p-Index From 2020 - 2025
7.115
P-Index
This Author published in this journals
All Journal International Journal of Public Health Science (IJPHS) PROSIDING SEMINAR NASIONAL Jurnal Keperawatan Indonesia Media Kesehatan Masyarakat Indonesia ASPIRATOR Jurnal Kesehatan Masyarakat Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes JURNAL DIVERSITA Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Al-sihah: The Public Health Science Journal Jurnal Kreativitas PKM Manuju : Malahayati Nursing Journal Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Cahaya Mandalika Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi Indonesian Journal of International Law Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Indonesian Journal of Multidisciplinary Science Makara Journal of Health Research Berita Kedokteran Masyarakat Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Jurnal Keperawatan Merdeka Jurnal manajemen informasi kesehatan Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Proceeding Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL Hanny Handiyani; Allenidekania Allenidekania; Tris Eryando
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 8 No 2 (2004): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v8i2.148

Abstract

AbstrakArtikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan (karu) dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial (IN). Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik secara cross sectional. Responden penelitian adalah total populasi karu rawat inap (N=43) di suatu rumah sakit (RS). Hasil penelitian yang menggunakan force model menunjukkan adanya hubungan bermakna antara peran dan fungsi manajemen karu dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Dari analisis multivariat tanpa force model didapatkan bahwa karu yang melakukan fungsi perencanaan yang baik berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian IN 8,997 kali dibandingkan dengan karu yang melakukan fungsi perencanaan kurang baik setelah dikontrol oleh usia dan masa kerja sebagai karu. Karu yang melaksanakan fungsi pengarahan dengan baik berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian IN 21,411 kali dibandingkan karu yang berfungsi pengarahan kurang baik setelah dikontrol oleh usia dan masa kerja sebagai karu. Rekomendasi untuk pihak manajer keperawatan RS agar meningkatkan peran dan fungsi karu sebagai manajer terdepan di ruang rawat melalui dukungan kebijakan dan fasilitas yang mendukung upaya tersebut. AbstractThis article are study aimed to find the correlation between the role and function of management of ward manager and the achievement of nosocomial infection control activities. The descriptive analytical method with cross sectional approach was used in this study. Total population of 43 ward managers of a hospital as the respondent. The findings with used force model showed that there was significant correlation between the role and function of management of ward manager and the achievement of nosocomial infection control activities. Multivariate analysis without force model showed that the ward manager who performed their planning function effectively could increase the achievement of nosocomial infection control 8,977 times more than the ward manager who did not perform their planning function effectively. Furthermore, the ward manager who performed their directing function effectively could increase the achievement of nosocomial infection control 21,411 times more than the ward manager who did not perform their directing function effectively. Based on the results, it is recommended that the ward manager as the front line of managers in the hospital to improve their role and function in controlling nosocomial infection.
Kinerja Perawat CMHN Berdasarkan Faktor Pengorganisasian Program CMHN Sulastri Sulastri; Budi Anna Keliat; Tris Eryando
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 3 (2008): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i3.214

Abstract

AbstrakPenelitian dengan metode kuantitatif dan kualitatif ini bertujuan mengetahui kinerja 55 perawat CMHN, faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja, dan persepsi perawat terhadap hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat CMHN di Pidie, NAD. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan bahwa jenis kelamin (p= 0,047, α= 0,05), pendidikan (p= 0,001, α= 0,05), proses rekrutmen (p= 0,006, α= 0,05), proses pelatihan (p= 0,0001, α= 0,05), supervisi (p= 0,022, α= 0,05), dan dukungan organisasi (p= 0,006, α= 0,05) berhubungan dengan kinerja perawat CMHN. Hasil analisis kualitatif dengan teknik content analysis terhadap lima partisipan diketahui bahwa perawat CMHN memperoleh pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan peningkatan produktivitas melalui pelatihan sehingga dapat menampilkan kinerja yang baik sebagai perawat CMHN. Program CMHN disarankan dapat diterapkan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. AbstractThis quantitative and qualitative research was aimed to identify the performance of 55 CMHN nurses, the influencing factors of their work performance, and nurse’s perception toward dominant factors of the performance. The chi-square identified that gender (p= 0,047, α= 0,05), education (p= 0,001, α= 0,05), recruitment process (p= 0,006, α= 0,05), training (p= 0,0001, α= 0,05), supervision (p= 0,022, α= 0,05), management support factor (p= 0,006, α= 0,05) were significantly related to the CMHN nurse’s work performance. For the approach of qualitative analysis conducted with the technique of content analysis. The qualitative content analysis from the in-depth interview result showed CMHN nurses gained knowledge, skill, experience, and productivity improvement through CMHN training. CMHN program was suggested to be applied at level of province, district/ town to increase the quality of community mental health nursing service.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor Tahun 2019 Dion Zein Nuridzin; Martya Rahmaniati; Tris Eryando; Rico Kurniawan; Retnowati Retnowati
Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.521 KB) | DOI: 10.32504/sm.v15i1.378

Abstract

Background of Study: Currently, Indonesia has not succeeded in achieving a “Healthy Indonesia” as desired in the National Long-Term Development Plan. Realizing this problem, the government created Healthy Indonesia Program with a Family Approach (Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga or PIS-PK). This study aims to determine the coverage of 12 PIS-PK indicators and the category of healthy family index (HFI). Methods: This study used a cross-sectional study. The data source comes from the 2019 Demographic Health Surveillance System in Babakan Madang subdistrict, Bogor Regency which was collected by health cadres. Data analysis was carried out on 19,330 families using SPSS and mapping using Arcview. Results: Indicators of PIS-PK with high coverage are children under five receiving growth monitoring (96.9%), families having access to clean water facilities (88.9%), and families having access to or using healthy latrines (87.8%). A total of 10.3% were healthy families, 64.7% were “pra-sehat” families, and 25.0% were unhealthy families. All villages in Babakan Madang Subdistrict are categorized as unhealthy villages (HFI
Commuting Patterns and Health Problems of Commuters in Regional Tourist Destination (Case Study in Denpasar Greater Area) Milla Herdayati; Tris Eryando
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 16 No. 3: SEPTEMBER 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.81 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v16i3.9764

Abstract

Commuting has become a global phenomenon in various metropolitan cities in the world, including Denpasar. Denpasar is the center of tourist destinations for Indonesian and foreign tourists. This condition makes Denpasar a business and economic center for residents in the surrounding area. Conditions have encouraged an increasing number of commuter workers in Denpasar from sub-urban areas. The people are facing several problems such as traffic, air, noise, thermal pollution, and long duration of commuting. This study aims to analyze the relationship between commuting patterns and health problems among workers in Denpasar metropolitan areas in Indonesia. This study analyzed by using secondary data of the Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, and Tabanan) Commuter Survey 2015 from CBS Indonesia. Sample study: commuter workers aged 15-65 years with inclusion criteria are commuters passive commuting with all types of transportation except bicycles/walking.  The sampling method used two stages of cluster sampling. The final sample was 652 persons. Statistical analysis used binary logistic regression. The study shows that around one-third of commuters have commuting-related health problems. Health problems are more perceived by formal workers, low incomes, and low-educated. This study shows that distance and transportation mode had correlated with health problems (OR=1.71). Motorcycle and private car users have more health problems than public transportation (OR=2.49; OR=3.13). The impact of commuting for com-muter health can be minimized by providing public transportation that is fast, safe, comfortable, and inexpensive. Local government must encourage the use of public transportation for commuters through campaigns from a public health perspective.
PENGARUH PERAWATAN KULIT BERDASARKAN SKOR SKALA BRADEN Q TERHADAP KEJADIAN LUKA TEKAN ANAK DI PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU) RS. TUGUREJO DAN RS. ROEMANI SEMARANG Dera Alfiyanti; Nani Nurhaeni; Tris Eryando
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skala Braden Q digunakan untuk memprediksi risiko luka tekan pada anak sekaligus sebagai baselineuntuk menentukan tindakan pencegahan. Penelitian ini bertujuan membahas pengaruh perawatan kulitberdasarkan skor Skala Braden Q terhadap kejadian luka tekan. Design penelitian adalah kuasieksperimen dengan post test only design with control group. Hasil penelitian secara statistik tidak adapengaruh antara perawatan kulit berdasarkan skor Skala Braden Q dengan kejadian luka tekan anak diPICU RSUD Tugurejo dan RS. Roemani Semarang (p=0,60 ; α=0,05). Trend analysis denganpendekatan kualitatif menunjukkan perawatan kulit berdasarkan skor Skala Braden Q efektif untukmencegah luka tekan dan kerusakan kulit lebih lanjut. Hasil penelitian menyarankan agar institusipelayanan keperawatan mengadopsi Skala Braden Q untuk memprediksi risiko luka tekan, melakukanintervensi sesuai kategori risiko luka tekan; serta penelitian selanjutnya untuk menambah jumlahsampel, memperpanjang waktu pengamatan, dan mempertimbangkan indikator mikroskopik lukatekan.
Penggunaan Model Standard Deviational Ellipse (SDE) Pada Analisis Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Banjar Tahun 2013 Martya Rahmaniati; Tris Eryando; Dewi Susanna; Dian Pratiwi; Fajar Nugraha
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 6 No 1 (2014): Jurnal Aspirator Volume 6 Nomor 1 2014
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.329 KB)

Abstract

Abstrak. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan penyakit endemis di Kota Banjar. Diperlukan informasi yang dapat memetakan penyebaran, pemusatan, dan arah pergerakan pola kasus DBD dalam kegiatan surveilans untuk mengetahui luas cakupan program pengendalian penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi wilayah penyakit DBD melalui Model Standard Deviational Ellipse (SDE) di Kota Banjar. Penelitian ini merupakan studi observasional yang bersifat Explanatory Spatial Data Analysis (ESDA). Analisis data menggunakan model SDE pada lingkup seluruh kecamatan di Kota Banjar. Data yang digunakan adalah data kasus DBD dari tahun 2007-2012, sebanyak 315 kasus. Gambaran umum penderita DBD di Kota Banjar secara sosiodemografi, sebagian besar adalah laki-laki (58,1%) dengan kelompok usia produktif yaitu anak sekolah (39,7%) dan usia bekerja (45,7%). Kasus DBD di Kota Banjar selama periode tahun 2007-2012 sebagian besar berada pada ketinggian 25-37,5 mdpl (55,8%). Secara umum, model SDE di Kota Banjar mempunyai arah pergerakan kasus yang cenderung mengikuti sumbu X dan pola berkelompok sesuai batas fisiografis Model SDE dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pola disperse dan arah pergerakan kasus DBD sehingga intervensi program pengendalian penyakit DBD dapat dilakukan berdasarkan lokasi spesifik sebagai bahan pendukung keputusan.
Tarif Pelayanan Pembedahan Katarak Pasien Jaminan Kesehatan Nasional dengan Teknik Fakoemulsifikasi dan Small Incision Cataract Surgery Riris Dian Hardiani; Tris Eryando
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2019)
Publisher : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan (Journal of Research and Development in Health Services)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jpppk.v3i3.2659

Abstract

Abstrak Prevalensi kebutaan di Indonesia karena katarak pada penduduk berusia ≥ 50 tahun sebesar 3% dan salah satu biaya kesehatan terbesar di tahun 2017 adalah untuk pembedahan katarak. Untuk melakukan pembandingan tarif rumah sakit serta tarif Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) pelayanan pembedahan katarak dengan teknik fakoemulsifikasi dan Small Incision Cataract Surgery (SICS) dilakukan penelitian potong lintang menggunakan data klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rumah Sakit “X”. Perbedaan tarif fakoemulsifikasi dan SICS dianalisis secara bivariat dengan Mann-Whitney. Dari 1278 pasien katarak, terbanyak adalah pasien laki laki, berumur ≥ 60 tahun, 84,7% pembedahan menggunakan teknik fakoemulsifikasi, dan 77,2% pembedahan dilakukan di rawat jalan. Untuk pelayanan rawat inap, fakoemulsifikasi terbanyak di ruang perawatan kelas 1 (50,0%) dan SICS di kelas 3 (65,4%). Rerata tarif rumah sakit untuk rawat jalan fakoemulsifikasi Rp 9.536.041,- ±1.336.734,03 dan SICS adalah Rp 7.438.924,- ±1.160.666,63 (p<0,05) sedangkan untuk rawat inap fakoemulsfikasi Rp 9.355.253,- ±2.288.647,36 dan SICS Rp 6.078.391,- ±1.854.308,65 (p<0,05). Rerata tarif INA-CBG fakoemulsifikasi rawat jalan adalah Rp 8.809.191,- ±218.193,55 dan SICS Rp 4.410.000 (p<0,05) sedangkan untuk rawat inap fakoemulsfikasi Rp 10.834.039,- ±2.019.676,19 dan SICS Rp 9.074.188 ±1.638.329,7 (p<0,05). Rerata tarif rumah sakit dan tarif INA-CBG untuk teknik pembedahan katarak dengan SICS baik rawat jalan maupun rawat inap lebih rendah dibandingkan dengan teknik fakoemulsifikasi. Tarif INA-CBG yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk kedua metode pembedahan katarak pada pelayanan rawat jalan lebih rendah sedangkan untuk rawat inap lebih tinggi dibandingkan dengan tarif rumah sakit. Kata kunci: Fakoemulsifikasi, SICS, Katarak, JKN Abstract The prevalence of blindness in Indonesia due to cataracts in the population aged 50 years and above is 3%. However, one of the highest health costs in 2017 was on cataract surgery. To compare hospital tariff and Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) tariff of phacoemulsification and Small Incision Cataract Surgery (SICS), a cross-sectional study was conducted using National Health lnsurance claim data at Hospital “X”. The differences between phacoemulsification and SICS tariff were analyzed using the Mann-Whitney test. From a total of 1278 patients, majority were males, aged 60 years and above. 84.7% of the patients went through a phacoemulsification procedure, 77.2% were outpatients. Most inpatients that went through a phacoemulsification were admitted to class 1 wards (50.0%) while a majority of those went through a SICS procedure were admitted to class 3 wards (65.4%). There were significant differences in the average hospital tariff between phacoemulsification and SICS for both outpatients’ (IDR 9,536,041 ±1,336,734.03 vs IDR 7,438,924 ±1,160,666.63;p<0.05) and inpatients’ (IDR 9,355,253 ±2,288,647.36 vs IDR 6,078,391 ±1,854,308.65; p<0.05) care. The average INA-CBG tariff also had significant differences between both procedures for outpatients’ care (phacoemulsification vs SICS: IDR 8,809,191 ±218,193.55 vs IDR 4,410,000;p<0.05) and inpatients’ care (IDR 10,834,039 ±2,019,676.19 vs IDR 9,074,188 ±1,638,329.7; p<0.05). The average hospital and INA-CBG tariff of SICS, for both outpatients and inpatients were lower than that of phacoemulsification. Although INA-CBG tariffs paid by the Social Insurance Administration Organization for Health or BPJS Kesehatan for both phacoemulsification and SICS procedures in outpatients was lower, the INA-CBG inpatients’ tariff was higher than the hospital tariff. Keywords: Phacoemulsification, SCIS, Cataracts, National Health Insurance (NHI)
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS DIGITAL DI DAERAH PESISIR KECAMATAN PALABUHANRATU TAHUN 2017 Tris Eryando; Eddy Afriansyah; Dewi Susanna; Dia Wulandari; Tri Agustini
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2018): Charity - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v1i01.1572

Abstract

Pengembangan masyarakat adalah upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, hal ini menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai elemen. Pemberdayaan masyarakat dilakukan di daerah pesisir Kecamatan Palabuhanratu dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat berbasis digital. Dengan bantuan sistem informasi berbasis digital di bidang kesehatan akan cepat diketahui tren penyakit disuatu wilayah, perkembangan gizi buruk di suatu daerah, komposisi penduduk berdasarkan usia dan sebagainya. Sehingga informasi yang update ini mempermudah penentuan intervensi apa yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan ICT dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. [1] Menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi sehingga tersusunlah rencana kegiatan berupa pelatihan, edukasi, konsultasi dan advokasi. Kegiatan pelatihan fokus kepada pelatihan registrasi vital untuk pejabat desa dan SIMPUSTU untuk bidan desa serta edukasi dan konsultasi berfokus pada kegiatan SMS Gateway berupa pengiriman pesan kesehatan. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Palabuhanratu dapat meningkat. Hambatan yang dihadapi adalah masyarakat yang belum terbiasa membuat laporan terkait kependudukan dan kesehatan menggunakan komputer sehingga diperlukan adanya edukasi tambahan agar masyarakat menjadi terbiasa.
Early Sexual Initiation Among Adolescent Girls in Indonesia Aenaya Delavera; Tris Eryando
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 13, Nomor 2, July-December 2021
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-sihah.v13i2.22404

Abstract

Early sexual initiation is a public health problem and is now common worldwide, especially in developing countries. This can have many negative impacts on female adolescence, so it is very important to do prevention. This study aimed to determine the determinants of early sexual initiation among female adolescence in Indonesia. The subjects of the study were never-married women aged 15 – 24. This research was quantitative using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) with a cross-sectional research design. The results of the logistic regression showed that age, education, alcohol consumption, smoking, peer influence, boyfriend ownership, wealth, and media exposure were associated with early sexual initiation. Peer influence (AOR=27,127; p < 0.001) and education (AOR=10,909; p=0.003) are the most dominant factors were associated with early sexual initiation. This study suggests the establishment of a comprehensive reproductive and sexual health (RSH) education mechanism both inside and outside schools; use the media to reach a wider range of youth, and programs to assist parents in optimizing their role in supervising adolescence.
Peers Teenagers Healthy Prevent Drug Abuse on Teenagers in School Roma Tao Toba MR; Elly Nurachmah; Astuti Yuni Nursasi; Tris Eryando; Arman Harahap
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 1 (2021): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i1.1788

Abstract

Adolescence is a period of transition from children to adult. The young undergo metamorphosis physical impact for the progress of the psychological result in adolescents at risk of experiencing health problems. A problem that is often experienced in adolescents between the other Drug abuse. Research objectives to get an overview of the effectiveness of Peer Teenagers Healthy (TEBARS) in the prevention of Drug abuse in adolescents in school, using a quasi-experiment, the sample obtained by random. The results illustrate Peers Teenagers Healthy is quite effective in preventing Drug abuse on teenagers in school, lack of knowledge of the average of 28.83 be 27.59, SD 1.558, p=0.000, risky behavior average of 49.23 be 43.32, SD 4.365, p=0.000. The average appearance Peers Teenagers Healthy before the intervention of 5.3 points increased to 7.8 point. The results of this study are expected to be implemented in schools and developed and fostered more to prevent Drug abuse.
Co-Authors Aenaya Delavera Aenaya Delavera Afriansyah, Eddy Agung Waluyo Al Asyary Al Asyary Aldila Riznawati Aldila Riznawati Allagan, Tiurma Mangihut Pitta Allenidekania Allenidekania Anggela Pradiva Putri Apriningrum, Nelly Aria Kusuma Aria Kusuma Arief Kurniawan Nur Prasetyo Arman Harahap Artha Prabawa Astuti Yuni Nursasi Bagus, Nurzahara Bahar, Ryza Jazid Budi Anna Keliat Budiharsana, Meiwita Carol Clark Clark, Carol Daniah Daniah Delavera, Aenaya Delfiyanti, Rani Deny Yudhistira Deny Yudhistira Dera Alfiyanti Dewi Susanna Dia Wulandari Dian Kistiani Irawaty Dian Pratiwi Dian Pratiwi Dian Pratiwi Dian Pratiwi Doni Lasut Doria, Magda Dwi Prihatin Era Edi Utomo Putro Edwin van Teijlingen Efi Trimuryani Elly Nurachmah Elysabeth Sinulingga Fajar Nugraha Falupi, Lilik Aryani Gerke, Solvay Gustina, Ira Hanny Handiyani Helmi Safitri Hermansyah, Hendra Indah Sri Wahyuni Intansari Irawaty, Dian Kristiani Jesa Nuhgroho Juariah Juariah Jusuf, Ester Indahyani Kemal N. Siregar Makful, Martya Rahmaniati Martya Rahmaniati Martya Rahmaniati Martya Rahmaniati Martya Rahmaniati Martya Rahmaniati Meiwita Budiharsana Miftakul Fira Maulidia Milla Herdayati, Milla Nani Nurhaeni Negari, Nurfatia Nessi Meilan Nuhgroho, Jesa Nur Asniati Djaali Nurfatia Negari Nurhidayah, Nurhidayah Nuridzin, Dion Zein Prasetyo, Arief Kurniawan Nur Purnawan Junadi Purnawan Junadi Purnawan Junadi Purwantyastuti Purwantyastuti Purwantyastuti Purwantyastuti Purwantyastuti Purwantyastuti Rahmadewi Rahmadewi Ratna Sitorus Resti Sintya Ervina Restu Apriena Putri Restu Apriena Putri Retnowati Retnowati Riris Dian Hardiani Ristina Rosauli Harianja Riznawati, Aldila Roma Tao Toba MR Ryza Jazid Safanta, Nurzalia Safitri, Helmi Saini, Izzatul Mardiah Sipahutar, Tiopan Solly Aryza Solvay Gerke Sri Yona Sulastri Sulastri Supriyadi Supriyadi Talib, Suprohaita Rusdi Teijlingen, Edwin van Tiopan Sipahutar Tiopan Sipahutar Tri Agustini Trivalni, Ratih Violila, Vallery Warendi Warendi Winarni Naweng Triwulandari Winnie Tunggal Mutika Yati Afiyanti Yudhistira, Deny Yulia Herawati Yvonne M. Indrawani