Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

FAKTOR – FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KEPUTUSAN REMAJA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DI INDONESIA : SCOPING REVIEW Prakoso, Ilham; Junadi, Purnawan; Rusadi, Rosmala Atina
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor utama yang memengaruhi konsumsi makanan cepat saji pada remaja, terutama dalam konteks meningkatnya masalah kesehatan akibat pola makan yang kurang seimbang. Dengan semakin tingginya angka obesitas dan penyakit terkait pola makan di kalangan remaja, penting untuk memahami faktor-faktor yang berperan dalam keputusan mereka mengonsumsi fast food. Studi ini mengeksplorasi faktor-faktor yang memberikan pengaruh kepada remaja dalam memutuskan untuk mengonsumsi makanan cepat saji di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan scoping review, menganalisis literatur yang diperoleh dari database Scopus, ScienceDirect, Garuda, dan Google Scholar. Studi yang dipilih mencakup penelitian yang diterbitkan antara 2023 hingga 2025, dengan seleksi yang mengikuti pedoman PRISMA serta kerangka PIOS. Kriteria inklusi difokuskan pada penelitian yang membahas faktor-faktor yang memengaruhi keputusan remaja dalam mengonsumsi fast food di Indonesia. Analisis dari literatur yang ditinjau mengungkapkan bahwa terdapat tujuh faktor utama yang memengaruhi konsumsi fast food pada remaja, yaitu paparan media sosial, uang saku, gaya hidup hedonis, tingkat pengetahuan, sikap, dukungan sosial, dan perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai pola makan remaja dan faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi fast food. Temuan ini menyoroti pengaruh sosial dan ekonomi dalam membentuk kebiasaan makan yang kurang sehat, serta menegaskan perlunya intervensi edukasi gizi, regulasi pemasaran fast food yang lebih ketat, dan program nutrisi berbasis keluarga. Studi lebih lanjut disarankan untuk meneliti dampak jangka panjang konsumsi fast food terhadap kesehatan remaja, guna memperkaya wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat dan nutrisi.
OPTIMALISASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN FARMASI RUMAH SAKIT MELALUI INTEGRASI ANALISIS ABC-VEN : TINJAUAN LITERATUR Gusnita, Endah; Junadi, Purnawan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.46823

Abstract

Optimalisasi pengelolaan persediaan farmasi di rumah sakit krusial untuk keselamatan pasien, efisiensi operasional, dan stabilitas finansial. Kompleksitas ribuan jenis obat menuntut pendekatan terintegrasi, dengan analisis ABC (Always, Better, Control) dan VEN (Vital, Esensial, Non-Esensial) sebagai metode inti. Integrasi keduanya, dalam bentuk matriks ABC-VEN, menawarkan pengendalian persediaan yang mempertimbangkan aspek finansial dan urgensi klinis secara simultan. Tinjauan literatur ini menganalisis studi relevan dari enam tahun terakhir (2018-2024) mengenai implementasi dan integrasi analisis ABC dan VEN pada pengendalian persediaan farmasi rumah sakit. Menggunakan metode tinjauan literatur PRISMA, pencarian dilakukan di database ProQuest, PubMed, Scopus, dan Google Scholar dengan kata kunci "abc analysis", "ven analysis", dan "hospital inventory control". Sembilan artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menunjukkan bahwa analisis ABC dan VEN efektif dalam memprioritaskan persediaan farmasi, sehingga memungkinkan alokasi sumber daya yang efisien. Secara spesifik, matriks ABC-VEN membantu mengidentifikasi obat berprioritas tinggi (misalnya, kategori AV) yang memerlukan pengawasan ketat, meminimalkan risiko kekosongan stok obat vital, serta menekan kerugian finansial akibat kelebihan stok atau obat kedaluwarsa. Metode gabungan ini juga memperkuat pengambilan keputusan pengadaan dan meningkatkan manajemen risiko persediaan. Dengan demikian, integrasi analisis ABC dan VEN adalah kunci mencapai pengendalian persediaan farmasi yang optimal, mewujudkan manajemen yang lebih terarah, efisien, dan adaptif terhadap kebutuhan klinis serta kondisi finansial rumah sakit, yang pada akhirnya berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas layanan dan keberlangsungan operasional.
PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN BALANCE SCORE CARD TANTANGAN PADA IMPLEMENTASI Sjahrial, Fennie; Junadi, Purnawan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.46841

Abstract

Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan yang kompleks dituntut untuk selalu memberikan kualitas pelayanan yang baik, bermutu dan efisien. Penilaian kinerja rumah sakit menjadi sangat penting untuk memastikan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar mutu dan efisiensi yang diharapkan. Metode penilaian kinerja menggunakan pendekatan Balance scorecard terbukti memberikan manfaat kinerja dengan menggunakan empat aspek penilaian, yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek internal proses serta aspek pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi pada penerapan penilaian kinerja dengan pendekatan Balance scorecard. Penelitian ini menggunakan metode narrative literature review dengan pemanfaatan sumber data sekunder yang disadur dari berbagai sumber. Penelitian ini memberikan hasil bahwa kesiapan sumber daya, kesiapan budaya, penyelarasan strategi, sumber daya finansial, integrasi sistem, pengumpulan dan pengelolaan data serta evaluasi berkelanjutan merupakan tantangan yang dihadapi pada implementasi Balance scorecard.
Analysis of Claims for Acute Ischemic Stroke Patients with National Health Insurance (JKN) Financing at the University of Indonesia Hospital in 2024 Fathi, Gemia Clarisa; Junadi, Purnawan
Journal of Social Research Vol. 4 No. 7 (2025): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/josr.v4i7.2641

Abstract

Acute ischemic stroke is a leading cause of mortality and disability in Indonesia, with thrombolysis therapy using alteplase being a high-cost treatment. The gap between the INA-CBGs tariff and actual hospital costs, particularly for ischemic stroke, poses a significant challenge to health financing efficiency. This study aims to analyze the disparity between INA-CBGs rates and actual costs for treating acute ischemic stroke at the University of Indonesia Hospital (RSUI). Using a retrospective descriptive design, the study examines JKN claim data from January to December 2024, with a sample of 340 claims of ischemic stroke patients (ICD-10 code I63.9) in the INA-CBGs G-4-14 group. The analysis includes patient characteristics, treatment class, severity level, and cost components. Results show that the majority of patients were male (57.4%) and aged 60–74 years (46.5%). Most patients (90.3%) did not receive thrombolysis, with moderate severity being the most common case (66.8%). A significant discrepancy was found between the INA-CBGs tariff (IDR 2,716,782,600) and actual hospital costs (IDR 3,468,927,095), with a negative difference of 27.7%. The main cost components were medicines (22.5%), followed by room accommodation, radiology, and laboratories. The study highlights the need for policy evaluation to address the financing gap in stroke services to ensure equitable and sustainable health financing.
PENGARUH EDUKASI PASIEN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT: SEBUAH SCOPING REVIEW Rahmiati, Rahmiati; Junadi, Purnawan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47279

Abstract

Kepuasan pasien merupakan indikator utama dalam menilai kualitas layanan rumah sakit, karena mencerminkan persepsi pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Salah satu faktor penting yang terbukti memengaruhi tingkat kepuasan pasien  adalah edukasi kesehatan yang diberikan selama proses perawatan. Edukasi yang efektif memungkinkan pasien memahami kondisi medis, prosedur yang akan dijalani, serta tindakan lanjutan yang perlu dilakukan. Pemahaman ini berdampak pada meningkatnya kepercayaan, keterlibatan, dan kenyamanan pasien dalam menerima layanan kesehatan. Scoping review ini bertujuan untuk menelaah efektivitas edukasi pasien terhadap kepuasan pasien di rumah sakit. Metode yang digunakan adalah telaah literatur dengan pencarian artikel pada empat basis data elektronik—PubMed, Scopus, ScienceDirect, dan ProQuest—dalam rentang waktu 2019 hingga 2024. Penelitian dibatasi pada desain Randomized Controlled Trial (RCT). Dari total 1821 artikel yang ditemukan, sebanyak tujuh artikel memenuhi kriteria kelayakan dan inklusi. Hasil telaah menunjukkan bahwa intervensi edukasi pasien yang dilakukan dengan berbagai metode, seperti video edukasi, aplikasi smartphone, brosur cetak, hingga media cetak 3D, secara konsisten meningkatkan tingkat kepuasan pasien dibandingkan metode edukasi konvensional. Metode berbasis teknologi, khususnya media visual interaktif, terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan pengalaman pasien. Selain itu, preferensi individu juga berkontribusi terhadap efektivitas edukasi, seperti perbedaan preferensi media antara pasien pria dan wanita. Simpulan dari kajian ini menunjukkan bahwa edukasi yang tepat, interaktif, dan dipersonalisasi dapat menjadi strategi penting untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pasien di rumah sakit.
Mengukur Tingkat Pemberdayaan Masyarakat dalam Sektor Kesehatan Darmawan, Ede Surya; Junadi, Purnawan; Bachtiar, Adang; Najib, Mardiati
Kesmas Vol. 7, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu strategi dalam pembangunan kesehatan yang digunakan oleh pemerintah Indonesia. Pemberdayaan masyarakat ini menjadi salah satu fungsi puskesmas yang wajib dijalankan oleh seluruh puskesmas di tanah air. Walaupun strategi pemberdayaan masyarakat sudah lama digunakan, sampai sekarang belum ada instrumen spesifik untuk mengukur tingkat pemberdayaan masyarakat pada sektor pembangunan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemberdayaan masyarakat pada level komunitas sebagai wilayah kerja puskesmas di Depok dan Jakarta Selatan. Pemberdayaan masyarakat diukur menggunakan tujuh potensi masyarakat meliputi kepemimpinan, organisasi, dana, sumber daya, teknologi, pengetahuan, dan pengambilan keputusan. Metode pengukuran dilakukan dengan membandingkan ketujuh potensi masyarakat di wilayah kerja puskesmas di Depok (32 puskesmas) dan wilayah kerja puskesmas terpilih Jakarta Selatan (28 puskesmas) dengan potensi standar yang dikembangkan peneliti. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja puskesmas di Depok umumnya banyak yang memenuhi kategori baik, sebaliknya di Jakarta Selatan banyak kategori kurang. Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berupaya pemberdayaan masyarakat dan promotif preventif lebih mudah dilakukan oleh kantor kelurahan daripada puskesmas. Community empowerment is one of strategies in health development that is used by government of Indonesia. It is also one of puskesmas (primary health center) function that must be run by every primary health center in Indonesia. Though community empowerment has been used for a very long time, there is not any specific instrument to measure level of community empowerment in health sector development in Indonesia. This research aimed at measuring community empowerment at community level using neighbourhood association as work area in two cities in Indonesia, Depok and South Jakarta. Community empowerment is measured using seven community potentials including leadership, organizations, fund, resource, technology, knowledge, and decision making. The measurement method is comparing those community existed potentials with potential standard developed by researcher in 32 primary health center in Depok and 28 selected primary health center in South Jakarta. The result shows that level of community empowerment in primary health center work area in Depok is generally in good categories, but South Jakarta is generally in less category. In Jakarta, the effort of community empowerment and promotive preventive is conducted easier by village administration office than primary health center.
Level of Exposure of Childhood Tuberculosis with Adult Pulmonary Tuberculosis Household Contacts Asyary, Al; Eryando, Tris; Purwantyastuti, Purwantyastuti; Junadi, Purnawan; Clark, Carol; Teijlingen, Edwin van
Kesmas Vol. 12, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis paru (TB) pada anak kian menjadi masalah kesehatan global yang masih terlupakan seiring dengan peningkatan proporsi TB di Indonesia. Penularan penyakit ini di populasi umum seringkali berdampak pada anak, terlebih ketika kontak TB terjadi di rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor protektif sehingga anak tetap sehat meskipun memiliki kontak dengan penderita TB dewasa serumah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kasus kontrol pada 132 responden anak yang berasal dari delapan rumah sakit rujukan dan beberapa puskesmas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam periode Januari hingga Desember 2014 yang hasilnya dianalisis dengan uji bivariat (kai kuadrat) dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah yang memenuhi syarat kesehatan, yakni ruang tidur yang sehat, serta paparan yang jarang diterima dari penderita TB dewasa mampu memproteksi anak agar tetap sehat meskipun tinggal serumah dengan penderita dewasa penyakit ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa lama tinggal bersama bukanlah faktor risiko penyakit TB pada anak.Hal ini karena meskipun lama tinggal bersama antara penderita TB dewasa dengan anak, namun apabila memiliki paparan yang jarang, hal ini pun tidak signifikan menjadikan anak untuk terkena TB. Pulmonary tuberculosis (TB) in children is a neglected global health problem, with an increasing proportion of TB cases in Indonesia. Children with TB are most often impacted by TB transmission in the population at large, especially adult TB that exists in the child’s household. This study aimed to find protective factors that can keep children healthy despite household adult TB contacts. This study reports on 132 respondents with a case-control study conducted at nine referred hospitals and several health centers based on medical records at Special Region of Yogyakarta Province. The study lasted from January to December 2014, while the data analysis was used by both of bivariate (chi-square) and multivariate (multiple logistic regression) analysis. The study found that healthy houses, especially those with healthy bedrooms and fewer exposures to adult TB sufferer, influenced by confounder variables, protected children from TB even though they were exposed to adult TB in their environment. Longer periods of living together is not a risk factor for children to contract TB when living with adult TB patients at home. However, this risk increases with frequent exposure among children to adult TB patients at home.
Tata Kelola Sponsorship Industri Kesehatan Global: Sebuah Scoping Review Untuk Pembelajaran Kebijakan di Indonesia Pramudita, Gustian Yondi; Junadi, Purnawan
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.50804

Abstract

Collaboration between the health industry and healthcare professionals (HCPs) is essential for innovation but risks creating conflicts of interest (COI) and gratification. In Indonesia, the existing hybrid governance framework has proven ineffective due to a lack of transparency and coordinated enforcement, exacerbated by the normalization of gratification practices. The enactment of Health Law No. 17 of 2023, which could fragment ethical oversight, adds urgency for reform. This study aims to map global sponsorship governance policies to provide lessons for Indonesia. Conducted as a scoping review following PRISMA-SCR guidelines, this study analyzed 32 relevant documents from 2015-2025, selected from an initial 2,067 articles. The results identify three main models: a transparent legislative mandate (US), industry self-regulation with a "consent loophole" (Europe), and a hybrid model with implementation gaps (Indonesia). The key "Transparency Paradox" finding indicates that public disclosure alone is insufficient without consistent enforcement. This review highlights a global trend towards legally mandated transparency, with precedents from Spain and Brazil. As a recommendation, Indonesia's legal framework must be activated by adopting a "Sunshine Act"-like legislative mandate and establishing a coordinated, cross-sectoral oversight task force.
Kebijakan Penerbitan Surat Tanda Registrasi Bagi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan: Literature Review Purwaningsih, Aditya Dwi; Junadi, Purnawan
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.51130

Abstract

Registrasi adalah pencatatan resmi bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan/ atau sertifikat profesi yang dibuktikan dengan diterbirkannya Surat Tanda Tegistrasi (STR). STR merupakan syarat untuk mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP) dan menjadi bukti legalitas praktik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebijakan yang terkait dengan penerbitan surat tanda registrasi bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review terhadap data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan dan artikel yang diperoleh dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN) Kementerian Kesehatan, Science Direct dan Google Scholar. Dari hasil pencarian didapatkan 7 peraturan dan 6 artikel. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan terdapat beberapa perubahan kebijakan yaitu pemberlakuan STR seumur hidup, penyederhanaan proses pengajuan STR secara daring melalui platform terintegrasi SATUSEHAT SDMK, serta pengenaan tarif nol rupiah bagi jenis STR tertentu. Namun dalam implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan yaitu masih rendahnya STR yang telah dikonversi menjadi STR seumur hidup di beberapa wilayah Timur, masih rendahnya pengetahuan, sosialisasi dan kepatuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan terhadap regulasi. Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah daerah agar kebijakan dapat diimplementasikan secara optimal oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
Analisis Ketersediaan Obat pada Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19 di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali Sitepu, Eme Stepani; Ayuningtyas, Dumilah; Junadi, Purnawan; Satibi, Satibi; Daniel, Rizki
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 17 No. 1 (2025): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfionline.v17i1.356

Abstract

The availability of drugs needs to be guaranteed to meet the needs of patients both in terms of quantity and type. This can be realized if drug management in the hospital is carried out effectively and efficiently. Factors that influence this include the suitability of planning methods, drug procurement, availability of e-catalog, good human resource competence, and budget adequacy. The challenges in the COVID-19 pandemic situation in 2020 are activity restrictions that affect the distribution of drugs and raw materials while the demand for drugs increases. This study aims to analyze the level of drug availability before the pandemic and during the COVID-19 pandemic at the Bali Mandara Provincial General Hospital. This study was conducted from September to December 2023 using a quantitative approach. Data were collected retrospectively using stocks, and drug procurement from 2019 to 2022. The results showed no incidents of poor drug stocks in 2019-2022. However, there was an increase in the percentage of safe category for the needs of 12-18 months from 2019 to 2022 by 42.5%, 44.4%, 69.1%, and 65.7%, respectively. There are still excessive stocks above 18 months although the percentage is decreasing at 37.9%, 26.2%, 21.6%, and 28.8%, respectively. The decrease in drug items with availability levels of more than 60 months was 15.7%, 8.6%, 7.0%, and 4.1%, respectively. There were expired drugs before and during the COVID-19 pandemic but the value of expired items decreased from Rp. 370,221,269.27 in 2019 to Rp.93,787,747.28 in 2022. Conclusion: The Hospital Pharmacy Department can fulfill the need for drugs before and during the COVID-19 pandemic, indicated by no incidents of drug shortages. However, it is necessary to manage drugs more efficiently, because there are still drugs without use in a year and expired drugs, although the percentage has decreased during the COVID-19 pandemic.