dalam Mengadakan Variasi Pembelajaran Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Juliasih, Juliasih; Arwen, Desri; Perdiansyah, Ferry
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 4 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59698/afeksi.v5i4.310

Abstract

Guru memainkan peran penting dalam pendidikan, terutama dalam interaksi langsung dengan siswa selama pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar, termasuk variasi pembelajaran. Jika guru tidak mampu melakukan variasi, siswa dapat merasa bosan dan kurang memperhatikan materi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru kelas IV SDN Kampung Bambu I dalam mengadakan variasi pembelajaran Matematika dan mengidentifikasi kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah melakukan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik wajah, serta perpindahan posisi. Dan menggunakan pola interaksi secara klasikal, kelompok, dan perorangan. Namun, pada penggunaan media pembelajaran kurang bervariasi, terbatas pada benda konkret dari lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari, dan jarang menggunakan media berbasis teknologi seperti infokus dan komputer karena beberapa kendala. Kendala utama termasuk teknologi sebagai tantangan yang cukup sulit bagi guru dan kesulitan guru dalam menjaga motivasi belajar siswa. Disarankan agar guru berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk meningkatkan keterampilan teknologi dan terus meningkatkan keterampilannya dalam mengadakan variasi pembelajaran guna menjaga antusiasme siswa.