Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KARAKTERISTIK PERSALINAN LETAK SUNGSANG DI RSUP SANGLAH DENPASAR RENTANG WAKTU 1 JANUARI-31 DESEMBER 2018 Ni Kadek Ari Chintya Vedantari; I Nyoman Gede Budiana; Jaqueline Sudiman; I Nyoman Bayu Mahendra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i1.P15

Abstract

ABSTRAK Posisi sungsang yakni suatu kondisi dimana posisi janin memanjang dalam rahim dimana bagian kepala janin berada pada fundus uteri, sedangkan posisi bokong berada di bawah kavum uteri. Terdapat beberapa faktor yang terkait dengan peningkatan risiko letak sungsang antara lain : umur ibu, paritas, umur gestasional, berat bayi lahir, riwayat seksio sesaria, kehadiran cacat bawaan dan jenis kelamin bayi. Angka kesakitan begitu juga angka kematian bayi pada letak sungsang lebih tinggi daripada letak kepala, begitu juga dengan morbiditas ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik persalinan letak sungsang di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali tahun 2018. Metode penelitian adalah deskriptif menggunakan studi cross sectional. Sampel dipilih dari populasi melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Software SPSS versi 17 digunakan untuk menganalisis data penelitian agar dapat memperoleh karakteristik berdasarkan umur ibu, paritas, umur gestasional, jenis persalinan, skor APGAR, berat badan bayi lahir dan jenis kelamin bayi. Penelitian menunjukkan persalinan letak sungsang di RSUP Sanglah Denpasar Bali rentang waktu 1 Januari-31 Desember 2018 terbanyak terjadi pada kelompok tanpa risiko dengan rentang umur (20-35 tahun) sebesar 69,2% dengan paritas terbanyak yaitu multipara (69,2%). Umur gestasional yang terbanyak adalah prematur sebesar 64,1 % dengan persalinan seksio sesaria sebagai persalinan terbanyak yang ditemukan yaitu 53,8%. Mayoritas bayi dengan persalinan letak sungsang memiliki skor APGAR normal (82,1%). Selain itu, bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah didapatkan dengan hasil terbanyak (61,5%) dengan didominasi oleh jenis kelamin bayi perempuan (56,4%). Kata Kunci: Persalinan letak sungsang, Karakteristik
FAKTOR PENDUKUNG KESUKSESAN VAGINAL BIRTH AFTER CAESAREAN (VBAC) PADA PASIEN DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2015 – JUNI 2016 Benedicta Audrey Maharani; Ida Bagus Gde Fajar Manuaba; Jaqueline Sudiman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.008 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i5.P08

Abstract

Sebagian besar pasien dan dokter lebih memilih untuk melakukan seksio sesarea berulang dengan risiko terjadinya plasenta akreta dibandingkan melakukan VBAC. Tujuan dari penelitian ini adalah menyediakan panduan untuk menilai kapan metode VBAC sebaiknya dilakukan sehingga dapat mengurangi angka seksio sesarea di RSUP Sanglah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sampel berupa rekam medis di RSUP Sanglah pada periode Januari 2015- Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan rasio untuk faktor usia ibu saat melahirkan di bawah 30 tahun yaitu 4:5, Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu sebelum hamil ? 30 kg / m2 yaitu 5:5, berat badan bayi saat lahir ? 4000 gram yaitu 5:5, jarak waktu kelahiran seksio sesarea sebelumnya dengan kelahiran saat ini lebih dari 18 bulan yaitu 4:5, dilatasi serviks saat masuk rumah sakit ? 4 cm yaitu 5:5, posisi kepala bayi saat akan lahir occipito-anterior yaitu 5:5, perabaan penurunan bagian terendah janin ?2/5 yaitu 2:5, dan riwayat persalinan pervaginam sebelumnya 2:5. Dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung kesuksesan VBAC yang dapat digunakan sebagai prediktor di RSUP Sanglah yaitu usia ibu saat melahirkan di bawah 30 tahun, IMT ibu sebelum hamil ? 30 kg/m2, berat badan bayi saat lahir ? 4000 gram, jarak kelahiran sesar sebelumnya dengan kelahiran saat ini lebih dari 18 bulan, dilatasi serviks saat masuk rumah sakit ? 4 cm, dan posisi kepala bayi saat akan lahir occipito-anterior. Sedangkan faktor perabaan penurunan bagian terendah janin ? 2/5 dan riwayat persalinan pevaginam sebelumnya tidak dapat digunakan untuk memprediksi kesuksesan VBAC di RSUP Sanglah. Selain itu, pasien yang memenuhi lima dari delapan faktor yang ada cenderung memiliki tingkat kesuksesan VBAC yang lebih tinggi di RSUP Sanglah. Kata kunci: Vaginal Birth After Caesarean, VBAC, factor pendukung
KARAKTERISTIK PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2017 Ni Putu Pramana Saras Utami; I Nyoman Bayu Mahendra; Endang Sri Widiyanti; Jaqueline Sudiman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.536 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i4.P06

Abstract

Cervical cancer is one of the most serious malignancies because of its high incidence and transmission rate, which is around 270.000 female mortality cases occured in 2015 because of cervical cancer and 85% occured in developing countries such as Indonesia. The aim is to knowing the characteristics of cervical cancer patient at Sanglah Denpasar General Hospital during period 1st January – 31st December 2017. This research is descriptive and cross sectional. Sampling technique is total sampling where the research data comes from secondary data which is medical record of cervical cancer patient at Sanglah Denpasar General Hospital during period 1st January – 31st December 2017. The highest incidence of cervical cancer was found in group 41-50 years old as many as 23 people (32.9%), had the highest education level at elementary school as many as 34 people (48.6%), worked as housewife as many as 32 people (45.7%), majority did not have history of smoking as many as 68 people (97.1%) and did not have history of using oral contraceptive as many as 64 people (91.4%), had the age of first marriage in group 20-30 years old as many as 33 people (47.1%), have been married once as many as 67 people (95.7%), have three parity as many as 23 people (32.9%), had squamous cell carcinoma non keratinizing histopathology biopsy type as many as 47 people (67.1%), and first diagnosed with cervical cancer in stadium III B as many as 31 people (44.3%). Keywords : cervical cancer, characteristic, age, education, occupation, smoking history, oral contraceptive use history, age of first marriage, number of marriage, number of parity, histopathology biopsy result, clinical stadium
KUALITAS OOSIT, EMBRIO, DAN KEHAMILAN PASIEN ENDOMETRIOSIS STADIUM III-IV DAN PASIEN DENGAN INFERTILITAS TUBA FALOPI YANG MENGIKUTI PROGRAM BAYI TABUNG DI RUMAH SAKIT BROS TAHUN 2015-2019 Tjokorda Istri Putri Adhyasari Wulandari; I Nyoman Bayu Mahendra; IB Fajar Manuaba; IB Putra Adnyana; Jaqueline Sudiman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P07

Abstract

ABSTRAK Endometriosis adalah kondisi dimana terdapat kelenjar endometrium dan lesi seperti stroma di luar kavum uteri. Endometriosis dapat menimbulkan infertilitas serta mempengaruhi kualitas oosit, embrio, dan kehamilan pada saat menjalani program bayi tabung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas oosit, embrio dan kehamilan antara pasien endometriosis stadium III-IV (sedang-berat) dengan pasien dengan Infertilitas Tuba Falopi (ITF) saat menjalani program bayi tabung. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain kasus-kontrol. Subjek penelitian yaitu 64 sampel kelompok penderita endometriosis stadium III-IV sebagai kelompok kasus dan 100 sampel kelompok ITF sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling.Data penelitian diperoleh dari data hasil laboratorium klinik Royal IVF Bali Royal Hospital (BROS). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada kualitas hormon, yaitu hormon basal Follicle Stimulating Hormone (FSH) (5,76+ 2,5 berbanding 5,68 +1,7; p<0,05) dan kadar estradiol akhir (1798,00+ 760,71 berbanding 2195,00 + 1512,9; p<0,05). Perbedaan yang signifikan ditemukan pada kualitas oosit, yaitu pada parameter jumlah folikel (p=0,02), dan jumlah oosit yang matang (p=0,04). Perbedaan signifikan didapatkanpada kualitas embrio yaitu embrio grade 1 pada hari ke-3 (p=0,04). Tidak ditemukan adanya perbedaan dalam hal kualitas kehamilan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kualitas hormonal, oosit, dan embrio antara kelompok endometriosis stadium III-IV dan kelompok ITF yang menjalani program bayi tabung, akan tetapi kualitas kehamilan pada kedua kelompok tidak berbeda signifikan. Penelitian cohort prospektif dengan data primer selanjutnya diperlukan untuk mengurangi bias informasi maupun bias seleksi kelompok. Kata kunci: Endometriosis stadium III-IV, kualitas oosit, kualitas embrio, kualitas kehamilan, Infertilitas Tuba Falopi (ITF)
KARAKTERISTIK PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2017 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Fasha Syawalia Heryaningtyas; I Wayan Artana Putra; Jaqueline Sudiman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.313 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i5.P11

Abstract

Premenstrual Syndrome (PMS) atau yang dikenal juga dengan sindroma prahaid. Premenstrual Syndrome dapat didefinisikan sebagai kumpulan keluhan dan atau gejala seperti gejala perilaku, fisik, dan atau perilaku yang terjadi pada wanita usia reproduksi. Penelitian ini memiliki bertujuan untuk mengetahui karakteristik premenstrual syndrome pada mahasiswi program studi pendidikan dokter angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang didapatlan dari hasil penyebaran kueisioner, kemudian data dianalisis dengan menggunakan program SPSS. Hasil yang didapat menunjukan bahwa dari 124 responden, sebagian responden berusia 19 tahun (62,1%), yang memiliki gejala psikologis (74,2%), gejala fisik (62,9%), gejala perilaku (46,8%). Pada gejala fisik, responden sebagian responden mengalami timbul jerawat (80,6%) dan nafsu makan meningkat (75,8%). Pada gejala psikologis, sebagian besar responden mengalami perubahan mood (92,7%) dan mudah marah (83,9%), sedangkan pada gejala perilaku responden mengalami suka menentang / berdebat (54,0%) dan mudah menangis (46,0%). Kata kunci: Karakteristik, Premenstrual Syndrome, Mahasiswi
PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PASCA 3 SERI KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI KURUN WAKTU 1 JANUARI HINGGA 31 DESEMBER 2018 Ni Kadek Chindy Sarindra Bhavani; Ida Bagus Gede Fajar Manuaba; I Nyoman Gede Budiana; Jaqueline Sudiman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kematian wanita di Negara Afrika dan Asia Tenggara sebagian besar disebabkan oleh kanker serviks sebagai urutan keempat dengan perkiraan 570.000 kasus dan 311.000 kematian pada tahun 2018 di seluruh dunia. Alternatif pengobatan utama untuk kanker serviks apabila tidak bisa dilakukan operasi adalah dengan kemoterapi. Kemoterapi dapat memberikan berbagai efek samping hematologis yang disebabkan oleh obat-obatan berbasis platinum (Karboplatin) sehingga mempengaruhi fungsi sumsum tulang dan produksi sel darah termasuk penurunan kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit pasca 3 seri kemoterapi pada kasus kanker serviks di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali kurun waktu 1 Januari hingga 31 Desember 2018. Penelitian observasional dengan desain longitudinal digunakan dalam penelitian ini. Teknik sampel jenuh atau total sampling ialah proses pengumpulan sampel menggunakan data sekunder dari rekam medik dengan memperhitungkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang menunjukkan hasil terdapat penurunan kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit bermakna pasca tiga seri kemoterapi dengan obat Paklitaksel dan Karboplatin, dimana nilai p<0,001. Penurunan kadar hemoglobin dari 11,51g/dL menjadi 10,74g/dL, kadar leukosit dari 14,69x103/µL menjadi 7,20x103/µL dan kadar trombosit dari 395,22x103/µL menjadi 216,13x103/µL. Kata kunci : kanker serviks, kemoterapi, mielosupresi (anemia, leukopenia, trombositopenia
In-vivo Mice Pre-Implantation Embryo Development after Oral Administration Ethanolic Extract of Cogon Grass Roots (Imperata cylindrica L) Jaqueline Sudiman; Rini Widyastuti; Madeline Priscilla; Alkaustariyah Lubis; Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno; Sony Heru Sumarsono
Jurnal Veteriner Vol 22 No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.484 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.2.246

Abstract

Cogon grass (Imperata cylindrica L) is known as a medicinal plant that is scattered almost worldwide. Despite its role that inhibits another plant’s growth, cogon grass possesses several benefits in health. This research has to identify the effect of short-term gavage ethanolic extract of cogon grass roots (CGG) to in-vivo mice preimplantation embryo development. A total of 60 female mice were divided into control and treatment groups, dosages at 90 and 115 mg/kg of body weight of CGG, orally gavage for 20 days. The superovulation of mice was done at the end of the CGG treatment by injecting 5 IU Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) and after 48 hours, followed by 5 IU Human Chorionic Gonadotropin (hCG) injection and directly the mice were mated. The mating rate was checked by the appearance of the vaginal plug 12 hours after hCG injection. Mice were sacrificed, the oviducts and cornua of uteri were isolated to collect the oocytes and embryonic cells by flushing the oviducts and cornua uteri with Phosphate-buffered saline (PBS). The effects of CGG as an antifertility were evaluated by measuring the number of oocytes, fertilization, and in-vitro embryo development rates. The results showed significantly reduced about half of the mating rate in the 115 mg/kg BW group (p<0.05) compared to control. However, the 90 mg/kg BW dose reduced 20% mating rate compared to control, and not significant (p>0.05). In all treatment groups, only half oocytes fertilized. The cleavage and blastocyst rate in 115 mg/kg BW group were significantly lower compared to the control group (p<0.05). In conclusion, oral gavage of cogon grass root ethanolic extract disrupts the mating process and development of in-vivo mice preimplantation embryo development.
Oral Administration of Cogongrass (Imperata cylindrica L) Root Ethanol- Extract causes Mouse Epididymal Sperm Abnormality (PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICA L) SECARA ORAL MENYEBABKAN ABNORMALITAS SPERMA EPIDIDYMIS MENCIT) Rini Widyastuti; Jaqueline Sudiman; Tyagita Tyagita; Mas Rizky Adipurna Anggun Syamsunarno; Sony Heru Sumarsono
Jurnal Veteriner Vol 19 No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.412 KB)

Abstract

Sperm morphology is an important parameter to be observed in the male fertility. Some of the bioactive compounds of cogongrass root such as alkaloid and terpenoid, affect male fertility by interference the spermatogenesis. The objective of the study was to observe the effect of cogongrass root ethanol extract on mouse sperm morphology. This study was carried out by oral administration of two different doses i.e 90 and 115 mg/kg body weight of cogongrass root ethanol extract into 8-10 weeks old DDY strain mice for 14 days to evaluated the acute effect due to the administration of cogongrass root ethanol extract on mouse sperm morphology. The results showed that treatment with cogongrass root ethanol extract significantly increased sperm abnormalities followed a dose depending pattern (p<0.05). Interestingly, the administration of cogongrass root extract did not affect sperm head morphology but tailless, folded and bent sperm increased linearly with the administration dose of cogongrass root ethanol extract. In conclusion, cogongrass root ethanol extract causes secondary sperm abnormalitties on mouse sperm.
LABOR CHARACTERISTICS OF LOW BIRTH WEIGHT BABIES (LBW) AT PUSKESMAS BATURITI I TABANAN 2018-2020 Ni Putu Yoni Prastini Kaesasih; Tjokorda Gde Agung Suwardewa; Endang Sri Widiyanti; Jaqueline Sudiman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i5.P02

Abstract

ABSTRAK Kejadian BBLR dapat menyebabkan peningkatan masalah pada sistem metabolik, ginjal, kardiovaskular, dan sistem saraf pada bayi. Penyebab BBLR bersifat multifaktoral dengan faktor penyebab terbanyak berdasarkan penelitian adalah usia ibu dan penyakit yang diderita ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik persalinan dengan bayi BBLR di Puskesmas Baturiti I Tabanan tahun 2018-2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional dengan data sekunder. Sebanyak 56 sampel BBLR dilakukan pencatatan berdasarkan kategori BBL bayi, usia ibu, BMI ibu, LiLA, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, paritas, riwayat abortus, jarak kelahiran, kadar Hb, jenis kelamin anak, bayi kembar, cara kelahiran/bersalin, dan penolong persalinan, dan kemudian akan dilakukan analisis secara perhitungan jumlah (n), persentase (%), dan proporsi yang ditampilkan dengan tabel deskriptif dan proporsi. Data yang hilang dilakukan penanganan dengan mean substitution menggunakan rata-rata setiap kelompok kategori. Hasil analisis data secara proporsi dari populasi bayi lahir, didapatkan bahwa BBLR terbanyak terjadi pada ibu berumur <20 tahun, BMI 18,5-22,9 kg/m2, LiLA <23,5 cm, tamat diploma, pedagang, ibu nullipara, abortus >1x, kadar Hb <11 g/dL, anak laki-laki, ibu dengan kehamilan ganda, persalinan seksio, dan penolong persalinan adalah bidan/perawat. Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan proporsi populasi sebagian besar hasil penelitian berada pada risiko tinggi BBLR menurut teori yang ada. Kata kunci : BBLR, usia ibu, BMI, LiLA, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, paritas, riwayat abortus, jarak kelahiran, kadar Hb, jenis kelamin anak, bayi kembar, cara bersalin, penolong persalinan
Kuantifikasi Protein HAS2, PTX3, BCL2 dan BAX dalam Sel Kumulus Oosit Matur (MII) dan Imatur (MI) Pada Pasien Bayi Tabung Ni Putu Sri Risa Dewi; Ngurah Intan Wiratmini; Jaqueline Sudiman
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i02.p01

Abstract

Oocyte developmental competence is one of the determining factors that in?uence the outcomes of an IVF cycle regarding the ability of a female gamete to reach maturation and be fertilized. A non-invasive approach using proteomic analysis of oocyte cumulus cells (CCs) can be used as a method to predict oocyte competence and viability that could potentially function as molecular predictors for IVF program prognosis. Our study was aimed at quantifying protein markers (HAS2, PTX3, BCL2 and BAX) that are expressed in human CCs between mature (MII) and immature (MI) oocytes. This research is an analytic observational study. Twelve samples of CCs from mature (MII) and immature (MI) oocytes were collected after ovum pick up from patients undergoing ICSI. CCs samples were isolated using an ultrasonicator and protein expressions were quantified using ELISA method. The Mann-Whitney test was used to compare the protein expressions from CCs between mature and immature oocytes. The results showed HAS2, PTX3 and BCL2 proteins expressions was increase in CCs from mature oocytes but had no significant effect compared to CCs from immature oocytes, however, BAX protein expression was significantly higher (P<0.05) in CCs from immature oocytes which CCs from mature oocytes. This present study shows that BAX proteins could be used as markers for oocyte quality and maturation. Key words: ELISA, maturation, proteins marker, cumulus cells (CCs)